Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA

Disusun oleh:

1.Adi Slamet
2.Faldo Tri Setyawan
3.Nurul Arifah
4.Ulfin Nurjannah
5.Vivin Yuliana

AKADEMI KEPERAWATAN
KRIDA HUSADA KUDUS
TAHUN AJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
1
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan tentang “HERNIA” ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada pembimbing kami
yang telah membimbing serta mengajarkan kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan laporan
pendahuluan ini, tentu masih banyak kekurangan, maka dari pada itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan laporan pendahuluan
ini.
Akhir kata kami sampaikan, semoga laporan pendahuluan ini dapat berguna dan
membantu proses pembelajaran bagi para mahasiswa ,terutama bagi kami sebagai
penyusun.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Jepara, 30 April 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

2
Penyakit hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit
akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut.
Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan
penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya,
jika anak-anak penderitanya terlalu aktifBerasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu
menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding
rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu
berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar
berupa bagian dari usus.Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan
karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan
turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya
tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang
menyebabkan lemahnya otot dinding perut.Penyakit hernia banyak diderita oleh
orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan
aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina
yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit
hernia akan segera menghinggapinya.Penjelasan mengenai penyakit hernia dan
proses keperawatannya akan dibahas pada bab selanjutnya.

B. TUJUAN
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan
keperawatan pada klien dengan hernia.

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Pengertian
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2010).
Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui
stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga
abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat
(Ester, 2009).
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2008).

B. Etiologi
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang
dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya
jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan
peningkatan tekanan dalam rongga perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah
selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi.
Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena
faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang
sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya
peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari
otot yang lemah tersebut
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada
kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau

4
pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis
dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada
abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan
tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui
dinding organ yang lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi
tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya
hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang.
Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-
menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi
pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.
h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada
bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna,
sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui
kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar
kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009).

C. Tanda Dan Gejala


1. Ada benjolan pada daerah selangkangan / kemaluan / lipat paha.
2. Nyeri pada saat mengejan, mengangkat benda.
3. Mual dan kembung.

5
4. Tidak flatus / BAB

D. Jenis- jenis Hernia


a. Hernia hiatal
Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati
diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke
dada (toraks).
b. Hernia epigastrik
Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah
perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang
berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering
menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika
pertama kali ditemukan.
c. Hernia umbilikal
Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan
bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak
menutup sepenuhnya.
d. Hernia inguinalis
Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan
di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen
berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini
lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
e. Hernia femoralis
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
f. Hernia insisional
Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini
muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar
tidak menutup sepenuhnya.

E. Patofisiologi

6
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor
kongenita lyaitu kegagalan penutupan prosesusvaginalis pada waktu kehamilan
yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalisinguinalis,
faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batukkronis, pekerjaan
mengangkat benda berat dan factor usia, masuknya isi rongga perut melalui
kanalingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari
anulusingunalisekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke
skrotum karena kanalinguinalis berisi tali sperma pada laki-laki, sehingga
menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat
terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan
kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika
terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga
terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala
abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi
hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat
terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local atau prioritas jika
terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan
penurunan peristaltikusus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan
strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi
pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan
menjadi merah.

F. Pathway

7
G. Manifestasi klinik
a. Benjolan dilipat paha yang timbul hilang. Muncul saat penderita berdiri, batuk,
bersin, mengedan atau mengangkat barang berat dan menghilang saat penderita
berbaring.

8
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi
kandung kencing

H. Komplikasi
1. Muntah.
2. Perdarahan.
3. Shok.
4. Kembung.
5. Radang paru.
6. Retensio urine.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Abdomen
Dapat menyatakan adanya kengerasan material pada apendiks (fekalit), ileus
terlokalisis.
2. Urinalisis
Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.
3. Elektrolit
Ketidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya penurunan kalium
akan mempengaruhi kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan
curah jantung.
4. AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
5. ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian
untuk memberikan anestesi.
6. Pemeriksaan Laboratorium.
7. Pemeriksaan darah lengkap.

J. Penatalaksanaan medis
a. Secara konservatif (non operatif)
 Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan

9
 Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset
b. Secara operatif
 Hernioplasti
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti sering
dilakukan pada anak – anak
 Herniographi
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat, dan
dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa
 Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien
dengan hernia yang sudah nekrosis

K. Fokus Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan
yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.

b. Eliminasi
Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia
atau retensi urin.
c. Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya
paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d. Neuro sensori
Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia,
nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk benda tajam,
semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f. Keamanan

10
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi yang dapat
dilakukan adalah:
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kompresi syaraf,
spasme otot
Kriteria hasil:
a. Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol.
b. mengungkapkan metode yang memberi penghilangan.
c. mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik.
Intervensi:
1) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor
pencetus atau yang memperberat
Rasional: Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan
dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi
2) Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi
semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan
fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10-30
derajat pada posisi lateral
Rasional: Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan
pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada
bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari
tonjolan discus.
3) Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
Rasional: Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat
menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada
struktur sekitar discus intervertebralis.
4) Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau
visualisasi

11
Rasional: Memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan
tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
5) Kolaborasi dalam pemberian terapi
Rasional: Intervensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.

b. Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis


situasional, perubahan status kesehatan
Kriteria hasil:
a. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
b. Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan ketrampilan
pemecahan masalah.
Intervensi:
1) Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani
masalahnya sebelumnya dan sekarang
Rasional: Mengidentifikasi keterampilan untuk mengatasi
keadaannya sekarang.
2) Berikan informasi yang akurat
Rasional: Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang
didasarkan pada pengetahuannya.
3) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapinya
Rasional: Kebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu
diungkapkan dan diberi respon.
4) Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan
peran sakit pasien
Rasional: Orang terdekat mungkin secara tidak sadar memungkinkan
pasien untuk mempertahankan ketergantungannya.

c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot


Kriteria hasil:

12
a. Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan
aturan pengobatan individual.
Intervensi:
1) Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang
spesifik
Rasional: Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis
prosedur yang kurang hati-hati akan meningkatkan kerusakan spinal.
2) Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan
aktivitas yang disesuaikan dengan pasien
Rasional: Immobilitas tang dipaksakan dapat memperbesar
kegelisahan, peka terhadap rangsang.
3) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
Rasional: Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi tang khusus
tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
4) Ikuti aktivitas atau prosedur dengan periode istirahat
Rasional: Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan
otot.
5) Berikan atau bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak
aktif, dan pasif
Rasional: Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang,
memperbaiki mekanika tubuh.

d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus
Kriteria hasil:
a. Meningkatkan masukan oral.
b. Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui.
Intervensi:
1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan
ahli gizi.

13
Rasional: Mencukupi kalori sesuai kebutuhan, memudahkan
menentukan intervensi yang sesuai dan mempercepat proses
penyembuhan.
2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien
tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil
Rasional: Klien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai
kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk
beraktivitas.
3) Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium
Rasional: Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan intervensi
yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien.
4) Anjukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau
klien dalam melakukan personal hygiene.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan
dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.
5) Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan
ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan
mengurangi nafsu makan
Rasional: Menentukan intervensi yang sesuai meningkatkan masukan
oral.

e. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah


pembentukan hematoma
Kriteria hasil:
a. Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal.
Intervensi:
1) Lakukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik
Rasional: Penurunan atau perubahan mungkin mencerminkan resolusi
edema, inflamasi sekunder.
2) Pertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa
jam

14
Rasional: Penekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko
hematoma.
3) Pantau tanda-tanda vital catat kehangatan, pengisian kapiler
Rasional: Perubahan kecepatan nadi mencerminkan hipovolemi akibat
kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah.
4) Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi
Rasional: Terapi cairan pengganti tergantung pada derajat hipovolemi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat,
2010).
Hernia adalah : tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling
rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal
tertutup.Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian
dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya. Hernia inguinalis adalah

15
penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat paha). Operasi hernia
adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isi hernia
pada posisi semula dan menutup cincin hernia.Pengertian Hernia adalah
menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui
sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 2009 : 246).
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui
lubang (Oswari, 2011 : 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan
atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-
bagian tersebut (Nettina, 2008 : 253).
Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha
(regio inguinalis). (Oswari, 2011 : 216).

DAFTAR PUSTAKA

Long, Barbara C. (2009). Perawat Medical Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan


Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung

Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. Media


Aesculapius FKUI: Jakarta

Poppy Kumala, dkk. (2009). Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta

R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta

16
Marilynn E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai