Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati keluarga besar bapak Solikhin selaku tuan rumah
Yang saya hormati para karib kerabat yang tergabung dalam keluarga besar
Yang saya hormati para tamu undangan yang telah hadir

Alhamdulillahirabbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT atas karunia serta
nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada kita semua. Sehingganya acara ini dapat
terselenggara dengan sangat khidmat dan penuh dengan nuansa sakral. Rasa
syukur yang teramat dalam secara pribadi saya ucapkan berulang kali di dalam
hati saya sejak acara ini dimulai. Dia-lah yang telah menetapkan anugerah besar
kepada kami atas terselenggaranya acara akad nikah yang baru saja
dilangsungkan. Semoga shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi
Agung Muhammad Rasulullah SAW, serta kepada keluarga, sahabat, serta orang-
orang yang mengikuti ajarannya.

Hadirin yang di muliakan Allah,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah kami berdua berada di


depan hadirin sekalian ini untuk mewakili dari rombongan pengantar mempelai
pria. Dalam hal ini kiranya ada beberapa yang perlu kami sampaikan.

Pertama-tama, saya atas nama seluruh rombongan dari mempelai pria


memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam hadirnya kami disini
terdapat tingkah laku serta sikap yang tidak sesuai dengan dengan aturan adat
yang berlaku disini. Selain itu mungkin saja terdapat perkataan kami ada yang
kurang berkenan di hati para hadirin, keluarga, maupun warga masyarakat di desa
ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati kami memohon maaf atas khilaf
yang telah kami lakukan.

Selanjutnya saya mewakili atas nama keluarga dari pihak mempelai pria yakni
keluarga besar bapak Sayidirrahim menyampaikan salam terhadap keluarga
mempelai wanita yakni keluarga besar bapak Solikhin. Salam yang disampaikan
adalah salam kekeluargaan diantara kita untuk menjalin ukhuwah islamiah. Insya
Allah sejak akad nikah yang berlangsung beberapa saat tadi, telah menjadi media
pemersatu bagi dua keluarga besar yakni keluarga bapak Sayidirrahim dan
keluarga besar bapak Solikhin.

Disamping salam yang disampaikan oleh keluarga besar yang saya wakili tadi,
saya juga memiliki harapan besar kepada keluarga besar bapak Solikhin yang kini
telah menjadi orang tua bagi saya sendiri. Saya berharap agar diri saya pribadi
tidak hanya diperlakukan sebagaimana menantu pada umumnya. Akan tetapi lebih
dari itu, saya memiliki harapan bahwa bapak Solilkhin bersedia menganggap saya
seperti anak kandungnya sendiri. Saya yang masih belum berpengalaman dalam
rumah tangga ini perlu untuk diberi arahan serta bimbingan. Karenanya, janganlah
segan apalagi merasa sungkan untuk memberikan nasehat atau bahkan teguran
apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan yang perlu untuk diluruskan. Supaya
jalan yang akan dilalui dalam menempuh kehidupan berumah tangga tidak
terdapat hambatan yang justru berasal dari kurangnya pengetahuan serta
pengalaman saya dalam berumah tangga.

Saya teringat pesan dari saudara-saudara dari pihak keluarga besar serta
sahabat yang mengantar serta mengawal prosesi akad nikah dan resepsi pada hari
ini. Salah satu dari perwakilan mereka berkata pada saya. Kurang lebih yang
dikatakannya adalah, “Saudara Dimas Arya Wijaya Kusuma, mulai hari ini
tanggung jawab saudara bertambah baik di hadapan Allah SWT. Tanggung
jawabmu tak lain adalah hadirnya istri setiamu yang selalu siap dan bersedia
mendampingimu, baik di kala susah maupun senang. Istri yang sekarang berada di
sampingmu adalah sebuah amanat yang harus engkau jaga sekuat tenagamu
dengan sebaik-baiknya.”

Bersamaan dengan nasehat dari para saudara serta sahabat saya tersebut, saya
juga teringat akan sebuah kisah Nabi Muhammad SAW. Ketika haji wada’ (haji
perpisahan) Rasulullah SAW bersabda di hadapan sahabat, “Ingatlah wahai
kaumku, terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada para istri. Istri dapat
diumpamakan sebagai kawanmu yang berada di sampingmu. Kamu tidak
memiliki apa-apa dari mereka selain berbuat baik, kecuali kalau istri-istri itu
melakukan perbuatan keji yang jelas (misanya membangkang atau tidak mau taat).
Maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukulah mereka dengan
pukulan yang tidak melukai (misalnya memukul pada bagian paha, betis, dan lain
sebagainya)! Kalau istri-istri sudah taat kepadamu maka janganlah kamu mencari
alasan untuk menyusahkan mereka. Ingatlah! Sesungguhnya kami mempunyai
kewajiban terhadap istri-istrimu dan sesungguhnya istri-istrimu itu mempunyai
kewajiban-kewajiban terhadap dirimu.”

Mengingat sabda Nabi Muhammad SAW di atas, tentu tidak ada alasan bagi
saya untuk tidak belajar menjadi imam yang baik sebagaimana yang telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pesan dari keluarga besar saya tersebut juga
ingin sekali saya dengan dari lisan keluarga besar bapak Solikhin terhadap diri
saya. Mengingat saya pribadi telah menjadi bagian dari keluarga besar yang mulia
ini. Semoga rumah tangga saya dan dinda Riana Wati yang merupakan putri dari
bapak Solikhin, mendapatkan ridha di sisi Allah SWT.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila terdapat banyak
kekeliruan dan khilaf dari diri saya. Kepada Allah saja lah, saya memohon
ampunan.

Wabillahitaufik Walhidayah,

WasalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai