Anda di halaman 1dari 40

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Pangambilan Data

1) Letak Geografis

RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang terletak di jalan

Rajawali nomor 10 sampang dan menempati lahan seluas +14.680 m2 dengan

luas bangunan + 4.079m2, teras bangunan +1.242 m2, selasar / koridor

penghubung / doorlop + 435 m2, pengerasan (areal parkir, jalan lingkungan) +

2.062,5 m2 dan halaman kosong serta tata hijau + 6.861 m2 yang berlokasi di

Jalan Rajawali No.10 Sampang.

Kabupaten Sampang sendiri terletak di pertengahan pulau madura

dengan luas wilayah 1.2333,33 km2 dan terbagi dalam 14 wilayah kerja

kecamatan, 6 wilayah kerja kelurahan, dan 180 desa. Secara geografis berada

pada posisi 06°05' sampai 07°13' Lintang Selatan dan 113°08' sampai 113°39'

Bujur Timur, berbatasan dengan laut jawa (sebelah utara), Kabupaten

Pamekasan (sebelah timur), selat madura (sebelah selatan) dan Kabupaten

Bangkalan (sebelah barat) serta berada di ketinggian 118 m dari permukaan

laut.

Batas wilayah RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang

Sebelah Utara : INSPEKTORAT Daerah Kabupaten Sampang

Sebelah Selatan : PMI Kabupaten Sampang

Sebelah Barat : Rumah Warga

Sebelah Timur : Gedung PKPN

78
RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang adalah salah satu

instansi kesehatan milik pemerintah Daerah Sampang yang merupakan unit

pelaksanaan teknis Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang yang dipimpin

oleh Direktur yang secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Kesehatan Daerah dan secara teknis operasional bertanggung jawab kepada

Bupati Kepala Daerah Sampang. Sedangkan unit-unit dalam RSUD dr.

Mohammad Zyn Kabupaten Sampang adalah Instalasi Gawat Darurat, ICU,

Ruang Bedah, Ruang Interna, Unit Bedah Sentral, Pavilium, Ruang Anak,

Ruang Bersalin, Instalasi Gizi, Poli-Poli meliputi poli bedah, poli kandungan,

poli dalam, poli mata, poli gigi, poli anak, poli THT. Ruang Melati terdiri dari

10 ruangan yaitu, Kepala Ruangan, Ruang Perawat, Melati A 2 Bed, Melati B

3 Bed, Melati C 6 Bed, Melati D 5 Bed, Melati E 4 Bed, Melati F 6 Bed,

Melati G 5 Bed, dan Melati H 5 Bed. Batasan Ruang Melati sebelah utara

Ruang Anggrek, Sebelah selatan Ruang Instalasi Bedah Sentral, Sebelah barat

Rumah Warga, Dan sebelah timur Ruang Mawar.

2) Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini dilakukan pada klien yang mengalami Post Op

Fraktur sebanyak 2 orang di Poli Bedah RSUD dr. Mohammad Zyn

Kabupaten Sampang yang telah di lakukan Asuhan Keperawatan pada klien

Tn. “S” pada tanggal 06 Maret 2019 – 08 Maret 2019 dan Asuhan

Keperawatan pada klien Tn. “M” pada tanggal 30 April 2019 – 02 Maret 2019.
4.1.2 Pengakajian

Fokus pada pengkajian ini adalah: Identitas klien, hasil pemeriksaan

fisik, keluhan utama dan riwayat penyakit (sekarang, dahulu dan keluarga)

seperti yang di bawah ini:

1) Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
hambatan mobiitas fisik di Poli Ortopedik RSUD dr. Mohammad
Zyn Kabupaten Sampang.

IDENTITAS
KLIEN 1 KLIEN 2
KLIEN
Nama Tn. S Tn. M
Umur 54 tahun 19 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Banyuates Bato karang
Pendidikan Tamat SMA SMA
Pekerjaan Swasta Tidak Bekerja
Status Perkawinan Kawin Belum Kawin
No. Rekam Medik 06-56-69 22-91-76
Tanggal pengkajian 18 Maret 2019 13 April 2019
Diagnosa Medis Post Op Fraktur Post Op Fraktur
Sumber: Data Primer Data Wawancara Tanggal 18 Maret 2019 dan

13 April 2019

2) Identitas Penanggung Jawab

Tabel 4.2 Identitas Penanggung Jawab Klien dengan Diagnosa Medis Pot Op
Fraktur dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Poli Ortopedik RSUD
dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.

IDENTITAS
KELUARGA 1 KELUARGA 2
PENANGGUNG JAWAB
Nama Ny. E Ny. T
Umur 27 Tahun 57 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Banyuates Batu Karang, camplong
Pendidikan Tamat SMA Tidak sekolah
Pekerjaan Tidak bekerja Petani
Hubungan Dengan Klien Anak Klien Ibu Klien
Sumber: Data Primer Data Wawancara Tanggal 18 Maret 2019 dan

13 April 2019
3) Riwayat Penyakit

Tabel 4.3 Riwayat Penyakit Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur
dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Poli Ortopedik RSUD dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.

RIWAYA
T
KLIEN 1 KLIEN 2
PENYAK
IT
Keluhan Klien mengatakan sulit bergerak Klien mengatakan tidak dapat
Utama bergerak
Riwayat Sebelum klien masuk ke rumah Sebelum klien masuk ke rumah
Penyakit sakit, klien mengalami kecelakaan sakit, klien mengalami kecelakaan
Sekarang di tannga depan rumahnya saat saat berangkat sekolah di camplong
klien ingin memindahkan sepeda dekat dengan SMA 1 Camplong
motor ke dalam rumah tapi pada hari senin tanggal 08 April
sebelum itu klien terjatuh di tangga 2019 sekitar pukul 06:45 WIB.
dengan keadaan kaki sebelah kanan Kemudian klien dilarikan ke
tertipani setir sepeda motor puskesmas camplong, kemudian
kemudian klien di bawa ke rumah klien di rujuk ke IGD RSUD dr.
sakit RSUD dr. Mohammad Zyn Mohammad Zyn kabupaten
kabupaten sampang tanggal 06 sampang pada pukul 10.30 WIB
maret 2019 jam 18:00 untuk klien dilakukan pemeriksaan dan di
dilakukan pemerikaan. Hasil rongsen. hasil dari pemeriksaan
pemeriksaan tersebut klien tersebut klien mengalami patah
mengalami fraktur pada bagian tulang pada kaki Klien dipindah ke
paha dan harus dilakukan operasi. ruang melati pada pukul 14:00 WIB
\pada tanggal 12 maret 2019 klien untuk mendapatkan perawatan
masuk ke ruang melati untuk sebelum dilakukan tindakan
persiapan operasi. Pada tanggal 13 operasi. Pada hari Selasa tanggal 09
maret 2019 klien dilakukan April 2019 klien masuk ke ruang
tindakan operasi jam 8:20 WIB dan operasi pada pukul 10.00 WIB dan
selesai pada pukul 13:30 WIB. selesai operasi pada pukul 14.00
Pada saat dilakukan pengkajian WIB. Pada saat dilakukan
tanggal 18 maret 2019 pukul 11:00 pengkajian pada tanggal 13 April
di poli ortopedik saat kontrol klien 2018 pukul 09:30 WIB klien
mengatakan tidak dapat bergerak mengatakan kaki tidak dapat di
dan braktivitas serta klien gerakkan, saat di angkat kaki terasa
mengatakan nyeri pada paha berat.
sebelah kanan.
P : klien terlihat berhati-hati saat
mengangkat kakinya yang bergerak
Q : nyeri dirasarakan seperti
ditusuk-tusuk jarum, wajah
meringis
R : klien memegangi bagian paha
sebelah kanan
S : skala nyeri 6 (nyeri sedang)
T: nyeri dirasakan hilang timbul
selama kurang lebih 5-10 menit
Riwayat Klien tidak memiliki riwayat Klien tidak memiliki riwayat
Penyakit penyakit yang serius dan tidak penyakit sebelumnya, dan hanya
Dahulu memilik riwayat penyakit menular sakit biasa seperti demam
Riwayat Keluarga mengatakan tidak Keluarga mengatakan tidak
Keluaraga memiliki riwayat penyakit yang memiliki riwayat penyakit
serius dan tidak memiliki penyakit keturunan dan menular
turunan dan menular sebelumnya.
Riwayat Klien merasa cemas terhadap luka Klien merasa takut sakit yang
Psikologis operasi di paha sebelah kanannya dialami tidak akan sembuh

Riwayat Keluarga mengatakan bahwa Keluarga mengatakan bahwa


Sosial komunikasi klien dengan keluarga komunikasi klien dengan keluarga,
dan tetangga disekitarnya sangat tetangga dan temen sekolahnya
baik. dengan baik.

Riwayat Klien mengatakan beragama islam, Klien mengatakan beragama islam,


Spiritual dan percaya akan adanya tuhan, dan dan pasrah dengan ujian yang
pasrah dengan ujian yang diberikan diberikan oleh Allah SWT.
oleh Allah SWT.
Sumber Data: Data Primer Data Wawancara Tanggal 18 Maret

2019 dan 13 April 2019

4) Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.4 Perubahan Pola Kesehatan Klien dengan Diagnosa Medis Post Op
Fraktur dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Poli Ortopedik RSUD
dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.

POLA
KLIEN 1 KLIEN 2
KESEHATAN
Pola Menejemen Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Kesehatan Jika klien sakit klien Jika klien sakit klien hanya
membeli obat warung dan beristirahat dirumah dan
jika tidak ada klien membeli obat warung
perkembangan klien dan minum jamu tradisional.
memeriksakan diri ke
Dokter terdekat. Saat Sakit:
Saat Sakit: Klien kontrol 1 minggu 1
Klien kontrol 1 minggu 1 kali ke oli ortopwedik di
kali ke oli ortopwedik di Rumah Sakit RSUD dr.
Rumah Sakit RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang
Sampang
Pola Nutrisi Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Klien makan 3 kali dalam Klien makan 3 kali dalam
sehari yang terdiri dari nasi, sehari yang terdiri dari nasi,
ikan, dan sayur dengan porsi ikan, sayur jarang-jarang
1 piring penuh, minum ± dengan porsi sedang, minum
1.800cc/24 jam. ± 1.600 cc/24 jam.
Saat Sakit: Saat Sakit:
Klien makan dengan Klien mendapatkan diet
frekuensi 3x sehari terdiri bubur halus, dengan
dari bubur, nasi, ikan dan frekuensi 3x sehari, porsi
sayuran dengan porsi sedang dan tidak
sedang dihabiskan dan dihabiskan, minum ±1.200
minum ±1.400 cc/24 jam cc/24 jam
Pola Eliminasi Sebelum sakit: Sebelum sakit:
BAB 2x dengan konsistensi BAB 2x dengan konsistensi
kuning lembek. kuning lembek.
BAK kuning jernih dengan BAK kuning jernih dengan
konsistensi 6x perhari ± konsistensi 5x perhari ±
1.500cc/ 24 jam. 1.200cc/ 24 jam.
Saat Sakit: Saat Sakit:
BAB 1x dengan selama Tidak BAB selama dirumah
dirumah BAK produksi urin
BAK tidak terpasang 900cc/24 jam
kateter dengan warna
kuning pekat ± 1.250cc/24
jam.
Pola Istirahat Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Tidur Klien mengatakan bisa tidur Klien mengatakan sebelum
± 8 jam, 1 jam siang hari sakit klien bisa tidur ± 9
dan 7 jam malam hari. jam, 2 jam siang hari dan 7
Saat Sakit: jam malam hari.
Klien hanya tidur ± 4 jam Saat Sakit:
dalam 24 jam karena sering Klien tidak bisa tidur
terjaga (peggel dengan karena nyeri yang dirasakan
posisi kaki) pada kaki kanan Hanya tidur
±5 jam dalam 24 jam.
Pola Aktivitas Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Klien mengatakan ia bekerja Saat dirumah keluarga klien
seperti biasanya, tidak ada mengatakan klien tidak
hambatan saat bekerja bekerja karena masih
Saat Sakit: sekolah
Klien bisa melakukan Saat Sakit:
aktivitas ringan ditempat Klien tidak bisa melakukan
tidur, klien bisa duduk, dan aktivitas dan hanya
klien bisa ke kamar mandi terbaring di tempat tidur,
sendiri ditemani keluarga dan aktivitas sepenuhnya
dibantu keluarga
Pola Hubungan Sebelum sakit: Sebelum sakit:
dan Peran Klien adalah seorang ayah Hubungan klien dengan
hubungan klien dengan keluarga sangat baik, dan
keluarga sangat baik dan klien sebagai Anak
tidak ada masalah dengan Saat Sakit:
keluarga Klien hanya bisa
Saat Sakit: berkomunikasi dengan
Klien hanya bisa keluarga, saat klien
komunikasi dengan mengalami sakit klien tidak
keluarga, saat klien bisa mengurus semua
mengalami sakit klien tidak kebutuhan sendiri
bisa bekerja seperti biasanya
Pola Persepsi dan Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Konsep Diri Klien mengatakan puas Klien mengatakan puas
dengan kondisi tubuhnya dengan kondisi tubuhnya
yang sekarang dan klien yang sekarang dan klien
tidak merasa malu dengan tidak merasa malu dengan
keadaanya. keadaanya
Saat Sakit: Saat Sakit:
Klien mengatakan puas Klien mengatakan puas
dengan anggota tubuhnya dengan kondisi tubuhnya
saat ini meskipun klien walaupun klien saat ini
dalam keadaan sakit dalam keadaan sakit

Pola Sensori Sebelum sakit: Sebelum sakit:


Klien dapat merasakan nyeri Klien dapat merasakan nyeri
dan daya raba klien normal, dan daya raba pasien
tidak memiliki gangguan normal, pasien memiliki
penglihatan dan gangguan penglihatan dan
pendengaran, dan dapat pendengaran, klien dapat
mengingat dengan baik. mengingat pengalaman
Saat sakit: hanya sebagian.
Klien mengatakan nyeri Saat sakit:
pada clavikula sinistra dan Klien mengatakan nyeri
klien tidak mengalami pada paha kanan,
gangguan penglihatan dan penglihatan klien agak
gangguan pendengaran. kabur

Pola Reproduksi Sebelum sakit: Sebelum sakit:


dan seksual Klien adalah seorang yang Klien adalah seorang yang
sudah berkeluarga. sudah berkeluarga dan saat
Saat Sakit: ini klien sudah menoupose
Klien adalah seorang yang Saat Sakit:
sudah berkeluarga. Klien adalah seorang yang
sudah berkeluarga.
Pola Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Penanggulangan Jika klien mengalami stress Jika klien mengalami stress
Stress Klien maka klien pergi jalan-jalan maka klien berdzikir
bersama anaknya. Saat sakit:
Saat sakit: Klien mengatakan hanya
Klien mengatakan hanya bisa tiduran sambil berdzikir
bisa tiduran sambil saat stress
mengobrol dengan keluarga
Pola Tata Nilai Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Kepercayaan Klien beragama islam dan Klien beragama islam dan
percaya akan adanya tuhan percaya akan adanya tuhan
yang maha esa. yang maha esa.
Saat sakit: Saat sakit:
Klien percaya bahwa semua Klien percaya bahwa semua
dengan keadaannya yang di dengan keadaannya yang di
alami saat ini adalah ujianalami saat ini adalah ujian
dari Allah SWT, dengan dari Allah SWT, dengan
kondisinya yang saat ini kondisinya yang saat ini
klien masih bisa melakukan masih sakit dan tidak bisa
ibadah beraktivitas ibadah klien
menjadi terganggu
Sumber Data: Data Primer Data Wawancara Tanggal 18 Maret

2019 dan 13 April 2019

5) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik Klien \\\\\dengan Diagnosa Medis Post Op


Fraktur dengan hambatan mobilitas fsik di poli ortopedik RSUD dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.

PEMERIKSAAN
KLIEN 1 KLIEN 2
FISIK
1. TTV:
Suhu 36,4 oC 36,8 oC
Nadi 86 x/menit 78 x/menit
Tekanan Darah 110/70 Mmhg 100/60 Mmhg
Pernafasan 20 x/m 22 x/m
Glaucoma Scale E : 4 = Dapat membuka mata E : 4 = Dapat membuka mata
secara spontan secara spontan
V : 5 = Dapat menjawab V : 5 = Dapat menjawab
pertanyaan dengan baik pertanyaan dengan baik
M : 6 = Dapat mengikuti M : 6 = Dapat mengikuti
perintah secara spontan perintah secara spontan
2. Pemeriksaan
Integument
1) Inspeksi Warna kulit sawo matang, ada Warna kulit sawo matang,
lesi dibagian lengan, ada luka tidak ada lesi, ada luka operasi
operasi pada fwemur dextra pada femur dextr panjang luka
panjang ±20 cm yang tertutup sekitar ±20 cm yang tertutup
kasa, tidak odem disekitar kasa, tidak ada odem disekitar
luka operasi, warna kulit luka, warna kulit kemerahan.
2) Palpasi kemerahan.
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, kulit tidak elastis, akral
tekan, kulit elastis, akral hangat, CRT ≥ 2 detik
hangat, CRT ≤ 2 detik
3. Pemeriksaan
kepala dan leher
1) Inspeksi Warna rambut hitam, bersih, Warna rambut beruban, bersih,
tidak ada ketombe, kepala tidak ada ketombe, kepala
simetris di bagian leher tidak simetris di bagian leher tidak
ada lesi, Tidak odem ada lesi, Tidak odem

2) Palpasi Kepala tidak ada benjolan, Kepala tidak ada benjolan,


tidak ada lesi, tidak ada nyeri tidak ada lesi, ada nyeri tekan,
tekan, tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran trakea,
kelenjar limpe, tidak ada tidak ada pembesaran kelenjar
pembesaran kelenjar thyroid, thyroid, tidak ada nyeri tekan.
tidak ada nyeri tekan.

4. Pemeriksan mata
dan Penglihatan
1) Inspeksi Bulu mata tebal, kelopak Bulu mata tipis, kelopak mata
mata tidak odem, conjungtiva tidak odem, conjungtiva tidak
tidak anemis, skelera putih, anemis, skelera putih, kornea
kornea dan iris normal licin dan iris normal licin dan
dan transparan, penglihatan transparan, penglihatan klien
klien normal, pupil isokor. sedikit rabun, pupil isokor.
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada lesi di bagian kelopak ada lesi di bagian kelopak
mata mata
5. Pemeriksaan Tidak ada lesi, tidak odem, Tidak ada lesi, tidak odem,
telinga dan daun telinga bersih, daun telinga sedikt kotor,
Pendengaran pendengaran normal (tidak pendengaran sedikit terganggu
1) Inspeksi terjadi penurunan fungsi (terjadi penurunan fungsi
pendengaran). pendengaran).

2) Palpasi Tidak ada nyeri tekan di daun Tidak ada nyeri tekan di daun
telinga dan dibelakang daun telinga dan dibelakang daun
telinga, tidak odem, tidak ada telinga, tidak odem, tidak ada
lesi. lesi.

6. Pemeriksaan
hidung dan
Sinus Warna hidung sawo matang, Warna hidung sawo matang,
1) Inspeksi lubang hidung simetris, lubang hidung simetris,
mukosa lembab, tidak ada mukosa lembab, tidak ada
penyumbatan saat bernafas, penyumbatan saat bernafas,
tidak ada pernafasan cuping tidak ada pernafasan cuping
hidung. hidung.

2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak ada nyeri


tekan, tidak ada odem Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada odem
7. Pemeriksaan
mulut Bibir lembab, warna pucat, Bibir kering, warna pucat,
1) Inspeksi lidah bersih, gigi putih, tidak lidah kotor, gigi kuning, ada
ada karies, tidak ada karies, tidak ada pendarahan
pendarahan gusi. gusi.

2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak odem, Tidak ada lesi, tidak odem,
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
8. Pemeriksaan
Thorax dan Paru
1) Inspeksi Bentuk dada normal, Bentuk dada normal, payudara
payudara simetris, tidak ada simetris, tidak ada penarikan
penarikan intercoste, terdapat intercoste
luka post op pada clavikula
2) Palpasi sinistra Vocalfremitus teraba antara
depan dan belakang sama ,
Vocalfremitus teraba antara tidak ada lesi, tidak odem,
depan dan belakang sama , pergerakan simetris.
3) Perkusi tidak ada lesi, tidak odem,
pergerakan simetris. Sonor
4) Auskultasi
Sonor Suara nafas vasikuler

Suara nafas vasikuler


9. Pemeriksaan
Jantung
1) Inspeksi Iktuscordis kuat dangkal di Iktuscordis kuat dangkal di
intercoste 4-5 MCLS intercoste 4-5 MCLS
(micklavikula line sinistra) (micklavikula line sinistra)
2) Palpasi Iktuscordis teraba di Iktuscordis teraba di
3) Perkusi intercoste 4-5 MCLS intercoste 4-5 MCLS
4) Auskultasi (micklavikula line sinistra) (micklavikula line sinistra)
Jantung tidak melebar (redup) Jantung tidak melebar (redup)
S1 dan S2 tunggal. S1 dan S2 tunggal.
10. Pemeriksaa
Abdomen
1) Inspeksi Perut tidak terlihat kembung, Perut tidak terlihat kembung,
tidak ada lesi. tidak ada lesi.
2) Auskultasi Bising usus 18x/m Bising usus 15x/m
3) Perkusi Timpani Timpani
4) Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

11. Pemeriksaan
rectum dan anus
1) Inspeksi Tidak terkaji Tidak terkaji
2) Palpasi Tidak terkaji Tidak terkaji

12. Pemeriksaan
muskuluskeletal Warna kulit sawo matang, Warna kulit sawo matang,
1) Inspeksi kulit bersih, tulang belakang lembab, bersih, tulang
normal, jari-jari normal tidak belakang normal, jari-jari
tremor, tidak ada tanda-tanda normal tidak tremor, tidak ada
infeksi, terdapat luka operasi tanda-tanda infeksi, terdapat
pada clavicula sinistra\ luka operasi pada femur
dextra, terpasang selang drain
dengan produksi ±40cc
2) Palpasi berwarna merah kehitaman
Tidak ada odem, tidak ada
nyeri tekan daerah sendi, Tidak ada odem, ada nyeri
reflek bisep trisep normal, tekan daerah sendi, kekuatan
kekuatan otot otot .
5 3 5 5
5 5 1 5
Kekuatan otot pada
ekstermitas kanan atas, kanan Kekuatan otot pada
bawah, dan kiri bawah 5 = ekstermitas kanan atas, kiri
Mampu menggerakkan atas, dan kiri bawah 5 =
persendian dalam lingkup Mampu menggerakkan
gerak penuh dan mampu persendian dalam lingkup
melawan gravitasi. gerak penuh dan mampu
Sedangkan kekuatan otot melawan gravitasi.
pada ekstermitas kiri atas 3 = Sedangkan pada kekuatan otot
ada pergerakan, namun tidak pada ekstermitas kanan bawah
mampu melawan gravitasi 1 = pergerakan otot yang
terlihat, namun tidak ada
pergerakan sendi
13. Pemeriksaan Kesadaran Composmentis Kesadaran Composmentis
neurologi GCS (gasglow coma scale) GCS (gasglow coma scale)

E : 4 = Dapat membuka mata E : 4 = Dapat membuka mata


secara spontan secara spontan
V : 5 = Dapat menjawab V : 5 = Dapat menjawab
pertanyaan dengan baik pertanyaan dengan baik
M : 6 = Dapat mengikuti M : 6 = Dapat mengikuti
perintah secara spontan perintah secara spontan

Sumber Data: Data Observasi Tanggal 18 Maret 2019 dan 13 April

2019
6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Diagnostik Klien dengan Diagnosa Medis Post
Op Fraktur dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang..

NILAI
PEMERIKSAAN KLIEN 1 KLIEN 2
NORMAL
Laboratorium Gula darah sewaktu Gula darah sewaktu < 150mg/dl
110 98 5-25 mg/dl
BUN BUN < 1,4 mg/dl
11,3 14,3 <29 U/L
Kreatinin Serum Kreatinin Serum <30 U/L
1,0 0,62 L:13,5 g/dl ;
SGOT P:12-16 g/dl
26 4.500-11.000
SGPT /cmm
25 L:40-54% ; P:38-
Hemoglobin 47%
12,7 150-450
ribu/cmm
Lekosit PPT 11,4-14,7 Detik
14.200 14,0 27,4-39,3 Detik
Hematokrit APTT < 0,4 mg/dl
Foto Rontgen 36,7 31,9 < 1 mg/dl
Trombosit Bilirubin Direk
244.000 0,15
PPT Bilirubin Total
13,7 0,33
APTT
32,5
Hasil foto rontgen
pada tanggal 31 Mei
2018 menunjukkan
tampak fraktur femur
Hasil foto rontgen dextra
pada tanggal 06
April 2018
menunjukkan
tampak fraktur
clavivula sinistra
Sumber Data: Data Sekunder Data Dokumentasi Hasil Laboratorium Pada
Tn. B Tanggal 04 April 2018 dan pada Ny. S tanggal 28 Mei
2018

7) Terapi obat
Tabel 4.7 Terapi obat Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten
Sampang.

KLIEN 1 KLIEN 2
Infus NaCl 14 tetes/menit: 1500cc/24 Infus NaCl 20 tetes/menit: 1500cc/24
jam jam
Injeksi Viccillin 1 gr Intra vena Injeksi Viccillin 1 gr Intra vena
Injeksi Santagesik 1000 mg gram Intra Injeksi Santagesik 1000 mg gram Intra
vena vena
Sumber Data: Data Sekunder Data Dokumentasi Pada Tanggal 06 April
2108 pada Tn. “B” dan 30 Mei 2018 pada Ny. “S”.
4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.8 Analisa Data Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur
dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.

ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


KLIEN 1
Data Subjektif : Trauma Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri pada clavicula
sinistra
Peningkatan
P : klien terlihat berhati-hati saat bergerak medikator
Q : nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, kimia
wajah tampak meringis.
R : klien memegangi bahu (clavikula)
sebelah kiri Terputusnya
S : Skala nyeri klien 4 (nyeri sedang) jaringan dan
T : klien mengatakan nyeri dirasakan tulang
hilang timbul meskipun dalam keadaan
diam
Nyeri akut
Data Objektif :
1. Wajah tampak meringis
2. Klien memegangi lokasi nyeri pada
clavicula sinistra
3. TTV :
Suhu : 36,4 oC
Nadi : 86 x/menit
Tekanan Darah: 110/70 Mmhg
RR : 20 x/m
4. Hasil Laboratorium :
- Hemoglobin : 12,7 g/dl
- Lekosit : 14.200 /cmm
- Hematokrit : 36,7 %
- Trombosit :244.000 ribu/cmm
Hasil Foto Rontgen :
- Hasil foto rontgen pada tanggal 06
April 2018 menunjukkan tampak
fraktur clavicula sinistra
Data Subjektif : Kurangnya Ansietas
Klien merasa cemas terhadap luka post pengetahuan
operasi pada clavicula sinistra tentang
keadaan dan
Data Objektif: prosedur yang
1. Klien sering bertanya dilakukan
2. Klien terlihat bingung dan cemas
3. TTV:
Suhu : 36,4 oC Stressor
Nadi : 86 x/menit psikologi bagi
Tekanan Darah: 110/70 Mmhg klien
RR : 20 x/m

Cemas/Ansietas
Data Subjektif : Insisi operasi Resiko
Klien mengatakan nyeri pada clavikula Infeksi
sinistra
Terputusnya
Data Objektif : jaringan
1. Terdapat luka post operasi pada kontinuitas
clavicula sinistra
2. Luka tertutup kassa, kering
3. Tidak ada oedem
4. Panjang luka ±12 cm Port de entry
5. TTV :
Suhu : 36,4 oC
Nadi : 86 x/menit Resiko Infeksi
Tekanan Darah : 110/70 Mmhg
RR : 20 x/m
KLIEN 2
Data Subjektif : Trauma Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri pada femur
dextra
P : klien terlihat berhati-hati saat Peningkatan
bergerak medikator
Q : nyeri dirasarakan seperti ditusuk- kimia
tusuk jarum, wajah meringis
R : klien memegangi bagian femur dextra
S : skala nyeri 6 (nyeri sedang) Terputusnya
T: nyeri dirasakan hilang timbul jaringan dan
tulang
Data Objektif:
1. Wajah tampak meringis
2. Klien memegangi lokasi nyeri pada
Nyeri akut
femur dextra
3. TTV :
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 78 x/menit
Tekanan Darah:100/60 Mmhg
RR : 22 x/m

Data Subjektif : Adanya luka Hambatan


Klien mengatakan seluruh badannya operasi Mobilitas
terasa sakit dan sulit untuk bergerak serta fisik
tidak bisa melakukan aktivitas
Trauma
Data Objektif : Jaringan
1. Klien tampak berbaring ditempat tidur
2. Terdapat luka post operasi pada femur
dextra Kemampuan
3. Terpasang selang drain dengan otot dan
produksi ±40cc berwarna merah kemampuan
kehitaman gerak kurang
4. Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
5. TTV :
Suhu : 36,8 oC Kelemahan
Nadi : 78 x/menit
Tekanan Darah: 100/60 Mmhg
RR : 22 x/m Hambatan
6. Kekuatan Otot Mobilitas Fisik
5 5
1 5

5 = Mampu menggerakkan
persendian dalam lingkup
gerak penuh dan mampu
melawan gravitasi.
1 = Pergerakan otot yang terlihat,
namun tidak ada pergerakan
sendi

Sumber: Data Primer 06 April 2018 dan 30 Mei 2018

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan Analisa Data Klien dengan Diagnosa


Medis Post Op Fraktur dengan Nyeri Akut di Ruang Melati
RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.
ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI
KLIEN 1
Data Subjektif : Nyeri Akut Trauma
Klien mengatakan nyeri pada clavicula
sinistra
P : klien terlihat berhati-hati saat bergerak Peningkatan
Q : nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, medikator kimia
wajah tampak meringis.
R : klien memegangi clavicula sinistra
S : Skala nyeri klien 4 (nyeri sedang) Terputusnya
T : klien mengatakan nyeri dirasakan jaringan dan
hilang timbul meskipun dalam keadaan tulang
diam

Data Objektif : Nyeri akut


1. Wajah tampak meringis
2. Klien memegangi lokasi nyeri pada
clavicula sinistra
3. TTV :
Suhu : 36,4 oC
Nadi : 86 x/menit
Tekanan Darah: 110/70 Mmhg
RR : 20 x/m
4. Hasil Laboratorium
- Hemoglobin : 12,7 g/dl
- Lekosit : 14.200 /cmm
- Hematokrit : 36,7 %
- Trombosit :244.000 ribu/cmm
Hasil Foto Rontgen :
- Hasil foto rontgen pada tanggal 06
April 2018 menunjukkan tampak
fraktur clavivula sinistra
Data Subjektif : Ansietas Kurangnya
Klien selalu menanyakan tentang keadaan pengetahuan
dan prosedur tindakan yang dilakukan tentang keadaan
dan prosedur
Data Objektif: yang dilakukan
1. Klien sering bertanya
2. Klien terlihat bingung dan cemas
4. TTV: Stressor
Suhu : 36,4 oC psikologi bagi
Nadi : 86 x/menit klien
Tekanan Darah: 110/70 Mmhg
RR : 20 x/m
Cemas/Ansietas

Data Subjektif : Resiko Insisi operasi


Klien mengatakan nyeri pada bahu sebelah Infeksi
kiri
Terputusnya
Data Objektif : jaringan
1. Terdapat luka post operasi pada bahu kontinuitas
sebelah kiri
2. Luka tertutup kassa, kering
3. Tidak ada oedem Port de entry
4. Panjang luka ±12 cm
5. TTV :
Suhu : 36,4 oC Resiko Infeksi
Nadi : 86 x/menit
Tekanan Darah : 110/70 Mmhg
RR : 20 x/m

KLIEN 2
Data Subjektif : Nyeri Akut Trauma
Klien mengatakan nyeri paha sebelah
kanan
Peningkatan
P : klien terlihat berhati-hati saat bergerak medikator kimia
Q : nyeri dirasarakan seperti ditusuk-tusuk
jarum, wajah meringis
R : klien memegangi bagian paha sebelah Terputusnya
kanan jaringan dan
S : skala nyeri 6 (nyeri sedang) tulang
T: nyeri dirasakan hilang timbul

Data Objektif:
Nyeri akut
1. Wajah tampak meringis
2. Klien memegangi lokasi nyeri pada
paha sebelah kanan
3. TTV :
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 78 x/menit
Tekanan Darah:100/60 Mmhg
RR : 22 x/m

Data Subjektif : Hambatan Adanya luka


Klien mengatakan seluruh badannya terasa Mobilitas operasi
sakit dan sulit untuk bergerak serta tidak fisik
bisa melakukan aktivitas
Trauma Jaringan
Data Objektif :
1. Klien tampak berbaring ditempat tidur
2. Terdapat luka pos operasi pda paha Kemampuan
sebelah kanan otot dan
3. Terpasang selang drain dengan kemampuan
produksi 40cc gerak kurang
4. Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
5. TTV :
Suhu : 36,8 oC Kelemahan
Nadi : 78 x/menit
Tekanan Darah: 100/60 Mmhg
RR : 22 x/m Hambatan
6. Kekuatan Otot Mobilitas Fisik
5 5
1 5
5 = Mampu menggerakkan
persendian dalam lingkup gerak
penuh dan mampu melawan
gravitasi.
1 = Pergerakan otot yang terlihat,
namun tidak ada pergerakan sendi

Sumber: Data Sekunder 06 April 2018 dan 30 Mei 2018


4.1.5 Intervensi
Tabel 4.10 Intervensi Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang..

DIAGNOSA
KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
KLIEN 1
Nyeri Akut berhubungan 1. Observasi TTV 1. Memonitor
dengan terputusnya keadaan dan
jaringan dan tulang akibat perkembangan
pembedahan tanda-tanda vital
2. Lakukan klien
Tujuan : pengkajian nyeri.
Setelah dilakukan tindakan 2. Nyeri merupakan
keperawatan dalam waktu respons subjektif
3 x 24 jam diharapkan yang dapat dikaji
klien tidak merasakan dengan
nyeri atau nyeri berkurang. 3. Ajarkan tekhnik menggunakan
distraksi (terapi skala nyeri
Kriteria Hasil: musik klasik)
1. Mampu megontrol 3. Tekhnik distraksi
nyeri menggunakan (pengalihan) dapat
tekhnik non menurunkan
farmakologi (terapi stimulus internal
musik klasik) sehingga dapat
2. Melaporkan bahwa 4. Motivasi klien menurunkan
nyeri berkurang dengan untuk melakukan persepsi nyeri
menggunakan tekhnik distraksi
menejement nyeri terapi musik
3. Skala Nyeri 0-1 klasik 4. Adanya dorongan
4. Dapat bergerak tanpa dari perawat
rasa nyeri sehingga klien ada
5. Wajah rileks kemauan untuk
6. Tanda-Tanda Vital melakukan tekhnik
dalam rentang normal 5. Berikan informasi distraksi terapi
1) Tekanan Darah: kepada klien dan musik klasik
120/80 Mmhg keluarga tentang
2) Nadi 60-100x/m proses penyakit
3) Suhu 36-37,5oC 5. Menambah
4) Respiration Rate 12- pengetahuan klien
24x/m 6. Kolaborasi dengan dan keluarga
tim medis dalam terhadap
pemberian terapi penyakitnya
obat Analgetik
(Santagesik)
6. Analgetik dapat
memblok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang

INTERVENSI
DIAGNOSA
RASIONAL
KEPERAWATAN
(NIC)
(Tujuan, Kriteria Hasil)

KLIEN 2
Nyeri Akut berhubungan 1. Observasi TTV 1. Memonitor
dengan terputusnya keadaan dan
jaringan dan tulang akibat perkembangan
pembedahan tanda-tanda vital
klien
Tujuan : 2. Lakukan
Setelah dilakukan tindakan pengkajian nyeri.
keperawatan dalam waktu 2. Nyeri merupakan
3 x 24 jam diharapkan respons subjektif
klien tidak merasakan yang dapat dikaji
nyeri atau nyeri berkurang. dengan
menggunakan
Kriteria Hasil: 3. Ajarkan tekhnik skala nyeri
1. Mampu megontrol distraksi (terapi
nyeri menggunakan musik klasik)
tekhnik non 3. Tekhnik distraksi
farmakologi (terapi (pengalihan) dapat
musik klasik) menurunkan
2. Melaporkan bahwa stimulus internal
nyeri berkurang sehingga dapat
dengan menurunkan
menggunakan 4. Motivasi klien persepsi nyeri
menejement nyeri untuk melakukan
3. Skala Nyeri 0-1 tekhnik distraksi
4. Dapat bergerak tanpa terapi musik 4. Adanya dorongan
rasa nyeri klasik dari perawat
5. Wajah rileks sehingga klien ada
6. Tanda-Tanda Vital kemauan untuk
dalam rentang melakukan tekhnik
normal 5. Berikan informasi distraksi terapi
1) Tekanan Darah: kepada klien dan musik klasik
120/80 Mmhg keluarga tentang
2) Nadi 60-100x/m proses penyakit
o
3) Suhu 36-37,5 C 5. Menambah
4) Respiration Rate pengetahuan klien
12-24x/m dan keluarga
6. Kolaborasi dengan terhadap
tim medis dalam penyakitnya
pemberian terapi
obat Analgetik
(Santagesik)

6. Analgetik dapat
memblok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang

Sumber: Data Sekunder 06 April 2018 dan 30 Mei 2018.


4.1.6 Implementasi

Tabel 4.11 Implementasi Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur


dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.

