Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

DISUSUN OLEH :

1. Dewi purnama sari


Nim: 106117011
Prodi : D3 keperawatan 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH


CILACAP

TAHUN AJARAN 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

A. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356)
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2004:492)
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (Mitayani, 2009)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama  6 minggu
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002).

B. Tanda dan Gejala


- Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
- Keluar darah segar terus menerus setelah ppersalinan
- Nyeri yang hebat
- Peningkatan suhu
- Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan
mengosongkan
- Perluasan hematoma
- Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.

C. Adaptasi Fisiologi dan Psikologi


Fisiologi

a. involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang


disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding
rahim dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
b. inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan
tempat permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan
cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm
dan pada akhir nifas 1-2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada
waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang
normal.
d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus
mempunyai pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah
persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah yang banyak,maka
arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut
menjadi longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih
kembali dalam 6 minggu.
f. saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga
menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter
dan pyelum kembali normal dalam 2minggu.
g. laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum
mengandung susu melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning
yang mengandung banyak protein dan garam.
Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal
ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan
hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya
dan menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995: ) Sedangkan
stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan
kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut
dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum
D. Patofisiologi dan Pathway
Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
“involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain
yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta
pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-
angsur kembali seperti sedia kala.
Nifas dibagi dalam tiga periode :
1. Post partum daini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.

Pathway
E. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
F. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.

G. Asuhan keperawatan pada ibu post partum


1. Pengkaian
Pengkajian Fisik
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,
management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
1. Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2. Spesifik: depresi postpartum.
3. Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan
libido.

2. Diagnose keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cedera fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
b. Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen
c. Resiko defisit volume cairan b/d Kehilangan cairan aktif
d. Resiko infeksi b/d gangguuan integritas kulit

3. Intervensi keperwatan

Diagnosa Tujuan dan Rencana Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri akut NOC : Pain Management
b/d agen v Pain Level, · Mengetahui tingkat
§ Lakukan
cedera fisik v Pain control, pengalaman nyeri
pengkajian nyeri
v Comfort level klien dan tindakan
secara
Setelah dilakukan keperawatan yang
komprehensif
askep selama …x akan dilakukan untuk
termasuk lokasi,
24 jam, mengurangi nyeri
karakteristik,
diharapkan nyeri
durasi, frekuensi, · Reaksi terhadap
berkurang
kualitas dan faktor nyeri biasanya
Kriteria Hasil :
presipitasi ditunjukkan dengan
v Mampu
(PQRST) reaksi non verbal
mengontrol nyeri
§ Observasi reaksi tanpa disengaja.
(tahu penyebab
nonverbal dari
nyeri, mampu
ketidaknyamanan
menggunakan
tehnik § Gunakan teknik · Mengetahui
nonfarmakologi komunikasi pengalaman nyeri
untuk mengurangi terapeutik untuk
nyeri, mencari mengetahui
bantuan) pengalaman nyeri
v Melaporkan bahwa pasien
· Penanganan nyeri
nyeri berkurang § Ajarkan tentang
tidak selamanya
dengan teknik non
diberikan obat. Nafas
menggunakan farmakologi
dalam dapat
manajemen nyeri § Evaluasi
membantu
v Mampu mengenali keefektifan kontrol
mengurangi tingkat
nyeri (skala, nyeri
nyeri
intensitas, § Motivasi untuk
frekuensi dan meningkatkan · Mengetahui
tanda nyeri) asupan nutrisi keefektifan control
v Menyatakan rasa yang bergizi. nyeri
nyaman setelah § Tingkatkan
· Mengurangi rasa
nyeri berkurang istirahat
nyeri Menentukan
v Tanda vital dalam § Latih mobilisasi
intervensi
rentang normal miring kanan
keperawatan sesuai
TD : 120-140 /80 miring kiri jika
skala nyeri.
– 90 mmHg kondisi klien mulai
· Mengidentifikasi
RR : 16 – 24 membaik
penyimpangan dan
x/mnt · Kaji kontraksi
kemajuan
N : 80- 100 x uterus, proses
berdasarkan involusi
mnt involusi uteri.
uteri.
T : 36,5o C – · Anjurkan
37,5 o C pasien untuk
· Mengurangi
membasahi
ketegangan pada luka
perineum dengan
perineum.
air hangat sebelum
berkemih.
· Anjurkan dan · Melatih ibu
latih pasien cara mengurangi
merawat payudara bendungan ASI dan
secara teratur. memperlancar
· Jelaskan pada pengeluaran ASI.
ibu tetang teknik · Mencegah infeksi
merawat luka dan kontrol nyeri
perineum dan pada luka perineum.
mengganti PAD
secara teratur
setiap 3 kali sehari · Mengurangi
atau setiap kali intensitas nyeri
lochea keluar denagn menekan
banyak. rangsnag nyeri pada
· Kolaborasi nosiseptor.
dokter tentang
pemberian
analgesik
Resiko v Fluid balance Fluid management· Mengidentifikasi
kekurangan v Hydration · Obs Tanda-tanda penyimpangan
cairan b.d Setelah dilakukan vital setiap 4 jam. indikasi kemajuan
kehilangan askep selama …x · Obs Warna urine. atau penyimpangan
cairan aktif 24 jam, Pasien · Status umum dari hasil yang
dapat setiap 8 jam. diharapkan.
mendemostrasikan· Pertahankan · Memenuhi
status cairan catatan intake dan kebutuhan cairan
membaik. output yang akurat tubuh klien
Kriteria evaluasi: · Monitor status
tak ada hidrasi (
manifestasi kelembaban · Menjaga
dehidrasi, resolusi membran mukosa, status balance cairan
oedema, haluaran nadi adekuat, klien
urine di atas 30 tekanan darah
ml/jam, kulit ortostatik ), jika
kenyal/turgor kulit diperlukan
baik. · Monitor masukan · Memenuhi
makanan / cairan kebutuhan cairan
dan hitung intake tubuh klien
kalori harian · Memenuhi
· Lakukan terapi kebutuhan cairan
IV tubuh klien
· Berikan cairan
· Dorong masukan · Temuan-temuan ini
oral menandakan
· Beritahu dokter hipovolemia dan
bila: haluaran perlunya peningkatan
urine < 30 ml/jam, cairan.
haus, takikardia,
gelisah, TD di · Mencegah pasien
bawah rentang jatuh ke dalam
normal, urine kondisi kelebihan
gelap atau encer cairan yang beresiko
gelap. terjadinya oedem
· Konsultasi dokter paru.
bila manifestasi · Mengidentifikasi
kelebihan cairan keseimbangan cairan
terjadi. pasien secara adekuat
· Pantau: cairan dan teratur.
masuk dan cairan
keluar setiap 8
jam.
Konstipasi Setelah dilakukan · Kaji pola BAB, · Mengidentifikasi
b.d askep selama …x kesulitan BAB, penyimpangan serta
kelemahan 24 jam, Pola warna, bau, kemajuan dalam pola
otot eleminasi (BAB) konsistensi dan eleminasi (BAB).
abdomen teratur. jumlah. · Ambulasi dini
Kriteria hasil: pola· Anjurkan merangsang
eleminasi teratur, ambulasi dini. pengosongan rektum
feses lunak dan · Anjurkan pasien secara lebih cepat.
warna khas feses, untuk minum · Cairan dalam
bau khas feses, banyak 2500-3000 jumlah cukup
tidak ada kesulitan ml/24 jam. mencegah terjadinya
BAB, tidak ada penyerapan cairan
feses bercampur · Kaji bising usus dalam rektum yang
darah dan lendir, setiap 8 jam. dapat menyebabkan
konstipasi tidak · Pantau berat feses menjadi keras.
ada. badan setiap hari. · Bising usus
· Anjurkan pasien mengidentifikasikan
makan banyak pencernaan dalam
serat seperti buah- kondisi baik.
buahan dan sayur- · Mengidentifiakis
sayuran hijau. adanya penurunan BB
secara dini.
· Meningkatkan
pengosongan feses
dalam rektum.
Resiko Setelah dilakukan · Pantau: vital sign, · Mengidentifikasi
infeksi b/d askep selama …x tanda infeksi. penyimpangan dan
gangguan kemajuan sesuai
integritas 24 jam, Infeksi · Kaji pengeluaran intervensi yang
kulit tidak terjadi. lochea, warna, bau dilakukan.
Kriteria hasil: dan jumlah. · Mengidentifikasi
tanda infeksi tidak · Kaji luka kelainan pengeluaran
ada, luka perineum, keadaan lochea secara dini.
episiotomi kering jahitan. · Keadaan luka
dan bersih, takut perineum berdekatan
berkemih dan dengan daerah basah
BAB tidak ada. · Anjurkan pasien mengakibatkan
membasuh vulva kecenderunagn luka
setiap habis untuk selalu kotor dan
berkemih dengan mudah terkena
cara yang benar infeksi.
dan mengganti · Mencegah infeksi
PAD setiap 3 kali secara dini.
perhari atau setiap
kali pengeluaran
lochea banyak.
· Pertahnakan teknik
septik aseptik · Mencegah
dalam merawat kontaminasi silang
pasien (merawat terhadap infeksi.
luka perineum,
merawat payudara,
merawat bayi).
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya.
Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP yang operasional dengan
pengertian :
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh klien dan keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O :adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi
keperawatan.
A :adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan criteria dan
standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana
keperawatan klien.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai Asuhan
Keperawatan Post Partum Normal (episiotomi) yaitu :
– Rasa nyeri teratasi
– Tingkat pengetahuan ibu bertambah mengenai perawatan payudara
– Pemenuhan ADL terpenuhi.
– Resiko cidera tidak terjadi
– Infeksi tidak terjadi.
Daftar Pustaka

Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka

Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi


VIII, Philadelphia, Lippincot Company, USA

Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi :


Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II,
EGC, Jakarta.

Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-


2002,Philadelphia,USA.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai