4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Pangambilan Data
1) Letak Geografis
2.062,5 m2 dan halaman kosong serta tata hijau + 6.861 m2 yang berlokasi di
dengan luas wilayah 1.2333,33 km2 dan terbagi dalam 14 wilayah kerja
kecamatan, 6 wilayah kerja kelurahan, dan 180 desa. Secara geografis berada
pada posisi 06°05' sampai 07°13' Lintang Selatan dan 113°08' sampai 113°39'
laut.
78
RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang adalah salah satu
oleh Direktur yang secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Ruang Bedah, Ruang Interna, Unit Bedah Sentral, Pavilium, Ruang Anak,
Ruang Bersalin, Instalasi Gizi, Poli-Poli meliputi poli bedah, poli kandungan,
poli dalam, poli mata, poli gigi, poli anak, poli THT. Ruang Melati terdiri dari
Melati G 5 Bed, dan Melati H 5 Bed. Batasan Ruang Melati sebelah utara
Ruang Anggrek, Sebelah selatan Ruang Instalasi Bedah Sentral, Sebelah barat
2) Sasaran Penelitian
Tn. “S” pada tanggal 06 Maret 2019 – 08 Maret 2019 dan Asuhan
Keperawatan pada klien Tn. “M” pada tanggal 30 April 2019 – 02 Maret 2019.
4.1.2 Pengakajian
fisik, keluhan utama dan riwayat penyakit (sekarang, dahulu dan keluarga)
1) Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
hambatan mobiitas fisik di Poli Ortopedik RSUD dr. Mohammad
Zyn Kabupaten Sampang.
IDENTITAS
KLIEN 1 KLIEN 2
KLIEN
Nama Tn. S Tn. M
Umur 54 tahun 19 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Banyuates Bato karang
Pendidikan Tamat SMA SMA
Pekerjaan Swasta Tidak Bekerja
Status Perkawinan Kawin Belum Kawin
No. Rekam Medik 06-56-69 22-91-76
Tanggal pengkajian 18 Maret 2019 13 April 2019
Diagnosa Medis Post Op Fraktur Post Op Fraktur
Sumber: Data Primer Data Wawancara Tanggal 18 Maret 2019 dan
13 April 2019
Tabel 4.2 Identitas Penanggung Jawab Klien dengan Diagnosa Medis Pot Op
Fraktur dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Poli Ortopedik RSUD
dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.
IDENTITAS
KELUARGA 1 KELUARGA 2
PENANGGUNG JAWAB
Nama Ny. E Ny. T
Umur 27 Tahun 57 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Banyuates Batu Karang, camplong
Pendidikan Tamat SMA Tidak sekolah
Pekerjaan Tidak bekerja Petani
Hubungan Dengan Klien Anak Klien Ibu Klien
Sumber: Data Primer Data Wawancara Tanggal 18 Maret 2019 dan
13 April 2019
3) Riwayat Penyakit
Tabel 4.3 Riwayat Penyakit Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur
dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Poli Ortopedik RSUD dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.
RIWAYA
T
KLIEN 1 KLIEN 2
PENYAK
IT
Keluhan Klien mengatakan sulit bergerak Klien mengatakan tidak dapat
Utama bergerak
Riwayat Sebelum klien masuk ke rumah Sebelum klien masuk ke rumah
Penyakit sakit, klien mengalami kecelakaan sakit, klien mengalami kecelakaan
Sekarang di tannga depan rumahnya saat saat berangkat sekolah di camplong
klien ingin memindahkan sepeda dekat dengan SMA 1 Camplong
motor ke dalam rumah tapi pada hari senin tanggal 08 April
sebelum itu klien terjatuh di tangga 2019 sekitar pukul 06:45 WIB.
dengan keadaan kaki sebelah kanan Kemudian klien dilarikan ke
tertipani setir sepeda motor puskesmas camplong, kemudian
kemudian klien di bawa ke rumah klien di rujuk ke IGD RSUD dr.
