Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENGURANGAN NYERI HAID

REMAJA PUTRI SMAN- 3 MURUNG

Nani Mulyati1, Eline Charla S. Bingan, SST., M.Kes2, Hj. Siti Saudah, SKM., M.Kes3
1,2Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
3Akbid Betang Asi Raya Palangka Raya

E-mail: nanimulyati054@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Berbagai masalah yang timbul pada menstruasi merupakan masalah
ginekologi yang sering dikeluhkan pada remaja, seperti ketidakteraturan menstruasi,
menoragia, dismenorea, dan gejala lain yang berhubungan. Di antara keluhan tersebut,
dismenorea yang paling umum dilaporkan, terjadi pada 60%-90% remaja, dan merupakan
penyebab paling sering alasan ketidakhadiran di sekolah dan pengurangan aktivitas sehari-
hari.
Tujuan: Untuk mengetahui teknik relaksasi terhadap pengurangan nyeri haid Remaja Putri
SMAN- 3 Murung
Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan Jenis Penelitian ini adalah
Quasi Eksperiment dengan menggunakan rancangan dengan one group
pretest and posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMAN 3 Murung dan
besar sampel penelitian ini sebanyak 19 orang. Uji statistik yang digunakan pada penelitian
ini adalah uji Wilcoxon
Hasil: Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.000 < a (0.05), artinya ada pengaruh
teknik relaksasi terhadap pengurangan nyeri haid pada Remaja Putri SMAN- 3 Murung.
Kesimpulan: Ada pengaruh teknik relaksasi terhadap pengurangan nyeri haid pada Remaja
Putri SMAN- 3 Murung

Kata Kunci: Relaksasi, Nyeri Haid, dan Remaja

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


PENDAHULUAN terjadi pada 60%-90% remaja, dan
Masa remaja merupakan masa dimana merupakan penyebab paling sering alasan
terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari ketidakhadiran di sekolah dan pengurangan
segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah aktivitas sehari-hari (Zegeye D, 2009). Nyeri
satu perkembangan tersebut adalah dan kram di bagian suprapubis yang dapat
perkembangan hormone Gonadotropin menjalar hingga lumbosacralis dan tungkai
Releasing Hormone (GnRH). Hormon ini atas. Di daerah pelvic terkadang terasa
melalui aliran darah akan merangsang sensasi penuh atau sensasi mulas dan
hipofise anterior untuk mensekresi hormon mengalami kesulitan untuk berjalan. Selain
gonadotropin berupa Folikel Stimulating itu pada saat menstruasi keluhan yang sering
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone muncul antara lain mual, muntah, nyeri
(LH) yang bersifat episodik dan pulsatif. kepala, cenderung mudah marah atau emosi
Hormon gonadotropin akan merangsang yang sangat sensitif dan bahkan pingsan.
gonad untuk memproduksi hormon hormon Nyeri yang dirasakan ini, biasanya terjadi
estrogen pada perempuan. Pada keadaan karena meningkatnya sekresi hormon
prapubertas kadar hormon ini sangat rendah, prostaglandin sehingga terjadi kontraksi otot
sedangkan saat mulainya puberitas amplitudo rahim (miometrium) dan vasokontriksi
dan frekuensi keluarnya hormon GnRH (Grandi dkk, 2012).
meningkat pesat sehingga hormon Menurut WHO 2015, angka
gonadotropin dan seks steroid juga persentase nyeri menstruasi rata-rata lebih
meningkat untuk merangsang pertumbuhan dari 50% perempuan di setiap Negara.
tanda-tanda seks sekunder serta menyiapkan Sementara di Indonesia angkanya di
proses fertilisasi (Suryawan, 2010). Masa perkirakan 55% perempuan usia reproduktif
pubertas remaja putri ditandai dengan yang menderita karena nyeri saat menstruasi.
munculnya menstruasi. Menstruasi pertama Angka kejadian dismenore di Indonesia
biasanya terjadi pada wanita usia 12-16 sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
tahun. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dismenorea primer dan 9,36% dismenorea
dalam mendapatkan menarche atau sekunder (Puji, 2011).
menstuasi pertama kali. Sekarang ini ada Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
wanita yang mengalami menstruasi pertama Murung Raya belum ada data tentang
kalinya pada umur 8 tahun, ada juga pada Kesehatan Reproduksi Remaja yang
umur 9-10 tahun dan yang paling banyak berhubungan dengan gangguan menstruasi
adalah 60% wanita mengalami menarche yaitu nyeri haid.
rata-rata berumur 12- 15 tahun. Hal ini Berdasarkan dari Survey pendahuluan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, SMAN 3 Murung merupakan salah satu
diantaranya faktor keturunan, bangsa, iklim, SMAN yang berada diwilayah Kerja
lingkungan, perbaikan gizi, dan latar Puskesmas Puruk Cahu Seberang tempat
belakang sosial ekonomi orangtua (Asrinah peneliti bekerja, di wilayah kerja Puskesmas
dkk, 2011). Puruk Cahu seberang ada 2 SMAN,yaitu
Berbagai masalah yang timbul pada SMAN 2 Murung dan SMAN 3
menstruasi merupakan masalah ginekologi Murung,peneliti memilih melakukan
yang sering dikeluhkan pada remaja, seperti penelitian di SMAN 3 Murung karena
ketidakteraturan menstruasi, menoragia, sekolah tersebut ada program pembinaan
dismenorea, dan gejala lain yang dari puskesmas dalam kegiatan posyandu
berhubungan. Di antara keluhan tersebut, Remaja,dalam kegiatan posyandu ini salah
dismenorea yang paling umum dilaporkan, satunya adalah konseling kesehatan
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
reproduksi remaja, yang sering dikeluhkan tanpa suatu media. Teknik relaksasi nafas
adalah gangguan haid, yaitu nyeri pada saat dalam merupakan salah satu tindakan yang
menstruasi (dismenorhoe), Jumlah siswi yang dapat menstimualsi tubuh untuk
bersekolah di SMAN 3 Murung sebanyak mengeluarkan opioid endogen yaitu
139 siswi, dari studi lapangan didapatakan endorphin dan enfekalin yang memiliki sifat
108 siswi mempunyai riwayat nyeri haid seperti morfin dengan efek analgetik
dengan skala nyeri yang bervariasi. Nyeri (Smeltzer, 2009).
saat menstruasi mengganggu aktivitas di Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya
sekolah pada hari pertama dan kedua dapat menurunkan intensitas nyeri melalui
menstruasi serta sering meninggalkan mekanisme yaitu dengan merelaksasikan
pelajaran karena nyeri haid yang tidak otot-otot skelet yang mengalami spasme yang
tertahankan dan sebagian dari mereka disebabkan oleh peningkatan prostaglandin
menyatakan harus minum obat terlebih sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah
dahulu lalu diistirahatkan agar nyeri perutnya dan akan meningkatkan aliran darah ke
bisa hilang. Hal ini sejalan dengan penelitian daerah yang mengalami spasme dan iskemik.
yang dilakukan di Manado oleh Hesti Lestari, Pernyataan lain menyatakan bahwa
dkk bahwa dari 200 responden 199 penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas
responden (98,5%) di antaranya mengalami dalam disebabkan ketika seseorang
dismenorea pada saat haid. Sebagian besar melakukan relaksasi nafas dalam untuk
responden (94,5%) mengalami nyeri ringan mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka
dan 40,7% remaja putri mengalami tubuh akan meningkatkan komponen saraf
dismenorea disertai dengan gejala penyerta. parasimpatik secara stimulan, maka ini
Untuk mengatasi permasalah tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kadar
ada beberapa cara yang dapat dilakukan hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh
dengan melakukan terapi farmakologis dan yang mempengaruhi tingkat stress seseorang
non farmakologis. Secara farmakologis dapat sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
dilakukan dengan pemakaian obat-obatan, dan membuat klien merasa tenang untuk
seperti: Nonsteroidal Anti-Inflammatory mengatur ritme pernafasan menjadi teratur
Drugs (NSAIDs), cyclooxygenase II (Smeltzer, 2009).
inhibitors, kontrasepsi oral, gliseril trinitrat, Teori di atas dapat dibuktikan dengan
magnesium, kalsium antagonis, vitamin B, penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nanda
dan vitamin E. 4 Sedangkan pendekatan non Yani di Pontiank pada tahun 2016,
farmakologi dapat dilakukan dengan cara didapatkan bahwa hasil penelitian
pemberian TENS, heat therapy, compress, menunjukan ada pengaruh terapi relaksasi
akupuntur, akupressur, relaksasi atau nafas dalam terhadap penurunan tingkat
distraksi dan exercise. Manajemen nyeri non dismenorhoe. Selain itu penelitian Fidhi
farmakologis lebih aman digunakan karna Aningsih di Malang tahun 2018 menyatakan
tidak menimbulkan efek samping dan bahwa pemberian teknik relaksasi nafas
prosesnya terjadi secara fisiologis (Rigi dkk., dalam yang diberikan selama 15 menit dapat
2012). memberikan efek rasa nyaman, menurunkan
Teknik relaksasi yang digunakan dalam ketegangan uterus dan melancarkan
mengatasi nyeri yaitu dengan nafas dalam. peredaran darah. Sehingga dari latar
Keuntungan dari teknik relaksasi nafas dalam belakang di atas maka penulis tertarik untuk
antara lain dapat dilakukan setiap saat di melakukan penelitian dengan judul “Teknik
mana saja dan kapan saja, caranya sangat relaksasi terhadap pengurangan nyeri haid
mudah dan dapat dilakukan secara mandiri Remaja Putri SMAN- 3 Murung”.
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan HASIL
masalah dalam penelitian ini adalah 1. Analisis Univariat
bagaimana teknik relaksasi terhadap Analisis univariat dilakukan untuk
pengurangan nyeri haid pada remaja putri mendeskripsikan karakteristik masing-
SMAN-3 Murung. masing variabel yang diteliti. Hasil
Tujuan penelitian ini adalah untuk analisis univariat dapat dilihat pada tabel
mengetahui teknik relaksasi terhadap dibawah ini:
pengurangan nyeri haid pada remaja putri
SMAN-3 Murung. Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Gambaran Riwayat Menarche
METODE Remaja Putri SMAN- 3
Penelitian ini merupakan penelitian Murung Tahun 2019
eksperimen semu (Quasi- Experiment),
dengan pendekatan one group pre- No Riwayat F %
test and posttest design yaitu suatu teknik Menarche
untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah 1 < 12 tahun 12 63,2
pemberian perlakuan (Sugiyono, 2012). 2 ≥ 12 tahun 7 36,8
Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Jumlah 19 100
Murung Kabupaten Murung Penelitian ini
pada bulan Januari-Maret 2019. Berdasarkan data di atas dari 19
Populasi dalam penelitian ini adalah reponden mayoritas memiliki riwayat
siswi SMAN 3 Murung berjumlah 139 menarche pada usia < 12 tahun yaitu
orang. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 12 responden (63,2%)
yaitu dengan pembagian kelompok dengan sedangkan menarche pada usia ≥ 12
teknik relaksasi 17 responden untuk tahun sebanyak 7 responden (36,8%).
menghindari drop out ditambahkan 10 % dari
total sampel sehingga berjumlah 19 sampel. Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Teknik pengambilan sampel dalam Gambaran Riwayat lama haid
penelitian ini menggunakan non probability Remaja Putri SMAN- 3
sampling dengan teknik purposive sampling. Murung Tahun 2019
sampling dimana peneliti menentu-
kan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri No Lama Haid F %
khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian 1 ≤ 7 hari 8 42,1
sehingga diharapkan dapat menjawab 2 > 7 hari 11 57,9
permasalahan penelitian (Nursalam, 2013). Jumlah 19 100
Dalam penelitian ini analisa univariat
digunakan untuk menjelaskan atau Berdasarkan data di atas dari 19
mendeskripsikan data dengan menggunakan reponden mayoritas memiliki riwayat
rumus penentuan besarnya presentase. Data lama haid ≤ 7 hari yaitu sebanyak 8
kategorik akan ditampilkan dalam bentuk responden (42,1%) sedangkan lama haid >
proporsi. Analisis bivariat pada penelitian ini 7 hari sebanyak 11 responden (57,9%).
untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi
terhadap pengurangan nyeri haid
menggunakan Uji Wilcoxon.

