Pendahuluan
A. Latar Belakang
dengan pencipta alam semesta ini. Jika seseorang menegakkan shalat secara
benar sesuai dengan aturan dan ketentuannya, maka hatinya akan dipenuhi
perbuatan dosa dan pelanggaran terhadap perintah- perintah Allah. Shalat yang
kita dirikan itu pada hakikatnya merupakan samudra mutiara yang mencerdaskan
dunia nyata melalui perilaku yang jelas, terarah, dan memberikan pengaruh pada
lingkungan. Bagi orang yang memahami makna shalat, sesungguhnya dia akan
mengejar waktu amanat tersebut, karena dengan shalat dia mempunyai kekuatan
selalu shalat tepat waktu maka ia akan memiliki pribadi yang selalu disiplin,
bertutur kata sopan dan memiliki kepribadian yang baik. Disiplin adalah ketaatan
1
Sentot Haryanto, “Psikologi Shalat”, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2007), h. 91.
terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
yang berlaku yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas secara lahir dan batin,
sehingga timbul rasa malu terkena sanksi dan rasa takut terhadap Allah SWT.2
Jadi disiplin adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk
menurutinya. Yang didalamnya ada kekuatan dalam norma yang mengikat untuk
ditaati. Disiplin waktu di era global ini merupakan hal yang sangat penting dan
shalat diperintahkan untuk umat Islam lewat Nabi Muhammad SAW. Telah
diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT., mulai dari Subuh, Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya.3 Jadi apabila seseorang mengetahui bahwa disiplin dalam
shalat itu sangat diperlukan maka ia akan menyegerakan shalat apabila waktunya
telah tiba, dan ia akan meninggalkan sejenak tentang urusan duniawi. Firman
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
2
Tulus Tu’u, “Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa”, ( Jakarta : PT.Grasindo, 2004),
h. 30.
3
Sentot Haryanto, Op. Cit, hh 91-92.
Shalat senantiasa mengajarkan kepada umat Islam untuk disiplin,
taat waktu, sekaligus menghargai waktu itu sendiri dan kerja keras. Karena
dengan disiplin atau tepat waktunya seseorang dalam melaksanakan shalat, maka
dalam mengerjakan hal lainnya seseorang pun akan tepat waktu juga. Shalat
hamba dengan Allah. Shalat merupakan bukti kecintaan seorang hamba kepada
Allah dan bukti rasa syukurnya atas karunia dan anugrah-Nya. Shalat juga
merupakan pembeda hakiki antara seorang mukmin dan kafir. Dengan shalat kita
selalu terdorong untuk menguatkan iman kepada Allah, mengakui bahwa Allah
selalu melihat hambanya dan melihat segala tingkah laku hambanya baik yang
alQur’an, bertaqarrub kepada Allah, ruku, sujud, zikir, tasbih, serta takbir. Shalat
merupakan penghulu ibadah badaniah dan tidak ada satu pun syariat Rasul dari
bentuk ibadah dalam Islam, shalat adalah yang pertama kali di tetapkan
kewajibannya oleh Allah SWT, Nabi menerima perintah dari Allah tentang
shalat pada malam isra’ dan mi’raj tanpa perantara. Shalat mempunyai
kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Ia merupakan tiang agama dan
rukunnya yang asasi. Shalat adalah ibadah yang pertama diwajibkan Allah.
Shalatlah yang pertama sekali dihisab dari perbuatan hamba pada hari kiamat.
Dia merupakan wasiat akhir yang diwasiatkan Rasul SAW. Kepada umatnya.5
4
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Ali Fauzan, “Ringkasan Fikih Syaikh Fauzan”,(Jakarta: Pustaka
Azzam, 2006), h. 88.
5
Fauzan Akbar Ibnu Muhammad Azri, “Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW”, (Yogyakarta:Nuha
Litera, 2011), hh. 32-35.
Dalam Islam Shalat memiliki kedudukan istimewa, yang tidak dimiliki oleh
ibadah-ibadah yang lain. Shalat adalah tiang agamanya, dan agama bisa tegak
karenanya. Jika kita sudah bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah maka sejak itulah shalat menjadi suatu hal yang wajib bagi
semua umat islam untuk dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan. Allah akan
SAW, yang menjadi penutup para rasul pada malam beliau di mi’rajkan (
dinaikan) kelangit yang berbeda sekali dengan perintah mendirikan shalat pada
syariat- syariat yang lain. Hal tersebut menunjukkan keagungan shalat, kuatnya
ta’ala. Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar dan
sesungguhnya dengan shalat kita dapat selalu mengingat Allah dan shalat
merupakan ibadah yang keutamaannya lebih besar daripada ibadah yang lainnya.