sakit RSUD dr. Mohammad Zyn Mohammad Zyn kabupaten
kabupaten sampang tanggal 06 sampang pada pukul 10.30 WIB
maret 2019 jam 18:00 untuk klien dilakukan pemeriksaan dan di
dilakukan pemerikaan. Hasil rongsen. hasil dari pemeriksaan
pemeriksaan tersebut klien tersebut klien mengalami patah
mengalami fraktur pada bagian tulang pada kaki Klien dipindah ke
paha dan harus dilakukan operasi. ruang melati pada pukul 14:00 WIB
\pada tanggal 12 maret 2019 klien untuk mendapatkan perawatan
masuk ke ruang melati untuk sebelum dilakukan tindakan
persiapan operasi. Pada tanggal 13 operasi. Pada hari Selasa tanggal 09
maret 2019 klien dilakukan April 2019 klien masuk ke ruang
tindakan operasi jam 8:20 WIB dan operasi pada pukul 10.00 WIB dan
selesai pada pukul 13:30 WIB. selesai operasi pada pukul 14.00
Pada saat dilakukan pengkajian WIB. Pada saat dilakukan
tanggal 18 maret 2019 pukul 11:00 pengkajian pada tanggal 13 April
di poli ortopedik saat kontrol klien 2018 pukul 09:30 WIB klien
mengatakan tidak dapat bergerak mengatakan kaki tidak dapat di
dan braktivitas serta klien gerakkan, saat di angkat kaki terasa
mengatakan nyeri pada paha berat.
sebelah kanan.
P : klien terlihat berhati-hati saat
mengangkat kakinya yang bergerak
Q : nyeri dirasarakan seperti
ditusuk-tusuk jarum, wajah
meringis
R : klien memegangi bagian paha
sebelah kanan
S : skala nyeri 6 (nyeri sedang)
T: nyeri dirasakan hilang timbul
selama kurang lebih 5-10 menit
Riwayat Klien tidak memiliki riwayat Klien tidak memiliki riwayat
Penyakit penyakit yang serius dan tidak penyakit sebelumnya, dan hanya
Dahulu memilik riwayat penyakit menular sakit biasa seperti demam
Riwayat Keluarga mengatakan tidak Keluarga mengatakan tidak
Keluaraga memiliki riwayat penyakit yang memiliki riwayat penyakit
serius dan tidak memiliki penyakit keturunan dan menular
turunan dan menular sebelumnya.
Riwayat Klien merasa cemas terhadap luka Klien merasa takut sakit yang
Psikologis operasi di paha sebelah kanannya dialami tidak akan sembuh
Tabel 4.4 Perubahan Pola Kesehatan Klien dengan Diagnosa Medis Post Op
Fraktur dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Poli Ortopedik RSUD
dr. Mohammad Zyn Kabupaten Sampang.
POLA
KLIEN 1 KLIEN 2
KESEHATAN
Pola Menejemen Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Kesehatan Jika klien sakit klien Jika klien sakit klien hanya
membeli obat warung dan beristirahat dirumah dan
jika tidak ada klien membeli obat warung
perkembangan klien dan minum jamu tradisional.
memeriksakan diri ke
Dokter terdekat. Saat Sakit:
Saat Sakit: Klien kontrol 1 minggu 1
Klien kontrol 1 minggu 1 kali ke oli ortopwedik di
kali ke oli ortopwedik di Rumah Sakit RSUD dr.
Rumah Sakit RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang
Sampang
Pola Nutrisi Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Klien makan 3 kali dalam Klien makan 3 kali dalam
sehari yang terdiri dari nasi, sehari yang terdiri dari nasi,
ikan, dan sayur dengan porsi ikan, sayur jarang-jarang
1 piring penuh, minum ± dengan porsi sedang, minum
1.800cc/24 jam. ± 1.600 cc/24 jam.
Saat Sakit: Saat Sakit:
Klien makan dengan Klien mendapatkan diet
frekuensi 3x sehari terdiri bubur halus, dengan
dari bubur, nasi, ikan dan frekuensi 3x sehari, porsi
sayuran dengan porsi sedang dan tidak
sedang dihabiskan dan dihabiskan, minum ±1.200
minum ±1.400 cc/24 jam cc/24 jam
Pola Eliminasi Sebelum sakit: Sebelum sakit:
BAB 2x dengan konsistensi BAB 2x dengan konsistensi
kuning lembek. kuning lembek.
BAK kuning jernih dengan BAK kuning jernih dengan
konsistensi 6x perhari ± konsistensi 5x perhari ±
1.500cc/ 24 jam. 1.200cc/ 24 jam.
Saat Sakit: Saat Sakit:
BAB 1x dengan selama Tidak BAB selama dirumah
dirumah BAK produksi urin
BAK tidak terpasang 900cc/24 jam
kateter dengan warna
kuning pekat ± 1.250cc/24
jam.
Pola Istirahat Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Tidur Klien mengatakan bisa tidur Klien mengatakan sebelum
± 8 jam, 1 jam siang hari sakit klien bisa tidur ± 9
dan 7 jam malam hari. jam, 2 jam siang hari dan 7
Saat Sakit: jam malam hari.
Klien hanya tidur ± 4 jam Saat Sakit:
dalam 24 jam karena sering Klien tidak bisa tidur
terjaga (peggel dengan karena nyeri yang dirasakan
posisi kaki) pada kaki kanan Hanya tidur
±5 jam dalam 24 jam.
Pola Aktivitas Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Klien mengatakan ia bekerja Saat dirumah keluarga klien
seperti biasanya, tidak ada mengatakan klien tidak
hambatan saat bekerja bekerja karena masih
Saat Sakit: sekolah
Klien bisa melakukan Saat Sakit:
aktivitas ringan ditempat Klien tidak bisa melakukan
tidur, klien bisa duduk, dan aktivitas dan hanya
klien bisa ke kamar mandi terbaring di tempat tidur,
sendiri ditemani keluarga dan aktivitas sepenuhnya
dibantu keluarga
Pola Hubungan Sebelum sakit: Sebelum sakit:
dan Peran Klien adalah seorang ayah Hubungan klien dengan
hubungan klien dengan keluarga sangat baik, dan
keluarga sangat baik dan klien sebagai Anak
tidak ada masalah dengan Saat Sakit:
keluarga Klien hanya bisa
Saat Sakit: berkomunikasi dengan
Klien hanya bisa keluarga, saat klien
komunikasi dengan mengalami sakit klien tidak
keluarga, saat klien bisa mengurus semua
mengalami sakit klien tidak kebutuhan sendiri
bisa bekerja seperti biasanya
Pola Persepsi dan Sebelum sakit: Sebelum sakit:
Konsep Diri Klien mengatakan puas Klien mengatakan puas
dengan kondisi tubuhnya dengan kondisi tubuhnya
yang sekarang dan klien yang sekarang dan klien
tidak merasa malu dengan tidak merasa malu dengan
keadaanya. keadaanya
Saat Sakit: Saat Sakit:
Klien mengatakan puas Klien mengatakan puas
dengan anggota tubuhnya dengan kondisi tubuhnya
saat ini meskipun klien walaupun klien saat ini
dalam keadaan sakit dalam keadaan sakit
5) Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN
KLIEN 1 KLIEN 2
FISIK
1. TTV:
Suhu 36,4 oC 36,8 oC
Nadi 86 x/menit 78 x/menit
Tekanan Darah 110/70 Mmhg 100/60 Mmhg
Pernafasan 20 x/m 22 x/m
Glaucoma Scale E : 4 = Dapat membuka mata E : 4 = Dapat membuka mata
secara spontan secara spontan
V : 5 = Dapat menjawab V : 5 = Dapat menjawab
pertanyaan dengan baik pertanyaan dengan baik
M : 6 = Dapat mengikuti M : 6 = Dapat mengikuti
perintah secara spontan perintah secara spontan
2. Pemeriksaan
Integument
1) Inspeksi Warna kulit sawo matang, ada Warna kulit sawo matang,
lesi dibagian lengan, ada luka tidak ada lesi, ada luka operasi
operasi pada fwemur dextra pada femur dextr panjang luka
panjang ±20 cm yang tertutup sekitar ±20 cm yang tertutup
kasa, tidak odem disekitar kasa, tidak ada odem disekitar
luka operasi, warna kulit luka, warna kulit kemerahan.
2) Palpasi kemerahan.
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, kulit tidak elastis, akral
tekan, kulit elastis, akral hangat, CRT ≥ 2 detik
hangat, CRT ≤ 2 detik
3. Pemeriksaan
kepala dan leher
1) Inspeksi Warna rambut hitam, bersih, Warna rambut beruban, bersih,
tidak ada ketombe, kepala tidak ada ketombe, kepala
simetris di bagian leher tidak simetris di bagian leher tidak
ada lesi, Tidak odem ada lesi, Tidak odem
4. Pemeriksan mata
dan Penglihatan
1) Inspeksi Bulu mata tebal, kelopak Bulu mata tipis, kelopak mata
mata tidak odem, conjungtiva tidak odem, conjungtiva tidak
tidak anemis, skelera putih, anemis, skelera putih, kornea
kornea dan iris normal licin dan iris normal licin dan
dan transparan, penglihatan transparan, penglihatan klien
klien normal, pupil isokor. sedikit rabun, pupil isokor.
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada lesi di bagian kelopak ada lesi di bagian kelopak
mata mata
5. Pemeriksaan Tidak ada lesi, tidak odem, Tidak ada lesi, tidak odem,
telinga dan daun telinga bersih, daun telinga sedikt kotor,
Pendengaran pendengaran normal (tidak pendengaran sedikit terganggu
1) Inspeksi terjadi penurunan fungsi (terjadi penurunan fungsi
pendengaran). pendengaran).
2) Palpasi Tidak ada nyeri tekan di daun Tidak ada nyeri tekan di daun
telinga dan dibelakang daun telinga dan dibelakang daun
telinga, tidak odem, tidak ada telinga, tidak odem, tidak ada
lesi. lesi.
6. Pemeriksaan
hidung dan
Sinus Warna hidung sawo matang, Warna hidung sawo matang,
1) Inspeksi lubang hidung simetris, lubang hidung simetris,
mukosa lembab, tidak ada mukosa lembab, tidak ada
penyumbatan saat bernafas, penyumbatan saat bernafas,
tidak ada pernafasan cuping tidak ada pernafasan cuping
hidung. hidung.
2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak odem, Tidak ada lesi, tidak odem,
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
8. Pemeriksaan
Thorax dan Paru
1) Inspeksi Bentuk dada normal, Bentuk dada normal, payudara
payudara simetris, tidak ada simetris, tidak ada penarikan
penarikan intercoste, terdapat intercoste
luka post op pada clavikula
2) Palpasi sinistra Vocalfremitus teraba antara
depan dan belakang sama ,
Vocalfremitus teraba antara tidak ada lesi, tidak odem,
depan dan belakang sama , pergerakan simetris.
3) Perkusi tidak ada lesi, tidak odem,
pergerakan simetris. Sonor
4) Auskultasi
Sonor Suara nafas vasikuler
11. Pemeriksaan
rectum dan anus
1) Inspeksi Tidak terkaji Tidak terkaji
2) Palpasi Tidak terkaji Tidak terkaji
12. Pemeriksaan
muskuluskeletal Warna kulit sawo matang, Warna kulit sawo matang,
1) Inspeksi kulit bersih, tulang belakang lembab, bersih, tulang
normal, jari-jari normal tidak belakang normal, jari-jari
tremor, tidak ada tanda-tanda normal tidak tremor, tidak ada
infeksi, terdapat luka operasi tanda-tanda infeksi, terdapat
pada clavicula sinistra\ luka operasi pada femur
dextra, terpasang selang drain
dengan produksi ±40cc
2) Palpasi berwarna merah kehitaman
Tidak ada odem, tidak ada
nyeri tekan daerah sendi, Tidak ada odem, ada nyeri
reflek bisep trisep normal, tekan daerah sendi, kekuatan
kekuatan otot otot .
5 3 5 5
5 5 1 5
Kekuatan otot pada
ekstermitas kanan atas, kanan Kekuatan otot pada
bawah, dan kiri bawah 5 = ekstermitas kanan atas, kiri
Mampu menggerakkan atas, dan kiri bawah 5 =
persendian dalam lingkup Mampu menggerakkan
gerak penuh dan mampu persendian dalam lingkup
melawan gravitasi. gerak penuh dan mampu
Sedangkan kekuatan otot melawan gravitasi.
pada ekstermitas kiri atas 3 = Sedangkan pada kekuatan otot
ada pergerakan, namun tidak pada ekstermitas kanan bawah
mampu melawan gravitasi 1 = pergerakan otot yang
terlihat, namun tidak ada
pergerakan sendi
13. Pemeriksaan Kesadaran Composmentis Kesadaran Composmentis
neurologi GCS (gasglow coma scale) GCS (gasglow coma scale)
2019
6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Diagnostik Klien dengan Diagnosa Medis Post
Op Fraktur dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang..
NILAI
PEMERIKSAAN KLIEN 1 KLIEN 2
NORMAL
Laboratorium Gula darah sewaktu Gula darah sewaktu < 150mg/dl
110 98 5-25 mg/dl
BUN BUN < 1,4 mg/dl
11,3 14,3 <29 U/L
Kreatinin Serum Kreatinin Serum <30 U/L
1,0 0,62 L:13,5 g/dl ;
SGOT P:12-16 g/dl
26 4.500-11.000
SGPT /cmm
25 L:40-54% ; P:38-
Hemoglobin 47%
12,7 150-450
ribu/cmm
Lekosit PPT 11,4-14,7 Detik
14.200 14,0 27,4-39,3 Detik
Hematokrit APTT < 0,4 mg/dl
Foto Rontgen 36,7 31,9 < 1 mg/dl
Trombosit Bilirubin Direk
244.000 0,15
PPT Bilirubin Total
13,7 0,33
APTT
32,5
Hasil foto rontgen
pada tanggal 31 Mei
2018 menunjukkan
tampak fraktur femur
Hasil foto rontgen dextra
pada tanggal 06
April 2018
menunjukkan
tampak fraktur
clavivula sinistra
Sumber Data: Data Sekunder Data Dokumentasi Hasil Laboratorium Pada
Tn. B Tanggal 04 April 2018 dan pada Ny. S tanggal 28 Mei
2018
7) Terapi obat
Tabel 4.7 Terapi obat Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn Kabupaten
Sampang.
KLIEN 1 KLIEN 2
Infus NaCl 14 tetes/menit: 1500cc/24 Infus NaCl 20 tetes/menit: 1500cc/24
jam jam
Injeksi Viccillin 1 gr Intra vena Injeksi Viccillin 1 gr Intra vena
Injeksi Santagesik 1000 mg gram Intra Injeksi Santagesik 1000 mg gram Intra
vena vena
Sumber Data: Data Sekunder Data Dokumentasi Pada Tanggal 06 April
2108 pada Tn. “B” dan 30 Mei 2018 pada Ny. “S”.
4.1.3 Analisa Data
Tabel 4.8 Analisa Data Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur
dengan Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.
Cemas/Ansietas
Data Subjektif : Insisi operasi Resiko
Klien mengatakan nyeri pada clavikula Infeksi
sinistra
Terputusnya
Data Objektif : jaringan
1. Terdapat luka post operasi pada kontinuitas
clavicula sinistra
2. Luka tertutup kassa, kering
3. Tidak ada oedem
4. Panjang luka ±12 cm Port de entry
5. TTV :
Suhu : 36,4 oC
Nadi : 86 x/menit Resiko Infeksi
Tekanan Darah : 110/70 Mmhg
RR : 20 x/m
KLIEN 2
Data Subjektif : Trauma Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri pada femur
dextra
P : klien terlihat berhati-hati saat Peningkatan
bergerak medikator
Q : nyeri dirasarakan seperti ditusuk- kimia
tusuk jarum, wajah meringis
R : klien memegangi bagian femur dextra
S : skala nyeri 6 (nyeri sedang) Terputusnya
T: nyeri dirasakan hilang timbul jaringan dan
tulang
Data Objektif:
1. Wajah tampak meringis
2. Klien memegangi lokasi nyeri pada
Nyeri akut
femur dextra
3. TTV :
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 78 x/menit
Tekanan Darah:100/60 Mmhg
RR : 22 x/m
5 = Mampu menggerakkan
persendian dalam lingkup
gerak penuh dan mampu
melawan gravitasi.
1 = Pergerakan otot yang terlihat,
namun tidak ada pergerakan
sendi
KLIEN 2
Data Subjektif : Nyeri Akut Trauma
Klien mengatakan nyeri paha sebelah
kanan
Peningkatan
P : klien terlihat berhati-hati saat bergerak medikator kimia
Q : nyeri dirasarakan seperti ditusuk-tusuk
jarum, wajah meringis
R : klien memegangi bagian paha sebelah Terputusnya
kanan jaringan dan
S : skala nyeri 6 (nyeri sedang) tulang
T: nyeri dirasakan hilang timbul
Data Objektif:
Nyeri akut
1. Wajah tampak meringis
2. Klien memegangi lokasi nyeri pada
paha sebelah kanan
3. TTV :
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 78 x/menit
Tekanan Darah:100/60 Mmhg
RR : 22 x/m
DIAGNOSA
KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
KLIEN 1
Nyeri Akut berhubungan 1. Observasi TTV 1. Memonitor
dengan terputusnya keadaan dan
jaringan dan tulang akibat perkembangan
pembedahan tanda-tanda vital
2. Lakukan klien
Tujuan : pengkajian nyeri.
Setelah dilakukan tindakan 2. Nyeri merupakan
keperawatan dalam waktu respons subjektif
3 x 24 jam diharapkan yang dapat dikaji
klien tidak merasakan dengan
nyeri atau nyeri berkurang. 3. Ajarkan tekhnik menggunakan
distraksi (terapi skala nyeri
Kriteria Hasil: musik klasik)
1. Mampu megontrol 3. Tekhnik distraksi
nyeri menggunakan (pengalihan) dapat
tekhnik non menurunkan
farmakologi (terapi stimulus internal
musik klasik) sehingga dapat
2. Melaporkan bahwa 4. Motivasi klien menurunkan
nyeri berkurang dengan untuk melakukan persepsi nyeri
menggunakan tekhnik distraksi
menejement nyeri terapi musik
3. Skala Nyeri 0-1 klasik 4. Adanya dorongan
4. Dapat bergerak tanpa dari perawat
rasa nyeri sehingga klien ada
5. Wajah rileks kemauan untuk
6. Tanda-Tanda Vital melakukan tekhnik
dalam rentang normal 5. Berikan informasi distraksi terapi
1) Tekanan Darah: kepada klien dan musik klasik
120/80 Mmhg keluarga tentang
2) Nadi 60-100x/m proses penyakit
3) Suhu 36-37,5oC 5. Menambah
4) Respiration Rate 12- pengetahuan klien
24x/m 6. Kolaborasi dengan dan keluarga
tim medis dalam terhadap
pemberian terapi penyakitnya
obat Analgetik
(Santagesik)
6. Analgetik dapat
memblok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang
INTERVENSI
DIAGNOSA
RASIONAL
KEPERAWATAN
(NIC)
(Tujuan, Kriteria Hasil)
KLIEN 2
Nyeri Akut berhubungan 1. Observasi TTV 1. Memonitor
dengan terputusnya keadaan dan
jaringan dan tulang akibat perkembangan
pembedahan tanda-tanda vital
klien
Tujuan : 2. Lakukan
Setelah dilakukan tindakan pengkajian nyeri.
