Anda di halaman 1dari 18

ILMU BAHAN BANGUNAN

Kelompok v
Bahan Diskusi II
Cat

Anggota Kelompok:
1. Agus Triyatmo
2. Anggoro Setyazi
3. Aziz Shalahuddin
4. Bachtiar Dwi A.P.
5. Indra Ramadhan
6. Muhammad Hardiyanto
7. Muhammad Rasyid Sidiq

Cat
1. Tinjauan Umum
A.
Definisi
Cat adalah suatu massa yang pada suatu suhu kamar berupa zat cair dan bila
diulaskan pada permukaan suatu benda akan mongering, membentuk suatu lapisan
padat dan kenyal. Ditinjau dari kekentalan cat, cat dibedakan menjadi: cat kental,
setengah kental dan encer .
B. Sejarah
Cat Industri cat
adalah salah satu industry tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang
hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan
proteksi. Mereka menggunakan material-material yang tersedia di alam seperti
arang (karbon), darah, susu dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki
warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik,
seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol , Lascaux Spanyol,
cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan –lukisan prasejarah
lainnya yang ditemukan. Orang-orang
Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat
warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu.
Kemudian orang-orang Mesir menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil
untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah
ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia,
resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.
C. Tujuan dan fungsi pengecatan
Tujuan dan fungsi pegecatan banda. Benda dapat dikemukakan sbb:
- untuk memberikan warna yang indah dan menarik
- untuk melindungi dan menjaga agar warna tersebut tidak mengalami proses
pelapukan dan atau menjadi rusak
- untuk melindungi struktur dan pengaruh negative alam dan cuaca. Misalnya untuk
melindungi konstruksi dan struktur bangyuna baja dari proses korosio, untuk
melindungi konstruksi kayu dari proses pelapukan.
- Untuk menambah ketahan konstruksi dari pengaruh panas seperti kebakaran.

D. Syarat-syarat
cat sebagai bahan
bangunan, cat harus memenuhi beberapa syarat di dalam
penggunaannya. Syarat-syarat tersebut adalah:
- cat harus dapat kering dalam waktu maksimal 30 jam
- pengecatan harus dapat mengasilkan lapisan yang lengket, rata, kenyal, melekat
dengan baik, tidak menyerap debu, dan harus melekat dan menutup dengan baik
benda yang dicat.

E. Susunan
cat cat
dibuat dari bermacam-macam bahan dasar. Pada dasarnya bahan cat tersebut
bahan dasar tersebut diaduk atau dicampur dengan perbandinga-perbandingan
tertentu untuk bermacam-macam tujuan . beberapa macam bahan bakar dasar
tersebut yang digunakan untuk membuat cat antara lain:
- bahan pewarna ( pigments ) yaitu bahan-bahan yang memberikan warna-warna
khusus pada cat
- bahan pengikat yaitu bahan campuran yang memberikan fungsi sebagai pengikat
pada campuran cat
- bahan pelarut yang berfungsi untuk melarutkan campuran-campuran yang
digunakan
- bahan pengencer yaitu bahan campuran dalam pembuatan cat yang berfungsi
untuk mengencerkan cat
- bahan pelunak bahan uang berfungsi untuk melunakan campuran cat
- bahan pengisi yaitu bahn tambahan dalam camputan cat yang pada dasarnya tidak
mempunyai fungsi selain memperbesar volume
- bahan sikatif yang mempunya fungsi agar cat mudah mengalami proses mengeras
didalam penggunaannya
F. Pembagian Jenis-Jenis
Cat jenis-jenis cat
pembagiannya didasarkan pada:
1. bahan pengikat yaitu : cat minyak dan cat air (water paints)
2. berdasarkan daya tutupnya dibagi menjadi cat kilap dan cat kusam
3. berdasrkan pemakainnya cat dapat dibagi menjadi :
a. cat penutup (dempul)
b. plamir atau plamur
c. cat dasar
d. cat pewarna yang dapat dibedakan menjadi cat pewarna untuk bidang-bidang diluar
bangunan dan di dalm bangunan
2. BAHAN DASAR
1. Pewarna
Bahan dasar pewarna dibedakan menjadi :
a. bahan pewaranaan anorganik atau pewarna mineral
b. bahan pewarna organic
pewarna anorganik dibagi menjadi pewarna anorganik alam dan anorganik
buatan. Pewarna organic juga dibagi menjadi pewarna organic alam dan pewarna
organic buatan. Di dalm pekerjaan sehari-hari banyak digunakan jenis-jenis
anorganik. Bahan bahan pewarna terdapat bermacam-macam dan dapat
dikelompokan sebagai berikut:
a). Pewarna Putih
1. Putih Timbale (white lead)
Pewarna putih timbale terdiri dari timbale karbonat dan timbale hidroksida yaitu
2Pb CO3 dan Pb
(OH)2.
Sifat-sifat putih timbale antara
lain: Cukup kenyal,
tahan akan iklim, cepat mongering dan daya tutupnya baik. Bila timbale putih
disimpan di dalam tempat yang gelap akan berubah warna menjadi kekuning-
kuningan. Tidak dapat dicanpur dengan belerang,
beracun. Apabila dicampur dengan
pewarna yang mengandung belerang maka putih timbale ini akan berubah menjadi
hitam. Di dalam penggunaannya dapat tersebar debu debu putih timbale yang
apabila bercampur dengan minyak cat dapat menyebabkan
keracunan. Pemakaian putih timbale sesuai dengan sifat-sifatnya digunakan
untuk pengecatan bagian luar, sebagai cat dasar kayu dan untuk tujuan pembuatan
dempul atau plamur. Putih timbale merupakan zat cat yang menutup
dengan baik benda yang dicat dan mempunyai sifat dapat tahan terhadap pengaruh
iklim. Hidoksid timbale bersenyawa secara baik dengan minyak cat sehingga
terbentuk suatu lapisan film yang kenyal , tidak larut , tidak mengoksidasi dan tahan
lengas Oleh sifat
sifat tersebut di atas maka putih timbale merupakan cat dasar yang baik Namun
putih timbale peka terhadap zat belerang dimana apabila cat putih timbale kena
belerang akan segera terjadi warna kotor pada permukaan yang sulit dihilangkan.
Putih timbale ini apabila dipanaskan akan terurai menjadi oxid timbale yang
berwarna kuning dan merah. Oleh karena itu, putih timbale ini tidak dapat digunakan
untuk mengecat barang-barang atau benda-benda yang panas seperti radiator dan
ceobong. Putih timbale juga digunakan untuk
mengecat dasar besi polos sebab bekas-bekas timbale menambah proses berkarat
pada permukaan besi tersebut.
Sifat sifat :
1. Daya tutup baik
2. Dapat dicampur dengan segala macam pigment
3. Tahan S dan gas-gas lainnya antara lain :
4. Tidak beracun
Pemakaian: Untuk semua jenis cat
2. Pewarna Putih Alam
a. putih kapur (calcium carbonat =
whiting) terutama terdiri dari calcium
carbonat (CaCO3). Kurang baik untuk cat minyak karena memperburuk pengeringan
cat tidak tahan iklim, lapisan cat mudah menyerbuk hanya dipakai sebagai extender.
b. Kaolin ( china
Clay) Tanah liat
berwana putih, terutama dari alumunium – silikat tidak begitu penting dalam cat
hanya dipakai sebagai extender, meskipun tidak banyak. Banyak dipakai dalam cat
air (cat dinding : kalkarium)
b). Bahan Pewarna Merah
1. Meni Timbale (red
lead) Disebut juga minium ,
terdiri dari Pb3O4 atau PbO2 PbO2 ada jenis
:
a. Meni Kristal mengandung
30% M
eni Kristal lebih kasar apabila dibandingkan dengan meni jingga dalam cat itu tidak
dapat disimpan lama. Dapat mencegah pengkaratan
besi b.Meni jingga mengandung
34% meni jingga lebih halus
daripada meni Kristal, tidak mengendap dalam cat dan tidal mudah mengarat, jadi
catny dapat disimpan lama (nn handing dan non setting)
Sifat-sifat umumnya :
a. Lapisan catnya keras dan tahan air, memberikan perlindungan terhadap korosi yang
baik bagi besi
b. Memperbaiki pengeringan cat , jadi dalam hal ini tidak diperlukan sikatif
c. Warna berubah menjadi muda bila berhubungan dengan sinar matahari
d. Tidak tahan H2S, warna berubah menjadi hitam.
e. Beracun.
Pemakaian: hanya untuk pembuatan cat dasar bagi kayu dan besi.
2). Vermiljun (vermilion,
cinnabar). Terdiri dari
HgS, terdapat di alam sebagai mineral yang disebut cinnabar, dapat juga dibuat
dengan memanaskan ruksa dengan belerang.
Sifat-sifat:
a. Daya tutupnya baik.
b. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen.
c. Tahan H2S
d. Memperburuk pengeringan cat.
e. Tidak dipakai untuk cat luar, karena luntur.
Karena mahal harganya, pemakaiannya terdesak oleh Vermilyum mitasi.
3). Merah Milibdat (Molybdate Red).
c). Bahan Pewarna Hijau
1). Hijau Chromat (Chrome
Green). Terdiri
dari campuran kuning chromat, biru berlin spatberat
Sifat-Sifat:
a. Daya tutup dan warnanya indah.
b. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen, kecuali yang mengandung
belerang.