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Tabel 3. Distribusi Frekuensi 2. Analisis Bivariat
Gambaran Nyeri Haid Tabel 5. Pengaruh Teknik Relaksasi
Sebelum Dilakukan Teknik Terhadap Pengurangan Nyeri
Relaksasi Pada Remaja Putri Haid Pada Remaja Putri
SMAN- 3 Murung Tahun 2019 SMAN- 3 Murung Tahun 2019

No Nyeri haid F % Posttest-Pretest


1 Ringan 2 10,5 Z -3,542
2 Sedang 11 57,9 Asymp. Sig. 0,000
3 Berat 6 31,6 (2-tailed)
Jumlah 19 100
Berdasarkan data di atas,
Berdasarkan data di atas dari 19 menunjukkan hasil uji statistik didapatkan
responden intensitas nyeri haid sebelum nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05)
dilakukan teknik relaksasi mayoritas artinya ada pengaruh teknik relaksasi
intensitas nyeri sedang yaitu sebanyak 11 terhadap pengurangan nyeri haid pada
reponden (57,9%), intensitas nyeri berat Remaja Putri SMAN- 3 Murung.
sebanyak 6 responden (31,6%) dan
intensitas nyeri ringan sebanyak 2 PEMBAHASAN
responden (10,5%). 1. Distribusi Frekuensi Gambaran
Riwayat Menarche Remaja Putri
Tabel 4. Distribusi Frekuensi SMAN- 3 Murung Tahun 2019
Gambaran Nyeri Haid Berdasarkan hasil penelitian pada
Sesudah Dilakukan Teknik tabel 1 menunjukkan dari 19 reponden
Relaksasi Pada Remaja Putri mayoritas memiliki riwayat menarche
SMAN- 3 Murung Tahun 2019 pada usia < 12 tahun yaitu sebanyak 12
responden (63,2%) sedangkan menarche
No Teknik F % pada usia ≥ 12 tahun sebanyak 7
Relaksasi responden (36,8%). Menarche merupakan
1 Ringan 16 84,2 salah satu tanda bahwa remaja tersebut
2 Sedang 3 15,8 telah mengalami perubahan didalam
3 Berat 0 0 dirinya.
Jumlah 19 100 Penelitian Aditiara (2018)
menyatakan bahwa ada hubungan antara
Berdasarkan data di atas dari 19 usia menarche dengan nyeri haid. Hal ini
responden intensitas nyeri haid sesudah dikarenakan Umur menarche yang terlalu
dilakukan teknik relaksasi mayoritas dini (<12 tahun) dapat mengakibatkan
intensitas nyeri ringan yaitu sebanyak 16 ketidaksiapan maupun masalah bagi
reponden (84,2%), intensitas nyeri sedang remaja yaitu merasakan nyeri saat
sebanyak 3 responden (15,8%). menstruasi dikarenakan organ-organ
reproduksi yang belum berkembang
secara maksimal.
Menurut Smeltzer & Bare (2009),
salah satu faktor resiko terjadinya
dismenore adalah riwayat menarche pada
usia lebih awal yaitu < 12 tahun karena

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


menarche pada usia lebih awal mengalami menstruasi memanjang (> 7
menyebabkan alat-alat reproduksi belum hari) mempunyai resiko 2,536 kali
berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami dismenorhoe dibandingkan
mengalami perubahan-perubahan responden yang tidak mengalami
sehingga timbul nyeri ketika menstruasi. menstruasi memanjang.
Hasil penelitian oleh Kristianingsih,
(2014) juga menyatakan bahwa wanita 3. Distribusi Frekuensi Gambaran Nyeri
dengan usia menarche < 12 tahun Haid Sebelum Dilakukan Teknik
memiliki reskio lebih besar untuk Relaksasi Pada Remaja Putri SMAN- 3
mengalami dismenorhoe 3,6 kali Murung Tahun 2019
dibandingkan dengan usia > 12 tahun. Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 3 menunjukkan bahwa dari 19
2. Distribusi Frekuensi Gambaran responden intensitas nyeri haid sebelum
Riwayat lama haid Remaja Putri dilakukan teknik relaksasi mayoritas
SMAN- 3 Murung Tahun 2019 intensitas nyeri sedang yaitu sebanyak 11
Berdasarkan hasil penelitian pada reponden (57,9%), intensitas nyeri berat
tabel 2 dari 19 reponden mayoritas sebanyak 6 responden (31,6%) dan
memiliki riwayat lama haid ≤ 7 hari yaitu intensitas nyeri ringan sebanyak 2
sebanyak 8 responden (42,1%) sedangkan responden (10,5%).
lama haid > 7 hari sebanyak 11 responden Pada saat haid, otot-otot rahim
(57,9%). Lama menstruasi dapat mengalami kontraksi sehingga membuat
disebabkan oleh faktor psikologis maupun aliran darah ke otot-otot rahim menjadi
fisiologis. Secara psikologis biasanya berkurang yang berakibat meningkatnya
berkaitan dengan tingkat emosional aktivitas rahim untuk memenuhi
remaja putri yang labil ketika baru kebutuhannya akan aliran darah yang
menstruasi. Sementara secara fisiologis lancar, juga otot-otot rahim yang
lebih kepada kontraksi otot uterus yang kekurangan darah tadi akan merangsang
berlebihan atau dapat dikatakan mereka ujung-ujung syaraf sehingga terasa nyeri.
sangat sensitif terhadap hormon ini akibat Hasil Penelitian Silviani, et, al, (2018)
endometrium dalam fase sekresi menunjukan bahwa dari 48 siswa yang
memproduksi hormon prostaglandin. dismenorhoe sebelum dilakukan tehnik
Akibat prostaglandin yang berlebihan relaksasi nafas terdapat 33 siswa (68,8%)
maka timbul rasa nyeri saat menstruasi mengalami nyeri sedang, sebanyak 9
(Smeltzer & Bare, 2009). siswa (18,8%) mengalami nyeri berat dan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdapat 6 siswi mengalami nyeri ringan
Kristianingsih., (2014) yang menunjukkan (12,5%), beberapa penyebab terjadinya
bahwa ada hubungan antara lama dismenorhoe yaitu dikarenakan stress
menstruasi dengan kejadian dismenore. memikirkan pelajaran dan juga ketakutan
Responden yang mengalami dismenore mahasiswa menghadapi aktifitas fisik
terbanyak yaitu mereka yang mengalami yang kurang seperti siswa sepulang dari
lama menstruasi > 7 hari yaitu sebanyak sekolah tidak melakukan pekerjaan
122 (85,3%) dan terendah terdapat pada rumah, libur sekolah yang cukup lama
responden dengan masa menstruasi sehingga siswi kurang berolah raga.
normal ada sebanyak 21 (14,7%).
Penelitian Sadiman (2017) juga
menyatakan bahwa responden yang
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
4. Distribusi Frekuensi Gambaran Nyeri Perubahan tingkat nyeri haid
Haid Sesudah Dilakukan Teknik (dismenorhoe) pada responden setelah
Relaksasi Pada Remaja Putri SMAN- 3 dilakukan tehnik relaksasi merupakan cara
Murung Tahun 2019 yang dapat digunakan untuk meringankan
Berdasarkan hasil penelitian pada nyeri menstruasi melalui vasodilatasi
tabel 4 menunjukkan bahwa 19 responden pembuluh darah, dan peningkatan sekresi
intensitas nyeri haid sesudah dilakukan hormone endorphin yang berfungsi
teknik relaksasi mayoritas intensitas nyeri memblok reseptor nyeri diotak sehingga
ringan yaitu sebanyak 16 reponden nyeri dapat berkurang atau hilang.
(84,2%), intensitas nyeri sedang sebanyak
3 responden (15,8%). Menurut Smeltzer 5. Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap
& Bare (2009), salah satu teknik relaksasi Pengurangan Nyeri Haid Pada Remaja
yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam. Putri SMAN- 3 Murung Tahun 2019
Teknik relaksasi nafas dalam adalah Berdasarkan hasil penelitian pada
teknik melakukan nafas dalam, nafas tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji
lambat dan bagaimana menghembuskan statistik didapatkan nilai p value sebesar
nafas secara perlahan. Teknik relaksasi 0,000 (p<0,05) artinya ada pengaruh
nafas dalam yang dilakukan secara teknik relaksasi terhadap pengurangan
berulang akan menimbulkan rasa nyaman. nyeri haid pada Remaja Putri SMAN- 3
Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya Murung. Teknik relaksasi nafas dalam
akan meningkatkan toleransi seseorang dapat dipercaya dapat menurunkan
terhadap nyeri. Orang yang memiliki intensitas nyeri melalui otot skelet yang
toleransi nyeri yang baik akan mampu mengalamimekanisme yaitu dengan
beradaptasi terhadap nyeri dan akan merelaksasikan otot spasme yang
memilki mekanisme koping yang baik disebabkan oleh peningkatan
pula. Teknik relaksasi nafas dalam, prostaglandin sehingga meningkatkan
Smeltzer dan Bare (2009) terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
mengungkapkan bahwa tujuan relaksasi akan meningkatkan aliran darah kedaerah
nafas dalam adalah untuk meningkatkan yang mengalami spasme dan iskemik.
ventilasi alveoli, memelihara pertukaran Teknik relaksasi nafas dalam mampu
gas, mengurangi stress fisik maupun merangsang tubuh untuk melepaskan
emosional yaitu menurunkan intensitas endogen yaitu endorphin dan enkefalin.
nyeri dan menurunkan kecemasan. Relaksasi melibatkan sistem otot dan
Penurunan nyeri oleh teknik relaksasi respires waktusehingga tidak
terletak pada fisiologi sistem saraf otonom membutuhkan alat lain dan mudah
yang merupakan bagian dari sistem saraf dilakukan sewaktu atau kapan saja.
perifer yang mempertahankan homeostatis Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
lingkungan internal individu. Dwi Nanda Yani,(2016) mengenai
Penelitian lain yang dilakukan oleh pengaruh terapi relaksasi nafas dalam
Rahmawati, et, al, (2016) mengatakan terhadap tingkat dismenorhoe didapatkan
responden yang diketegorikan mengalami hasil bahwa terdapat selisih rata-rata
nyeri sedang menurun dari 13 (59,1%) tingkat dismenorhoe sebelum dan sesudah
menjadi 3 responden (13,6%), Responden intervensi terapi napas dalam sebesar
yang diketegorikan mengalami nyeri berat 2,75. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
terkontrol menurun dari 8 responden value= 0,000, artinya ada perbedaan
(36,4%) menjadi 1 responden (4,5%).
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
signifikan antara tingkat dismenorhoe KESIMPULAN
sebelum dan sesudah intervensi terapi Berdasarkan uraian di atas dapat
relaksasi nafas dalam. disimpulkan bahwa:
Selain itu penelitian yang dilakukan 1. Intensitas nyeri haid sebelum dilakukan
oleh Ratni Siregar, et al, (2014 ) di teknik relaksasi mayoritas intensitas nyeri
Medan didapatkan adanya perbedaan nilai sedang yaitu sebanyak 11 reponden
rerata intensitas nyeri sebelum dan (57,9%), intensitas nyeri berat sebanyak 6
sesudah perlakuan sebesar 2,93. Dari hasil responden (31,6%) dan intensitas nyeri
analisis didapatkan nilai p=0,001 < ringan sebanyak 2 responden (10,5%).
α=0,05 maka dapat disimpulkan bahwa 2. Intensitas nyeri haid sesudah dilakukan
ada pengaruh pemberian relaksasi nafas teknik relaksasi mayoritas intensitas nyeri
dalam yang signifikan terhadap penurunan ringan yaitu sebanyak 16 reponden
intensitas nyeri dismenorhoe. (84,2%), intensitas nyeri sedang sebanyak
Berdasarkan penelitian oleh Marni 3 responden (15,8%).
(2015) mengenai efektivitas relaksasi 3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value
napas dalam terhadap penurunan nyeri sebesar 0,000 (p<0,05) artinya ada
haid didapatkan hasil bahwa rata-rata pengaruh teknik relaksasi terhadap
penurunan pada pemberian tindakan pengurangan nyeri haid pada Remaja Putri
relaksasi sebesar 2.03, sedangkan nilai SMAN- 3 Murung.
rata-rata variabel skala nyeri haid sebelum
dilakukan relaksasi sebesar 5,83 dengan SARAN
standar deviasi sebesar 1,642 dan nilai 1. Bagi Masyarakat
rata- rata setelah dilakukan relaksasi Terutama untuk remaja putri, pada
sebesar 3,80 dengan standar deviasi 1,24 saat mengalami nyeri menstruasi
dapat disimpulkan bahwa setelah disarankan dapat melakukan teknik
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam relaksasi agar dapat membatu mengurangi
terjadi penurunan intensitas nyeri. rasa nyeri pada saat haid selain itu
Penelitian lainnya oleh Fidhi menjaga pola hidup sehat, menjaga pola
Aningsih, et al, (2016) mengenai makan, rutin berolah raga, tidak merokok,
Pengaruh pemberian tehnik relaksasi nafas tidak minum-minuman keras dan rutin
dalam terhadap penurunan intensitas nyeri memeriksakan kesehatan reproduksinya
haid (dismenorhoe) pada mahasiswa di ke pusat layanan kesehatan. Diharapkan
Asrama Sanggau Landungsari Malang kepada seluruh siswi untuk terus
menyatakan bahwa pemberian tehnik melakukan tehnik relaksasi secara
relaksasi nafas dalam mampu menurunkan berkelanjutan dan kepada responden yang
intensitas nyeri (dismenorhoe) 3,317 kali telah mendapatkan perlakuan agar
lebih efektif. Hasil uji 8tatistic terdapat menyebarluaskan manfaat relaksasi nafas
perbedaan yang bermakna antara sebelum dalam kepada wanita yang membutuhkan
dan sesudah diberikan tehnik relaksasi 2. Bagi Nakes atau Bidan
nafas dalam terhadap nyeri haid Diharapkan bagi Tenaga Kesehatan
didapatkan bahwa nilai p value = 0,001 khususnya yang bekerja pada bagian KRR
(p<0,05) yang berarti ada pengaruh (Kesehatan Reproduksi remaja), agar ikut
sebelum dan sesudah diberikan tehnik serta memberikan penyuluhan dan
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan sosialisasi tentang dismenore kepada siswi
intensitas nyeri pada mahasiswi di Asrama mengenai pengetahuan tentang faktor
Sanggau Landungsari Malang. risiko, penyebab, gejala dan cara
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
mencegah atau mengurangi masalah Cunningham. 2009. Obstetri Williams.
kesehatan remaja khususnya masalah Jakarta : EGC
dismenore agar siswi menjadi tahu faktor
Dewi, Nilda S., 2012. Biologi Reproduksi.
risiko apa saja yang dapat mempengaruhi Yogyakarta: Pustaka Rihama
dismenore, sehingga mereka dapat
memperhatikan kesehatannya mulai dari Dwi nanda Yani, 2016. Pengaruh terafi
sekarang. relaksasi nafas dalam terhadap tingkat
3. Bagi Peneliti Selanjutnya dismenorhoe pada karyawati
bimbingan belajar Quantum Kids
Diharapkan peneliti selanjutnya agar
Pontianak.
dapat melakukan penelitian intervensi
terkait pengurangan rasa nyeri haid remaja Eka Rahmawati, Sarwinanti. 2016. Pengaruh
sehingga akan menghasilkan beberapa tehnik relaksasi progresif terhadap
alternatif cara untuk mengatasi nyeri tingkat nyeri haid (dismenorhoe) pada
selama haid, dengan lebih memperbanyak mahasiswi di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
jumlah responden dan menambah variabel
lainnya. Ekawati, H., & Saniyah, K. (2013).
Perbedaan Nyeri Persalinan Pada Kala
DAFTAR PUSTAKA I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Mohammad dan Mohammad Asrori. 2008. Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an Di
Psikologi Remaja Perkembangan. Bps Diana Ernawati, Amd. Keb.
Parengan Kecamatan Maduran Tahun
Peserta Didik. Jakarta: PT.Bumi
2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 3.
Aksara.
Elvira Aditiara, B., & Wahyuni, S.
Andarmoyo, S. (2013). Konsep & Proses (2018). Hubungan Antara Usia
Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-. Menarche Dengan Dysmenorrhea
Ruzz. Primer(Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Andari, R. (2014). Faktor-faktor yang Surakarta).
Mempengaruhi Kejadian Dismenore
Primer Pada Remaja Putri di SMA Fidhi Aningsih, Ni Luh Putu Eka Sudiwati,
Dharma Pancasila Medan. Novita Dewi. 2016. Pengaruh
Pemberian tehnik relaksasi nafas dalam
Ani Kristianingsih. 2014. Faktor Risiko terhadap penurunan intensitas nyeri
Dismenorhoe Primer pada Siswi haid (dismenorhoe) pada Mahasiswi di
Sekolah Menengah Pertama (SMP X) Asrama sanggau Landungsari Malang.
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan Fatmawati E, Suryaningsih M, dan
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan
Anurogo,D. & Wulandari, A. (2011). Cara Patologi. Yogyakarta: Celeban Timur
Jitu Mengatasi Nyeri.
Haid.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta Grandi, G., Ferrari, S., Xholli, A.,
Cannoletta, M., Palma, F., Romani, C.,
Asrinah, dkk. 2011. Menstruasi dan ... & Cagnacci, A. (2012). Prevalence
Permaslahannya. Yogyakarta: Pustaka of menstrual pain in young women:
what is dysmenorrhea?. Journal of pain
Bobak, 2010, Buku Ajar Keperawatan research, 5, 169.
Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta Hanifa Wiknjosastro. 2008. Ilmu Kandungan.
Edisi 2. EGC : Jakarta

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Heni Puji Lestari, Umi Laelatul Qomar, relaksasi nafas dalam terhadap nyeri
2017. Penerapan tehnik relaksasi nafas menstruasi pada siswi SMA 3 kota
dalam dan aroma terapi bunga mawar Padangsidimpuan.
terhadap penurunan nyeri dismenorhoe
pada renaja putrid di BPM Siti Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, D.K.
Nasikhatun Kutowinagun 2011. Keperawatan maternitas :
Kesehatan wanita, bayi & keluarga
Lestari, H., Metusala, J., & Suryanto, D. Y. edisi 18. Jakarta : EGC
(2016). Gambaran dismenorea pada
remaja putri sekolah menengah Retno Soesilowati, Yunia Annisa, 2015.
pertama di Manado. Sari Pengaruh usia Menarche terhadap
Pediatri, 12(2), 99-102. terjadinya Dismenorhoe Primer Pada
Siswi MTS Maarif NU Al Hidayah
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Banyumas
Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang. Kehidupan. Rigi, S. N., Navidian, A., Safabakhsh, L.,
Jakarta : Erlangga Safarzadeh, A., Khazaian, S., Shafie,
S., & Salehian, T. (2012). Comparing
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit the analgesic effect of heat patch
Kandungan dan KB . Jakarta : EGC containing iron chip and ibuprofen for
primary dysmenorrhea: a randomized
Marni and Ambarwati, R. (2015). Efektivitas controlled trial. BMC women's
Relaksasi nafas dalam Terhadap health, 12(1), 25.
Penurunan Nyeri Haid.
Sadiman. 2017. Analisis Faktor yang
Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian berhubungan dengan kejadian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Dismenorhoe

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang


Keperawatan: Pendekatan Praktis. Anak. Jakarta: EGC
Ediisi 3. Jakarta. Salemba Medika
Suryawan, 2010. Pubertas Prekok. Dalam
Perry, Potter, (2006). Buku Ajar Soetjiningsih. Tumbuh Kembang
Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Jakarta : EGC Sagung Seto

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu World Health Organization. (2015). Global


Kandungan. Jakarta : PT Bina. Pustaka status report on road safety 2015.
Sarwono Prawirohardjo World Health Organization

Puji, A. I. (2011). Efektivitas senam Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrum.


dismenore dalam mengurangi 2009. Kesehatan Reproduksi.
dismenore pada remaja PUTRI DI Yogyakarta: Fitramaya.
SMU N 5 SEMARANG.
Yulita Elvira Silviani, Buyung Karaman,
Purba, F. S., & Sarumpaet, S. M. (2013). Puput Septiana, 2018. Pengaruh Tehnik
Faktor-Faktor yang Berhubungan Relaksasi Nafas Terhadap
dengan Dismenore pada Siswi SMK Dismenorhoe.
Negeri 10 Medan Tahun 2013. Gizi,
Kesehatan Reproduksi dan Zegeye, D. T., Megabiaw, B., & Mulu, A.
Epidemiologi, 2(5). (2009). Age at menarche and the
menstrual pattern of secondary school
Ratni Siregar, Ramlan Nasution, Elly Indrani adolescents in northwest
Harahap, 2014. Pengaruh tehnik

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Ethiopia. BMC women's health, 9(1),
29.

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai