Anda di halaman 1dari 1

Petrus Goran nama lengkapnya tapi kami cukup memanggil nama belakangnya.

Profesinya pekerja sosial


untuk sebuah organisasi kemanusiaan, itu dulu.Kini ia memilih menjalankan usaha plus berbakti
membangun tanah kelahirannya, di Larantuka.

Interaksi intens kami dengan beliau terjadi di tahun 2015. Ia mengundang kami untuk membantunya
mengembangkan pendidikan kontekstual ramah anak di lokasi tugasnya, Kefamenanu, Timor Tengah
Utara (TTU) melalui pendampingan intensif. Selama proses pendampingan 6 sekolah dasar di dua
kecamatan berlangsung, beliau tidak pernah berhenti meminta penjelasan tentang beragam tool kreatif
yang kami berikan kepada guru-guru. Terutama modul kegiatan pembelajaran yang kami gunakan untuk
merangsang guru lebih kreatif dalam merencana, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran
bermutu sesuai dengan karakteristik peserta didik dan keunikan potensi setempat. Tidak segan juga ia
meminta kami mengajarinya cara mengajar dan menerapkan modul ini termasuk bagaimana
membangkitkan kemauan guru untuk terus menggunakannya sebagai bagian dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memang sudah menjadi tugas wajib seorang guru.

Awalnya kami berpikir pertanyaan kritisnya hanyalah bagian dari tugas dan tuntutan pekerjaannya
dalam mengevaluasi kerja kami. Rupanya, beliau memiliki saudari perempuan yang bekerja sebagai
Kepala Sekolah di Larantuka. Beliau berpikir modul kegiatan ini bisa digunakan di sekolah saudarinya
agar mutu pembelajaran di sekolahnya juga meningkat. Dengan cara ini, ia berusaha merealisasikan
mimpi dan ambisinya untuk memajukan kualitas pendidikan di daerah manapun di NTT dengan segala
cara yang bisa ia lakukan

Anda mungkin juga menyukai