Anda di halaman 1dari 8

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM

INGATAN MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Modul Belajar 3 Kuliah Daring Program PPG
dalam Jabatan Tahun 2019

Disusun oleh :
SARA YULIS
MAS Jabal Nur Paloh Lada
Kelas Pedagogi 3

Dosen Pembimbing:
Zahara Mustika

PROGRAM PPG DALAM JABATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ingatan dan berpikir termasuk salah satu faktor yang erat hubungannya dengan
proses belajar. Jika proses belajar berjalan dengan baik maka hasil belajar juga akan baik.
Mengingat adalah salah satu perbuatan menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui
untuk dikeluarkan dan pada saat lain digunakan kembali. Mengingat sering diasosiakan
dengan aktivitas mental dalam memperoleh pengetahuan dan memecahkan masalah.
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi. Jika kita tidak dapat mengingat apa pun mengenai pengalaman kita
maka tidak ada satu hal pun yang dapat dipelajari.
Kemampuan mengingat peserta didik erat kaitannya dengan kegiatan belajar. Pada
saat belajar peserta didik menggunakan kemampuan mengingat untuk memahami
pengetahuan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Tanpa ingatan, sulit bagi kita
untuk merefleksikan diri karena pemahaman diri tergantung dari kesadaran dan hanya dapat
terlaksana dengan adanya ingatan.
Pengolahan informasi yang terjadi di dalam sistem koordinasi disimpan dalam memori
berupa sebuah pengalaman belajar. Informasi terus memasuki pikiran melalui panca indera
kita, sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan
kemudian dilupakan. Pentingnya pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia agar
mempermudah kegiatan belajar dan tetap konsisten dalam sistem penyelesaian masalah
tiap individu. Tanpa adanya pengolahan informasi dari pengalaman yang ada maka sulit
bagi setiap orang untuk melaksanakan kegiatan belajar sebab tidak semua informasi yang
kita peroleh dapat tersimpan dalam waktu lama di dalam ingatan.
Dalam makalah ini penulis bermaksud menjabarkan tentang pentingnya
pengorganisasian informasi atau pengetahuan dalam ingatan manusia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia?

2. Bagaimana hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/


pengetahuan dalam ingatan manusia?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia

2. Hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/ pengetahuan


dalam ingatan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemrosesan Informasi dalam Memori

Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori yaitu,
encoding, merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah informasi menjadi bentuk
yang dapat diproses dan digunakan oleh otak. Tahap ini melibatkan alat indera untuk
mempersepsi stimulus yang masuk. Dalam proses ini dibutuhkan perhatian. Seseorang
bisa memasukkan pengalamannya baik secara sengaja atau tidak sengaja. Pengalaman
yang sengaja misalnya ilmu pengetahuan, sedangkan pengalaman yang tidak disengaja
misalnya pengalaman yang terjadi sehari-hari.
Tahap kedua adalah storage, yaitu menyimpan pengalaman yang telah
dipersepsikan, sehingga suatu saat dapat ditimbulkan kembali. Pengalaman yang sudah
dipersepsikan tadi akan meninggalkan jejak dimemori sebagai memory traces yang
disimpan dalam ingatan. Memory traces bisa hilang ataupun rusak karena proses lupa.
Sehingga memory traces tidak sepenuhnya bisa bertahan dalam ingatan.
Tahap ketiga adalah retrieval. Menimbulkan kembali pengalaman yang sudah
disimpan dalam memori sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses
ini bisa dilakukan dengan mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize).
Mengenal kembali menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mengingat kembali.
Mengingat kembali menuntut seseorang untuk bekerja dua kali, yaitu membangkitkan
kembali informasi yang mungkin sesuai, atau mengenalinya sebagai informasi yang
sebelumnya sudah disimpan. Sedangkan mengenal kembali, informasi yang akan
dipanggil akan langsung dikenali melalui penelusuran isyarat terhadap pilihan item yang
disajikan.

B. Tingkat Pemprosesan Informasi

Informasi akan lebih cepat terlupakan jika diproses pada tingkat yang dangkal, tapi
akan lebih lama diingat jika diproses pada tingkat yang lebih dalam.
1. Tingkat Pemrosesan Informasi Dangkal

Dalam pemrosesan informasi tingkat dangkal, informasi yang diterima


didasarkan pada kualitas tampilan fisik sesuatu hal. Infromasi hanya disimpan pada
ingatan jangka pendek.
2. Tingkat pemrosesan Informasi Mendalam

Dalam Pemrosesan informasi tingkat yang lebih dalam, informasi yang


diterima didasarkan pada pemahaman terhadap arti dari sebuah kata dan makna
dari kata yang diucapkan. Informasi pada tingkat ini akan disimpan pada ingatan
jangka panjang.

Tingkat pemprosesan informasi mendalam juga membantu proses recall.

D. Faktor yang mempengaruhi Ingatan


Faktor yang mempengaruhi ingatan :
1. Mood dan emosi

Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain :

a. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebi akurat dari stimulus
lain.

b. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood alamiah
sesuatu hal.
c. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok dengan
mood selama retrieval.
2. Atensi

Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera


menerima stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan
diproses lebih detil. Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak
akan di proses.
3. Kesamaan Semantik

Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada
short term memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan
kesulitan belajar hal yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang baru
dipelajari.
4. Prinsip pengkodean spesifik

Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten
encoding.

5. Umur

Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat


mengingat peristiwa sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebi tua akan lebih baik
dalam mengingat ketika mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan
berpendidikan tinggi. Orang yang lebih tua juga akan lebih akurat dalam mengingat
dibanding orang yang lebih muda.
6. Metamemory

Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang efektif


untuk dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama.

D. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan Manusia

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa pengolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bentuk respon individu terhadap informasi yang di
berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh
seseorang, akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci.
Gagasannya mengenai cara mengurutkan materi pelajaran dari umum ke khusus, dari
keseluruhan ke rinci yang sering disebut sebagai subsumptive sequence menjadikan
belajar lebih bermakna bagi siswa.
Kita dapat mencatat bahwa karakteristik penting dari proses belajar manusia dan
pengorganisasian memori. Pendekatan kognitif untuk belajar memberikan peran penting
untuk proses organisasi dan menekankan peran aktif dari peserta didik. Pelajar aktif
dipandang sebagai pengolahan informasi yang akan dipelajari, bukan hanya pasif
mendaftarkan informasi. Pendekatan organisasi untuk belajar dan memori
mengasumsikan bahwa kita mencoba untuk mengorganisir informasi ke dalam beberapa
pola yang bermakna, dan merancang strategi, rencana dan merumuskan hipotesis
tentang informasi yang dikodekan dan strored dalam memori. Informasi yang disimpan
dalam memori jangka panjang diasumsikan sangat terorganisir untuk memanfaatkan
kapasitas penyimpanan yang tersedia dan membantu dalam pencarian dan pengambilan
informasi. Akibatnya, informasi yang masuk biasanya hati-hati mengatur kembali
sehingga informasi baru yang terintegrasi dan dibuat kompatibel dengan organisasi yang
ada di memori jangka panjang.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau
tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu
yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan
alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Ketika individu belajar,
berlangsung proses mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam longterm
memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi
kreativitas).
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam
memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap
pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh
interpretasi terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen
desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video.
Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan ditransfer
dalam dan dari memori kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang
mengisyaratkan bahwa pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam
pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia
berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen
pesan untuk menyampaikan sesuatu informasi.
Antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara
kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu
keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar yang dijalankan oleh
individu tersebut (peserta didik).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam
hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan
pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan
pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali
(retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari
pembelajaran adalah
a. Membimbing untuk menerima stimulus

b. Memperlancar pengkodean

c. Memperlancar penyimpanan dan retrival

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan:

1. Penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap


informasi yang diberikan oleh lingkungan di sekitarnya.
2. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi.
3. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
4. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan
individu untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai