Anda di halaman 1dari 2

12

1) Gejala dari rumah Roller


Akselerasi lambat dan tertahan bisa juga karena jalur bergerak
roller sudah tergerus. Biasanya, gejala ini muncul akibat sering
membawa beban berat.
2) Gejala dari mangkuk kopling
Gejala seperti akselerasi tersendat-sendat di putaran mesin bawah
menjadi indikasi mangkuk kopling sentrifugal (clutch housing)
bermasalah. Biasanya, karena bentuk mangkuk sudah tidak rata lagi.
Sehingga tidak maksimal mengikat kampas kopling. Kondisi ini bisa jadi
karena sering buka gas dan langsung mengerem.
3) Gejala dari kampas kopling sentrifugal
Bila kampas kopling sentrifugal mulai aus, selain muncul suara
berdecit, akselerasi motor motic akan terasa lebih lambat baik di putaran
bawah maupun atas. Motor matic jadi terasa lebih tak bertenaga dari
biasanya. Kampas kopling sentrifugal ini berfungsi untuk menekan dan
menahan mangkuk kopling sehingga transfer tenaga mesin bisa
diteruskan ke roda.
4) Gejala dari secondary sliding sheave
Bisa terjadi, komponen yang berfungsi untuk mendorong per
CVT ini aus atau tergerus akibat menopang putaran V-Belt terus-
menerus. Selain muncul suara kasar, gejala yang ditimbulkan adalah
akselerasi di putaran menengah terasa tertahan, tapi akan normal kembali
sejalan kenaikan putaran mesin. Kebiasaan mengentak putaran gas bisa
jadi penyebab gejala ini muncul.
5) Gejala dari V-Belt
V-belt yang digunakan motor matic biasanya terbuat dari material
karet. Karena beroperasi dengan suhu tinggi, tentu bisa mulur atau getas.
Ketika V-belt aus, biasanya muncul suara berisik di rumah CVT. Ketika
V-belt sudah mulur tutup CVT bergesekan dengan belt. Akselerasi awal
terasa seperti slip atau tidak seusai dengan putaran gas. Tapi ketika getas,
V-belt akan retak dan bisa putus tanpa gejala.
6) Gejala dari gear rasio
Sebagai tambahan, gejala yang ditimbulkan dari komponen ini
adalah munculnya suara dengung cukup keras yang berasal dari
13

beradunya gigi transmisi. Biasanya hal ini karena bearing sudah mulai
aus atau sudah goyah karena pemakaian. Kondisi ini bisa juga terjadi
karena lama atau jarang mengganti oli transmisi atau ada kebocoran seal
dan volume oli pun berkurang. Sehingga gigi transmisi kurang terlumasi.

2.2 Langkah Kerja


A. Keselamatan Kerja
Bekerja dengan baik tentunya harapan bagi seorang pekerja, karena
dengan pekerjaan yang baik seorang pekerja akan dapat mempertahankan
posisinya sebagai pekerja di suatu instansi atau perusahaan. Namun ketika
seorang pekerja di tuntut untuk bekerja dengan baik, biasanya ia pun
memiliki tuntutan kepada seorang pemimpin agar menempatkannya di
lingkungan yang dapat mendukung pekerjaannya.
Selain dari pada keselamatan sekitar lingkungan pekerjaan yang
baik, higiene di dalam toko cukup baik karena setiap akan mulai dan ketika
akan pulang bekerja, pekerja wajib untuk membersihkan tempat kerjanya,
sehingga tempat yang akan digunakan untuk bekerja bersih, dan kita dapat
bekerja dengan baik. Setelah semua keadaan yang cukup nyaman hal yang
harus diperhatikan tentunya keselamatan dalam bekerja, keselamatan yang
ada memang kurang memadai karena jarang terjadinya hal yang
membahayakan pada saat bekerja, namun untuk keselamatan pekerjaan yang
standar telah tersedia beberapa alat yang digunakan untuk mengantisipasi
ketika terjadi kesalahan yang fatal. Namun seluruh pekerjaan selalu
mengikuti prosedur yang ada, sehingga jarang terjadi kesalahan yang
berakibat fatal.

B. Cara Kerja CVT


1) Saat Putaran Mesin Stasioner

Pada putaran stasioner, gaya centrifugal yang terjadi pada sepatu


gesek dari unit kopling centrifugal belum mampu mengalahkan tegangan

Anda mungkin juga menyukai