TENTANG
PANDUAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CIRACAS
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas sebagai institusi yang
bergerak di bidang pelayanan kesehatan harus mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi - tingginya;
ii
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/1998
tentang Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf
Medik (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medik di Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN :
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 November 2018
iii
KATA PENGANTAR
Suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit, yaitu dengan
mewujudkan suatu pelaksanaan standar pelayanan yang memadai serta perilaku yang
benar, di setiap tindakan yang berhubungan dengan pelayanan tersebut. Untuk mencapai
tujuan di atas maka perlu diterbitkan Panduan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Indikator Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
DEFINISI
1
3. Probabilitas/ Frekuensi/ Likelihood
Penilaian Probabilitas/ Frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi
4. Band Risiko
Band Risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu
: Biru, Hijau, Kuning dan Merah “Bands” akan menentukan investigasi yang
akan dilakukan
D. Investigasi
1. Investigasi sederhana
Investigasi sederhana adalah proses yang terstruktur bertujuan untuk
membantu mengidentifikasi akar masalah suatu kejadian matrix grading biru &
hijau
2. Investigasi Komprensif/ RCA / Root Cause Analysis
Investigasi Komprensif/ RCA / Root Cause Analysis Adalah suatu proses
untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh
terhadap penyimpangan kinerja, termasuk KTD
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
c. Kejadian Near Miss (Close Call) / Kejadian nyaris cidera (KNC)
dengan hasil grading matrix/grading resiko dengan hands biru dan
hijau dilakukan investigasi sederhana
d. Kejadian Near Miss (Close Call) / Kejadian nyaris cidera (KNC)
dengan hasil grading matrix/grading resiko dengan hands kuning dan
merah dilakukan RCA (Root Cause Analysis)
4
c. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event dengan hasil
grading matrix/grading resiko dengan hands biru dan hijau dilakukan
investigasi sederhana
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event dengan hasil
grading matrix/grading resiko dengan hands kuning dan merah
dilakukan RCA (Root Cause Analysis)
5. Sentinel Event
a. Kejadian sentinel harus dilaporkan dari unit pelayanan rumah sakit ke
komite keselamatan pasien rumah sakit dalam waku maksimal 2x24
jam setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir laporan
insiden
b. Kejadian sentinel yang harus dilaporkan antara lain :
1) Kematian yang tidak terantisipasi yang tidak berhubungan dengan
proses penyakit
2) Kehilangan permanen dari fungsi fisiologis pasien yang tidak
berhubungan dengan proses penyakit
3) Salah lokasi, prosedur dan salah pasien saat pembedahan
4) Penculikan bayi, dan salah identifikasi bayi
5) Kekerasan/perkosaan di tempat kerja yang mengakibatkan
kematian, cacat permanen dan kasus bunuh diri di rumah sakit
c. Hasil laporan kasus dilakukan RCA (Root Cause Analysis) oleh
komite keselamatan pasien rumah sakit (KKP-RS) dan unit terkait
5
b. Kejadian potensial cidera (KPC) menggunakan formulir KPC
6
BAB III
TATA LAKSANA
7
BAB IV
DOKUMENTASI