عن ابي ھریرة رضي هللا عن ان رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال
shalat, dan telah membimbing Nabi Muhammad SAW. Setiap gerakan dan
sosial antar sesama muslim. Berikut ini adalah nilai –nilai yang terkandung
shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus
terhadap waktu.
boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan
hadis nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat
maka tidak ada perbedaan diantar sesama, dimata Allah SWT. kita
semua sama, baik yang kaya maupun yang miskin, baik yang
dengan dituntun oleh seorang yang disebut imam. Hukum shalat berjama’ah
adalah sunah muakkad yaitu perbuatan yang dianjurkan dengan nilai pahala yang
6
Fauzan Akbar Ibnu Muhammad Azri, “Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW”, (Yogyakarta: Nuha
Litera, 2011), hh 5-7.
yang dilakukan imam yang menuntun shalat berjama’ah itu walaupun mengubah
aspek demokratis, rasa diperhatikan dan berarti, kebersamaan, tidak adanya jarak
sangat menganjurkan shalat berjamaah tersebut.9 Jadi shalat berjama’ah itu dapat
berjamaah bagi seluruh santrinya, namun masih belum sesuai dengan yang
pesantren Al- Anwar 3 Sarang, masih terdapat gejala- gejala antara lain :
7
Amir Syarifuddin, “Garis- garis Besar Fiqih”, (Jakarta: Kencana, 2010), hh. 31-32.
8
Sentot Haryanto, Op. Cit, h. 116
9
Ahmad Mudjab Mahali, “Hadis-Hadis Ahkam”,( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003), h. 250
Dengan melihat gejala- gejala di atas penulis tertarik untuk mengadakan
B. Rumusan Masalah
Sarang?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
manfaat praktis yang dapat kita peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1. Bagi Pondok adalah : Dengan diadakannya shalat berjamaah di
yang lebih sempurna dan berkualitas. Selain manfaat praktis ada juga
lain :
dalam
kehidupan sehari-hari.
religius.
E. Tinjauan Pustaka
Terhadap
Minat Shalat Berjamaah Remaja di Masjid”. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian ini adalah dengan cara kuesioner sebanyak
15
soal yang berhubungan dengan minat shalat berjamaah remaja di masjid, dengan
signifikansi
bahwa
shalat
sikap keberagamaan siswa di SMK Salatiga yaitu sebagai motivator, creator dan
inovator, integrator, serta sublimator. Hal ini terbukti dengan adanya kesadaran
siswa untuk beribadah dan berakhlak mulia terhadap Allah swt, orang tua, guru,
MI
berjama‟ah
penjelasan dan nasihat) secara rutin yaitu pada upacara dan tambahan jam
gedung sekolah untuk siswa yang tidak shalat, dan Memberi peringatan kepada
siswa yang tidak shalat berjama‟ah secara berjama‟ah (hukuman dalam bentuk
lisan). Serta dengan adanya beberapa faktor pendukung dan faktor penghambar
F. Metode Penelitian
Jenis Penelitian
riwayat hidup.10
10
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanarka Publisher, 2007), h. 7
peneliti ambil.Adapun tujuan penelitian lapangan adalah untuk mengumpulkan,
Kehadiran Peneliti
kehadiran peneliti sangat penting. Disini peneliti akan terjun ke lapangan tempat
penelitian dan akan ikut serta dalam pelaksanaan shalat fardhu berjamaah.
Lokasi Penelitian
tetap mempertahankan kitab kuning sebagai buku ajar. Akan tetapi, di pondok
pesantren ini juga terdapat Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar yang
sebagai sebuah lembaga pendidikan yang salaf sekaligus modern di saat yang
memudahkan proses penelitian. Status peneliti sebagai bagian dari STAI Al-
ini.
diperoleh. Validitas dalam pemilihan sumber data merupakan hal yang sangat
data yaitu data berupa tulisan, tindakan dan kata-kata. Data berupa tulisan bisa
kami dapatkan dari sumber berupa dokumentasi dan arsip kegiatan yang pernah
data berupa tulisan juga bisa didapatkan dari buku, artikel media cetak maupun
elektronik serta yang tak kalah penting juga unggahan di media sosial yang
kata-kata bisa peneliti dapatkan dari sumber data yaitu orang-orang yang
dikaji dalam penelitian ini dan sebagai bahan objektifitas materi dalam konteks
Observasi
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis terhadap suatu gejala
yang tampak pada objek penelitian.11 Dalam hal ini peneliti mengamati langsung
11
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanarka Publisher, 2007), h. 71.
fardhu berjamaah bersama santri. Maka observasi yang peneliti gunakan adalah
observasi partisipatif.
Wawancara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.12
pondok pesantren Al Anwar 3 Sarang, guru, ustad, pengurus, santri, dan para
wawancara terstruktur.
Dokumentasi
mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik. Dalam penelitian ini,
FGD dilakukan dengan mendatangkan setiap unsur dari subjek penelitian yaitu
PP. Al-Anwar 3 meliputi santri, pengurus, ustadz dan pengasuh. Dalam forum
tersebut, setiap peserta akan duduk melingkar dan berdiskusi mengenai respon
12
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 165 .
13
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010),
hlm. 66.
pesantren Al-Anwar 3 terhadap pentinya solat berjamaah. Peneliti sebagai
fasilitator akan mencatat setiap jawaban yang muncul untuk mengelaborasi data-
data yang dibutuhkan dalam penelitian dari berbagai perspektif. Tujuan yang
ingin dicapai dari kegiatan ini adalah data yang komperhensif serta signifikansi
berjamaah.
data dan mengurut data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar,
Semua data yang sudah dikumpulkan akan diverifikasi dan diinterpretasi serta
Tahap-Tahap Penelitian
14
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian....,h. 93.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 330
b. Tahap pekerjaan lapangan. Tahap ini meliputi memahami latar
mengumpulkan data.
konsultasi.16
G. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini
Teori ini dibangun oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang bisa dibaca
Paham ini sebenarnya sudah bisa dibaca sejak dari pemikiran Karl Marx
di tangan Karl Manheim lewat tulisannya Ideology and Utopia. Akan tetapi,
16
Lexy, Metode Penelitian Kualitatif., 86-90
17
Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 2001),hlm. 24-25.
18
Gregory Baum, Agama Dalam Bayang-bayang Relativisme: Sebuah Analisis Sosiologi
Pengetahuan Karl Mannheim tentang Sintesa Kebenaran Historis - Normatif, terj. Achmad
Murtajib Chaeri dan Masyhuri Arow (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), hlm. 6.
Berger bersama Thomas Luckmann yang secara tegas memuat dialektika
realitas.
hanya segelintir orang saja yang menekuni tentang penafsiran teoritis atas dunia,
tetapi setiap orang bagaimanapun hidup dalam satu dunia, apa pun jenisnya.
mereka sehari-hari yang tidak teoritis atau yang pra-teoritis. Dan oleh karena itu,
kegiatan yang terus-menerus dari manusia terhadap dunianya, baik yang berupa
kegiatan fisik maupun mental. Obyektivasi adalah momen dimana hasil kegiatan
manusia menyatakan dirinya sebagai realitas obyektif yang harus dihadapi oleh
Internalisasi adalah penyerapan kembali realitas yang sama oleh manusia dalam
seperti ini terbentuklah kumpulan pengetahuan yang disimpan secara sosial dan
19
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial atasKenyataan:
RisalahTentangSosiologiPengetahuan,terj. Hasan Basari (Jakarta: LP3ES, 2012), hlm. 7.
kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya serta dapat dipelajari
H. Sistematika Pembahasan
judul penelitian guna menjadi pisau analisis di bab selanjutnya. Bab ini penting
di bab selanjutnya.
Bab ketiga akan membahas tentang sejarah dan profil pesantren Al-Anwar
berikut:
Bab I Pendahuluan
20
Ibid.,hlm. VII.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
F. Metode Penelitian
G. Kerangka Teori
H. Sistematika Pembahasan
A. Radikalisme
B. Pesantren
A. Kurikulum
B. Ekstra Kurikulum
A. Eksternalisasi
B. Objektifikasi
C. Internalisasi
Bab VI Penutup
A. Kesimpulan
B. Catatan Kritis
Daftar Pusataka
Fauzan Akbar Ibnu Muhammad Azri, “Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW”,
Publisher, 2007)