c. Tidak tahan basa, jadi tidak dapat dipakai sebagai cat dinding (fresco), juga tidak
tahan asam.
d. Beracun dan tak tahan H2S, tak tahan cuaca.
Dapat dipakai sebagai cat dalam maupun luar.Untuk cat luar harus dicampur
dengan hijau Bremen agar lebih tahan.
2). Hijau
Bremen
Terutama terdiri dari tembaga hidroksida
Sifat-Sifat:
a. Warna hijau biru, warna tergantung jenis pemakaian, sebagai cat berwarna biru
langit, sedang sebagai cat minyak berwarna hijau.
b. Tahan baik terhadap pengaruh iklim.
c. Tidak dapat dicampur dengan pewarna yang mengandung belerang.
d. Daya tutup baik, beracun, tidak tahan terhadap H2S.
3). Hijau Chrom ( Chromium oxide green,
viridian). Terutama terdiri dari chrom
oksida.
Sifat-Sifat:
a. Tahan sinar matahari, tahan H2S.
b. Tak beracun, tahan kapur.
c. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen.
d. Daya tutup baik sekali.
4). Hijau Schweinfurt (Emerald green, Schweinfurt green, paris
green). Terdiri dari tembaga-aseto-arsenit
Sifat-Sifat:
a. Daya tutup baik.
b. Tidak tahanasam dan alkali yang panas.
c. Warna hijau segar.
d. Sangat beracun, karenanya tak dipakai lagi sebagai pigmen.
d). Bahan Pewarna Biru.
1). Biru Berlin (berlin Blue, Prusian Blue, Chinese
Blue). Terdiri dari ferri fero-sianida.
Sifat-Sifat:
a. Daya warna besar sekali.
b. Tidak tahan alkali dan sinar matahari.
c. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen, kecuali dengan vermilyum.
d. Daya tutup baik.
2). Biru Ultramarin (Ultramarine
Blue). Dibuat dengan jalan
pemanasan campuran koalium, belerang, soda, dan arang dari susunan nahannya
dibedakan.
a. SULFUR POOR ULTRAMARINE
BLUE. 6(Na2O. Al2O3.
2SiO2) Na2S2.
b. SULFUR RICH ULTRAMARINE
BLUE. 3(Na2O. AlO3.
2SiO2) Na2S4.
Sifat-Sifat:
a. Tahan alkali, tidak tahan asam.
b. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen, kecuali yang mengandung
tembaga dan timbale.
c. Daya tutup baik sekali dan memperburuk pengeringan
cat. Pemakaian: baik untuk cat minyak
maupun cat air (fresco).
3). Biru Kobal (Cobalt Blue, Thenard’s
Blue). Terdiri dari KOBAL-
ALUMINAT
Sifat-Sifat:
a. Tahan sinar, asam dan alkali.
b. Warna indah, biru murni.
c. Memperbaiki pengeringan cat.
d. Daya warna dan daya tutup kurang
baik. Tidak dipakai karena
mahalnya.
e). Bahan Pewarna Kuning
1). Kuning Chromat
(LeadChromate). Terdiri
dari timbal chromat.
Sifat-Sifat:
a. Daya tutup dan daya warna baik.
b. Tidak tahan iklim dan beracun.
c. Tidak tahan H2S.
d. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen, kecuali yang mengandung
belerang.
Pemakaian:
a. Dapat untuk cat minyak maupun cat air.
b. Untuk cat dalam maupun cat luar.
2). Kuning Seng (Zinc Chromate, Zinc
Yellow). Terdiri dari seng chromat.
Sifat-Sifat:
a. Warna kuning terang.
b. Tahan H2S, tidak beracun.
c. Pada umumnya tahan sinar.
d. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen, memperburuk pengeringan.
e. Tidak tahan air, uap asam dan alkali (tak dapat untuk fresco).
3). Kuning Kadmium (Cadmium
Yellow). Terutama terdiri dari
kadmium sulfida.
Sifat-Sifat:
a. Daya tutup baik, tahan H2S.
b. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen, kecuali yang mengandung tembaga dan
Schweinfurt-green.
Kurang banyak dipakai karena mahal harganya, banyak dipakai sebagai cat lukis.
4). Pewarna Kuning
Alam. Terutama
mengandung besi-oksida dan tergantung kotorannya, dapat berwarna kuning, coklat (brown
ochre, coklat abu-abu (omber) terra di siena termasuk jenis oker juga, bila dipijarkan
warnanya berubah jadi coklat.
f). Bahan Pewarna Hitam.
1). Hitam Karbon (Carbon Black) hitam lampu (Lamp
Black). Terutama terdiri dari zat karbon dan didapatkan
dengan pembakaran tidak sempurna dari sesuatu bahan bakar 9minyak, gas dan
sebagainya). Gejala yang tumbuh dikumpulkan.
Sifat-Sifat:
a. Bahan asam, basa, H2S dan gas-gas lainnya.
b. Dapat dicampur dengan segala macam pigmen.
c. Tahan pengaruh iklim.
d. Memperlambat pengeringan cat.
Pemakaian: terutama untuk cat minyak, hitam karbon dapat juga digunakan untuk cat air.
2). Hitam Tulang (Bone
Black). Warna ini hitam
kebiru-biruan, didapatkan dengan jalan memanaskan tulang hingga mengarang. Hasilnya
kemudian digiling halus. Bahan tersebut mengandung kira-kira 10%-20% zat arang, 80%-
86% kalsium fosfat dan sisanya kalsium karbonat. Bahan ini diperdagangkan dengan nama
ivory black dan digunakan terutama untuk cat air.
3). Hitam
Mineral Bah
an tersebut didapat dari hasil penggilingan batu coklat super oxide mangan.
4). Hitam
Pond. Hitam
timbale dan hitam inggris adalah hasil tambahan dari pembakaran arang batu kokas dan
bermacam-macam kayu.
2. Bahan
Pengikat Bah
an pengikat berfungsi untuk mengikat bahan-bahan campuran maupun terhadap benda
yang dicat. Sifat-sifat bahan pengikat adalah:
a. Bahan-bahan pewarna harus tersebar secara merata pada/dalam bahan-bahan pengikat.
b. Bahan pengikat harus dapat menghubung hubungkan butir-butir pewarrrna satu dengan
lainnya dengan baik.
c. Campuran bahan pengikat dan bahanpewarna harus dapat melekat dengan baik apabila
diulaskan pada suatu permukaan benda campuran.
d. Setelah diulaskan pada permukaan suatu benda campuran, bahan pengikat dan bahan
pewarna harus dapat mongering dan membentuk lapisan padat dengan syarat agar lapisan
ini tidak mudah luntur atau terhapus bila digosok.
Berdasarkan sifat-sifat mengeringnya maka bahan pengikat dibedakan menjadi:
a. Bahan pengikat yang mongering dikarenakan proses reaksi kimia. Termasuk jenis ini
adalah minyak mongering (drying oil) yang umum dikenal dengan minyak cat. Minyak-
minyak cat tersebut misalnya: minyak lena, minyak jarak, minyak thung dll.
b. Bahan pengikat yang mongering dikarenakan proses fisis dan reaksi kimia misalnya: larutan
harsa dalam minyak terpentin, larutan minyak dalam spiritus dan palitur.
Contoh-contoh minyak yang mengering yang banyak digunakan adalah:
a. Minyak Lena Mentah (raw linseed
oil) Minyak ini
didapatkan dengan cara mengempa bijih-bijih pohon flax (linum usitasimum).
Sifat-sifat minyak lena mentah adalah:
a. Warna kuning jernih sampai coklat tua.
b. Bilamana minyak tersebut dioleskan tipis akan segera membentuk suatu lapisan tipis yang
padat, kenyal, melekat dengan baik. Lapisan ini disebut lapisan linoxyne yang mempunyai
sifat tidak tahan alkali dan tidak tahan terhadap asam dan tidak tahan baik terhadap air dan
iklim. Pemakaiannya adalah untuk pembuatan cat dasar.
b. Minyak Lena
Matang.
Apabila minyak lena mentah dipanaskan dengan sikatif maka akan terjadi minyak lena
matang.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Pertama-tama minyak lena mentah dipanaskan sampai 2500 - 3000 C. Setelah berbusa
ditambah sedikit demi sedikt sikatif yang terdiri dari 2% timbale dan 1% mangan.
Pemanasan dilanjutkan hingga sikatifnya larut (±7 jam).
b. Minyak lena mentah dipanaskan 1500 – 1800 C selama 2 jam kemudian ditambahkan sekatif
cair (timbale naftenat atau mangaan naftenat) sedikit demi sedikit.
Sifat-sifat:
a. Lebih cepat mongering daripada minyak lena mentah.
b. Setelah mongering membentuk lapisan padat yang kenyal mengkilap tahan baik terhadap
air dan iklim.
Pemakaian: untuk pembuatan cat dasar dan cat luar (untuk pekerjaan luar).
c. Minyak Teguh/Minyak Lena (Linseed Oil,
Standoil) Didapatkan dengan jalan
memanaskan minyak lena mentah pada suhu 310-3200C. Karena pemanasan tersebut
minyak itu menjadi lebih kental, lama pemanasan tergantung kekentalan yang
diingini.
Sifat: setelah mongering membentuk
lapisan padat yang kenyal kilapnya tinggi, tahan baik terhadap air maupun
iklim.
Pemakaian: baik sekali untuk pembuatan cat luar.
d. Minyak Lena Yang Diputihkan (Bleached Linseed
Oil). Minyak lena
mentah dapat diputihkan hingga warnanya lebih muda atau sama sekali tak berwarna,
hasilnya disebut Bleached Linseed Oil.
Cara pemutihan:
a. Minyak lena mentah dijemur dan dibiarkan terhadap cahaya matahari.
b. Dipanaskan dengan bahan yang dapat menyerap warna, umpama: tanah pemutih.
Sifat dan pemakaian: seperti minyak lena mentah.
e. Minyak Lena yang Dibersihkan dengan Alkali (Alkali Refined Linseed
Oil) Minyak lena banyak mengandunng asam lemak (fatty
acids) asam ini dapat dihilangkan dengan jalan direaksikan dengan alkali (proses
penyabunan) minyak lena yang telah dibersihkan dengan cara tersebut diatas dipakai untuk
pembuatan cat yang memakai harsa buatan.
f. Minyak Thung (Thung Oil Chinese Wood
Oil) Berasal dari bijih-bijih
pohon aleuriyus Fordii. Biji ini dapat ditempat dingin (hasilnya berwarna muda) dapat juga
ditempat dalam keadaan panas (hasilnya berwarna tua) pohon ini tumbuh di R.R.T. dan
Jepang, sekarang telah pula ditanam terpelihara di
U.S.A. Pemakaian: Untuk
pembuatan cat yang mempunyaisifat-sifat khusus (bahan asam dan alkali).
g. Minyak Jarak Dihidrat (Dehydrate Castor Oil—
D.C.O.) Minyak jarak termasuk minyak
yang tak mau mongering supaya dapat mongering bila diulaskan pada suatu bidang perlulah
diolah terlebih
dahulu. Bias
anya minyak jarak tersebut dipanaskan dengan suatu katalisator tertentu yang dapat
mengakibatkan proses dehidrotasi , hasilnya disebut DEHYDRATED CASTROL OIL =
D.C.O.
Harsa
Dibedakan menjadi: (1) Harsa Alam, (2) Harsa Buatan.
1). Harsa Alam
a. Damar
Berasal dari getah pohon dammar (Shorea) yang
banyak tumbuh di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Kep. Maluku. Damar kasar banyak
mengandung malam, kadang-kadang sampai 40% dapat dipisahkan dengan melarutkan
dammar kasar tersebut dalam alkoholdimana damarnya akan larut sedangkan malamnya
tidak dapat dipisahkan dengan
disaring. Damar pada dewasa ini banyak
dipakai sebagai bahan pengikat dalam cat yang bermutu rendah, tidak tahan pengaruh iklim.
b. Kolofonium Arpus
(Rosin)
Berasal dari getah pohon pinus, bila getah tersebut disuling dengan uap air, maka
terpenten akan menguap bersama-sama uap air, sedangkan yang tinggal adalah
kolofonium. Untuk memperbaiki sifat-sifatnya dapat dibuat harsa kapur (limed roson) atau
ester gum (senyawa kolofonium dengan gliserin).
c. Kopal Manila
(Copal)
Nama ini diberikan kepada semua kopal yang terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Filipina.
Kopal berasal dari pohon Aghatis Alba. Kopal adalah perbedaan dari macam goum
(lun) yang keras didapatkan dari pohon-pohon dalam propinsi sebelah timur atau didapat
dalam tanah sebagai bertinggalan (peninggalan) dari pohon-pohon yang telah beribu tahun
di dalam tanah, yang terutama fosil-fosil macam lun itu ialah barnsteen terdapat di pinggir
laut oustree dan di Jerman Utara.
d. Mastik
(Mastic)
Berasal dari getah pohon Pistacin LENTISCUS yang tumbuh
di Eropa Selatan dan Afrika Utara. Warna kekuning-kuningan atau kehijau-hijauan.
e. Sandarak
(Sandarac).
Berasal dari getah pohon Conifera (callitris quadrivalvis), yang
tumbuh di Afrika Utara, Australia dan Amerika, warna kuning tua, titik lebur135-1450.
f. Sirlak
Shellac.
Sirlak adalah harsa yang dibuat oleh binatang yang
disebut LACCIFERLACCA yaitu binatang-binatang kecil sebesar kutu ayam yang hidup
pada ranting-ranting pohon tertentu. (al. RAINTREE). Untuk melindungi dirinya
terhadap iklim dan jga musuh-musuh dibuatlah tempat tinggal yang terdiri dari sirlak
tersebut.
Penghasil sirlak utama adalah India.
Cara
Pembuatannya.
Sirlak kasar yang melekat padfa ranting-ranting pohon
dikupas dengan pisau, ditumbuk, dicuci dengan air sampai bersih,keringkan, kemudian
dicampur dengan 5% kolofonium, dipanaskan hingga mencair, disaring dan selanjutnya
dapat dicetak atau ditarik hingga berupa lembaran tipis, lembaran dipecah-pecah hingga
berupa bagian yang pipih.
2). Harsa
Buatan
Harsa fenol
formaldehid
Harsa Urea
formaldheid
Harsa alkid, harsa fenol
Sellulosa asebat, sellulosa nitrat
dsb.
Sifat-sifat harsa buatan umumnya lebih baik daripada harsa alam, biasanya lebih
keras, lebih jernih dan transparan, daya lekat lebih baik dan lebih tahan terhadap pengaruh
air dan iklim.

