NIM : 16416257201027
Dosen : Yudi firmansyah, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Tanggal : 26 April 2017
___________________________________________________________________________
1
B. Konsep Rule Of Law merupakan bagian terpenting dalam negara
hukum
Munculnya demokrasi konstitusional sebagai suatu program dan sistem politik yang
konkrit pada akhir abad ke-19, dengan gagasan, dimana pemerintah yang demokratis
adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
wenang terhadap warganegaranya. Konstitusi tertulis secara tegas menjamin hak-hak asasi dari
warga negara, adanya pembagian kekuasaan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini dikenal
dengan istilah Rechtsstaat dan Rule of Law.
Walaupun demokrasi baru pada akhir abad ke-19 mencapai wujud yang konkrit, akan
tetapi pemikiran tentang negara hukum atau Rechtsstaat sebenarnya sudah sangat tua. Konsep
negara hukum pertama sekali dikemukakan oleh Plato dalam bukunya Politena
(the Republica), Politicos (the Stateman), dan Nomoi (the Law) yang kemudian dipertegas
oleh Aristoteles dalam karyanya Politica yang merupakan kelanjutan dari pemikiran Plato
dalam bukunya Namoi.
Pemikiran Plato tentang cita negara hukum ini lama dilupakan orang, dan baru pada
awal abad ke-17 timbul kembali di Barat yang merupakan reaksi terhadap pemikiran kekuasaan
absolut, terutama sekali pada kekuasaan raja yang sewenang-wenang. Sedangkan istilah negara
hukum itu sendiri baru muncul pada abad ke-19. Gagasan mengenai perlunya pembatasan
kekuasaan pemerintah serta adanya jaminan atas hak-hak asas dari warga negara mendapat
perumusan yang yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant dan
Friedrich Julius Stahl memakai istilah Rechtsstaat, sedang ahli-ahli hukum Anglo Saxon
seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule of Law.
Dari keempat unsur utama negara hukum formal yang dikemukakan Stahl ini dapatlah
disimpulkan bahwa negara hukum bertujuan untuk melindungi hak-hak azasi warga negaranya
dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara dengan undang-
undang. Sedangkan A V.
2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (Equality before the Law).
Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa, maupun untuk pejabat.
3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh undang-undang
dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.
2
Rumusan tentang unsur-unsur rechtsstaat yang dikemukakan oleh Stahl maupun rumusan
tentang unsur-unsur The Rule of Law yang di kemukakan oleh A. V. Dicey tersebut diatas,
adalah merupakan pandangan klasik, sebab dalam perkembangan selanjutnya, khususnya
dalam memenuhi tuntutan perkembangan abad ke-20, perkembangan negara-negara hukum,
penyelenggaraan negara oleh pemerintah yang berubah, kegiatan negara telah menyebar untuk
mengatur berbagai pokok persoalan kehidupan bernegara, negara hukum klasik berubah
menjadi negara ke sejahteraan modern (wefare state).Dari rumusan konsep Rule Of Law baik
yang klasik maupun yang dinamis hasil Konres ICJ tahun 1965 di Bangkok, di katakan bahwa
konsep Rule Of Law dalam kaitannya dengan negara hukum memang sangat identik dan tak
dapat dipisahkan karena maksud dasar dari Rule Of Law itu sendiri adalah penyelenggaraan
negara berdasarkan demokrasi konstitusi,yang dengan tegas adanya keharusan untuk menjamin
hak-hak asasi warga negaranya, persamaan di depan hukum, dan pengawasan atas jalannya
pemerintahan.
2) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
3) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)
3
D. PHUBUNGAN RULE OF LAW DENGAN NEGARA
Pelaksanaan Rule of Law di Indonesia seharusnya mempertimbangkan hal-hal
1. Keberhasilan the enforcement of the rue of law tergantung pada sejarah dan corak
masyarakat hukum dan pada kepribadian masing-masing bangsa.
2. Rule of Law adalah suatu institusi sosial, memiliki struktur sosiologis dan akar
budaya sendiri
4
F. KESIMPULAN
Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan mewujudkan
keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu oranr-orang yang jujur
tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak terkotori hal yang buruk. Ada tidaknya
rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan,
dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga Negara maupun pemerintah.
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu: Pertama, pengertian
secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi
(organized public power), misalnya nrgara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideological sense),
lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik
dan buruk (just and unjust law).
Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD 1945.
Agar kita dapat menikmati keadilan maka seluruh aspek Negara harus bersih, jujur, mentaati
undang-undang, juga bertanggung jawab, dan menjalankan UU 1945 dengan baik. Rule of Law
juga mempunyai kaitan erat dengan HAM ( Hak Asasi Manusia), dimana jika pelaksanaan
Rule of Law benar akan menyebakan kemajuan kulitas hidup dan pada akhirnya terpenuhinya
hak asasi manusia.