Dosen:
Disusun Oleh:
Deah Ayu Dian S (201433016)
Teuku Ilhamsyah P (201433024)
Eli Furyanti (201433040)
Kristin Ns (201433042)
A. Pengertian Nyeri.
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai
akibat dari kerusakan jaringan yang actual dan potensial, yang menyakitkan tubuh serta
diungkapkan oleh individu yang mengalaminya. Ketika satu jaringan mengalami cidera, atau
seperti serotonin, histamine, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang akan
The International Association for the Study of Pain, mendefinisikan nyeri sebagai suatu
pengalaman sensori dan emosional yang tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan aktual dan potensial. Perasaan yang tidak nyaman tersebut sangat bersifat subjektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
(noxious stimuli) di rubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-
ujung saraf (nerve ending). Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu
sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A
delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana
ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls
3. Proses Modulasi (Modulation), adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistem
analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan imput nyeri yang masuk ke
kornu posterior medulla spinalis. Jadi merupakan proses acendern yang di kontrol oleh
serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada
kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diiabaratkan sebagai pintu
yang dapat tertetutup atau terbukanya pintu nyeri tersebut diperankan oleh sistem
analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi
4. Persepsi (perception), adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik
yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya
menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri
FLACC singkatan dari Face, Legs, Activity, Cry, and Consolability biasanya
dipakai pada anak usia <3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau untuk pasien-
pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain, digunakan FLACC Behavioral Tool.
0 1 2
Face = wajah Tidak ada perubahan Menyeringai, berkerut, Menyeringai lebih
ekspresi (senyum) menarik diri, tidak tertarik sering, tangan
mengepal, menggigil,
gemetar
Legs= Posisi normal atau Tidak nyaman, gelisah, Mengejang/ tungkai
tungkai relaksasi tegang dinaikkan ke atas
Activity= Posisi nyaman dan Menggeliat, tegang, badan Posisi badan
aktivitas normal, gerakan ringan bolak balik, bergerak melengkung, kaku atau
pelan, terjaga dari tidur menghentak tiba tiba,
tegang, menggesekkan
badan
Cry= Tidak menangis/merintih Mengerang, merengek, Menangis keras menjerit,
tangisan (posisi terjaga atau kadangkala menangis, mengerang, terisak,
tertidur pulas) rewel menangis rewel setiap
saat
Consolability Tenang, relaks, ingin Minta dipeluk, rewel Tidak nyaman dan tidak
bermain ada kontak mata
Interpretasi:
Skor total dari lima parameter di atas menentukan tingkat keparahan nyeri dengan
skala 0-10. Nilai 10 menunjukan tingkat nyeri yang hebat.
Pada pasien anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya
Skala analog visual (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang
mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm,
dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat
berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri,
sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat
dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/ reda
rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah
penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pascabedah, VAS
tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motoric serta
kemampuan konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., & Perry, A. G. (2006).Fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2007).
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri, Jakarta: EGC. Hlm 1-63