Anda di halaman 1dari 4

Strategi Pengembangan PMII

(Kampus Umum)

Pengertian Strategi,
Strategi mempunyai banyak definisi salah satunya yaitu “ strategi adalah kerangka atau
rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals), kebijakan-kebijakan (policies) dan
tindakan/program (program) organisasi”. Maka sudah dapat di tarik secara garis besar
bahwa strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Adapun yang
disebut dengan taktik yaitu suatu cara untuk jangka pendek. Menurut Clausewitz
mengilusrasikan bahwa strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran agar
menang dalam perang, sedangkan taktik adalah seni bagaimana menggunakan tentara.
Berarti strategi masuk ke dalam cakupan yang lebih luas sedangkan taktik lebih khusus dan
sempit.

Cara untuk mencapainya

Rumusan strategi yang baik akan memberikan suatu gambaran pola tindakan utama dan
pola keputusan yang dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi. Sedangkan
pengembangan adalah suatu perubahan menjadi besar, luas, dan bertambah sempurna
pengetahuannya. Berarti pengembangan adalah suatu cara untuk menuju kepada yang
lebih baik lagi.

Permasalahan Kritis

Banyak sekali permasalahan-permasalahan PMII yang terjadi pada saat ini, di mulai dari
masa rekrutmen sampai pada proses yang lebih lanjut. Pada umumnya anggota dan kader
yang masuk mempunyai berbagai latar belakang alasan yang kebanyakan tidak melalui
pendekatan akademik tetapi lebih kepada emosional. Kurangnya kesadaran mahasiswa
dalam berorganisasi, lalu intervensi dari kampus dan stigma buruk anggota atau kader
membuat para calon anggota dan anggota baru tidak mempunyai alasan untuk tetap
berorganisasi.
Selain itu dalam ruang lingkup ideilogisasi banyak sekali anggota yang mengaggap bahwa
materi yang di sampaikan tidak sesuai dengan lingkungannya baik di kampus umum
maupun di kampus agama kampus umun tidak sesuai dengan pengetahuan kanan dan
kampus agama tidak sesuai dengan pengetahuan kirinya. Sehingga permasalahan ini akan
membuat suatu permasalahan-permasalahan lainnya yang menghambat dalam berperoses
di PMII. Ada beberapa peramasalahan lanjutan yang akan terjadi yaitu:
Dimana banyak anggota yang tidak sepenuh hati berada di PMII.

Karena tidak sesuai dengan culture kampus umum.


Kurangnya minat dalam membaca dan mahasiswa cendrung pragmatis.
Kurangnya kader yang mampu memunculkan reputasi organisasi.
Strategi yang belum dipahami dalam pergerakan.
Tidak bergairahnya dalam melaksanakan diskusi dll.
Permasalahan ini menjadi suatu tolak ukur dalam mewujudkan tujuan PMII yang terarah dan
terukur dalam pelaksanaannya.

Keinginan

Keinginan adalah suatu pencapaian yang harus diraih untuk memecahkan suatu
permasalahan. Keinginan juga bisa dikatakan tujuan yang ingin di capai oleh suatu
organisasi, karena pada dasarnya setiap organisasi mempunyai tujuan untuk dicapai.
Strategi adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan itu, dalam hal ini perlu di ketahui apa
tujuan PMII. Karena tanpa mengetahui tujuan PMII akan sulit dalam menentukan strategi.
Rangkaian strategi dan program yang terus menerus dimaksud untuk mewujudkan tujuan
PMII seperti termaktub dalam Anggaran Dasar Bab IV Pasal 4 yaitu : “Terbentuknya pribadi
muslim Indonesia berilmu yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.” Jelas sekali dalam tujuan PMII ini ada beberapa bagian yang
dapat di garis bawahi salah satunya adalah PMII adalah organisasi berbasis Islam.
Sedangkan culture yang di bawa oleh PMII kental sekali dengan nuansa islami khas NU
yang membuat PMII sulit berkembang di kampus umum, selain itu di kampus umum
wawasan dan pengetahuannya lebih luas di bandingkan kampus Agama yang akan lebih
mudah dalam pengembangan PMII

Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah POLA TINDAKAN UTAMA (strategi) untuk mewujudkan tujuan
PMII dan mengembangkan PMII di kampus umum. Proses pengambilan keputusan untuk
menetapkan strategi seolah merupakan sekuensi mulai dari penetapan misi-visi-tujuan
jangka panjang –swot-strategi. Kenyataannya perumusan strategi dapat di mulai dari mana
saja , bisa di mulai dari SWOT atau bahkan dari strategi itu sendiri.

Tujuan

Bagaiman dapat mengembangkan PMII di kampus umum, membangun kekuatan serta


menciptakan kader di kampus umum sebagai suatu usaha penyeimbang dalam mengisi
berbagai sektor (leading sectors)? Yaitu dengan cara pengkaderan yang maksimal di
kampus umum adalah jawabannya. PMII sudah melakukan perekayasaan agar mampu
membentuk kekuatan di kampus umum, namun masih banyak tantangan yang di hadapi
sehingga belum dapat di katakan optimal.

Analisis Situasi

Perlunya melihat situasi yang terjadi di kampus umum agar mampu meng-identifikasi
kekuatan-kelemahan-Peluang-ancaman. Kebanyakan di kampus umum persaingan dalam
sesama organisasi akan lebih besar apalagi kampus yang memang bergengsi, ada
beberapa pesaing PMII yaitu organisasi HMI, GMNI, IMM, GMKI, KAMMI dll. Ada beberapa
hal yang berbeda anatara PMII dan KAMMI dalam proses kaderisasi. PMII masuk ke
berbagai kampus yang berada di setiap daerah sedangkan KAMMI lebih kepada kampus
yang lebih unggul. Walaupun saat ini KAMMI mulai masuk ke kampus yang berada di kota
kecil. Namun penegembangannya tetap fokus kepada kampus yang unggul di kota tersebut.
Sedangkan HMI mulai tampak memperlihatkan kemunduran dalam dikampus, sehingga
mudah tergeserkan oleh KAMMI.
Dapat terlihat pengembangan organisasi dikampus yang akan di hadapi PMII saat ini adalah
KAMMI, walaupun tidak dapat di elakkan jika suatu saat HMI mulai tumbuh kesadarannya
dalam memperkuat pengembangan dikampus umum. Kelemahan PMII dalam proses
pengembangan dikampus umum adalah pengenalan ke islaman, karena latar belakang
kampus umum yang di dalamnya terdapat kekayaan bidang kajian keilmuan yang dengan
hadirnya bermacam fakultatif keilmuan yang beragam dan secara khusus mempelajari
disiplin ilmu tertentu serta kurangnya pemahaman tentang ke-islaman biasanya akan
menghambat dalam proses pengkaderan. Maka dari itu PMII harus memperkenalkan
Keislaman yang moderat agar dapat di terima di lingkungan kampus umum.
PMII pada saat ini mulai dapat mengikis kelemahan-kelemahan tersebut, dan jika hal ini
dapat di pertahankan maka proses pengembangan di kampus umum akan berhasil. Ini
dapat terlihat dari alumni PMII dari kampus kampus negri unggulan namun karena
mengalami kondisi stagnan serta eksistensi lenyap dan sebagian kecil yang mampu
bertahan maka hal ini lama kelamaan akan menjadi kemunduran.
Penetapan Strategi dan taktik
Dalam proses pengkaderan di kampus umum model rekrutmen harus mampu di kuasai yaitu
dengan beberapa cara:

Segmentasi yaitu pembagian mahasiswa di dalam kampus yang heterogen ke dalam


satuan-satuan yang bersifat homogen, ini dapat di lihat dari aspek geografis, demografis,
dan psikografi.
Targetting yaitu merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam sebuah
proses pengenalan PMII berdasarkan pembagian (SDM, organisasi lain, membangun
image).
Positioning yaitu menempatkan PMII pada pemikiran mahasiswa sesuai dengan keinginan
pengurus PMII.
Selain beberapa tahapan diatas maka PMII dapat mlakukan upaya pra-rekrutmen yaitu
proses pengenalan PMII pada jenjang SMA favorite yang banyak memasok ke dalam
perguruan tinggi umum.
Taktik penguasaan organisasi intra sesungguhnya dapat dijadikan sebagai cara dalam
pengenalan PMII dan pengkaderan, karena dengan menguasai organisasi intra akan dapat
mempunyai banyak keuntungan. Dan membangun Global network adalah hal yang akan
mempermudah PMII dalam pengembangannya di kampus umum karena dengan begitu
PMII akan mampu memperlihatkan eksistensinya dalam berbagai jaringan.
Membentuk bangunan kelembagaan kaderisasi
Kekuatan dan kebesaran institusi kelembagaan PMII di kampus umum secara basis
keanggotaan, secara niscaya tak akan memberikan kebermanfaatan dalam konteks
kaderisasi tanpa adanya kesadaran bersama akan pemahaman dan tanggung jawab
kelembagaan terhadap pengawalan setiap proses pengkaderan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konsepsi yang matang menjadi sesuatu
yang urgent dalam pengkaderan. Sebab berangkat dari hal itulah arahan kaderisasi dapat
ditentukan, akan diarahkan dan dibawa kemana proses kaderisasi yang telah kita berikan
pada para anggota dan kader pada setiap level lembaga. Pemahaman atas tanggung jawab
kaderisasi pun selayaknya harus berangkat dari bangunan pemahaman akan pentingnya
argumentasi kaderisasi pada individu personal maupun kelembagaan dalam
melangsungkan proses kaderisasi.
Berbicara tentang pemahaman atas argumentasi kederisasi diatas, yang harus mampu
secara tuntas dipahami dan dimengerti oleh setiap pengkader, disini akan sedikit dihadirkan
pemahaman akan hal tersebut. Argumentasi kaderisasi merupakan sebuah bentuk
pemahaman atas apa yang mendasari kita melakukan proses kaderisasi. Terdapat 5
argumentasi kaderisasi yaitu argumentasi idealis yakni sebuah bentuk pewarisan nilai-nilai,
argumentasi strategis sebagai bentuk optimalisasi potensi kader, berikutnya argumentasi
praksis yakni kepentingan untuk memperbanyak anggota, selanjutnya argumentasi
pragmatis dalam kaitannya dengan eksistensi organisasi, dan yang terakhir argumentasi
administratif yaitu menjalankan mandat organisasi.

Anda mungkin juga menyukai