Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO KASUS CA MAMAE

Ny. D berumur 35 tahun mempunyai 2 anak laki laki, anak A 27 tahun da anak B 25
tahun. Pekerjaan anak A sebagai SPG dan anak B sebagai penjual nasi. Suatu ketika Ny. D
merasakan nyeri sehingga Ny. D datang ke Rumah Sakit, ibu datang dengan keluhan nyeri
pada payudara sebelah kiri. Nyeri menjalar ke punggung belakang, keadaan umum pasien
tampak lemah, wajah tampak merintih kesakitan dan sulit melakukan aktivitas. Awalnya Ny.
D mengatakan timbul benjolan kecil di payudara sebelah kiri tapi oleh Ny. D tidak pernah
memeriksakan kesehatannya dan mengira benjolan biasa. Akhirnya lama kelamaan benjolan
semakin besar dan menimbulkan rasa nyeri. keluarga klien mngatakan luka pada payudara
klien semakin besar dan terasa gatal, luka pasien menimbulkan bau, tampak kemerahan,
terdapat push pada luka, luka melebar dan membengkak. setelah dilakukan pemeriksaan Ny.
D terdiagnosa Ca Mamae stadium 4.

( di salah satu rumah sakit di bangsal Dahlia )

Perawat :” Selamat pagi bu, benar ya ini dengan ibu D?”

Pasien :”Benar sus, ada apa ya sus”

Perawat :”Sebelumnya perkenalkan, saya perawat XXX yang jaga di ruang ini dan
yang akan merawat ibu. Sebelumnya saya minta waktu sebentar untuk membicarakan tentang
kondisi ibu, apakah ibu bersedia?

Pasien :”Ya sus, silahkan saja”

Perawat :”Bagaimana keadaan ibu sekarang. Apa yang ibu rasakan?”

Pasien :”Ini mbak, payudara sebelah kiri saya masih sangat nyeri, dan sepertinya
lukanya semakin melebar. Ini sudah berlangsung selama -/+ 2 tahun.”

Perawat :” Coba bu saya lihat payudara ibu.”

(sambil membuka baju dan melihat payudara pasien?

Perawat : “Sebelumnya, apakah yang Ibu ketahui tentang penyakit ibu?”


Pasien : “saya tidak tahu pasti, saya merasa nyeri pada payudara sebelah kiri, saya kira
benjolan biasa, namun lama kelamaan benjolan semakin membesar dan terasa gatal hingga
menimbulkan bau dan luka.”

Perawat : “Apakah Ibu khawatir mengenai sakit atau kondisi Ibu saat ini?”

Pasien : “Iya mba saya khawatir dan takut akan penyakit yang di derita saya.”

Perawat : “sebelumnya apakah ibu pernah memeriksakan penyakit ibu sebelum masuk
rumah sakit ini?”

Pasien : “belum pernah sus.”

Perawat : “Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah Ibu ingin mengetahui
lebih lanjut?”

Pasien : “iya sus saya ingin tahu sebenarnya saya sakit apa?”

Perawat : “Apakah Ibu ingin saya jelaskan dengan lebih rinci mengenai kondisi Ibu?”

Pasien : “iya sus, tolong jelaskan pada saya dan keluarga saya tentang penyakit yang saya
derita.”

Perawat : “Siapa sebaiknya yang saya ajak bicara mengenai masalah ini?”

Pasien : “suami saya saja sus, kebetulan dia ada di sini.”

Perawat : “Apakah anda ingin saya menyampaikan hasil pemeriksaan dan menjelaskan
dengan tepat apa yang saya pikir jadi masalah kesehatan?”

Pasien : “iya sus”

Perawat : “Maafkan saya harus menyampaikan pada Ibu mengenai hal ini, hasil biopsi
menunjukkan Ibu terkena kanker payudara.”

Suami : “astaghfirullohal’adzim, apakah benar begitu”

Perawat : “iya pak, Hasil pemeriksaan laboratorium sudah saya dapatkan, dan ini tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Hasil ini menunjukkan Ibu pada stadium 4 penyakit kanker
payudara”

Suami : “terus tindakan apa yang bisa dilakukan untuk kesembuhan istri saya?”
Perawat : “ibu harus melakukan operasi pengangkatan payudara.”

Pasien : “apakah operasi ini bisa menyembuhkan penyakit saya secara total?”

Perawat : “ibuu, namanya juga usaha. Semua itu ada resikonya. Setidaknya kita sudah
berusaha. Tidak hanya pasrah dan tidak berusaha. Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan
situasi yang sulit”

Pasien : “iya sus saya mengerti, apakah ada pengobatan lain selain operasi?”

Perawat : “ada bu, ibu bisa menjalankan kemoterapi dan penyinaran.

Suami :”apakah ada efek samping jika dilakukan kemoterapi pada istri saya sus?”

Perawat :”ada pak, setelah dilakukan kemoterapi ibuk akan mengalami mual muntah, pusing
dan rambut rontok. Sekitar sepertiga pasien dengan kasus seperti ini dapat bertahan hidup sampai
satu tahun, separuhnya bertahan hidup dalam 6 bulan, apa yang akan terjadi sesungguhnya pada diri
Istri anda, saya sungguh tidak tahu”

Suami :”Baik sus, kalau begitu lakukan saja yang terbaik untuk istri saya.”

Perawat :”Ya, kita sama-sama berdoa dan berharap yang terbaik. sambil tetap berencana
untuk kemungkinan terburuk. kejutan yang tidak diharapkan dapat terjadi dalam hal ini dan ibu lebih
mempersiapkan mental untuk menghadapi sehingga dapat mengurangi penderitaan. Saya siap
mendukung dan membantu anda.”

Pasien :”Ya baik sus, terimakasih atas informasinya.”

Perawat :”sama-sama bu, kalau begitu saya kembali ke ruangan dahulu, kalau ada apa-apa
ibu bisa memanggil saya atau perawat yang lainnya.”

Pasien :” Baik sus.”

Anda mungkin juga menyukai