Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang
paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan
struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan
arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat
mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan
menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu yang paling
sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul organik
karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar.

NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik
yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan
komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR
merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi structural. Spektroskopi resonansi
magnet inti seringkali disingkat NMR termasuk ke dalam spektroskopi absorpsi seperti
halnya dengan spektroskopi infra merah atau spektroskpoi ultra violet. Dasar dari
spektroskopi NMR adalah absorpsi radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh
inti atom. Frekuensi radio yang digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz.
Bahkan, baru-baru ini ada spektrometer NMR yang menggunakan radio frekuensi
sampai 500MHz.

Banyak inti (atau lebih tepat, inti dengan paling tidak jumlah proton atau
neutronnya ganjil) dapat dianggap sebagai magnet kecil. Inti seperti proton (1H atau H-
1) dan inti karbon-13 (13C atau C-13, kelimpahan alaminya sekitar 1%). Karbon -12
(12C), yang dijadikan standar penentuan massa, tidak bersifat magnet. Bila sampel yang
mengandung 1H atau 13C atau bahkan semua senyawa organik, ditempatkan dalam
medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar dengan magnet kecil
(inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi,
yaitu: tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-) yang
energinya berbeda. Karena dunia inti adalah dunia mikroskopik, energi yang berkaitan
dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua
keadaan diberikan oleh persamaan sebagai berikut

∆E=γhH / 2π

Keterangan:

H: Kuat medan magnet luar (yakni magnet spektrometer)

H: Tetapan Planck

γ : Tetapn khas bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk
proton nilainya 2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper)

Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik ν yang berkaitan dengan


perbedaan energi ∆E, yakni:

∆E = hν

inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-).
Proses mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi (resonansi)
disebut nuclear magnetic resonance (NMR). Frekuensi gelombang elektromagnetik
yang diabsorbsi diungkapkan sebagai fungsi H

ν = γH/2π

Bila kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T (tesla,
1 T = 23490 Gauss), ν yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz. Nilai frekuensi ini
di daerah gelombang mikro.

Secara prinsip, frekuensi gelombang elektromagnetik yang diserap ditentukan oleh


kekuatan magnet dan jenis inti yang diamati. Namun, perubahan kecil dalam frekuensi
diinduksi oleh perbedaan lingkungan kimia tempat inti tersebut berada. Perubahan ini
disebut pergeseran kimia.
Instrument NMR terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :

a. Magnet

Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan magnetnya. Resolu
siakan bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya, bila medan magnetnyahom
ogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor (selenoids). Magnetpermanen mem
punyai kuat medan 7046- 14022 G, ini sesuai dengan frekuensioskilator antara 3060
MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet bersifatpeka terhadap temperatur.
Elektromagnet memerlukan sistem pendingin,elektromagnet yang banyak di pasaran
mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHzuntuk proton. NMR beresolusi tinggi dan
bermagnet superkonduktor dengan frekuensi proton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi
medan dapat diatasi dengan sistem penguncifrekuensi, dapat berupa tipe pengunci
eksternal atau internal. Pada tipe eksternal wadah senyawa pembanding dengan
senyawa sampel berada pada tempat terpisah,sedang pada tipe internal senyawa
pembanding larut bersama-sama sampel. Senyawa pembanding biasanya tetrametilsilan
(TMS).

b. Generator medan magnet penyapu


Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap permukaan magnet, digunakan
untuk mengubah medan magnet pada suatu range yang sempit. Dengan memvariasikan
arus searah melalui kumparan ini, medan efektif dapat diubah-ubah denga perbedaan
10-3 gauss. Perubahan medan ini disinkronisasi secara linier dengan perubahan waktu.
Untuk alat 60 MHz (proton), range sapuannya adalah 235 x 10-3 gauss. Untuk F19, C13,
diperlukan sapuan frekuensi sebesar 10 KHz.
c. Sumber frekuensi radio
Sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada sepasang kumparan
yangpossinya 90º terhadap jalar dan magnet. Suatu oskilator yang tetap sebesar 60,
90atau 100 MHz digunakan dalam NMR beresolusi tinggi.
d. Detektor sinyal
Sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang beresolusi dideteksi
dengankumparan yang mengitari sampel dan tegak lurus terhadap sumber. Sinyal listrik
yangdihasilkan lemah dan biasanya dikuatkan dulu sebelum dicatat.
e. Perekaman (Rekorder)
Perekaman (Rekorder)Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan
medan, rekordermengendalikan laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat digunakan
untukmenentukan jumlah relatif inti yang mengabsorpsi sampel, dalam bentuk padat
atau pun larutan.

Beberapa aplikasi spektrofotometer diantaranya :

a. Bidang kedokteran
Spektroskopi NMR merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi struktural.
NMR menjadi sebuah teknik alternatif selain kristalografi XRay, untuk memperoleh
informasi struktur dan resolusi dinamik atomik dan studi interaksi molekuler dari
makromolekul biologi pada kondisi larutan secara fisiologi. Usaha sangat penting untuk
memperluas aplikasi NMR untuk sistem molekul yang lebih besar, karena jumlah yang
lebih besar secara biologi dibutuhkan kompleks makromolekul dan makromolekuler
yang memiliki massa molekuler melebihi range yang sacara praktis digunakan untuk
spektroskopi NMR konvensional dalam larutan. Peningkatan ukuran ini memberikan
batasan, contohnya, penentuan struktur protein yang tidak dapat dikristalkan,termasuk
membran protein integral, penelitian interaksi molekuler melibatkan molekul besar dan
penghimpunan makromolekuler, dan penentuan struktur dari oligonukleotida yang lebih
besar dan kompleks dengan protein.
b. Bidang Biologi

Molekuler NMR pada biologi melekuler dilakukan pada sample dalam bentuk
larutan yang terlebih dahulu dilakukan pemurnian atau ekstraksi. Dengan NMR dapat
diketahui struktur molekulernya dan perubahan yang terjadi ketika mendapat ganguan
dari luar (rangsangan, penyakit atau penambahan zat lain). Untuk protein dan protein
kompleks dengan massa molekuler sekitar 25-30 kDa kualitas spektra menurun dengan
cepat membatasi mayor A ketika bekerja dengan makromolekul besar yang berasal dari
kecepatan relaksasi tinggi signal NMR, menyebabkan garis tajam yang melebar, yang
berpindah menuju resolusi spektra yang lebih sedikit dan perbandingan signal-to-
noiseyang rendah. Banyak peningkatan kualitas spektra NMR dari biologi
makromolekuler dengan massa molekuler sekitar diatas 25 kDa dapat diperoleh dengan
deuterasi,teknik yang telah dipakai dalam biologi NMR selama lebih dari 30
tahun.Dikombinasikan dengan label 15N dan 13C, label 2H mengalami pemulihan
yangsangat mengesankan sekitar 10 tahun yang lalu dan telah menjadi alat yang
palingpenting untuk menentukan struktur yang lebih besar dalam larutan.

c. Studi Larutan NMR pada Protein Membran

Protein membran berperan pada beberapa fungsi fisiologi yang penting, dandalam
membentuk kunci target obat-obatan. Studi struktural protein membran oleh X-ray
crystallography atau oleh NMR spektroskopi lebih sulit daripada untuk protein yang
dapat dilarutkan. Karena sistem membran yang nyata terlalu besar untuk ditelitidengan
ekperimen larutan NMR, protein membran sering diencerkan dalam detergen misel.
Dari system micellar, spektra dapat diperoleh menggunakan TROSY (
TransverseRelaxation-Optimized Spectroscopy). Membran protein dalam
detergen/lemak miselmenghasilkan sedikit resonansi NMR dan sinyal overlap
berkurang daripada proteinglobular dari massa molekuler yang sama. Walaupun
molekul detergen dapatmenunjukkan fraksi yang besar dari keseluruhan massa yang
besar dari pencampuranmisel, pelabelan isotop yang sesuai seperti tanda 13C, 15N dari
protein dan ataumenggunakan detergen deuterasi, memastikan bahwa sinyal NMR
protein dapatdideteksi dengan besar atau tanpa interferensi dari sinyal molekul
detergen.

Muara Sungai Musi adalah perairan yang dipengaruhi oleh pasang surut.
Surbakti (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tipe pasang surut di perairan
tersebut adalah pasang surut tunggal dimana dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan
satu kali surut. Pulau Payung merupakan sebuah pulau yang berada di Muara Sungai
Musi. Posisi Pulau Payung yang tepat berada di tengah aliran Muara Sungai Musi
menjadikan pulau ini sebagai perangkap beban masukan dari aktivitas industri, rumah
tangga dan pelayaran yang berada di sepanjang aliran sungai. Selain itu aktivitas
pertanian yang tinggi juga berpotensi menjadi sumber pencemar logam berat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Tembaga (Cu) dan Timbal (Pb)
pada sedimen di Pulau Payung.

Pulau yang hampir keseluruhan merupakan wilayah mangrove ini secara


biologis memiliki manfaat yaitu sebagai tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-
ikan, kepiting, kerang dan udang. Selain itu juga dijadikan tempat berlindung, bersarang
dan berkembang biak dari burung dan satwa-satwa lain. Oleh sebab itu kajian tentang
logam berat di Pulau Payung ini menjadi penting untuk diteliti demi kelangsungan
ekosistem yang berada pada pulau tersebut dan sekitarnya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kandungan logam berat Cu terdapat pada semua titik stasiun sedangkan


kandungan logam berat Pb hanya terdapat pada 8 titik stasiun namun kadar logam berat
belum melewati ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan. Jenis fraksi sedimen
pada lokasi penelitian bervariasi antar stasiunnya namun secara umum didominasi oleh
jenis fraksi lumpur. Kandungan logam berat Cu dan Pb dengan konsentrasi tertinggi
terdapat pada ketegori berlempung dengan nilai skewness lempung condong kasar dan
dengan keadaan sedimen yang keseragamannya kurang tersortir sementara kandungan
logam berat dengan konsentrasi terendah terdapat pada kategori berpasir dengan nilai
skewness pasir kategori condong halus dan dengan keadaan sedimen yang
keseragamannya sangat kurang tersortir. Perlu dilakukan pengambilan data di sepanjang
sumber industri untuk menentukan pengaruh sumber industri terhadap penyebaran
logam berat sedimen.

Anda mungkin juga menyukai