Anda di halaman 1dari 13

GONORRHEA

A.
KonsepDefinisi

Gonorrhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh


Neisseriagonorrhea
yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melaluigenito-genital, oro-
genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisandalam uretra, leher rahim,
rektum, tenggorokan, dan konjungtiva.

Gonorrhea

adalah salah satu penyakit kelamin yang yang disebabkan olehinfeksi kuman
Neisseria gonorrhoea
( diplokokkus gram negatif ).

Gonorrhea adalah sejenis penyakit yang berjangkit melalui hubungankelamin yang


disebabkan oleh bakteria Neisseria Gonorrhoeae, yaitusejenis bakteria yang hidup
dan mudah membiak dengan cepat di dalamsaluran pembiakan/peranakan seperti
pangkal rahim (cervix), rahim(uterus), dan tuba fallopi (saluran telur) bagi wanita
dan juga salurankencing (urine canal) bagi wanita dan lelaki. Bakteria ini juga
bisaberkembangbiak di dalam mulut, kerongkong, mata dan dubur.
Epidemiologi/insiden kasus
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi
diantarapenyakit menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia
secaraendemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda
usia20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun.
Gonorrheabanyak di derita oleh kaum homoseksual, kaum remaja dan dewasa
muda. Di ASkasus gonore 400rb – 1 jt/tahun.
Etiologi

Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri


Neisseria gonorrhea
yangbersifat patogen.

Bentuk biji kopi, tersusun dua-dua: tunggal dan bergerombol

Pewarnaan Gram: kuman merah dengan latar belakang biru


Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitelk u b o i d
a t a u l a p i s g e p e n g ya n g b e l u m b e r k e mb a n g p a d a wa n i t a ya n g belum
pubertas.

M a s a i n k u b a s i , d a r i wa k t u t e r p a p a r b a k t e r i s a mp a i
me n g e mb a n g k a n gejala biasanya 2 sampai 5 hari. Tetapi bisa saja tak
bergejala sampai 30hari.
Faktor predisposisi

Hubungan seksual baik melalui anal, oral, genital, homoseks, heteroseks.

Kurang menjaga kebersihan diri.

Kurang pengetahuan.

Dampak Terapi Radikal Pasangan Seksual pada InfeksiGonorrhea atau Klamidia


yang bersifat Persisten atau Berulang
ABSTRAK Latar Belakang
Banyak pasangan seksual dari orang-orang yang terinfeksi gonorrhea danklamidia
yang belum mendapatkan terapi, yang menyebabkan seringnya terjadiinfeksi
kambuhan dan penularan lebih lanjut.
Metode
Secara acak diminta kepada para wanita dan pria heteroseksual yangterinfeksi
gonorrhea dan klamidia agar mengajak pasangan mereka supaya maumenerima
terapi radikal atau rujukan terapi. Para pasien yang termasuk ke dalamkelompok
terapi radikal ditawari pengobatan yang ditujukan kepada pasanganseksual mereka,
atau jika mereka menginginkannya, para anggota staf penelitianyang melakukan
kontak dan memberikan pengobatan kepada para pasangan tanpamelakukan suatu
pemeriksaan klinis. Para pasien yang diikutkan dalam programrujukan terapi
pasangan dianjurkan untuk merujuk pasangan mereka agar jugamengikuti terapi
dan kepada mereka ditawarkan bantuan pendampingan dalammemberitahukan hal
tersebut kepada pasangannya. Hasil yang diperoleh adalahterjadinya infeksi
gonorrhoea atau klamidia yang bersifat menetap /persisten atau berulang pada
pasien 3 sampai 19 minggu setelah terapi.Kepada pasien dalam kelompok (yang
menerima) perawatan radikalditawarkan pengobatan untuk pasangan seksual
mereka, atau jika merekamenginginkan, mitra terhubung anggota staf studi serta
diberikan pengobatan pengobatan tanpa melewati uji klinis. Pasien yang termasuk
dalam kelompok perujukan pasangan standar disarankan untuk merujukkan
pasangan mereka untuk memperoleh perawatan serta ditawari bantuan pasangan
yang memberi notifikasi.Akibat yang muncul adalah infeksi gonorrhea dan
klamidia menetap dan berulang pada pasien 3 sampai 19 minggu setelah perawatan

1
BAB I PENDAHULUAN

Sebelum tahun 1970 hampir 90% kasus uretritis belum diketahui


penyebabnya,sedangkan 10% sudah diketahui penyebabnya, yaitu Gonokok,
Trichomonas vaginalis,Candida albicans dan benda asing. Dengan semakin
majunya fasilitas diagnostik sesudahtahun 1970, penyebab uretritis sudah diketahui
75%, sedangkan sisanya 25% lagi masihdalam taraf penelitian.
(1)
Uretritis merupakan kondisi urologis yang normal terjadi dan sulit
ditegakkandiagnosanya oleh dokter, sehingga mempersulit pemberian pengobatan
yang tepat.Organisme seperti Trichomonas vaginalis, Neiserria gonorrheae,
Chlamydial trachomatis danMycoplasma sp dilaporkan menjadi penyebab
terjadinya uretritis. Meski demikian, sebagianpasien dengan uretritis tidak
memiliki organisme tersebut. Dengan demikian, diagnosauretritis khususnya pada
pria dengan tidak adanya penanda inflamasi uretra menjadi sulit,karena belum
adanya informasi yang jelas mengenai komposisi flora uretra pada pria
normalmaupun penderita uretritis.
(2)
Pada sebuah studi yang dilakukan, didapatkan beberapa mikroorganisme gram
positif yang menjadi mikroflora pada uretra seseorang yang normal. Lactobacilli,
Coagulasenegative staphylococcidan Streptococci dilaporkan juga menjadi bagian
dari flora normal.Partisipasi dari beberapa flora normal ini diyakini menjadi bagian
untuk mencegah invasimikroorganisme oportunistik
(2)
Uretritis merupakan kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra yang dapat
disebabkanoleh proses infeksi atau non infeksi dengan manifestasi discar, disuria,
atau gatal pada ujunguretra. Temuan fisik yang paling sering ditemukan berupa
discar uretra, sedangkan temuanlaboratorium menunjukkan adanya peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear denganpengecatan Gram pada usapan uretra atau
dari sedimen pancaran urin awal. Untuk memudahkan dalam perawatan, seringkali
infeksi uretritis diklasifikasikankan menjadiUretritis Gonococcal dan Uretritis
Non-gonococcal (disebut pula uretritis non spesifik).
(3
Disebut sebagai uretritis gonococcal jika pada pemeriksaan laboratorium
ditemukanNeisseria gonorrhea, sebaliknya jika tidak ditemukan N.gonorrhea
disebut sebagai urethritianon gonococcal atau uretritis non spesifik. Kedua
klasifikasi diatas termasuk dalam kategoripenyakit dengan transmisi secara
seksual.
(4)
Infeksi Chlamidya trachomatis pada banyak negara merupakan penyebab
utamainfeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Laporan WHO tahun
1995 menunjukkanbahwa infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang.
Di Indonesia sendiri sampaisaat ini belum ada angka yang pasti mengenai infeksi
C. trachomatis.
(5)

3
BAB IIURETRITIS GONORE2.1

DEFINISI GONORE
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh kumanGram
negatif
N.gonorrhoeae
.Adapun uretritis gonore adalah gonore yang mengenaisaluran uretra.
(1)
2.2

EPIDEMIOLOGI
Gonore dapat terjadi pada semua ras, usia dan tidak memandang strata
sosial.Kejadian penyakit ini meningkat dengan adanya kontak seksual dengan
banyak mitra.Di dunia diperkirakan 200 juta kasus baru gonore setiap tahunnya.
Dimana pria1,5 kali lebih banyak daripada wanita.Di Amerika Serikat diperkirakan
terdapat600.000 kasus baru gonore setiap tahunnya, kira-kira 240 kasus per
100.000populasi. Insiden gonore tertinggi terjadi di negara-negara berkembang.

Lebihbanyak mengenai penduduk dengan sosial ekonomi rendah.


(6)
Secara morfologik gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2
yangmempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak
mempunyai pilidan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan
akan menimbulkanreaksi radang. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah
daerah dengan mukosaepitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang
(imatur), yakni pada vaginawanita sebelum pubertas. Galur N. gonorrhoeae
penghasil penisilinase (NGPP)merupakan galur gonokokus yang mampu
menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin
menjadi senyawa inaktif, sehingga sukardiobati dengan penisilin dan derivatnya,
walaupun dengan peninggian dosis. Pertamakali ditemukan pada pertengahan
tahun 1970-an dan dengan cepat meluas ke berbagaiNegara.
(7)
Di Afrika Barat dan Timor Jauh, terapat pertama kali ditemukannya,
tetapmerupakan endemik, dan didapatkan pada lebih sepertiga isolat.Survei di
Filipinamelaporkan sebanyak 30

40% isolat merupakan NGPP, dan terutama ditemukanpada pekerja seks komersial.
Di Indonesia mulai dilaporkan pada tahun 1980 di

makalah Neisseria Gonorrhoeae

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit

menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika

Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan, namun di negara berkembang

prevalensi gonore menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan

infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah

yang tinggi prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan banyak

ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku berisiko tinggi antara

lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya, CSWs digolongkan

menjadi female commercial sexual workers (FCSWs) ‘wanita penjaja seks’ (WPS) dan male

commercial sexuall workers (MCSWs).


Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi di antara penyakit

menular seksual lainnya. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian

disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah resisiten terhadap penisilin dan disebut

Penicilinase Producing Neisseria gonorrhoeae.

Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis PMS.

Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap WPS menunjukkan bahwa

prevalensi gonore berkisar antara 74%–50%.

Berdasarkan pada hal tersebut, maka penulis membuat makalah ini dalam rangka

menambah pengetahuan dan wawasan terhadap bakteri gram negatif yang disebut sebagai

Neisseria gonorrhoeae.

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi tentang Neisseria Gonorrhoeae

2. Mengetahui gejala dari Neisseria Gonorrhoeae

3. Mengetahui penyebab dari Neisseria Gonorrhoeae

4. Mengetahui penyebaran dari Neiserria Gonorrhoeae

5. Mengetahui pengobatan dari Neisseria Gonorrhoeae

6. Memenuhi tugas dari mata kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi


BAB II
PEMBAHASAN
A. NEISSERIA GONORRHOEAE
Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan

penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk tumbuhnya perlu

media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan

sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara

kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari.

Neisseria Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi menular seksual yang biasa disebut

dengan Gonore.

B. INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE


Gonore merupakan penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan keluar nanah

dari orifisium uretra eksternum sesudah melakukan hubungan kelamin. Gonore juga merupakan

infeksi menular seksual tertua yang pernah dilaporkan dalam berbagai literatur.

Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh dan

berkembang biak dengan mudah di daerah lembab hangat, dari saluran reproduksi, termasuk

serviks (membuka rahim), uterus (rahim), dan tabung fallopi (saluran telur) pada wanita , dan di

uretra (saluran urin) pada wanita dan laki-laki. Bakteri juga dapat tumbuh di mulut,

tenggorokan, mata, dan anus.

C. GEJALA INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE


Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan mulai

dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih serta malese. Sebagian
besar laki-laki akan memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh organisme ini.

Pada beberapa kasus laki-laki akan segera berobat karena gejala yang mengganggu.

Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan sekret vagina.

Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan drainase

mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala menjadi

sumber utama penyebaran infeksi dan beresiko mengalami penyulit. Apabila tidak diobati maka

tanda-tanda infeksi meluas biasanya mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat penyebaran

tersering pada perempuan adalah pada uretra dengan gejala uretritis, disuria, dan sering

berkemih. Pada kelenjar bartholin dan skene menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Infeksi

yang menyebar ke daerah endometrium dan tuba falopii menyebabkan perdarahan abnormal

vagina, nyeri panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila tidak diobati.

Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering ditemukan karena

perubahan perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering asimtomatik tetapi dapat juga

menyebabkan faringitis dengan eksudat mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher. Infeksi

gonore pada perianus biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau

menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan

dinding rektum.

Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:


1. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina

2. Demam

3. Muntah-muntah

4. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya terjadi pada wanita

dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan pasangan yang terinfeksi

5. Rasa sakit pada sendi


6. Munculnya ruam pada telapak tangan

7. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan pasangan yang terinfeksi)

Gejala khusus yang sering terlihat pada pria dan wanita yang terinfeksi bakteri Neisseria

Gonorrhoeae adalah sebagai berikut:

1. Pada pria
a. Uretritis
Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar ke proksimal

selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal, asendens dan diseminata. Keluhan subjektif berupa

rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian

disuria, polakisurua, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang terkadang disertai darah dan

perasaan nyeri saat ereksi.

b. Tysonitis
Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan

yang kurang baik. Diagnosis dibuat jika ditemukan butir pus atau pembengkakan pada daerah

frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi

laten.

c. Prostatitis
Prostatitis ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan suprapubis, malese,

demam, nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin,

tenesmus ani, sulit buang air besar dan obstipasi. Bila prostatitis menjadi kronik gejalanya ringan

dan intermiten, tetapi kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam

dan rasa tidak enak bila duduk terlalu lama.

2. Pada wanita
a. Uretritis
Gejala utama ialah disuria terkadang poliuria. Pada pemeriksaan, orifisium uretra eksternum

tampak merah, edematosa dan terdapat sekret mukopurulen.

b. Bartholinitis
Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah, dan nyeri tekan. Kelenjar bartholin

membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk. Bila saluran

kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui mukosa atau kulit. Kalau tidak

diobati dapat menjadi rekuren atau menjadi kista.

D. PENYEBAB dan PENYEBARAN INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE


Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879

dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan

dikenal ada 4 spesies yaitu:

1. Neisseria gonorrhoeae
2. Neisseria meningitides
3. Neisseria pharyngis
4. Neisseria catarrhalis
N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat pathogen sedangkan yang dua lainnya bersifat

komensalisme.

Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara umum ciri-ciri

neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter mendekati 0,8 μm.

Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan

berdekatan. Bakteri ini adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di

dalam sel polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki

kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci paling baik tumbuh pada media yang

mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein
hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. Gonococci hanya memfermentasi

glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus biasanya menghasilkan koloni yang lebih

kecil dibandingkan neisseria lain.

Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum dan

tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang diikuti dengan

inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning

dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa

gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina,

meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan

salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.

Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama Papula dan

Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan tenosynovitis dan arthritis

bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang

disebabkan oleh gonococci kurang dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci

kadang dapat menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut

memiliki manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh meningococci.

Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif resisten

terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke dalam aliran darah dan

menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin

dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan

urasil untuk pertumbuhannya

E. PENGOBATAN
Pada semua tipe gonorrhea, pengobatan harus dilakukan dengan tindak lanjut yang

berulang, termasuk pembiakan dari tempat yang terkena. Karena penyakit-penyakit yang
ditularkan secara seksual lainnya dapat diperoleh pada saat yang sama, langkah-langkah

diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.

Karena penggunaan penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap penicillin juga

meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka banyak strain membutuhkan

penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan gonococci tersebut (MIC

≥ 2μg/mL). N. Gonorrhea yang memproduksi penicillinase (PPNG, Penicillinase Producing N.

gonorrhea) juga meningkat secara meluas. Resistensi terhadap tetracycline (MIC ≥ 2μg/mL) secara

kromosomal sering ditemui, dengan 40% atau lebih gonococci yang resisten pada tingkat ini. Tingkat

resistensi yang tinggi terhadap tetracycline (MIC ≥ 32μg/mL) juga terjadi. Resistensi terhadap

spectinomycin seperti halnya resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan Kesehatan Masyarakat

AS merekomendasikan untuk mengobati infeksi genital yang bukan komplikasi dengan ceftriaxone

125mg secara intramuskular dengan dosis sekali pakai. Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg

2 kali sehari selama 7 hari(per oral) direkomendasikan untuk infeksi concomitant chlamydia;

erythromycin 500mg 4x sehari selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti doxycycline bagi wanita

hamil. Modifikasi dari terapi-terapi ini direkomendasikan untuk jenis infeksi N. gonorrhea yang lain.

Penggunaan sefalosporin generasi ke-3 dalam hal ini seperti seftriakson cukup efektif

dengan dosis 250 mg i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1 gram secara i.m.

Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400 mg,

siprofloksazin 250-500 mg dan norfloksasin 800 mg secara oral.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Penyakit gonore merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan

oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang

tertinggi dari semua jenis PMS (penyakit menular seksual).


Karena gonorrhea ini sangat menular namun seringkali tidak menampakkan gejala-gejala

khusus. Seseorang yang pernah melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan

sebaiknya memeriksakan dirinya dengan teratur.

Penggunaan kondom dapat mencegah penularan. Selain itu perlu terus waspada, karena

sekali seseorang terinfeksi, tidak berarti selanjutnya ia menjadi kebal atau imun. Banyak orang

terserang gonorrhea ini lebih dari sekali.

Pencegahan jauh lebih baik dan lebih mudah dibandingkan dengan pengobatan. Perlu di tinjau

kembali perilaku seksual sekarang, dan segera meninggalkan perilaku seks yang beresiko dan tidak

bertanggung jawab. Hindarilah berganti pasangan. Kemudian bersikap setia terhadap pasangan juga

merupakan tindakan yang baik untuk pencegahan penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai