PARIS LAW
Disusun oleh:
2016
1. PENDAHULUAN
Hukum Paris (juga dikenal sebagai hukum Paris-Erdogan) berkaitan intensitas
stres kisaran faktor pertumbuhan sub-kritis retak di bawah rezim stres kelelahan.
Dengan demikian, ini adalah model yang paling populer untuk mencari retak
kelelahan pertumbuhan dan biasa digunakan dalam ilmu material dan patah mekanik.
Rumus dasar dari hukum ini ialah;
di mana a adalah panjang retak dan N adalah jumlah siklus beban. Dengan
demikian, istilah di sisi kiri, yang dikenal sebagai tingkat pertumbuhan retak,
menunjukkan sangat kecil pertumbuhan panjang retak per meningkatnya jumlah
siklus beban. Di sisi kanan, C dan m adalah konstanta material, dan ∆K adalah
berbagai faktor intensitas tegangan, yaitu, perbedaan antara faktor intensitas tegangan
pada beban maksimum dan minimum.
dimana Kmax adalah faktor intensitas tegangan maksimum dan Kmin adalah
faktor intensitas tegangan minimum.
2. TUJUAN
Tujuan dari laporan ini ialah menghitung nilai N (jumlah siklus beban) secara
analytical dan numerical kemudian membandingkan hasil koreksi tersebut. Semakin
kecil hasil akurasi maka semakin akurat hasil tersebut.
3. DATA
4. PERHITUNGAN ANALYTICAL
a. Menghitung nilai ∆KI
b. Menghitung nilai N
da
dN =
0.66x10^-8((1.12x∆σx(π^0.5))^2.25)
da
= 38313.53 x
(a avg^0.5)^2.25
𝑎𝑐𝑟
∫ 𝑎−1.125 𝑑𝑎
N =
38313.53 𝑎0
maka,
N = 86795.71
5. PERHITUNGAN NUMERICAL
Cara perhitungan pada tabel yang akan dilampirkan adalah;
a avg = (a(i) + a(i+1))/2
∆KI = 1.98 x ∆σ x (a avg)^0.5
a. Pada ∆a = 0.1
c. Pada ∆a = 0.01
Perbandingan hasil N:
∆a 0.1 = 87028.11
∆a 0.05 = 87197.05
∆a 0.01 = 87252.22
Analytical = 86795.71
Menghitung Koreksi:
Koreksi = N analytical x∆a / N analytical
Maka,
“Hasil koreksi yang paling kecil ialah yang memiliki nilai paling akurat untuk N
nya”