Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat Duri Kosambi, cengkareng-Jakarta Barat 11750
NIM :
Tes awal Keterampilan laporan Presentasi Ket
Praktikum : NO Percobaan
…….. % ……………...% ……… % ………… %
Kelompok :
Program studi :
Jurusan :
Asisten : 1.
2.
3. Jakarta, 2015
4.
Praktikan Asisten
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa satu.
2. Mahasiswa mampu memahami karakteristik kerja dari Generator DC dengan Beban.
3. Mahasiswa mampu mengenal alat, komponen dan fungsinya dalam jenis Generator DC
dengan Beban .
B. Teori Dasar
Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik
satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar. Medan magnet
berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan tegangan listrik pada
kumparan-kumparan tersebut. Biasanya lilitan rotor berada dalam hubungsingkat.
Akibatnya lilitan rotor akan memngalir arus listrik yang besarnya tergantung pada besarnya
tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus listrik yang mengalir pada rotor akan
mengakibatkan medan magnet rotor dengan kecepatan sama dengan kecepatan medan
putar stator (Ns). Interaksi medan stator dan rotor akan membangkitkan torsi yang
menggerakkan rotor berputar searah dengan arah medan putar stator. Interaksi medan
stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik induksi yang disebabkan
oleh kumparan-kumparan stator dan rotor.
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun, pada
generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan
pada generator DC berupa cincin belah (komutator).
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara :
• Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
• Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan
magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c).
Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar.
Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal
ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau
rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN 1
220 V -
AC
A
A
A E
C
F V
H
D
A
Gambar 1
TABEL PENGAMATAN
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa satu.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari Generator Sinkron.
3. Mahasiswa mampu bagaimana menjelaskan cara kerja Motor Kapasitor.
B. Teori Dasar
Sekali lagi, Cara kerja Motor Kapasitor : Awalnya belitan utama dan belitan bantu
mendapatkan tegangan dari jala-jala L1 dan netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya
membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran
nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan kondensator bantu
CA
Kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan berbanding secara langsung
memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki
satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a’. Lilitan seperti ini
disebut Lilitan terpusat, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing
Phasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi. Diasumsikan
rotor berputar searah jarum jam, maka flux medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran
rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz). Bila kecepatannya 60 rotation
per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Untuk frekuensi f = 60 Hz, maka rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk
kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila
rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution
dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi
sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor.
220 V -
AC
V V V V
A
R
A
J
Z R
A
U
S
K A
X
A XL
A V
T
Y
V XC
W N
220 V - DC Gambar 2
E. LANGKAH PRAKTIKUM
14.Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik dan arus searah
masing-masing 1 set )
15.Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
5 (lima ) Volt meter AC
5 (lima ) Amper meter AC
1 ( satu ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
16.Siapkan kabel penghubung secukupnya
17.Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2
18.Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “
19.Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
20.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi sampai
dengan 100 %
21.Masukkan beban secara bertahap dan bergantian beban R, Xl dan Xc dan amati penunjukan :
Volt meter tegangan motor penggerak
Amper meter motor penggerak
Amper meter arus excitasi
Arus beban
Perubahan nilai tegangan keluaran
Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus beban
Catat hasil pengamatan tersebut.
22.Masukkan kombinasi beban antara R dengan Xl. R dengan XC , Xl dengan XC dan R dengan Xl dan
dengan Xc
23.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
24. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
25.Analisa hasil percobaan ini
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa tiga.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari Motor Sinkron.
B. Teori Dasar
Motor Asinkron lebih populer disebut dengan motor induksi karena arus di rotor yang
menghasilkan torsi merupakan hasil ggl induksi dari stator ke rotor. Karakteristik
kecepatan motornya tergantung dari beban motor tersebut. Motor induksi paling banyak
digunakan karena konstruksi yang sederhana, stator sama halnya dengan motor sinkron
dan rotornya tidak memerlukan sumber dari luar sehingga tidak perlu ada karbon brush,
rotor motor induksi ada dua tipe, yaitu rotor sangkar dan rotor belitan. Karena
konstruksinya sederhana dan perawatannya yang murah sehingga paling banyak
digunakan di industri.
220 –
N 380 V R
S T V
A A A A
V V V
R A
Z
J A
U BEBA
U V S A
Z K
X A
W
X A
V
N
T
Y
Y
W N
220 V - DC
Gambar 1
E. LANGKAH PRAKTIKUM
26.Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik tiga fasa dan arus searah
masing-masing 1 set )
27.Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
6 (enam ) Volt meter AC
8 (delapan) Amper meter AC
1 ( satu ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
28.Siapkan kabel penghubung secukupnya
29.Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
30.Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “ nol “
31.Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
32.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur tegangan adalah “ nol “
dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi sampai dengan 100 %
33.Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban, amati penunjukan :
Tegangan motor penggerak
Arus motor penggerak
Arus excitasi
Arus beban
Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
Catat hasil pengamatan tersebut.
34.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
35. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
36.Analisa hasil percobaan ini
V V V IR IS IT IN V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N R-N S-N T-N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B. Teori Dasar
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut : Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal-balik (mutual inductance).
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Sumber AC
D. RANGKAIAN PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 2
P1 S1
A Vs
p
G
~
Vp
S2
Gambar 3
E. LANGKAH PRAKTIKUM
P2
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik)
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur : 2 ( dua ) Volt
meter AC dan 1 ( satu ) Amper meter AC
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 3
5. Masukkan sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
6. Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Volt meter sisi primer trafo( Vp ) sampai
pada batas tegangan trafo sisi primer trafo
7. Cata hasil ukur :
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Tukarkan polaritas sumber listrk menjadi sebaliknya
10.Masukkan kembali sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
11.Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Volt meter sisi primer trafo( Vp ) sampai
pada batas tegangan trafo sisi primer trafo
12.Cata hasil ukur :
Ap = Amper ;
Vp = Volt ;
Vs = Volt
B. Teori Dasar
Trafo Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah d∅ = ∈. dt dan rumus
𝒅∅
untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah ∈ = 𝑵. 𝒅𝒕 Karena kedua
𝒅∅ 𝑽𝒑 𝑽𝒔
kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,maka 𝒅𝒕
= 𝑵𝒑
= 𝑵𝒔
. Dengan
𝑽𝒑 𝑵𝒑
menyusun ulang persamaan akan didapat 𝑽𝒔
= 𝑵𝒔
.
Dari rumus-rumus di atas, didapat pula : Vp . Ip = Vs . Is. Dengan kata lain, hubungan antara
tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan
primer dengan lilitan sekunder.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Vt
S
A P Vs
1
p 1
G
~
Vp
S
P 2
2 Gambar 4
E. LANGKAH PRAKTIKUM
Ap = Amper ;
Vp = Volt ;
Vs = Volt ;
Vt = Volt
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Analisa hasil percobaan ini
B. Teori Dasar
Trafo Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah d∅ = ∈. dt dan rumus
𝒅∅
untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah ∈ = 𝑵. 𝒅𝒕 Karena kedua
𝒅∅ 𝑽𝒑 𝑽𝒔
kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,maka 𝒅𝒕
= 𝑵𝒑
= 𝑵𝒔
. Dengan
𝑽𝒑 𝑵𝒑
menyusun ulang persamaan akan didapat 𝑽𝒔
= 𝑵𝒔
.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Vt
S
A P Vs
1
G
~ Vp p 1
S
P 2
Gambar 5
2
E. LANGKAH PRAKTIKUM
Ap = Amper ;
Vp = Volt ;
Vs = Volt ;
Vt = Volt
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Analisa hasil percobaan ini
BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 16
BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 17