KEBIJAKAN Provinsi Jawa Tengah
KEBIJAKAN Provinsi Jawa Tengah
KEBIJAKAN
NASIONAL PROVINSI KABUPATEN
Pola Ruang (1) Rencana pola ruang wilayah nasional terdiri I. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
atas: Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi:
a. kawasan lindung nasional; dan - Kawasan hutan lindung
b.kawasan budi daya yang memiliki nilai - Kawasan yang memberi perlindungan kawasan
strategis nasional. bawahannya;
(2) Rencana pola ruang wilayah nasional - Kawasan perlindungan setempat;
digambarkan dalam peta dengan tingkat - Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan
ketelitian 1:1.000.000 sebagaimana cagar budaya
tercantum dalam Lampiran VII yang - Kawasan rawan bencana alam;
merupakan bagian tidak terpisahkan dari - Kawasan lindung geologi; dan
Peraturan Pemerintah ini. - Kawasan lindung lainnya
I. Kawasan Lindung Nasional A. Kawasan Hutan Lindung
1. Kawasan lindung nasional terdiri atas: Kawasan hutan lindung di Provinsi Jawa
a. kawasan yang memberikan perlindungan Tengah berupa kawasan hutan yang dikelola
terhadap kawasan bawahannya, terdiri atas: oleh negara dan berfungsi lindung. Kawasan
kawasan hutan lindung, kawasan peruntukan hutan lindung ini ditetapkan di
bergambut dan kawasan resapan air. Provinsi Jawa Tengah berada di:
b.kawasan perlindungan setempat, terdiri - Kabupaten Banyumas;
atas: sempadan sungai, sempadan pantai, - Kabupaten Purbalingga;
kawasan sekitar danau atau waduk, dan - Kabupaten Banjarnegara;
ruang terbuka hijau kota. - Kabupaten Kebumen;
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan - Kabupaten Wonosobo;
cagar budaya terdiri atas: kawasan suaka - Kabupaten Magelang;
alam, kawasan suaka alam laut dan perairan - Kabupaten Klaten;
lainnya; suaka margasatwa dan suaka - Kabupaten Sukoharjo;
margasatwa laut; cagar alam dan cagar - Kabupaten Wonogiri;
alam laut; kawasan pantai berhutan bakau; - Kabupaten Karanganyar;
taman nasional dan taman nasional laut; - Kabupaten Sragen;
taman hutan raya; taman wisata alam dan - Kabupaten Rembang;
taman wisata alam laut; dankawasan cagar - Kabupaten Pati;
budaya dan ilmu pengetahuan. - Kabupaten Kudus;
- Kabupaten Jepara;
d.kawasan rawan bencana alam terdiri atas: - Kabupaten Semarang;
kawasan rawan tanah longsor; kawasan - Kabupaten Temanggung;
rawan gelombang pasang; dan kawasan - Kabupaten Kendal;
rawan banjir. - Kabupaten Batang;
e. kawasan lindung geologi terdiri atas: - Kabupaten Pekalongan;
kawasan cagar alam geologi, terdiri atas: - Kabupaten Pemalang;
kawasan keunikan batuan dan fosil; - Kabupaten Tegal; dan
kawasan keunikan bentang alam; dan - Kabupaten Brebes.
kawasan keunikan proses geologi. B. Kawasan yang Memberikan Perlindungan
kawasan rawan bencana alam geologi, terhadap Kawasan Bawahannya
terdiri atas: kawasan rawan letusan - Kabupaten Cilacap
gunung berapi; kawasan rawan gempa - Kabupaten Rembang
bumi; kawasan rawan gerakan tanah; - Kabupaten Banyumas
kawasan yang terletak di zona patahan - Kabupaten Pati
aktif; kawasan rawan tsunami; kawasan - Kabupaten Purbalingga
rawan abrasi; dankawasan rawan bahaya - Kabupaten Kudus
gas beracun. - Kabupaten Banjarnegara
kawasan yang memberikan perlindungan - Kabupaten Jepara
terhadap air tanah terdiri atas: kawasan - Kabupaten Kebumen
imbuhan air tanah; dan sempadan mata - Kabupaten Semarang
air. - Kabupaten Purworejo;
f. kawasan lindung lainnya, terdiri atas: cagar - Kabupaten Temanggung;
biosfer; ramsar; taman buru; kawasan - Kabupaten Wonosobo;
perlindungan plasma nutfah; kawasan - Kabupaten Kendal;
pengungsian satwa; terumbu karang; - Kabupaten Magelang;
dankawasan koridor bagi jenis satwa atau - Kabupaten Batang;
biota laut yang dilindungi. - Kabupaten Boyolali;
- Kabupaten Pekalongan;
II. Kawasan Budidaya - Kabupaten Klaten;
Kawasan budi daya terdiri atas: kawasan - Kabupaten Pemalang;
peruntukan hutan produksi; kawasan - Kabupaten Sukoharjo;
peruntukan hutan rakyat; kawasan peruntukan - Kabupaten Tegal;
pertanian; kawasan peruntukan perikanan; - Kabupaten Wonogiri;
kawasan peruntukan pertambangan; kawasan - Kabupaten Brebes;
peruntukan industri; kawasan peruntukan - Kabupaten Karanganyar;
- Kota Magelang;
pariwisata; kawasan peruntukan permukiman; - Kabupaten Sragen;
dan/atau kawasan peruntukan lainnya. - Kota Salatiga; dan
III. - Kabupaten Grobogan;
- Kota Semarang.