keperawatan dalam waktu 2. Nyeri merupakan
3 x 24 jam diharapkan respons subjektif
klien tidak merasakan yang dapat dikaji
nyeri atau nyeri berkurang. dengan
menggunakan
Kriteria Hasil: 3. Ajarkan tekhnik skala nyeri
1. Mampu megontrol distraksi (terapi
nyeri menggunakan musik klasik)
tekhnik non 3. Tekhnik distraksi
farmakologi (terapi (pengalihan) dapat
musik klasik) menurunkan
2. Melaporkan bahwa stimulus internal
nyeri berkurang sehingga dapat
dengan menurunkan
menggunakan 4. Motivasi klien persepsi nyeri
menejement nyeri untuk melakukan
3. Skala Nyeri 0-1 tekhnik distraksi
4. Dapat bergerak tanpa terapi musik 4. Adanya dorongan
rasa nyeri klasik dari perawat
5. Wajah rileks sehingga klien ada
6. Tanda-Tanda Vital kemauan untuk
dalam rentang melakukan tekhnik
normal 5. Berikan informasi distraksi terapi
1) Tekanan Darah: kepada klien dan musik klasik
120/80 Mmhg keluarga tentang
2) Nadi 60-100x/m proses penyakit
o
3) Suhu 36-37,5 C 5. Menambah
4) Respiration Rate pengetahuan klien
12-24x/m dan keluarga
6. Kolaborasi dengan terhadap
tim medis dalam penyakitnya
pemberian terapi
obat Analgetik
(Santagesik)
6. Analgetik dapat
memblok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang
No
Tanggal Jam .D Tindakan Keperawatan Respon Klien
x
KLIEN 1
06/04/20 07.0 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 110/70 mmhg, Nadi :
80 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,2oC, RR :
07.0 nyeri 18x/m
5 2. Skala nyeri 3 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik rinagn)
07.1 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
0 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
07.2 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
0 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik
5. Berikan informasi kepada 5. Klien memahami
07.2 klien dan keluarga tentang penjelasan perawat
5 proses penyakit tentang penyakitnya
6. Melakukan injeksi 6. Klien merasa
viccillin 1 gr dan kesakitan saat
07.3 santagesik 1000 mg dilakukan injeksi IV
0 melalui intravena
No
Tanggal Jam .D Tindakan Keperawatan Respon Klien
x
KLIEN 2
30/05/20 19.3 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 90/70 mmhg, Nadi :
82 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,6oC, RR :
19.3 nyeri 18x/m
5 2. Skala nyeri 6 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik sedang)
19.4 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
0 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
19.5 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
5 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik
5. Berikan informasi kepada 5. Klien memahami
20.0 klien dan keluarga tentang penjelasan perawat
0 proses penyakit tentang penyakitnya
6. Melakukan injeksi6. Klien merasa
viccillin 1 gr dan kesakitan saat
20.1 santagesik 1000 mg dilakukan injeksi IV
0 melalui intravena
31/05/20 12.1 1 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil TTV: TD :
18 0 110/70 mmhg, Nadi :
84 x/m,
2. Melakukan pengkajian S : 36,1oC, RR : 20
12.1 nyeri x/m
5 2. Skala nyeri 4 (nyeri
3. Mengajarkan tekhnik sedang)
12.2 distraksi terapi musik 3. Klien mampu
5 klasik melakukan terapi
musik klasik
4. Memotivasi klien untuk didampingi
12.3 melakukan tekhnik 4. Klien bersedia untuk
0 distraksi terapi musik melakukan terapi
klasik musik klasik
Tabel 4.12 Evaluasi Klien dengan Diagnosa Medis Post Op Fraktur dengan
Nyeri Akut di Ruang Melati RSUD dr. Mohammad Zyn
Kabupaten Sampang.
HARI 1 HARI 2 HARI 3
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
EVALUASI 06 April 2018 07 April 2018 08 April 2018
Pukul : 07.40 Pukul: 08.00 Pukul : 09.00
WIB WIB WIB
KLIEN 1
Nyeri Akut S: Klien S: Klien S: Klien
berhubungan mengatakan masih mengatakan nyeri mengatakan nyeri
dengan merasakan nyeri berkurang berkurang
terputusnya O: O: O:
jaringan dan 1. Klien terlihat 1. Klien sudah 1. Klien dapat
tulang akibat berhati-hati terlihat bergerak sedikit
pembedahan saat bergerak bergerak demi sedikit
2. Wajah masih dengan hati- 2. Wajah rileks
meringis. hati 3. Skala nyeri
3. Skala nyeri 2. Wajah tampak pasien 1 (nyeri
pasien 3 (nyeri rileks. ringan)
ringan) 3. Skala nyeri 4. Klien mampu
4. Klien mampu pasien 2 (nyeri melakukan
melakukan ringan) terapi musik
terapi musik 4. Klien mampu klasik
klasik tetapi melakukan 5. TTV:
dengan terapi musik 1) Tekanan
didampingi. klasik darah : 120/80
5. TTV: 5. TTV: Mmhg
1) Tekanan 1) Tekanan 2) Nadi : 86x/m
Darah : Darah: 3) Suhu : 36,4oC
110/70 Mmhg 120/80 4) Respiration
2) Nadi : 80 x/m Mmhg Rate: 24x/m
3) Suhu : 36,2 2) Nadi : 82
o
C x/m A: Masalah
4) Respiration 3) Suhu : teratasi
rate : 18 x/m 36,1oC P:Intervensi
4) Respiration dihentikan
A : Masalah Rate: 20x/m
teratasi sebagian
P : Intervensi A: Masalah
dilanjutkan nomor teratasi sebagian.
2,3,4,6,7 P : Intervensi
I : Intervensi dilanjutkan nomor
dilanjutkan 2,3,4,6,7 dan
dirumah klien kolaborasi dengan
pulang keluarga
HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4
TANGGAL TANGGAL TANGGAL TANGGAL
EVALUASI 30 Mei 2018 31 Mei 2018 01 Juni 2018 02 Juni 2018
Pukul Pukul : Pukul : Pukul : 11.00
:20.30WIB 13.00WIB 08.30WIB WIB
KLIEN 2
Nyeri Akut S : Klien S : Klien S : Klien S : Klien
berhubungan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
dengan nyeri pada masih nyeri pada masih nyeri nyeri mulai
terputusnya paha sebelah paha sebelah pada paha berkurang
jaringan dan kanan kanan sebelah kanan
tulang akibat O: O: O: O:
pembedahan 1. Klien 1. Klien sangat 1. Klien 1. Klien sangat
sangat berhati-hati sangat berhati-hati
berhati-hati saat bergerak berhati-hati saat bergerak
saat 2. Wajah saat 2. Wajah tidak
bergerak meringis bergerak meringis
2. Wajah 3. Skala nyeri 4 2. Wajah tidak 3. Skala nyeri 3
masih (nyeri sedang) meringis (nyeri ringan)
tampak 4. Klien mampu 3. Skala nyeri 4. Klien mampu
meringis melakukan 4 (nyeri melakukan
3. Skala nyeri terapi musik sedang) terapi musik
klien 6 klasik dan 4. Klien klasik dan
(nyeri didampingi mampu didampingi
sedang) 5. TTV: melakukan 5. TTV:
4. Klien 1) Tekanan terapi 1) Tekanan
belum darah:100/7 musik darah
mampu 0 Mmhg klasik dan :110/80
melakukan 2) Nadi : 84 didampingi Mmhg
terapi x/m 2) Nadi :
musik 3) Suhu : TTV: 80x/m
o
klasik 36,1 C 1) Tekanan 3) Suhu :
5. TTV: 4) Respiration darah 36,2oC
1) Tekanan Rate: 20x/m :110/80 4) Respiration
darah : Mmhg Rate: 22x/m
90/70 A: Masalah 2) Nadi :
Mmhg teratasi sebagian. 86x/m A: Masalah
2) Nadi : 82 P : Intervensi 3) Suhu : teratasi
o
x/m dilanjutkan 36,4 C P: Intervensi
3) Suhu : 36,6 nomor 2,3,4,5,6 4) Respiration dilanjutkan
o
C Rate: nomor 2,3,4,5,
4) Respiration 20x/m kolaborasi
rate : 18 dengan keluarga
x/m A: Masalah
teratasi
A : Masalah P: Intervensi
teratasi dilanjutkan
sebagian nomor
P : Intervensi 2,3,4,5,6
dilanjutkan
nomor
2,3,4,5,6
Pengkajian pada Tn “B” dengan usia 29 tahun 3 hari yang lalu klien
pada bahu sebelah kiri dan harus dioperasi. Saat pengkajian pada tanggal 06
April 2018 pukul 06.00 WIB, klien terlihat sangat berhati-hati saat bergerak,
wajah tampak meringis, klien memegangi bahu sebelah kiri, skala nyeri
pada Ny “S” dengan usia 56 tahun, klien mengatakan sejak 3 bulan yang
lalu klien jatuh dikamar mandi sehingga menyebabkan patah tulang pada
2018 pukul 19.30 WIB klien mengeluh nyeri dan tampak sangat berhati-hati
saat bergerak, wajah meringis dan lemah, klien merasa nyeri pada bagian
paha sebelah kanan dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang). Tanda-tanda vital
klien : Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi :78 x/menit, Suhu : 36,8 ºC dan
Sumber data didapatkan dari klien, keluarga, atau orang yang terkait,
2010).
bentuk aktivitas klien dibantu oleh keluarga. Hal tersebut sesuai dengan
prosedur. Nyeri diklasifikasikan secara umum terdiri dari nyeri akut dan
nyeri kronis. Nyeri akut bersifat mendadak, durasi singkat (dari beberapa
detik sampai beberapa bulan). Nyeri post bedah merupakan hal yang
fisiologis, namun hal ini sering menjadi sebuah ketakutan dan dikeluhkan
oleh klien setelah menjalani proses pembedahan. Sensasi nyeri akan terasa
oleh klien post bedah adalah nyeri akut yang terjadi akibat luka bedah atau
insisi (Potter & Perry, 2006). Luka insisi akan merangsang mediator kimia
dan akan menyebabkan rasa nyeri pada klien post bedah (Smeltzer & Bare,
2012).
Hasil pengkajian pada Tn “B” dan Ny. “S” timbul gejala yang
dirasakan pada klien setelah operasi berupa kesakitan adalah hal yang
wajar, karena menurut Smeltzer & Bare (2013) masalah yang sering
klien memegangi bahu sebelah kiri, Skala nyeri pasien 4, nyeri hilang
nyeri di bagian paha sebelah kanan. Data objektif yaitu klien terlihat
hilang timbul. TTV: Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi :78 x/menit,
dinyatakan sebagai nyeri akut adalah awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan sedang sampai berat yang sekiranya dapat diatasi
yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan (Linda Juall, 2012).
yang mengalami Post Op Fraktur sesuai dengan teori yaitu Nyeri Akut
Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang proses penyakit , dan
penyakit , dan Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat
Analgetik (Santagesik).
terapi musik klasik, Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
dapat bermanfaat bagi klien untuk mengurangi nyeri pada klien Post Op
Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang proses penyakit , dan
Analgetik (Santagesik).
mencoba tindakan invasif sebagai pilihan terakhir atau terapi pertama yang
emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia
Pada Tn “B” yaitu klien mengatakan nyeri berkurang, klien dapat bergerak
dan dapat melakukan aktivitas ringan, wajah rileks, klien tidak memegangi
bahu sebelah kiri (claviculla), skala nyeri klien 1 (nyeri ringan), klien
nyeri berkurang, klien dapat bergerak bebas, Wajah rileks, klien tidak
memegangi paha (femur) sebelah kiri, skala nyeri klien 3 (nyeri ringan),
Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien 1 dan klien 2 tidak jauh
Claviculla Sinistra dengan usia 29 tahun hari pertama skala nyeri 4 (nyeri
sedang), hari kedua tingkat skala nyeri 2, dan hari ketiga skala nyeri turun
Fraktur Femur Dextra dengan usia 56 tahun hari pertama skala nyeri 6
(nyeri sedang), hari kedua skala nyeri 4, hari ketiga skala nyeri 4 (nyeri
sedang), dan hari keempat skala nyeri turun menjadi 3 (nyeri ringan).
pada klien 1 terapi musik menggunakan earphone dan pada klien 2 terapi
musik tidak menggunakan earphone. Hal tersebut dikarenakan faktor usia
diantara keduanya yang berbeda, respon nyeri pada semua umur berbeda-
perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Sedangkan pada orang
kerusakan fungsi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perubahan
pada tingkat skala nyeri yang sebelumnya pada klien 1 skala nyeri 4 (nyeri
sedang) turun menjadi 1 (nyeri ringan), dan pada klien 2 dari skala nyeri 6
terapi musik klasik yang sangat efektif dalam mengatasi nyeri pada klien