No
Tanggal Jam .D Tindakan Keperawatan Respon Klien
x
KLIEN 1
06/04/20 07.0 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 110/70 mmhg, Nadi :
80 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,2oC, RR :
07.0 nyeri 18x/m
5 2. Skala nyeri 3 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik rinagn)
07.1 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
0 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
07.2 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
0 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik
5. Berikan informasi kepada 5. Klien memahami
07.2 klien dan keluarga tentang penjelasan perawat
5 proses penyakit tentang penyakitnya
6. Melakukan injeksi 6. Klien merasa
viccillin 1 gr dan kesakitan saat
07.3 santagesik 1000 mg dilakukan injeksi IV
0 melalui intravena

07/04/20 07.1 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :


18 5 120/80 mmhg, Nadi :
82 x/m, S:36,1oC, RR
2. Melakukan pengkajian : 20 x/m
07.2 nyeri 2. Skala nyeri 2 (nyeri
0 ringan)
3. Mengajarkan tekhnik 3. Klien mampu
07.3 distraksi terapi musik melakukan terapi
5 klasik musik klasik secara
mandiri
4. Memotivasi klien untuk 4. Klien bersedia untuk
07.4 melakukan tekhnik melakukan terapi
0 distraksi terapi musik musik klasik
klasik
08/04/20 08.0 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 120/80 mmhg, Nadi :
86 x/m, S:36,4oC, RR
2. Melakukan pengkajian : 24 x/m
08.0 nyeri 2. Skala nyeri 2 (nyeri
5 ringan)
3. Mengajarkan tekhnik 3. Klien mampu
08.1 distraksi terapi musik melakukan terapi
0 klasik musik klasik secara
mandiri
4. Memotivasi klien untuk 4. Klien bersedia untuk
08.2 melakukan tekhnik melakukan terapi
5 distraksi terapi musik musik klasik
klasik

No
Tanggal Jam .D Tindakan Keperawatan Respon Klien
x
KLIEN 2
30/05/20 19.3 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 90/70 mmhg, Nadi :
82 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,6oC, RR :
19.3 nyeri 18x/m
5 2. Skala nyeri 6 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik sedang)
19.4 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
0 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
19.5 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
5 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik
5. Berikan informasi kepada 5. Klien memahami
20.0 klien dan keluarga tentang penjelasan perawat
0 proses penyakit tentang penyakitnya
6. Melakukan injeksi6. Klien merasa
viccillin 1 gr dan kesakitan saat
20.1 santagesik 1000 mg dilakukan injeksi IV
0 melalui intravena
31/05/20 12.1 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 110/70 mmhg, Nadi :
84 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,1oC, RR : 20
12.1 nyeri x/m
5 2. Skala nyeri 4 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik sedang)
12.2 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
5 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
12.3 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
0 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik

01/06/20 07.4 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :


18 5 110/70 mmhg, Nadi :
86 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,4oC, RR : 20
07.5 nyeri x/m
0 2. Skala nyeri 4 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik sedang)
07.5 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
5 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
08.1 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
0 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik

02/06/20 10.0 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :


18 0 100/70 mmhg, Nadi :
80 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,2oC, RR : 22
10.1 nyeri x/m
0 2. Skala nyeri 3 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik ringan)
10.1 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
5 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
10.2 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
5 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik

Sumber: Data Sekunder 06 April 2018 dan 30 Mei 2018.


4.1.7 Evaluasi

Tabel 4.12 Evaluasi Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.
HARI 1 HARI 2 HARI 3
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
EVALUASI 06 April 2018 07 April 2018 08 April 2018
Pukul : 07.40 Pukul: 08.00 Pukul : 09.00
WIB WIB WIB
KLIEN 1
Nyeri Akut S: Klien S: Klien S: Klien
berhubungan mengatakan masih mengatakan nyeri mengatakan nyeri
dengan merasakan nyeri berkurang berkurang
terputusnya O: O: O:
jaringan dan 1. Klien terlihat 1. Klien sudah 1. Klien dapat
tulang akibat berhati-hati terlihat bergerak sedikit
pembedahan saat bergerak bergerak demi sedikit
2. Wajah masih dengan hati- 2. Wajah rileks
meringis. hati 3. Skala nyeri
3. Skala nyeri 2. Wajah tampak pasien 1 (nyeri
pasien 3 (nyeri rileks. ringan)
ringan) 3. Skala nyeri 4. Klien mampu
4. Klien mampu pasien 2 (nyeri melakukan
melakukan ringan) terapi musik
terapi musik 4. Klien mampu klasik
klasik tetapi melakukan 5. TTV:
dengan terapi musik 1) Tekanan
didampingi. klasik darah : 120/80
5. TTV: 5. TTV: Mmhg
1) Tekanan 1) Tekanan 2) Nadi : 86x/m
Darah : Darah: 3) Suhu : 36,4oC
110/70 Mmhg 120/80 4) Respiration
2) Nadi : 80 x/m Mmhg Rate: 24x/m
3) Suhu : 36,2 2) Nadi : 82
o
C x/m A: Masalah
4) Respiration 3) Suhu : teratasi
rate : 18 x/m 36,1oC P:Intervensi
4) Respiration dihentikan
A : Masalah Rate: 20x/m
teratasi sebagian
P : Intervensi A: Masalah
dilanjutkan nomor teratasi sebagian.
2,3,4,6,7 P : Intervensi
I : Intervensi dilanjutkan nomor
dilanjutkan 2,3,4,6,7 dan
dirumah klien kolaborasi dengan
pulang keluarga
HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4
TANGGAL TANGGAL TANGGAL TANGGAL
EVALUASI 30 Mei 2018 31 Mei 2018 01 Juni 2018 02 Juni 2018
Pukul Pukul : Pukul : Pukul : 11.00
:20.30WIB 13.00WIB 08.30WIB WIB
KLIEN 2
Nyeri Akut S : Klien S : Klien S : Klien S : Klien
berhubungan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
dengan nyeri pada masih nyeri pada masih nyeri nyeri mulai
terputusnya paha sebelah paha sebelah pada paha berkurang
jaringan dan kanan kanan sebelah kanan
tulang akibat O: O: O: O:
pembedahan 1. Klien 1. Klien sangat 1. Klien 1. Klien sangat
sangat berhati-hati sangat berhati-hati
berhati-hati saat bergerak berhati-hati saat bergerak
saat 2. Wajah saat 2. Wajah tidak
bergerak meringis bergerak meringis
2. Wajah 3. Skala nyeri 4 2. Wajah tidak 3. Skala nyeri 3
masih (nyeri sedang) meringis (nyeri ringan)
tampak 4. Klien mampu 3. Skala nyeri 4. Klien mampu
meringis melakukan 4 (nyeri melakukan
3. Skala nyeri terapi musik sedang) terapi musik
klien 6 klasik dan 4. Klien klasik dan
(nyeri didampingi mampu didampingi
sedang) 5. TTV: melakukan 5. TTV:
4. Klien 1) Tekanan terapi 1) Tekanan
belum darah:100/7 musik darah
mampu 0 Mmhg klasik dan :110/80
melakukan 2) Nadi : 84 didampingi Mmhg
terapi x/m 2) Nadi :
musik 3) Suhu : TTV: 80x/m
o
klasik 36,1 C 1) Tekanan 3) Suhu :
5. TTV: 4) Respiration darah 36,2oC
1) Tekanan Rate: 20x/m :110/80 4) Respiration
darah : Mmhg Rate: 22x/m
90/70 A: Masalah 2) Nadi :
Mmhg teratasi sebagian. 86x/m A: Masalah
2) Nadi : 82 P : Intervensi 3) Suhu : teratasi
o
x/m dilanjutkan 36,4 C P: Intervensi
3) Suhu : 36,6 nomor 2,3,4,5,6 4) Respiration dilanjutkan
o
C Rate: nomor 2,3,4,5,
4) Respiration 20x/m kolaborasi
rate : 18 dengan keluarga
x/m A: Masalah
teratasi
A : Masalah P: Intervensi
teratasi dilanjutkan
sebagian nomor
P : Intervensi 2,3,4,5,6
dilanjutkan
nomor
2,3,4,5,6

Sumber : Data Sekunder 06 April 2018 dan 30 Mei 2018


4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami Post Op Fraktur


dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.

Pengkajian pada Tn “B” dengan usia 29 tahun 3 hari yang lalu klien

mengalami kecelakaan lalu lintas sehingga klien mengalami patah tulang

pada bahu sebelah kiri dan harus dioperasi. Saat pengkajian pada tanggal 06

April 2018 pukul 06.00 WIB, klien terlihat sangat berhati-hati saat bergerak,

wajah tampak meringis, klien memegangi bahu sebelah kiri, skala nyeri

klien 4 (nyeri sedang). Tanda-tanda vital : Tekanan Darah: 110/70 mmHg,

Nadi 86 x/menit, Suhu : 36,4oC, Respiration rate: 20 x/menit. Pengkajian

pada Ny “S” dengan usia 56 tahun, klien mengatakan sejak 3 bulan yang

lalu klien jatuh dikamar mandi sehingga menyebabkan patah tulang pada

paha sebelah kanandan klien di operasi. Saat pengkajian tanggal 30 Mei

2018 pukul 19.30 WIB klien mengeluh nyeri dan tampak sangat berhati-hati

saat bergerak, wajah meringis dan lemah, klien merasa nyeri pada bagian

paha sebelah kanan dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang). Tanda-tanda vital

klien : Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi :78 x/menit, Suhu : 36,8 ºC dan

Respiration rate : 22 x/menit.

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama di dalam

memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan data

tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat,

singkat, dan berkesinambungan. Kebenaran data sangat penting dalam

merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,

serta melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah


klien. Pengumpulan data ini juga harus dapat menggambarkan status

kesehatan pasien dan kekuatan masalah-masalah yang dialami oleh klien.

Sumber data didapatkan dari klien, keluarga, atau orang yang terkait,

anggota tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lainnya (Hutahaean,

2010).

Pada pola aktivitas dan latihan, klien menyampaikan bahwa selama

sakit klien mengalami kesulitan melakukan pergerakan (ambulasi) dan

aktivitas lainnya dikarenakan nyeri dan gerak yang terbatas, semua

bentuk aktivitas klien dibantu oleh keluarga. Hal tersebut sesuai dengan

yang dinyatakan oleh Ropyanto (2011) yang menyatkan bahwa klien

fraktur post ORIF akan mengalami gangguan mobilitas fisik dan

ambulasi karena adanya perubahan kekuatan dan ketahanan skunder

terhadap kerusakan muskoskeletal akibat fraktur dan prosedur pembedahan.

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan dengan cara

invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang biasanya

akan menyebabkan gangguan rasa nyaman atau nyeri setelah dilakukannya

prosedur. Nyeri diklasifikasikan secara umum terdiri dari nyeri akut dan

nyeri kronis. Nyeri akut bersifat mendadak, durasi singkat (dari beberapa

detik sampai beberapa bulan). Nyeri post bedah merupakan hal yang

fisiologis, namun hal ini sering menjadi sebuah ketakutan dan dikeluhkan

oleh klien setelah menjalani proses pembedahan. Sensasi nyeri akan terasa

sebelum klien mengalami kesadaran penuh dan meningkat seiring dengan

berkurangnya anestesi dalam tubuh. Adapun bentuk nyeri yang dialami

oleh klien post bedah adalah nyeri akut yang terjadi akibat luka bedah atau
insisi (Potter & Perry, 2006). Luka insisi akan merangsang mediator kimia

dari nyeri seperti histamin, bradikinin, asetilkolin, dan prostaglandin

dimana zat-zat ini diduga akan meningkatkan sensitifitas reseptor nyeri

dan akan menyebabkan rasa nyeri pada klien post bedah (Smeltzer & Bare,

2012).

Hasil pengkajian pada Tn “B” dan Ny. “S” timbul gejala yang

dirasakan pada klien setelah operasi berupa kesakitan adalah hal yang

wajar, karena menurut Smeltzer & Bare (2013) masalah yang sering

muncul klien setelah pembedahan adalah nyeri, bengkak, keterbatasan

gerak sendi, penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan untuk

melakukan ambulasi secara mandiri. Selain itu, dasar pembedahan itu

sendiri adalah proses fisik seperti insisi, pemotongan jaringan, pengambilan

jaringan pemasangan implant yang akan menstimulasi ujung saraf bebas

termasuk reseptor nyeri.

4.2.2 Diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami Post Op Fraktur


dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. “B” yaitu Nyeri

Akut berhubungan dengan trauma jaringan dan tulang akibat pembedahan.

Data subjektif menunjukkan klien mengatakan nyeri pada clavikula. Data

objektif yaitu klien terlihat berhati-hati saat bergerak, wajah meringis,

klien memegangi bahu sebelah kiri, Skala nyeri pasien 4, nyeri hilang

timbul. TTV: Tekanan Darah: 110/70 mmHg, Nadi 86 x/menit, Suhu :

36,4oC, Respiration rate: 20 x/menit. Diagnosa keperawatan yang muncul


pada Ny.”S” yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan trauma jaringan dan

tulang akibat pembedahan. Data subjektif menunjukkan klien mengatakan

nyeri di bagian paha sebelah kanan. Data objektif yaitu klien terlihat

berhati-hati saat bergerak, Wajah meringis, Skala nyeri klien 6, nyeri

hilang timbul. TTV: Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi :78 x/menit,

Suhu : 36,8 ºC dan Respiration rate : 22 x/menit.

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai

seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah

kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa

keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan

keperawatan (Hutahaean, 2010). Diagnosa yang muncul pada klien Post

Op Fraktur secara teori yaitu Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

jaringan dan tulang akibat pembedahan, Kerusakan integritas kulit b.d

luka post operasi, Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan fungsi

neuromuskular, Resiko infeksi b.d port de entry kuman, dan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi

tidak adekuat. Diagnosa nyeri akut ditegakkan berdasarkan teori

dalam ( NANDA, 2013) diartikan sebagai suatu pengalaman sensori dan

emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat adanya

kerusakan jaringan yang aktual atau potensial kemudian awitan

dinyatakan sebagai nyeri akut adalah awitan yang tiba-tiba atau lambat

dari intensitas ringan sedang sampai berat yang sekiranya dapat diatasi

dalam waktu kurang dari 6 bulan. Nyeri didefinisikan suatu keadaan


ketika individu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidak nyamanan

yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan (Linda Juall, 2012).

Diagnosa Keperawatan yang muncul pada Tn. “B” dan Ny.”S”

yang mengalami Post Op Fraktur sesuai dengan teori yaitu Nyeri Akut

berhubungan dengan terputusnya jaringan dan tulang akibat pembedahan.

4.2.3 Perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami Post Op


Fraktur dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad
Zyn Kabupaten Sampang.

Perencanaan pada Tn.”B” selama penelitian ini adalah Observasi TTV,

Lakukan pengkajian nyeri, Ajarkan tekhnik distraksi terapi musik klasik,

Memotivasi klien untuk melakukan teknik distraksi terapi musik klasik,

Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang proses penyakit , dan

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat Analgetik

(Santagesik). Perencanaan pada Ny.”S” selama penelitian ini Observasi

TTV, Lakukan pengkajian nyeri, Ajarkan tekhnik distraksi terapi musik

klasik, Memotivasi klien untuk melakukan teknik distraksi terapi musik

klasik, Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang proses

penyakit , dan Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat

Analgetik (Santagesik).

Perencanaan adalah bagian dari tahap proses keperawatan yang

meliputi tujuan perawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan rencana

tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk memecahkan masalah

yang dialami klien serta rasional dari masing-masing rencana tindakan

yang akan diberikan kepada pasien (Hutahaean, 2010). Perencanaan yang


dapat dilakukan pada diagnosa nyeri menurut teori (Nanda, 2013) adalah

Observasi TTV, Lakukan pengkajian nyeri, Ajarkan tekhnik distraksi

terapi musik klasik, Memotivasi klien untuk melakukan teknik distraksi

terapi musik klasik, Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang

proses penyakit , dan Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

terapi obat Analgetik (Santagesik). Teknik distraksi terapi musik klasik

dapat bermanfaat bagi klien untuk mengurangi nyeri pada klien Post Op

Fraktur dan dapat membantu klien rileks.

Perencanaan pada Tn.”B” dan Ny.”S” yang telah direncanakan

oleh peneliti tidak berbeda. Perencanaan meliputi, Observasi TTV,

Lakukan pengkajian nyeri, Ajarkan tekhnik distraksi terapi musik klasik,

Memotivasi klien untuk melakukan teknik distraksi terapi musik klasik,

Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang proses penyakit , dan

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat Analgetik

(Santagesik). Perbedaan Tn.”B” dan Ny.”S” pada perencanaan ajarkan

tekhnik distraksi terapi musik klasik yaitu Tn “B” menggunakan

perencanaan ajarkan teknik distraksi musik klasik dengan memakai

earphone. Ny.”S” menggunakan perencanaan ajarkan tekhnik distraksi

terapi musik klasik dengan tidak menggunakan earphone.

4.2.4 Tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami Post Op Fraktur


dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.

Pada Tn. “B” tahap tindakan keperawatan ini semua perencanaan

dilakukan peneliti adalah Mengobservasi TTV, Melakukan pengkajian


nyeri, Mengajarkan tekhnik distraksi terapi musik klasik dengan

menggunakan earphone, memotivasi klien untuk melakukan teknik

distraksi terapi musik, Memberikan informasi kepada klien dan keluarga

tentang proses penyakit, dan Berkolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian terapi obat Analgetik (Santagesik). Pada Ny.”S” tahap

tindakan keperawatan ini semua perencanaan dilakukan peneliti adalah

Mengobservasi TTV, Melakukan pengkajian nyeri, Mengajarkan tekhnik

distraksi terapi musik klasik dengan tidak menggunakan earphone,

memotivasi klien untuk melakukan teknik distraksi terapi musik,

Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang proses penyakit,

dan Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat

Analgetik (Santagesik).

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi

untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah

rencana intervensi disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk

membantu klien mencapai yang diharapkan. Oleh karena itu rencana

intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi masalah klien (Hutahaean, 2010). Perawat

memberikan dan memonitor intervensi yang di anjurkan oleh pemberi

pelayanan kesehatan primer untuk mengurangi nyeri dan secara mandiri

menggunakan tindakan untuk mengurangi nyeri yang melengkapi apa yang

sudah dianjurkan oleh pemberi layanan primer. Secara umum perawat

mencoba tindakan invasif sebagai pilihan terakhir atau terapi pertama yang

paling aman bersama dengan pengobatan sebelumnya yang klien lakukan


dan berhasil (Potter&Perry, 2014). Sesuai dengan teori yang dilakukan

menurut (Nanda, 2013) adalah Mengobservasi TTV, Melakukan

pengkajian nyeri, Mengajarkan tekhnik distraksi terapi musik klasik

dengan tidak menggunakan earphone, memotivasi klien untuk melakukan

teknik distraksi terapi musik, Memberikan informasi kepada klien dan

keluarga tentang proses penyakit, dan Berkolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian terapi obat Analgetik (Santagesik).

Terapi musik adalah terapi kesehatan yang menggunakan musik

dimana tujuannya untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi fisik,

emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia

(Suhartini, 2008). Terapi musik klasik merupakan intervensi alami non

invasif yang dapat diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan

kehadiran ahli terapi, harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek

samping (Pratiwi 2014). Selain itu musik klasik berfungsi mengatur

hormon-hormon yang berhubungan dengan stres antara lain ACHT,

prolaktin, dan hormon pertumbuhan serta dapat mengurangi nyeri.

Tindakan keperawatan Tn. ”B” dan Ny.”S” tidak jauh berbeda.

Tindakan meliputi, Mengobservasi TTV, Melakukan pengkajian nyeri,

Mengajarkan tekhnik distraksi terapi musik klasik dengan tidak

menggunakan earphone, memotivasi klien untuk melakukan teknik

distraksi terapi musik, Memberikan informasi kepada klien dan keluarga

tentang proses penyakit, dan Berkolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian terapi obat Analgetik (Santagesik). Dan yang menjadi

perbedaan Tn “B” dan Ny.”S” dalam tindakan keperawatan ini


mengajarkan tekhnik distraksi terapi musik klasik dengan menggunakan

eraphone dan tidak menggunakan earphone.

4.2.4 Evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami Post Op Fraktur


dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.

Evaluasi yang didapatkan pada hari ketiga melalui metode SOAP,

Pada Tn “B” yaitu klien mengatakan nyeri berkurang, klien dapat bergerak

dan dapat melakukan aktivitas ringan, wajah rileks, klien tidak memegangi

bahu sebelah kiri (claviculla), skala nyeri klien 1 (nyeri ringan), klien

mampu melakukan terapi musik klasik secara mandiri, hasil TTV :

Tekanan Darah : 120/80 mmhg, Nadi : 86 x/menit, Suhu : 36,4 ºC,

Respiration rate : 24 x/menit. Assesment masalah teratasi dan planning

intervensi dihentikan. Sedangkan pada Ny.”S” yaitu klien mengatakan

nyeri berkurang, klien dapat bergerak bebas, Wajah rileks, klien tidak

memegangi paha (femur) sebelah kiri, skala nyeri klien 3 (nyeri ringan),

klien mampu melakukan terapi musik klasik dengan didampingi, TTV:

Tekanan darah : 110/80 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,2 oC,

Respiration Rate: 22x/m. Dengan Assesment Masalah teratasi dan planing

intervensi dilanjutkan nomor 2,3,4,5,6 dan kolaborasi dengan keluarga.

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,

dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, evaluasi ini dilakukan dengan

metode SOAP. (Hutahaean, 2010). Evaluasi merupakan salah satu


tanggung jawab perawat yang membutuhkan cara berfikir kritis yang

efektif. Respon prilaku klien terhadap intervensi penanganan nyeri tidak

selalu tampak jelas. Mengevaluasi keefektifan intervensi nyeri

membutuhkan perawat untuk mengevaluasi pasien sesudah periode waktu

tertentu yang tepat. (Potter&Perry, 2014). Batasan karakteristik: Perubahan

tekanan darah, Melaporkan nyeri secara verbal, Sikap melindungi area

nyeri, Mengekpresikan perilaku (misalnya wajah meringis). Serta kriteria

hasil yang dicapai yaitu: Mampu megontrol nyeri menggunakan tekhnik

nonfarmakologi, Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan menejement nyeri, Skala Nyeri 0-3, Dapat bergerak tanpa

rasa nyeri, Wajah rileks, Tanda-Tanda Vital dalam rentang normal:

Tekanan Darah: 120/80 Mmhg, Nadi 60-100x/m, Suhu 36-37,5oC,

Respiration Rate 16-24x/m.

Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien 1 dan klien 2 tidak jauh

berbeda diantara keduanya dibuktikan dengan adanya perubahan pada

tingkat skala nyeri. Pada klien 1 yang mengalami Post Op Fraktur

Claviculla Sinistra dengan usia 29 tahun hari pertama skala nyeri 4 (nyeri

sedang), hari kedua tingkat skala nyeri 2, dan hari ketiga skala nyeri turun

menjadi 1 (nyeri ringan), sedangkan pada klien 2 yang mengalami Post Op

Fraktur Femur Dextra dengan usia 56 tahun hari pertama skala nyeri 6

(nyeri sedang), hari kedua skala nyeri 4, hari ketiga skala nyeri 4 (nyeri

sedang), dan hari keempat skala nyeri turun menjadi 3 (nyeri ringan).

Terdapat perbedaan pada tindakan pemberian teknik terapi musik klasik,

pada klien 1 terapi musik menggunakan earphone dan pada klien 2 terapi
musik tidak menggunakan earphone. Hal tersebut dikarenakan faktor usia

diantara keduanya yang berbeda, respon nyeri pada semua umur berbeda-

beda dimana anak masih belum bisa mengungkapkan nyeri sehingga

perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Sedangkan pada orang

dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami

kerusakan fungsi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perubahan

pada tingkat skala nyeri yang sebelumnya pada klien 1 skala nyeri 4 (nyeri

sedang) turun menjadi 1 (nyeri ringan), dan pada klien 2 dari skala nyeri 6

(nyeri sedang) turun menjadi 3 (nyeri ringan) dengan dilakukan tindakan

terapi musik klasik yang sangat efektif dalam mengatasi nyeri pada klien

yang mengalami Post Op Fraktur.

Anda mungkin juga menyukai