- Kabupaten Blora;
C. Kawasan Perlindungan Setempat
1. Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai yang ditetapkan di
Provinsi Jawa Tengah berada di Kabupaten
Cilacap; Kabupaten Kebumen; Kabupaten
Purworejo; Kabupaten Wonogiri; Kabupaten
Rembang; Kabupaten Pati; Kabupaten Jepara;
Kabupaten Demak; Kabupaten Kendal;
Kabupaten Batang; Kabupaten Pekalongan;
Kabupaten Pemalang; Kabupaten Tegal;
Kabupaten Brebes; Kota Semarang; Kota
Pekalongan; dan Kota Tegal.
2. Sempadan Sungai dan Saluran Irigasi
Ketentuan sempadan sungai:
Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan
perkotaan
Sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan
Sungai bertanggul di dalam kawasan
perkotaan, ditentukan paling sedikit berjarak
3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.
Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan,
ditentukan paling sedikit berjarak 5 (lima)
meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang
alur sungai.
Kawasan sempadan saluran irigasi yang
direncanakan di Provinsi Jawa Tengah adalah
sebagai berikut:
saluran irigasi bertanggul;
saluran irigasi tidak bertanggul;
saluran irigasi yang terletak pada
lereng/tebing;
saluran pembuang irigasi; dan
bangunan irigasi.
Berdasarkan status dan kewenangannya,
sempadan saluran irigasi dibagi menjadi 3, yaitu:
saluran irigasi yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat;
saluran irigasi yang menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi; dan
saluran irigasi yang menjadi kewenangan
Pemerintah Kabupaten.
Kawasan sempadan sungai dan saluran irigasi
yang direncanakan di Provinsi Jawa Tengah
berada di seluruh kabupaten/kota yang dilewati
oleh sungai dan saluran irigasi.
3. Kawasan Sekitar Danau/Waduk/Embung
Lokasi kawasan sekitar
danau/waduk/embung ditetapkan berada di
seluruh kabupaten/kota yang memiliki
danau/waduk/embung.
4. Ruang Terbuka Hijau
Kawasan ruang terbuka hijau di Provinsi Jawa
Tengah ini terdiri atas:
Ruang terbuka hijau DAS
Ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
D. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan
Cagar Budaya
1) Kawasan Suaka Alam
Kawasan suaka alam terdiri dari:
a. Kawasan Cagar Alam
b.Kawasan Suaka Margasatwa
Kawasan cagar alam dan suaka margasatwa
yang ditetapkan berada di Provinsi Jawa Tengah
meliputi:
a. Kabupaten Cilacap meliputi:
Cagar Alam Nusakambangan Barat,
Cagar Alam Nusakambangan Timur,
Cagar Alam Wijaya Kusuma,
Cagar Alam Karangbolong;
b. Kabupaten Banjarnegara meliputi:
Cagar Alam Telogo Dringo,
Cagar Alam Telogo Sumurup,
Cagar Alam Pringamba I / II;
c. Kabupaten Wonosobo berupa Cagar Alam
Pantodomas;
d. Kabupaten Wonogiri berupa Cagar Alam
Donoloyo;
e. Kabupaten Sragen berupa Suaka Margasatwa
Gunung Tunggangan;
f. Kabupaten Blora meliputi :
Cagar Alam Bekutuk
Cagar Alam Cabak I/II;
g. Kabupaten Rembang berupa Cagar Alam
Gunung Butak;
h. Kabupaten Jepara meliputi:
Cagar Alam Keling I a, b, c,
Cagar Alam Keling II, III,
Cagar Alam Kembang,
Cagar Alam Gunung Celering;
i. Kabupaten Semarang meliputi:
Cagar Alam Gebugan,
Cagar Alam Sepakung;
j. Kabupaten Kendal berupa Cagar Alam
Pagerwunung Darupono;
k. Kabupaten Batang meliputi:
Cagar Alam Peson Subah I,
Cagar Alam Peson Subah II,
Cagar Alam Ulolanang Kecubung;
l. Kabupaten Pemalang meliputi:
Cagar Alam Bantarbolang,
Cagar Alam Curug Bengkawah,
Cagar Alam Moga;
m. Kabupaten Tegal berupa Cagar Alam Sub Vak
18c, 19b Jatinegara.
n. Kabupaten Brebes berupa Cagar Alam Telaga
Renjeng.
2) Kawasan Pelestarian Alam
a. Kawasan Taman Nasional
Berdasarkan sistem zonasi pengelolaannya
Kawasan Taman Nasional dapat dibagi atas :
- zona inti
- zona pemanfaatan
- zona rimba; dan atau zona lain yang
ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan
pelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
Kawasan taman nasional yang tersebar di
Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
- Taman Nasional Gunung Merapi;
- Taman Nasional Gunung Merbabu;
- Taman Nasional Karimunjawa; dan
- Taman Nasional lain yang yang ditetapkan
lebih lanjut sesuai ketentuan peraturan
perundang - undangan.
Sedangkan, kawasan konservasi pesisir dan
pulau-pulau kecil di Provinsi Jawa Tengah adalah
sebagai berikut:
- Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban di
Kabupaten Batang;
- Kawasan Konservasi Perairan Karang Jeruk di
Kabupaten Tegal;
- Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten
Brebes;
- Kawasan Konservasi Perairan di Kota
Pekalongan;
- Taman Pulau Kecil Pulau Panjang di
Kabupaten Jepara; dan
- Taman konservasi pesisir lain yang yang
ditetapkan lebih lanjut sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Kawasan Taman Hutan Raya
Taman hutan raya dan kebun raya di Provinsi
Jawa Tengah meliputi:
- Taman Hutan Raya Ngargoyoso Kabupaten
Karanganyar;
- Kebun Raya Baturraden Kabupaten
Banyumas;
- Kawasan taman hutan raya dan kawasan
kebun raya lain yang yang ditetapkan lebih
lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Kawasan Taman Wisata Alam
Taman wisata alam di Provinsi Jawa Tengah,
meliputi:
- Taman Wisata Alam Gunung Selok di
Kabupaten Cilacap;
- Taman Wisata Alam Tlogo Warno/Pengilon di
Kabupaten Wonosobo;
- Taman Wisata Alam Grojogan Sewu di
Kabupaten Karanganyar;
- Taman Wisata Alam Sumber Semen di
Kabupaten Rembang;
- Taman Wisata Alam Guci di Kabupaten Tegal;
- Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau
kecil Ujung Negoro-Roban di Kabupaten
Batang; dan
- Taman wisata alam lain yang ditetapkan lebih
lanjut sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan.
Kawasan pantai berhutan bakau/mangrove di
Provinsi Jawa Tengah meliputi: Kabupaten
Cilacap; Kabupaten Kebumen; Kabupaten
Purworejo; Kabupaten Wonogiri; Kabupaten
Rembang; Kabupaten Pati; Kabupaten Jepara;
Kabupaten Demak; Kabupaten Kendal;
Kabupaten Batang; Kabupaten Pekalongan;
Kabupaten Pemalang; Kabupaten Tegal;
Kabupaten Brebes; Kota Semarang; Kota
Pekalongan; dan Kota Tegal.
3) Kawasan Cagar Budaya
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
di Provinsi Jawa Tengah berada di seluruh
kabupaten/kota.
Struktur Ruang I. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional I. Kajian Kebijakan Struktur Ruang Nasional
1. Rencana struktur ruang wilayah nasional A. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
meliputi: 1. Sistem Perkotaan Nasional
a. sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, b.Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
PKW, dan PKL, dapat berupa: kawasan Kawasan perkotaan d Provinsi Jawa Tengah
megapolitan; kawasan metropolitan; yang ditetapkan sebagai PKN adalah
kawasan perkotaan besar; kawasan kawasan perkotaan Semarang – Kendal -
perkotaan sedang; atau kawasan perkotaan Demak – Ungaran - Purwodadi
kecil. (Kedungsepur), kawasan perkotaan
b.sistem jaringan transportasi nasional terdiri Surakarta, dan kawasan perkotaan Cilacap.
atas:
sistem jaringan transportasi darat, terdiri c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW): Kabupaten
atas: Boyolali, Kabupaten Klaten, Kota Salatiga,
jaringan jalan nasional terdiri atas Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan,
jaringan jalan arteri primer, jaringan Kabupaten Kudus, Kabupaten Cepu, Kota
jalan kolektor primer, jaringan jalan Magelang, Kabupaten Wonosobo,
strategis nasional, dan jalan tol. Kabupaten Kebumen
jaringan jalur kereta api terdiri atas: 2. Jalan bebas hambatan
jaringan jalur kereta api antarkota; dan 3. Pelabuhan sebagai Simpul Transportasi Laut
jaringan jalur kereta api perkotaan. Nasional berupa pelabuhan internasional
jaringan transportasi sungai, danau, dan - Pemantapan Pelabuhan Internasional
penyeberangan. Tanjung Emas
sistem jaringan transportasi laut terdiri - Pemantapan Pelabuhan Internasional
atas tatanan kepelabuhanan dan alur Tanjung Intan
pelayaran. 4. Bandar Udara sebagai Simpul Transportasi
sistem jaringan transportasi udara terdiri Udara Nasional, berupa pusat penyebaran
atas: sekunder
tatanan kebandarudaraan terdiri atas - Pemantapan Bandar Udara Adisutjipto
bandar udara umum dan bandar udara (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
khusus. dalam satu sistem dengan Adi Sumarmo
Bandar udara umum terdiri atas: - Pemantapan Bandar Udara Ahmad Yani
bandar udara pusat penyebaran skala (Provinsi Jawa Tengah)
pelayanan primer, bandar udara pusat 5. Wilayah Sungai, berupa perwujudan sistem
penyebaran skala pelayanan sekunder, jaringan SDA melalui konservasi sumber daya
bandar udara pusat penyebaran skala air, pendayagunaan SDA, dan pengendalian
pelayanan tersier; dan bandar udara daya rusak air, meliputi:
bukan pusat penyebaran. - Pemali-Comal di Provinsi Jawa Tengah
ruang udara untuk penerbangan terdiri (Strategis Nasional)
atas: ruang udara di atas bandar udara - Jratunseluna di Provinsi Jawa Tengah
yang dipergunakan langsung untuk (Strategis Nasional)
kegiatan bandar udara; ruang udara di - Serayu-Bogowonto di Provinsi Jawa Tengah
sekitar bandar udara yang dipergunakan (Strategis Nasional)
untuk operasi penerbangan; dan ruang - Progo-Opak-Serang di Provinsi DIY – Jawa
udara yang ditetapkan sebagai jalur Tengah (Lintas Provinsi)
penerbangan. - Bengawan Solo di Provinsi Jawa Tengah –
Jawa Timur (Lintas Provinsi)
sistem jaringan energi nasional terdiri atas: B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
jaringan pipa minyak dan gas bumi, Nasional Tahun 2015 – 2019
pembangkit tenaga listrik dan jaringan II. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Proinsi Jawa
transmisi tenaga listrik Tengah
c. sistem jaringan telekomunikasi nasional 1. Sistem pusat kegiatan, meliputi:
terdiri atas: jaringan terrestrial dan jaringan a. Sistem perkotaan: Pusat Kegiatan
satelit Lingkungan (PKN), Pusat Kegiatan
d.sistem jaringan sumber daya air, meliputi: Lingkungan Promosi (PKNp), Pusat Kegiatan
cekungan air tanah lintas negara dan lintas Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Wilayah
provinsi. Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
b.Sistem pedesaan
2. Sistem wilayah berupa Wilayah Pembangunan
yaitu kawasan yang memiliki keterkaitan
pengembangan dari aspek fisik alam, sosial,
ekonomi, dan/atau budaya.
Pembagian lokasi rencana sistem perkotaan di
Provinsi Jawa Tengah meliputi:
e. Pengembangan PKN, meliputi:
- Kawasan perkotaan Semarang-Kendal-
Demak-Ungaran-Purwodadi
(Kedungsepur);
- Kawasan perkotaan Surakarta; dan
- Kawasan perkotaan Cilacap.
a. Pengembangan PKNp berupa kawasan
perkotaan Tegal.
b. Pengembangan PKW
- kawasan perkotaan Purwokerto;
- kawasan perkotaan Kebumen;
- kawasan perkotaan Wonosobo;
- kawasan perkotaan Boyolali;
- kawasan perkotaan Klaten;
- kawasan perkotaan Cepu;
- kawasan perkotaan Kudus;
- kawasan perkotaan Magelang;
- kawasan perkotaan Pekalongan; dan
- kawasan perkotaan Salatiga.
c. Pengembangan PKWp meliputi: Kawasan
perkotaan Rembang; Kawasan perkotaan
Purbalingga; dan Kawasan perkotaan
Purworejo-Kutoarjo
d. Pengembangan PKL meliputi:
III. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama
1. Sistem Jaringan Transportasi Darat
A. Transportasi Jalan Umum
Rencana pengembangan jaringan prasarana
jalan di Provinsi Jawa Tengah, meliputi:
a. Jalan Arteri Primer meliputi:
ruas jalan Losari (Batas Provinsi Jawa Barat)
– Pejagan – Brebes - Tegal – Pemalang -
Pekalongan – Batang – Kendal - Semarang
–Demak – Kudus - Pati – Rembang (Batas
Provinsi Jawa Timur);
ruas jalan Batas Provinsi Jawa Barat-
Patimuan-Sidareja-Jeruklegi-Batas Kota
Cilacap-SelarangKesugihan-Maos-
Sampang-Buntu-Batas
Kedu Selatan-Kebumen-Prembun-Kutoarjo-
PurworejoKarangnongko-Batas Provinsi DIY;
ruas jalan Semarang-Ungaran-Bawen-
Salatiga-Boyolali-Kartasura-Surakarta-
Sragen-Mantingan Batas Provinsi Jatim
ruas jalan Kartasura–Klaten-Batas Provinsi
DIY; dan
ruas jalan Bawen-Ambarawa-Pringsurat-
Secang-Magelang-Keprekan-Muntilan-
Salam-Batas Provinsi DIY.
b.Jalan tol
Semarang Seksi A, Seksi B dan Seksi C;
jalan tol Semarang-Demak-Kudus-Pati-
Perbatasan Jawa Timur;
jalan tol Pejagan – Pemalang – Batang-
Semarang-Solo – Mantingan;
jalan tol Solo-Yogyakarta;
jalan tol Bawen-Yogyakarta ;
jalan tol Ciamis – Cilacap –Yogyakarta; dan
jalan tol Pejagan – Cilacap.
c. Jalan lingkar
Jalan lingkar kawasan perkotaan PKN dan
PKNp meliputi: jalan lingkar Kota Semarang;,
jalan lingkar Kedungsepur, jalan lingkar Kota
Surakarta (Subosukowonosraten), jalan
lingkar Kota Tegal-Brebes;
Jalan lingkar kawasan Perkotaan PKW dan
PKWp meliputi: jalan lingkar Kabupaten
Batang - Kota Pekalongan - Kabupaten
Pekalongan (Petanglong), jalan lingkar
Kabupaten Magelang; dan jalan lingkar
Kawasan Perkotaan Purwokerto;
Jalan lingkar kawasan perkotaan PKL
meliputi: jalan lingkar kawasan perkotaan
Wangon; jalan lingkar kawasan perkotaan
Ajibarang; jalan lingkar kawasan perkotaan
Banjarnegara; jalan lingkar kawasan
perkotaan Gombong-Karanganyar; jalan
lingkar kawasan perkotaan Sragen; jalan
lingkar kawasan perkotaan Blora; jalan
lingkar kawasan perkotaan Gubug; jalan
lingkar kawasan perkotaan Godong; jalan
lingkar kawasan perkotaan Mranggen; jalan
lingkar kawasan perkotaan Parakan; jalan
lingkar Kawasan Perkotaan Gemolong; jalan
lingkar Kawasan Perkotaan Bangsri; dan
jalan lingkar Kawasan Perkotaan Limpung.
B. Transportasi jalan khusus
C. Rencana terminal
a. Terminal penumpang
Rencana terminal tipe A berada di
kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah,
yaitu di: Kabupaten Cilacap; Kabupaten
Banyumas; Kabupaten Purbalingga;
Kabupaten Banjarnegara; Kabupaten
Kebumen; Kabupaten Purworejo;
Kabupaten Wonosobo; Kabupaten
Boyolali; Kabupaten Klaten; Kabupaten
Wonogiri; Kabupaten Sragen; Kabupaten
Grobogan; Kabupaten Blora; Kabupaten
Rembang; Kabupaten Pati; Kabupaten
Kudus; Kabupaten Jepara; Kabupaten
Demak; Kabupaten Pemalang; Kabupaten
Semarang; Kota Magelang; Kota
Surakarta; Kota Salatiga; Kota Semarang;
Kota Pekalongan; dan Kota Tegal.
Rencana terminal tipe B berada di
kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah,
yaitu di: Kabupaten Cilacap; Kabupaten
Purbalingga; Kabupaten Banjarnegara;
Kabupaten Purworejo; Kabupaten
Boyolali; Kabupaten Sukoharjo; Kabupaten
Wonogiri; Kabupaten Karanganyar;
Kabupaten Sragen; Kabupaten Grobogan;
Kabupaten Blora; Kabupaten Rembang;
Kabupaten Pati. Kabupaten Kudus;
Kabupaten Demak; Kabupaten Semarang;
Kabupaten Temanggung; Kabupaten
Kendal; Kabupaten Pekalongan;
Kabupaten Batang; Kabupaten Pemalang;
Kabupaten Tegal; Kabupaten Brebes;
Kabupaten Magelang; Kota Semarang;
b.Terminal barang
Rencana terminal barang yang
direncanakan di Provinsi Jawa Tengah
berada di seluruh kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah.
2. Sistem Jaringan Transportasi Kereta Api
A. Kereta api umum
a. Kereta api antar kota meliputi:
Jalur utara menghubungkan Semarang-
Jakarta; Semarang – Surabaya; dan
Semarang – Bandung.
Jalur selatan menghubungkan Solo-
Bandung/Jakarta; dan Solo – Surabaya.
jalur Utara - Selatan menghubungkan
Semarang - Solo - Malang-Surabaya; dan
jalur Tengah menghubungkan Semarang
– Solo - Yogjakarta.
b.Kereta api regional meliputi: jalur Solo-
Boyolali; jalur Solo- Bandara Adi Sumarmo;
jalur Sragen – Solo – Klaten – Jogyakarta –
Kutoarjo; jalur Solo – Sukoharjo – Wonogiri;
jalur Slawi – Purwokerto; jalur Brumbung –
Semarang – Tegal – Slawi; jalur Purwokerto
– Kutoarjo; jalur Magelang – Yogyakarta;
jalur Semarang – Kudus – Pati – Rembang;
jalur Kalibodri-Kendal-Kaliwungu; jalur
Kudus-Mayong-Bakalan; jalur Semarang-
Demak-Godong-Purwodadi-Blora; jalur
Rembang-Blora-Cepu; jalur Gambringan-
Purwodadi; jalur Tuntang-Kedungjati; jalur
Ambarawa - Secang - Magelang-Yogya;
jalur Purwokerto-Wonosobo; danjalur
Magelang – Secang-Temanggung-Parakan.
Jalur Tegal - SemarangJalur Purwokerto -
Semarang
c. Kereta api perkotaan/komuter
menghubungkan jalur Kedungsepur; jalur
Subosukowonosraten; dan jalur
Barlingmascakeb.
d.Prasarana penumpang
persimpangan kereta api di Jawa Tengah;
stasiun utama, stasiun kelas I, stasiun kelas
II, dan stasiun kelas III;
stasiun untuk rencana pengoperasian
kereta komuter dan antar kota;
peningkatan dan pembangunan dry port
meliputi: WP Kedungsepur; WP
Subosukowonosraten; WP
Barlingmascakeb; WP Bregasmalang; dan
kawasan lainnya.
rencana jalur kereta api antar moda dari
dan menuju: Pelabuhan Tanjung Mas;
Pelabuhan Kendal; Pelabuhan Tanjung
Intan; Pelabuhan Tegal ; Bandara Adi
Sumarmo; Bandara A. Yani; Bandara
Wirasaba; dan Simpul transportasi lainnya.
B. Kereta Api Khusus
3. Sistem Jaringan Transportasi Angkutan
Sungai, Danau, dan Penyeberangan
4. Sistem jaringan trasnportasi laut
a. Pelabuhan
Pelabuhan utama meliputi: Tanjung Emas
di Kota Semarang; dan Tanjung Intan di
Kabupaten Cilacap.
Pelabuhan pengumpul meliputi:
Pelabuhan Kendal di Kabupaten Kendal;
Pelabuhan Tegal di Kota Tegal; Pelabuhan
Jepara di Kabupaten Jepara; Pelabuhan
Batang di Kabupaten Batang; Pelabuhan
Sluke di Kabupaten Rembang; dan
Pelabuhan Juwana di Kabupaten Pati.
Pelabuhan pengumpan regional meliputi:
pelabuhan Rembang di Kabupaten
Rembang; Pelabuhan Karimunjawa di
Pulau Karimunjawa; Pelabuhan Brebes di
Kabupaten Brebes; dan Pelabuhan
Pemalang di Kabupaten Pemalang.
Pelabuhan pengumpan lokal berupa
Pelabuhan Wonokerto di Kab Pekalongan
b.Terminal khusus
c. Pelabuhan perikanan
5. Sistem Jaringan Transportasi Udara
a. Bandar udara umum meliputi:
Bandar udara pengumpul sekunder skala
internasional meliputi: Bandar Udara
Ahmad Yani di Kota Semarang; dan
Bandar Udara Adisumarmo di Kota
Surakarta;
Badnar udara pengumpan melipti: Bandar
Udara Tunggul Wulung di Kabupaten
Cilacap; Bandar Udara Wirasaba di
Kabupaten Purbalingga; dan Bandar
Udara Dewadaru di Kabupaten Jepara.
b.Bandar udara khusus
IV. Rencana sistem jaringan prasarana lainnya
1. Sistem jaringan energi/kelistrikan
a. Rencana prasarana kelistrikan
Pembangkit listrik tenaga air
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga uap
pembangkit listrik tenaga sampah
pembangkit listrik tenaga surya di seluruh
Kabupaten/ Kota.
pembangkit listrik tenaga mikro hidro
dan/atau piko hidro di seluruh Kabupaten/
Kota.
pembangkit listrik tenaga alternatif di
seluruh Kabupaten/ Kota.
jaringan transmisi listrik meliputi :
b.Rencana prasarana energi bahan bakar
minyak (BBM) dan gas
Jaringan pipa BBM Teras-Pengapon dan
Cepu-Rembang-Pengapon Semarang
Kilang LNG di Kabupaten Cilacap;
Depo BBM
jaringan pipa gas regional
jaringan pipa gas perkotaan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji di
Kabupaten/Kota.
c. Pengembangan energi alternatif di Provinsi
Jawa Tengah berupa rencana pengembangan
energi terbarukan yang berada di seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
2. Sistem jaringan telekomunikasi
Jaringan kabel
Jaringan nirkabel
Jaringan informatika
3. Sistem jaringan sumberdaya air
a. Pengembangan sungai, meliputi: Wilayah
Sungai Pemali Comal; Wilayah Sungai Jratun
Seluna; Wilayah Sungai Serayu Bogowonto;
Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung;
Wilayah Sungai Citanduy; Wilayah Sungai
Progo Opak Serang; Wilayah Sungai
Bengawan Solo; Wilayah Sungai Bodri Kuto;
Wilayah Sungai Wiso Gelis; dan Wilayah
Sungai Karimunjawa.
b.Waduk atau bendung, meliputi: Waduk
Kedongombo; Waduk Sempor; Waduk
Penjalin; Waduk Malahayu; Waduk Cacaban;
Waduk Mrica (Panglima Besar Jend.
Sudirman); Waduk Wadaslintang; Waduk
Wonogiri; Waduk Cengklik; Waduk Bade;
Waduk PideksoWaduk Gondang Waduk
Seloromo/ Gembong; Waduk
JatibarangWaduk Randugunting; Waduk
Logung; Waduk Jragung; Bendung Bener;
Waduk Rawapening; Waduk Bantarbolang;
Waduk Jlantah; dan Waduk lainnya.
c. Embung
d.Jaringan air bersih
e. Jaringan irigasi
4. Sistem jaringan prasarana lingkungan
a. Rencana sistem persampahan
TPA yang direncanakan di Provinsi Jawa
Tengah merupakan TPA regional yang
meliputi: TPA regional di WP Kedungsepur;
TPA regional WP Bregasmalang; TPA regional
WP Wanarkuti; TPA regional WP
Subosukawonosraten; TPA regional WP
Purwomanggung; dan TPA regional WP
Petanglong.
b.Rencana sistem prasarana air minum
Rencana sistem air minum di Provinsi Jawa
Tengah berupa pengembangan jaringan air
baku yang meliputi: sistem penyediaan air
minum regional Kedungsepur; sistem
penyediaan air minum regional Wanarakuti;
sistem penyediaan air minum regional
Subosukawonosraten; sistem penyediaan air
minum regional Bregasmalang; sistem
penyediaan air minum regional Petanglong;
sistem penyediaan air minum regional
Barlingmascakeb; sistem penyediaan air
minum regional Purwomanggung; dansistem
penyediaan air minum regional Banglor.
c. Rencana sistem prasarana limbah dan
draianse
d.Rencana jalur dan ruang evakuasi bencana
Kawasan Strategis Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan I. Dasar Penetapan Kawasan Strategis Propinsi
berdasarkan kepentingan: II. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Jawa
pertahanan dan keamanan; Tengah
pertumbuhan ekonomi; 1. Kawasan Strategis Nasional di Provinsi
sosial dan budaya; a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau pertumbuhan ekonomi sebagaimana
teknologi tinggi; dan/atau dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. kawasan Kawasan Perkotaan Kendal –
Kawasan strategis nasional dari sudut Demak – Ungaran – Salatiga – Semarang -
kepentingan pertahanan dan keamanan Purwodadi (Kedung Sepur)
ditetapkan dengan kriteria: b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
diperuntukkan bagi kepentingan sosial dan budaya sebagaimana dimaksud
pemeliharaan keamanan dan pertahanan pada ayat (1) huruf b meliputi: Kawasan
negara berdasarkan geostrategi nasional; Borobudur dan sekitarnya; Kawasan
diperuntukkan bagi basis militer, daerah Prambanan dan sekitarnya; dan Kawasan
latihan militer, daerah pembuangan amunisi Sangiran.
dan peralatan pertahanan lainnya, gudang c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
dan/atau kawasan industri sistem pertahanan; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
atau c meliputi: Kawasan Taman Nasional
merupakan wilayah kedaulatan negara Gunung Merapi; dan Kawasan Pangandaran
termasuk pulau-pulau kecil terluar yang – Kalipuncang – Segara Anakan –
berbatasan langsung dengan negara Nusakambangan (Pacangsanak)
tetangga dan/atau laut lepas. 2. Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan strategis nasional dari sudut a. Rencana pengembangan kawasan strategis
kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dari sudut kepentingan pertumbuhan
dengan kriteria: ekonomi meliputi: Kawasan regional WP
memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; Kedungsepur; Kawasan regional WP
memiliki sektor unggulan yang dapat Wanarakuti; Kawasan regional WP
menggerakkan pertumbuhan ekonomi Subosukawonosraten; Kawasan regional WP
nasional; Bregasmalang; Kawasan regional WP
memiliki potensi ekspor; Petanglong; Kawasan regional WP
didukung jaringan prasarana dan fasilitas Barlingmascakeb; Kawasan regional WP
penunjang kegiatan ekonomi; Purwomanggung; dan Kawasan regional
memiliki kegiatan ekonomi yang WP Banglor.
memanfaatkan teknologi tinggi; b.Rencana pengembangan kawasan strategis
berfungsi untuk mempertahankan tingkat dari sudut kepentingan sosial dan budaya
produksi pangan nasional dalam rangka meliputi : Kawasan Candi Prambanan;
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
berfungsi untuk mempertahankan tingkat Kawasan Candi Borobudur; dan Kawasan
produksi sumber energi dalam rangka Sangiran.
mewujudkan ketahanan energi nasional; atau c. Rencana pengembangan kawasan strategis
ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan dari sudut kepentingan fungsi dan daya
kawasan tertinggal. dukung lingkungan hidup meliputi: Kawasan
Kawasan strategis nasional dari sudut Taman Nasional Gunung Merapi; Kawasan
kepentingan sosial dan budaya ditetapkan Taman Nasional Gunung Merbabu; Kawasan
dengan kriteria: Taman Nasional Karimunjawa; Kawasan
merupakan tempat pelestarian dan Dataran Tinggi Dieng; Kawasan Sindoro
pengembangan adat istiadat atau budaya Sumbing; Kawasan Rawa Pening; Kawasan
nasional; Karangsambung; Kawasan
merupakan prioritas peningkatan kualitas Nusakambangan; Kawasan Geopark
sosial dan budaya serta jati diri bangsa; Gunungsewu; Kawasan Gunung Lawu; dan
merupakan aset nasional atau internasional Kawasan Gunung Slamet.
yang harus dilindungi dan dilestarikan;
merupakan tempat perlindungan peninggalan
budaya nasional;
memberikan perlindungan terhadap
keanekaragaman budaya; atau
memiliki potensi kerawanan terhadap konflik
sosial skala nasional.
Kawasan strategis nasional dari sudut
kepentingan pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi ditetapkan
dengan kriteria:
diperuntukkan bagi kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya
alam strategis nasional, pengembangan
antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
memiliki sumber daya alam strategis nasional;
berfungsi sebagai pusat pengendalian dan
pengembangan antariksa;
berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga
atom dan nuklir; atau
berfungsi sebagai lokasi penggunaan
teknologi tinggi strategis.
Kawasan strategis nasional dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria:
merupakan tempat perlindungan
keanekaragaman hayati;
merupakan aset nasional berupa kawasan
lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir
punah atau diperkirakan akan punah yang
harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
memberikan perlindungan keseimbangan tata
guna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian negara;
memberikan perlindungan terhadap
keseimbangan iklim makro;
menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
rawan bencana alam nasional; atau
sangat menentukan dalam perubahan rona
alam dan mempunyai dampak luas terhadap
kelangsungan kehidupan.