Anda di halaman 1dari 6

NYERI DAN PENGKAJIAN PADA ANAK

Makalah diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Nyeri

Dosen:

Dr. Widaningsih, S.Kp, M.Kep

Disusun Oleh:
Deah Ayu Dian S (201433016)
Teuku Ilhamsyah P (201433024)
Eli Furyanti (201433040)
Kristin Ns (201433042)

PRORAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2017
Nyeri dan Pengkajian Nyeri Pada Anak

A. Pengertian Nyeri.

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai

akibat dari kerusakan jaringan yang actual dan potensial, yang menyakitkan tubuh serta

diungkapkan oleh individu yang mengalaminya. Ketika satu jaringan mengalami cidera, atau

kerusakan mengakibatkan dilepaskannya bahan-bahan yang dapatmen stimulus reseptor nyeri

seperti serotonin, histamine, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang akan

mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk, 2009).

The International Association for the Study of Pain, mendefinisikan nyeri sebagai suatu

pengalaman sensori dan emosional yang tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan

jaringan aktual dan potensial. Perasaan yang tidak nyaman tersebut sangat bersifat subjektif

dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan

tersebut (IASP, 2008).

B. Proses terjadinya nyeri

1. Proses Transduksi (Transduction), merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri

(noxious stimuli) di rubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-

ujung saraf (nerve ending). Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu

(panas) atau kimia (substansi nyeri).

2. Proses Transmisi (Transmison), dimaksudkan sebagai penyaluran impuls melalui saraf

sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A

delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana

impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus


sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan

ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls

tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.

3. Proses Modulasi (Modulation), adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistem

analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan imput nyeri yang masuk ke

kornu posterior medulla spinalis. Jadi merupakan proses acendern yang di kontrol oleh

otak. Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin,

serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada

kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diiabaratkan sebagai pintu

yang dapat tertetutup atau terbukanya pintu nyeri tersebut diperankan oleh sistem

analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi

nyeri menjadi sangat subyektif orang per orang.

4. Persepsi (perception), adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri

(Brunner & Suddarth, 2009).

C. Pengkajian Nyeri Pada Anak

a. FLACC Behavioral Tool

FLACC singkatan dari Face, Legs, Activity, Cry, and Consolability biasanya

dipakai pada anak usia <3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau untuk pasien-

pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain, digunakan FLACC Behavioral Tool.
0 1 2
Face = wajah Tidak ada perubahan Menyeringai, berkerut, Menyeringai lebih
ekspresi (senyum) menarik diri, tidak tertarik sering, tangan
mengepal, menggigil,
gemetar
Legs= Posisi normal atau Tidak nyaman, gelisah, Mengejang/ tungkai
tungkai relaksasi tegang dinaikkan ke atas
Activity= Posisi nyaman dan Menggeliat, tegang, badan Posisi badan
aktivitas normal, gerakan ringan bolak balik, bergerak melengkung, kaku atau
pelan, terjaga dari tidur menghentak tiba tiba,
tegang, menggesekkan
badan
Cry= Tidak menangis/merintih Mengerang, merengek, Menangis keras menjerit,
tangisan (posisi terjaga atau kadangkala menangis, mengerang, terisak,
tertidur pulas) rewel menangis rewel setiap
saat
Consolability Tenang, relaks, ingin Minta dipeluk, rewel Tidak nyaman dan tidak
bermain ada kontak mata

Interpretasi:
Skor total dari lima parameter di atas menentukan tingkat keparahan nyeri dengan
skala 0-10. Nilai 10 menunjukan tingkat nyeri yang hebat.

b. Wong Baker FACES

Pada pasien anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya

dengan angka, digunakan Wong Baker FACES Pain Scale .


c. Untuk pasien anak >8 tahun dan dewasa digunakan VAS (Visual Analog Scale)

Skala analog visual (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang
mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm,
dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat
berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri,
sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat
dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/ reda
rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah
penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pascabedah, VAS
tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motoric serta
kemampuan konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A., & Perry, A. G. (2006).Fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2007).
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri, Jakarta: EGC. Hlm 1-63

Anda mungkin juga menyukai