3. Bahan Pelarut dan Bahan


Pengencer. Suatu zat cair dapat berfunsi
sebagai bahan pelarut atau sebagai bahan pengencer. Bila zat cair tersebut dapat
melarutkan suatu zat padat maka disebut pelarut tetap bila zat cair dapat mengencerkan
larutannya dalam pelarut yang lain maka disebut bahan pengencer.
a. Terpentin
(Terpentine).
Berasal dari getah pohon pinus, sebagai hasil tambahan pada pembuatan kolofonium.
Warnanya jernih, mudah menguap, mudah terbakar, titik didih 1500-1800 C.
b. Terpin (White Spirit, Mineral Spirit< Solvent
Naphta). Berasal dari minyak bumi,
merupakan hasil sulingan minyak tanah, fraksi 135 -1800C, banyak dipakai sebagai
0

pengganti terpentin, harganya sangat murah bila dibandingkan dengan harga terpenten.
c. Jenis-Jenis
Lainnya.
BENSOL: pelarut yang baik, biasanya dipakai untuk melarutkan derivate-derivat
sellulosa. TULUOL: dapat dicampur hamper dengan segala pelarut
organic, juga merupakan pelarut yang
baik.
XYLENA: nama dagang XYLOL dipakai sebagai bahan
pengencer. ALKOHOL: seperti metil
asetat, etil asetat, butyl asetat dll.
Catatan:
a. Umumnya bahan-bahan pelarut/pengencer mudah terbakar hati-hatilah terhadap api.
b. Diantara bahan-bahan pelarut/pengencer ada yang merupakan racun sehingga
membahayakan kesehatan, peracunan melalui pernapasan.
4. Bahan-Bahan
Pelunak. Bahan pelunak
dapat berupa zat padat atau zat cair yang ditambahkan pada cat untuk memperbaiki
kekenyalan (elasticity and
pliancy). Um
umnya bahan pelunak ini adalah zat cair yang mempunyai titik didih yang tinggi dan tidak
mudah menguap. Contoh-contoh: Kamper, dibuntil phtholat. Minyak jarak, tricesil fosfat dsb.
5. Bahan- Bahan Pengisi
(Extender). Bahan-bahan pengisi
adalah bahan-bahan yang tidak reaktif (inert), tidak berwarna atau berwarna putih,
umumnya transparan dipakai untuk mempermudah warna atau untuk menurunkan
harga.
Umpama:
a) putih tentan (mahal sekali) biasanya ditamahkan 75% bariam sulfat sebagai ekstender.
b) Pada meni besi biasanya dicampur dengan kalsium sulfat sebagai ekstender.
c) Extender ysng murah adalah putih kapur dan kaolin.
6. Bahan-Bahn Pengering
(sikatif). Bahan pengering
adalah garam logam (metallic salts) atau larutannya yang bila ditambahkan kedalam cat
akan mempercepat pengeringannya. Bila minyak cat (oil paints) tidak diberi sikatif maka
biasanya cat tersebut terlambat mongering. Dengan demikian banyak debu yang berasal
dari udara akan melekat pada lapisan cat tersebut dan pada waktu lapisan cat mongering,
lapisannya kotor sekali. Banyak sikatif yang diperlukan tergantung dari:
a. Jenis minyak mongering yang dipakai.
b. Jenis sikatif yang dipakai.
Bila cat terlalu banyak mengandung sikatuf, pengeringannya justru diperlambat dan
lapisan cat mudah
retak.
Sikatif umumnya adalah garam-garam timbale, kobal dan mangan
seperti timbal naftenat, kobal naftenat, timbal oleat, kobal oleat dan sebagainya.
3. Proses Pembuatan Cat dan Pemeriksaan Mutu Cat.
A. Proses Pembuatan
Cat.
Pada umumnya proses pembuatan merupakan rahasia dari pabrik yang
dikerjakan dengan mesin-mesin. Sedang pada dasarnya pembuatan cat yaitu mencampur
bahan-bahan dasarnya. Bahan pewarna dicampur dengan bahan pengikat dan dilarutkan
pada bahan pelarut.Untuk memperbaiki kekenyalannya , maka perlu ditambah dengan
bahan pelunak, untuk memperendah harga ditambah bahan pengisi yang tidak mengubah
mutu. Agar dapat cepat kering ditambahkan sikatif akhirnya kesemuanya bahan itu dicampur
hingga homogeny. Jika dalam pengecetan kurang encer maka perlu ditambah bahan-bahan
pengencer.
B. Pemeriksaan Mutu
Cat.
Cat dalam pasaran umumnya telah diketahui mutunya oleh para
pemakai. Cat yang baik adalah cat yang setelah dipakai:
1. Tidak menimbulkan pecah-pecah.
2. Warnanya tidak luntur.
3. Harus dapat kering maximum 30 jam.
4. Dapat menghasilkan lapisan cat yang lengket.
5. Bila diulaskan dapat menutup dengan rata.
6. Kenyal
7. Melekat dengan baik.
8. Tidak menyerap debu.
9. Menutup dengan baik.
10. Tahan terhadap iklim.
4. Jenis-Jenis Cat
A. Berdasarkan Bahan Pengikat.
1) Cat Minyak
PARALIN.

Spesifikasi :
1. Mengkilap.
2. Pengaturan sangat baik, bebas dari garis-garis kwas.
3. Kering dalam waktu 2-4 jam.
4. Mengeras dalam waktu 24 jam.
5. Daya tutup cukup baik.
6. Pemakaian 5-7m2/kg tergantung dari warna, dan car mengerjakannya, serta permukaan
yang akan dicat.
7. Daya lekat baik sekali.
8. Tahan luar dan dalam.
9. Warna satu sama lain bisa dicampur.
10.Bila pemakaian terlalu kental, dapat diencerkan dengan pengencer cat (terpentin, tinner).
Tujuan
Pemakaian:
Terutama dipakai untuk segala mcam kayu, bisa
untuk besi, aslkan dipakai cat dasar terlebih dahulu yang khusus dipakai untuk besi.

2). Cat Air

A. Cat Tembok
Spesifikasi:
1. Tidak mengkilap.
2. Tahan cuaca luar dan dalam.
3. Tahan terhadap asam dan basa lemah.
4. Kering dalam waktu 15-20 menit.
5. Dapat diencerkan dengan air 15-20%.
6. Dapat dicuci dengan air maupun air sabun.
7. Pemakaian 5-6m2/kg cat.
8. Dapat dicampur warna satu sama lain.

B. Kalkarium

Bahan Pengikat:
a. Yang larut dalam air, hasilnya luntur bila berhubungan dengan air.
b. Dapat dibuat larut dalam air, hasilnya tak luntur, missal: kosein; sirlak.
c. Berupa suspense dalam air, umpama: kampur padam, semen hasilnya tak luntur.
Bahan-Bahan Pembantu Lainnya:
a. Bahan pengisi, umpama: kaolin, putih kapur, dan sebagainya.
b. Bahan pengawet, umpama: fenol, karbon dsb.
c. Bahan pewarna.
d. Bahan pemantap (fixing agent) untukmemperbaiki bahan lunturnya.
Resep Bahan Pemantap
1. Pasta kapur 8 gallon
Garam dapur 15 lbs
air 5 gallon
2. Pasta kapur 8 gallon
Kalsium Klorida 5 lbs
Air 5 gallon
3. Kapur padam25 lbs
Semen putih25 lbs
air8 gallon
Untuk mendapatkan cat air yang berwarna, kepada cat-cat air tersebut ditambahkan
bahan pewarna yang harus tahan alkali (kapur). Jenis pewarna yang dipakai: Carbon black
(hitam), biru ultranarin (biru), meni besi (coklat), oker (kuning), cerban aksida (hijau), Indian
red (merah).
B. Berdasarkan Daya Tutupnya.
1. Cat Kilap.
PERNIS (VARNISH).
Dibedakan:
a. SPIRIT TYPE
VARNISH
Terdiri dari harsa yang dilarutkan dalam pelarut yang mudah
menguap. Jenis ini agak rapuh dan kurang tahan lama.
b. OIL RESIN
VARNISH
Terdiri dari harsa yang dilarutkan dalam minyak mongering
(minyak lena, minyak thung). Pelarutnya kental dan lengket dan diencerkan dengan bahan
pengencer dan untukmempercepat pengeringannya ditambahkan sikatif.
OIL RESIN VARNISH dibagi dalam:
a. Pernis gemuk, lebih banyak minyak mongering daripada harsanya (baik untuk pekerjaan
luar).
b. Pernis setengah gemuk banyak harsa sama dengan banyak minyak mongering
(untuk pekerjaan dalam).
c. Pernis khususmengandung banyak harsa daripada minyak mongering (dapat dipakai untuk
pekerjaan dalam).
CONTOH:
Berdasarkan Cara Pengeringannya Dibedakan:
1. Pernis yang mongering karena penguapan (spirit type varnish)
2. Pernis yang mongering karena oksidasi, dengan atau tanpa penguapan (oil resin varnish).
Contoh spirit type varnish.
1. Larutan sirlak dalam spirtus (paktur), untuk memperbaiki sifatnya ditambahkan minyak lena.
2. Larutan sandarac atau mastic dalam terpenten, terpin dan alcohol.
DARI PEMAKAIANNYA DIBEDAKAN:
1) Pernis Lantai Floor Varnish)
Sifat-sifat:
a. Tahan air
b. Tahanair sabun dan larutan-larutan kimia lainnya yang dipakai untuk membersihkan lantai.
c. Baik kilapnya.
d. Cepat mengeras dan lapisannya cukup keras.

2) Furniture Varnishes.
Jenis ini harus cepat mengering, kilapnya tingi, keras, cukup kenyal. Ynag banyak
dipakai ialah politer (shellok varnish). Yaitu larutan sirlak dalam spirtus jenis ini dapat juga
diberi berwarna
3) Metal
Varnishes.
Pernis ini melindungi logam terhadap kerosi, menjaga gar
logam tetap mengkilap tergantung jenis logamnya antara lain: aluminium varnish, Bronze
varnish, capper varnish dsb.
4) Jenis Varnish
Lainnya.
Pernis dammar: larutan dammar dalam spirtus, terpin atau terpenten.
Biasanya dipakai untuk varnish rotan, pernis untuk ukir-ukiran dibuat dari marmer juga untuk
menutupi peta-peta, lukisan-lukisan dsb.
Pernis mastic juga dipakai untuk lukisan-lukisan, peta-peta, eteket-eteket dsb.
Pernis harsa farsil dipakai hanya untuk pekerjaan dalam antara lain dapat dipakai
sebagai pernis
lantai.
Pernis hitam (black vernis) hasil yang cepat kering didalam pekerjaan
bangunan sering terpakai karena keadaannya bahan-bahan semacam ter, dari nama itu
dibuatnya benda-benda tidak dapat dicat kembali. Disamping vernis digunakan pula tik oil
(menni timbale).
2. Cat Kusam.
Duco-
Fix.
Deco fix merupakan cat penutup buram yang baik sekali untuk
melindungi tembok luar dan dalam maupun betonan (masonry surfaci) terhadap matahari,
hujan debu dan fungi (lumut). Selain untuk tembok, Deco fix dipergunakan untuk kayu,
eternity (cemen asbes), besi dan genteng (terbuat dari tanah maupun asbes gelombang).
SPESIFIKASI:
1. Cepat mongering.
2. Tahan terhadap cuaca luar atau udara yang mengandung gas-gas kimia.
3. Tahan terhadap alkali lemah.
4. Mempunyai daya lekat baik untuk beton sehingga mudah mengadakan cat ulangan.
5. Daya tutup 5-6m2/kg cat.
6. Berat jenis 1,2.
7. Dapat mempergunakan alat-alat kwas, rol atau semprotan.
8. Mempergunakan pengencer W.A. atau terpenten
C. Berdasarkan Pemakaian
1.
Dempul
Dempul (stopverf) dapat dipakai dan merekat pada kayu yang belum dicat
sehingga kayu lebih dhulu dicat sekali saja sebelum ditutup oleh
dempul. Dempul dibuat
dari kapur lukis dengan lijnilic, yang diadukkan sehingga menjadi adonan ditambah sedikit
putih timah atau
tidak. Untuk
menutup celah-celah kayu dipakai terutama kapur yang disiram secara kering dengan
kembang rogge (rogues), diaduk dengan lijnolic masak, untuk pekerjaan yang dapat
menahan air kebanyakan dipakai dempul meni. Sekarang didalam perdagangan terdapat
dempul yang campurannya kebanyakan terdiri dari kapur dan minyak cat (lijnolic) saja.
Minyak cat (lijnolic) taka ada dibuat sedemikian rupa, sehingga dempul ini tidak saja dari
sebelah luarnya melainkan juga sebelah dalam dapat menjadi kering dank eras dengan
baik. Keringnya adalah begitu cepat sehingga dempul yang baru dipasang satu hari
lamanya sudah dicat. Selain itu cat dapat menahan karatan atau tetap kenyal. Cat kuat saja
terhadap hawa dan air karena timbangannya ringan, jadi dapat mudah
dikerjakan. Dempul yang sangat terkenal untuk jendela-jendela
besi yang terdapat diperdagangan adalah antaranya yang disebut stoptara.
2.
Plamuur
Plamuur (dempul dasar) ini adalah sebagai bubur yang dipakai
sebagai lapisan yang tipis di atas kayu yang akan dicat. Kemudian sesudah kering kayu tadi
diampelas dan akan memberi cahaya yang bagus untuk pekerjaan cat dan lagi licin. Seperti
yang diterangkan di atas, dempul dasar inidikerjakan dengan menggunakan pisau dempul
yang tipis tetapi emes sebagai lapisan tipis di atas kayu. Dempul dasar yang baik didapat
dari campuran putih lemas dengan tepung kapur tipis. Ditambah dengan lijnolie masuk serta
satu satuan dari seccatief, adonan mana adalah kegunaan sebagai dempul yang lunak
(lim). Lapisan luar yang akan cepat keringnya, dari kulit tanah dari lijnolie
akan menutup lapisan yang disebelah dalamnya dari dempul dasar itu untuk pemasukan zat
asam dari udara, karena mana lapisan itu disebelah dalamnya tidak akan menjadi keras.
3. Lilin (was).
Lilin adalah suatu benda yg sebagai gemuk, terdapat dari sarang madu
tawon sarang madu itu dibersihkan dan sesudahnya dilebur. Lilin adalah berwarna
kuning berbau madu dan mempunyai berat jenis dari 0,96-0,97 dan lebarnya 60°
sehingga 63° C di dalam minyak terpenting ialah harus disebut. Lebur dan serta di
dalam air panas, ia harus lebur dgn tidak ada endapan yg
ketinggalan. Lilin
diperdagangkan terdapat dalam bentuk sebagai bulatan roda-roda
(silinder) Lilin yang putih tak berwarna itu dibuat dari pada lilin kuning,
dileburkan dengan air tawas 0,25% asam belerang & batu wyn yang sudah
dibersihkan. Dicorkan dalam lapisan tipis-tipis dan selanjutnya dibikin
pucat. Lilin yang
pucat lebih berat dan keras dari pada lilin yang kuning, leburnya 65°-75°C dan dapat
dibebankan bersama dengan gemuk.
4. Cat
dasar.
A. Cat Dasar Untuk
Kayu.
1). Loodmine (meni timbal).
Spesifikasi :
1. Warna orange
2. Kering dalam waktu 2 jam
3. Dapat menahan lapuk
4. Daya lekat baik sekali
5. Pemakaian 10-15 m²/kg
6. Kekentalan 1-1,25 poises
Keterangan:
Loodmenie adalah cat dasar khusus untuk kayu. Dapat
disemprotkan dengan menggunakan tenner atau kwas dengan pengencer cat bila
terlalu kental.
2). Cat Dasar Synthetis Untuk Kayu (Cat dasar 70).
Spesifikasi :
1. Warna putih
2. Kering dalam waktu 15-20 menit
3. Daya lekat baik sekali
4. Pemakaian 10-15 m²/kg
5. Kekentalan 1-2 poises
Keterangan :
Cat dasar 70 adalah cat dasar synthetis terutama dipakai untuk kayu
yang akan di cat syinthetis, seperti renyolex dengan menggunakan cat dasar 70. Hal
ini berarti terdapat cukup banyak penghematan dalam pemakaian cat renyolex yang
dikerjakan dengan kwas. Dapat juga disemprot dengan thinner bila akan di kwaskan,
kemudian pengencer cat bisa dipakai untuk pengenceran.
B. Cat dasar untuk logam.
1). Yzermenie.
Spesifikasi :
1. Kering dalam waktu 1-2 jam
2. Warna merah coklat
3. Cat tahan karat
4. Daya lekat cukup baik
5. Pemakaian 10-15 m²/kg
6. Kekentalan kurang lebih 2 poises
Keterangan :
Yzermenie adalah cat khusus untuk logam, dipakai untuk kontruksi
besi, tangki-tangki, jembatan, dan lain-lain. Untuk logam ringan seperti alumunium
seng, daya lekuknya kurang baik, tetapi daya tahan terhadap karat cukup
baik.
2). Cat Dasar Synthetis untuk Logam.
Cat dasar –Zinkchromat.
Spesifikasi :
1. Warna kuning
2. Daya lekat baik
3. Kering (tidak lepas): 30 menit
4. Keras dalam waktu 5-6 jam
5. Pemakaian 10-15 m²/kg
6. Kekentalan 9,50 poises
Keterangan :
Cat dasar Zinkchromat adalah cat dasar untuk menahan karat
terutama dipakai untuk mengecat logam ringan (loghtmetals) seperti alumunium,
seng atau campurannya, tetapi bias juga untuk logam lain seperti besi, baja,
tembaga, template dan lain-lain.
C. Jenjs-jenis cat istimewa.
(1). Cat yang tahan terhadap panas tinggi & Cat yang tahan terhadap hawa
segar dingin. Berbagai pabrik mengeluarkan jenis-jenis cat khusus dalam
perdagangan, dengan semua factor-faktor yang merusak sebanyak mungkin
diperhitungkan, yang terkenal adalah lak jepang. Baik lak radiator alumunium
maupun cat radiator dalam bermacam-macam warna, lak jepang ini tidak boleh
lekat-lekat dan tidak boleh pecah dan terkupas, juga tidak boleh berubah warna dan
mengeluarkan ter. Sebaiknya
onderdil-onderdil gudang es di bawah lantai, pabrik es, pabrik bir, dan pesawat
pendingin memerlukan kwalitet lainnya. Sebab walaupun cat minyak umumnya
kurang terganggu oleh hawa yang sangat dingin, namun hal-hal lain seperi
kondensasi. Air garam dan sebagainya dapat sangat merusak cat itu. Khusus untuk
cat ini dapat dipakai yang dinamakan cat nautan oil antara lain dari fa. Rosenzweg &
Baumanu di Kassel.
(2). Cat tahan api/tak dapat
terbakar. Pemakaian
cat yang tak terbakar antara lain melindungi kontruksi kayu terhadap penyalaan.
Tetapi dalam waktu lama panas yang tinggi membuat kontruksi kayu tak dapat
melindungi terhadap pengarangan. Oleh karena itu dianjurkan memakai cat yang tak
dapat terbakar sebagai lapisan dasar yang masuk sedalam-dalamnya ke dalam
kayu. Dapat pula sebagai pengantar panas yang tak baik, maka diusahakan apa
yang dapat dilakukan untuk keamanan terhadap
kebakaran. Untuk ini
bahan direndam dalam suatu larutan salmiak/ amoniak asam belerang dalam air
kekuatannya 1-5. Kemudian diselesaikan dengan beberapa lapisan air gelas yang
diencerkan dan ditambah dengan bubuk asbes
kaolin.
(3). Cat tahan
asam.
Dalam Laboratorium, pabrik kimia, ruangan akumulator dan sebagainya,
pendeknya di semua tempat dimana asam, dalam bentuk zat cair atau uap, pekat
atau diencerkan dapa mengenai berbagai bahan bangunan. Karena itu bahan
bangunan terutama laganya harus dilindungi terhadap pengaruh asam tersebut. Cat
minyak biasanya sama sekali tidak dapat digunakan untuk itu sebab cat itu sendiri
akan dirusak oleh pengaruh asam-asam, seperti asam belerang, asam sendawa,
asam garam, asam cuka yang sangat banyak
terdapat. Sebagai cat yang tahan terhadap asam dapat
disebut dgn aspal, lak aspal (lak api) parafen, seresin dan lilin, demikianlah kita
sendiri dapat membuat cat yang bahan asam antara lain dari lak api dan paraffin
yang dilumerkan. Tetapi beberapa pabrik telah beriktiar untuk membuat cat bahan
asam dalam berbagai
warna. Dalam hal ini, lak
Jepang yang tahan asam dan cat Zonca dari firma Molijin dan CO di Rotterdam,
Porzellan-Emailfarbe, Vitrahn dan Bessemerfarbe dari firma Rosenzweig dan
Bauman di Kossel dan Solimol dari Bremerlack-farvrik di Bremen mempunyai nama
yang baik.
5. BENTUK-BENTUK DALAM PERDAGANGAN
Dalam perdagangan cat dijual dalam bentuk kalengan, diluar kaleng
tercantum merk dan pabrik yang mengeluarkan. Untuk kayu dan besi, berat cat
dalam kalengan 1 ons, 2 ons, ½ kg, 1 kg, 2
kg.
Untuk cat tembok 1 kg, 2 kg, dan 5 kg dan antara cat yang satu dan
yang lain dapat dicampur untuk memperoleh warna yang dikehendaki.
6. PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
A.
Penyimpanan
Cat dalam perdagangan cat sebenarnya telah diberi zat-zat pengawet yang
penting harus diperhatikan yaitu kaleng harus tertutup rapat agar minyak, bahan
pelarut tidak menguap sehingga cat menjadi keras. Juga jangan sampai sembarang
mencampur mungkin timbul reaksi kimia, hindarkan cat terhadap larutan alkali, asam
yang mempengaruhi sifat-sifat cat tersebut.
B.
Penggunaan.
Penggunaan atau cara pemakaian cat dapat dibedakan menjadi:
1) Cara Pemakaian Untuk Tembok
Tembok
Baru
1. Tembok baru yang akan dicat, harus dijaga agar sudah kering, sebelum
pengecatan dimulai.
2. Haluskan tembok dengan menggunakan ampelas besi.
3. Apabila tembok masih sedikit basah, lapiskan satu lapis isolasi vernis, tunggu
sampai kering.
4. Lapiskan plamuur dengan menggunakan pisau plamuur, tunggu sampai kering.
5. Haluskan tembok dengan ampelas besi yang halus.
6. Lapiskan beberapa lapis cat lembok.
Tembok Lama
1. Hilangkan sebagian besar cat tembok yang lama, dengan dikorek atau diampelas
dengan kawat nyamuk.
2. Bersihkan tembok dengan air, tunggu sampai kering.
3. Lapiskan plamuur dengan menggunakan pisau plamuur untuk meratakan, tunggu
sampai kering.
4. Haluskan tembok dengan besi yang halus.
5. Lapiskan beberapa lapis cat tembok.
2) Cara Pemakaian Untuk Kayu
a. Kayu Yang Belum Pernah Dicat.
1. Ampelas kayu yang akan dicat sampai halus.
2. Ulaskan dengan kwas, satu lapis isolasi vernis (larutan 25% sherlak dalam alcohol)
untuk menjaga jangan sampai asam dammar yang terdapat dalam kayu keluar
berupa garis-garis sawo matang (coklat) yang menembus lapisan cat.
3. Ulaskan dengan kwas cat dasar loodmenei atau cat dasar yang lain.
4. Tutuplah lobang yang besar dengan dempul, dan lobang-lobang porinya dengan
plamuur, tungu sampai kering.
5. Ampelas dengan ampelas kayu yang halus seluruh seluruh permukaan sampai
halus. Bila setelah diampelas masih kelihatan lobang-lobang kecil, ulangi lapisan
plamuur sekali lagi, lalu diampelas sampai halus.
6. Ulaskan beberapa lapis cat pewarna sebelum lapisan pertama kering, jangan
dilapisi cat lagi.

b. Kayu Yang Pernah Dicat.


1. Apabila lapisan cat yang lama sudah pecah maka keroklah dan ampelas sampai
halus.
2. Apabila lapisan cat yang lama tidak pecah cukup diampelas lapisan cat yang lama
sampai sebagian besar, bisa hilang.
3. Lapiskan satu lapis cat dasar dan setelah kering diampelas lagi sampai halus.
4. Ulaskan beberapa laps cat pewarna.
3) Cara Pemakaian Untuk Logam.
1. Bersihkan logam dari kotoran seperti minyak, gemuk, karat, sampai bersih, cuci
dengan pengencer cat.
2. Lapiskan dengan kwas atau disemprot, satu lapis cat dasar merah coklat atau cat
dasar Zinkhromat tunggu sampai kering.
3. Ratakan bagian logma dengan plamuur synthetis.
4. Setelah plamuur kering, ampelas sampai halus dengan ampelas besi No. 280 atau
320.
5. Lapiskan beberapa lapisa cat pewarna.
Dewasa ini di Indonesia terdapat bermacam-macam merk cat. Merk-merk yang
banyak diperdagangkan dan banyak digunakan didalam pembanguna pada
umumnya adalah: Warna Agung, Dana Paint, ICI, Nippon Paint, Glotex, Decolith dll.
Setiap Industri Cat memproduksi bermacam-macam cat khusus dengan spesifikasi
yang berbeda-beda dan dengan kwalitas yang bermacam-macam. Kesemuanya
menunjukkan perkembangan Industri Cat yang sangat cepat di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai