4. Mencegah hipoksia
7. Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi napas pada penyakit paru
(Aryani, 2009:53)
3. Indikasi
a. Gagal nafas
b. Gangguan jantung
c. Kelumpuhan alat pernafasan
d. Perubahan pola napas
e. Keadaan gawat (misalnya : koma)
f. Trauma paru
g. Metabolisme yang meningkat : luka bakar
h. Post operasi
i. Keracunan karbon monoksida
4. Kontraindikasi
a. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas
spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing dapat
menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan jenis masker
rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang
tinggi yaitu sekitar 90-95%
b. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah
c. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.
5. Hal - hal yang perlu diperhatikan
a. Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari batas.
Hal ini penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan membantu untuk
mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien
b. Pada beberapa kasus seperti bayi premature, klien dengan penyakit akut, klien
dengan keadaan yang tidak stabil atau klien post operasi, perawat harus
mengobservasi lebih sering terhadap respon klien selama pemberian terapi oksigen
c. Pada beberapa klien, pemasangan masker akan memberikan tidak nyaman karena
merasa “terperangkat”. Rasa tersebut dapat di minimalisir jika perawat dapat
meyakinkan klien akan pentingnya pemakaian masker tersebut.
d. Pada klien dengan masalah febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan
perawatan kulit dan mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat
menyebabkan efek kekeringan di sekitar area tersebut.
e. Jika terdapat luka lecet pada bagian telinga klien karena pemasangan ikatan tali nasal
kanul dan masker. Maka perawat dapat memakaikan kassa berukuran 4x4cm di area
tempat penekanan tersebut.
f. Akan lebih baik jika perawat menyediakan alat suction di samping klien dengan
terapi oksigen
g. Pada klien dengan usia anak-anak, biarkan anak bermain-main terlebih dahulu
dengan contoh masker.
h. Jika terapi oksigen tidak dipakai lagi, posisikan flow meter dalam posisi OFF
i. Pasanglah tanda : “dilarang merokok : ada pemakaian oksigen” di pintu kamar klien,
di bagian kaki atau kepala tempat tidur, dan di dekat tabung oksigen. Instrusikan
kepada klien dan pengunjung akan bahaya merokok di area pemasangan oksigen
yang dapat menyebabkan kebakaran.
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dialiri oksigen
dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker oksigen umumnya berwarna bening
dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face
mask bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak
pada adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali.
a. Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan
aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik, saat inspirasi
maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang
antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk
dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan
udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face mask.
(Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi, 2009:33)
Cara pemakaian :
§ Terangkan prosedur pada klien
§ Hubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah
§ Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan
sungkup
§ Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman. Bila perlu pakai
kasa pada daerah yang tertekan.
§ Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu ekspirasi dan hampir
kuncup waktu inspirasi
Keuntungan
§ Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana
§ Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian
§ Kantung oksigen bisa terlipat
§ Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi. (Asmadi, 2009:34)
§ Konsentrasi oksigen hampir diperoleh 100% karena adanya katup satu arah antara
kantong dan sungkup, sehingga kantung mengandung konsentrasi oksigen yang
tinggi dan tidak tercampur dengan udara ekspirasi.
§ Tidak mengeringkan selaput lender
Kerugian
§ Kantung oksigen bisa terlipat
§ Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
§ Tidak nyaman bagi klien
WSD (Water Seal Drainage)
1. Pengertian
WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan cairan dan udara
melalui selang dada melalui selang dada dan mencegah aliran balik.
2. Tujuan
Memungkinkan cairan keluar dari ruang pleura
Memungkinkan udara keluar dari ruang pleura
Mencegah udara masuk kembali ke ruang pleura
Mempertahankan agar udara tetap mengembang dengan jalan mempertahankan
tekanan negatif pada interpleura
3. Indikasi
Pneumothoraks adanya udara dalam rongga pleura
Hemothoraks, adanya darah dalam rongga pleura
Empiema, adanya effusi pleura yang mengandung pus
Thoracotomy surgical
4. Alat dan Bahan
Troly Dressing
Cairan Antiseptik : Betadine
Sarung tangan steril, topi, masker, gaun, duk steril
Anestesi lokal : lidokalin 1%
Drain set steril
Drain penampung atau meddap
Trocar sesuai kebutuhan
Tubing ¼, 1/16
Blade no 11
Jarum dan benang
Y Konektor atau konektor cabe
Tromol kasa
Spuit 5 cc, 2,5 cc, 10 cc
WFI
Sumber suction
Klem
Gunting, plester
Bengkok
2. Persiapan pasien
Kaji status pasien dan TTV
Cek kelengkapan alat dan inform consent
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan untuk memberi rasa aman dan nyaman
Mengatur posisi pasien fowler atau semifowler
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
3. Langkah kerja pemasangan WSD
Kulit dibersihkan dan di anestesi
Dibuat insisi kecil pada kulit
Penetrasi ruang pleura dengan menggunakan forcep
Pelebaran dibuat dengan forcep kemudian direnggangkan dengan jari
Akhir proksimal selang di klem dengan forcep kemudian dimasukkan ke ruang pleura
Bila pemasangan sulit, trokar metal untuk penetrasi dada, membiarkan selang pada
tempatnya
Bagian ujung selang eksternal dihubungkan ke unit drainase
Untuk mencegah selang terlepas, kulit sekitar selang dijahit
Akhir dari jahitan diikatkan melingkari selang dan diikat
Pada sisi insisi diberi betadine dan ditutup kasa
Kasa ukuran 3x4 berlubang diletakkkan pada selang dan diplester kuat pada dada.
Selang di plester pada dada untuk mencegah penarikan selang dan jahitan bila pasien
bergerak
Foto thorax pasc pemasangan selalu dilakukan untuk menjamin ketepatan posisi
4. Prosedur pencabutan selang dada
a. Indikasi pencabutan:
1) Drainase telah berkurang 50-ml dalam 24 jam jika selang dipasang untuk
hemotoraks
2) Drainase telah berubah dari merah menjadi serosa, tidak terdapat kebocoran
udara dan jumlah kurang dari 100 ml setelah 8 jam
3) Paru-paru telah mengembang kembali (dibuktikan dengan chest x-rays)
4) Status respirasi telah membaik ( Tidak terdapat kesulitan bernafas, suara nafas
bilateral sama, penurunan penggunaan otot aksesori pernafasan, pengembangan
dada simetris dan RR kurang dari 24x/menit)
5) Kebocoran udara telah pulih
b. Alat dan Bahan
Troli dressing
Dressing set
Betadine solution
Klem
Sarung tangan steril dan tidak steril
Spuit 2,5 cc
Analgesik
Bengkok
Plester
Gunting
c. Persiapan Pasien
Yakinkan pasien mengerti pengajaran preprosedur
Pre medikasi pasien dengan analgesik setidaknya 15 menit sebelum prosedur
Tempatkan pasien pada posisi semifowler
d. Prosedur pencabutan
Cuci tangan
Buka set angkat jahitan steril dan siapkan betadine dan kasa
Lepaskan suction dari chest drainage sistem dan cek terhadap kebocoran udara
[pada ruang water seal
Angkat plester yang menempel dan tentukan tipe jahitan yang terdapat pada
selang dada
Konfirmasi bahwa selang bebas dari jahitan dan plester
Klem setiap selang yang akan dicabut
Instruksikan pada pasien untuk tarik nafas dalam dan tahan saat setiap selang
diangkat
Cabut selang dada secara cepat
Tutup sisi insersi dengan kasa steril dan rekatkan dengan plester
Kaji pasien setelag prosedur dan bandingkan dengan pengkajian sebelumnya
Lakukan x-ray
Cuci tangan