Anda di halaman 1dari 13

Dewi Lestari Midwife

Rabu, 04 Juni 2014

MAKALAH ETIKOLEGAL STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah meridhoi kami selama proses pembuatan
makalah ini. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya.

Kami menyusun tugas makalah ini untuk lebih lanjut mengetahui tentang Standar Praktik Kebidanan Dan
Contoh Kasus Yang Melanggar Standar Praktik Kebidanan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Kami memohon maaf apabila di dalam makalah saya ini terdapat kata-kata
yang kurang mengenakkan untuk dibaca dan kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam profesi kebidanan, standar praktik kebidanan merupakan suatu acuan atau pedoman bagi
seorang bidan dalam melakukan sebuah tindakan. Namun, seringkali kita temukan bidan yang tidak
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar praktik kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini
menimbulkan penurunan kualitas suatu pelayanan yang diberikan oleh bidan. Oleh sebab itu tim penulis
membahas mengenai standar praktik kebidanan, sehingga calon-calon tenaga bidan yang akan datang
dapat bekerja sesuai dengan standar praktik kebidanan yang telah ditetapkan.

Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang
telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah ditetapkan.Penentuan standar profesi
selalu berkaitan erat dengan situasi dan kondisi dari tempat standar profesi itu berlaku. Sebagai tenaga
kesehatan yang profesional maka bidan dalam melakukan tugasnya wajib memenuhi standar profesi
sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam UU No. 23/92 Tentang Kesehatan, bahwa tenaga kesehatan
dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Sesuai Pasal 53 UU No. 23/92 menetapkan sebagai berikut : Standar profesi adalah pedoman yang
harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang
berhadapan dengan pasien seperti dokter, bidan, dan perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
menghormati hak pasien. Standar praktik kebidanan dibuat dan disusun oleh organisasi profesi bidan (
PP IBI ) berdasarkan kompetensi inti bidan, dimana kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa bidan telah
menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dimiliki bidan sebagai hasil belajar
dalam pendidikan. Karena latar belakang pendidikan kebidanan sangat bervariasi maka organisasi profesi
IBI membuat standar praktik bidan berdasarkan kompetensi inti sehingga dengan adanya standar praktik
kebidanan, bidan mempunyai suatu ukuran yang sama untuk semua bidan dalam melaksanakan
tugasnya walaupun latar belakang pendidikannya berbeda-beda. Dalam profesi kebidanan, standar
praktik kebidanan merupakan suatu acuan atau pedoman bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah
tindakan. Namun, seringkali kita temukan bidan yang tidak memberikan pelayanan yang sesuai dengan
standar praktik kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini menimbulkan penurunan kualitas suatu
pelayanan yang diberikan oleh bidan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah,
“Bagaimanakah penerapan standar praktik kebidanan dan apa hubugannya dengan hukum dan
perundang-undangan? ”.
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Dapat diketahuinya penerapan standar praktik kebidanan dan hubugannya dengan hukum dan
perundang-undangan.

2. Tujuan khusus

· Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi dan hukum kesahatan.

· Untuk menambah wawasan pembaca terutama mahasiswa kebidanan.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan
sebagai tindak lanjut dalam praktik kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan standar praktik yang ditetapkan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa yang akan
datang terutama pada pelayanan kebidanan .

3. Bagi Tim Penulis

Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
praktik kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti
perkuliahan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Berikut ini adalah Standar Praktik Kebidanan yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Bidan
Indonesia.

1. Standar I : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah: pengumpulan
data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

Difinisi Operasional:

· Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.

· Format manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format pengawasan
resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

2. Standar II : Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

Difinisi Operasional:

1. Ada format pengumpulan data

2. Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data:

· Demografi identitas klien

· Riwayat penyakit terdahulu

· Riwayat kesehatan reproduksi

· Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi

· Analisis data

3. Data dikumpulkan dari:

· Klien/pasien, keluarga dan sumber lain

· Tenaga kesehatan

· Individu dalam lingkungan terdekat

4. Data diperoleh dengan cara:

· Wawancara

· Observasi
· Pemeriksaan fisik

· Pemeriksaan penunjang

3. Standar III : Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulan.

Difinisi Operasional:

· Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu
keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan
klien.

· Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan kebidanan
yang diperlukan oleh klien.

4. Standar IV : Rencana Asuhan

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.

Difinisi Operasional:

· Ada format rencana asuhan kebidanan

· Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi.

5. Standar V : Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien:


tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.

Difinisi Operasional :

· Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi

· Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi

· Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien

· Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas
kolaborasi

· Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika kebidanan serta
mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman

· Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia

6. Standar VI : Partisipasi Klien


Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.

Difinisi Operasional :

1. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:

· Status kesehatan saat ini

· Rencana tindakan yang akan dilaksanakan

· Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan

· Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan

· Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan

2. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindak kegiatan

7. Standar VII : Pengawasan

Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk
mengetahui perkembangan klien.

Difinisi Operasional :

· Adanya format pengawasan klien

· Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk mengetahui keadaan


perkembangan klien

· Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan.

8. Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindak kebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.

Difinisi Operasional :

· Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Sesuai dengan standar ukuran yang
telah ditetapkan

· Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan

· Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan

9. Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuh kebidanan yang
diberikan.

Difinisi Operasional :

· Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan

· Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang bertanggung jawab

· Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan Kebidanan

B. Standar Profesi Kebidanan

Dasar hukum penerapan SPK Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992 Menurut Undang-
Undang Kesehatan Nomer 23 tahum 1992 kewajiban tenaga kesehatan adalah mematuhi standar profesi
tenaga kesehatan, menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien,
memberikan informasi dan meminta persetujuan (Informed consent), dan membuat serta memelihara
rekam medik.

· Ruang Lingkup SPK meliputi 24 standar yaitu :

1. Standar pelayanan (2 standar)

2. Standar pelayanan antenatal (6 standar)

3. Standar pertolongan persalinan (4 standar)

4. Standar pelayanan nifas (3 standar)

5. standar penanganan kegawatdaruratan obstetri neonatal (9 standar) (Depkes RI, 2001:3).

1. Standar Pelayanan Umum

1. Standar I : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat

Persyaratan standar : Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga
dan masyarakat terhadap segala halyang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan umum, gizi,
KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang
tidak baik dan mendukung kebiasaan baik.

2. Standar II : Pencatatan Dan Pelaporan


Persyaratan standar : Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan, yaitu registrasi.
Semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan BBL,
semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu bidan hendaknya mengikut
sertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan
ibu dan BBL. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan
rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.

2. Standar Pelayanan Antenatal

1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Persyaratan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota masyarakat agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini secara teratur.

2. Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal

Persyaratan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelyanan antenatal. Pemeriksaan meliputi


anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangung normal. Bidan juga harus mengenal resti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/infeksi HIV;memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh puskesman. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuk untuk tindakan selanjutnya.

3. Standar 5 : Palpasi Abdomen

Persyaratan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan, dan bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelaianan serta
melakukan rujukan tepat waktu.

4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Persyaratan standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Persyaratan standar : Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknnya

6. Standar 8 : Persiapan Persalian


Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini.

3. Standar Pelayanan Kebidanan

Terdapat empat standar dalam standar pertolongan persalinan :

1. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Pernyataan standar : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama
proses persalinan berlangsung.

2. Standar 10 : Persalinan Kala II Yang Aman

Pernyataan standar : Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

3. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga

Pernyataan standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

4. Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy

Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama,
dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan
penjahitan perineum.

4. Standar Pelayanan Nifas

Terdapat tiga standar dalam standar pelayanan nifas :

1. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Pernyataan standar : Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.

2. Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan


Pernyataan standar : Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan
memberikan penjelasan tentangan hal-hal mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI.

3. Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas

Pernyataan standar : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar; penemuanan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian
ASI, imunisasi dan KB.

5. Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatal

1. Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan, Pada Tri-mester III

Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan,
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

2. Standar 17 : Penanganan Kegawatan Pada Eklamsia

Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam. Serta
merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.

3. Standar 18 : Penanganan Kegawatan Pada Partus Lama/Macet

Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta
melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

4. Standar 19 : Persalinan dg penggunaaan Vakum Ekstraktor

Pernyataan standar : Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum,melakukannya secara benar
dalammemberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamnannya bagi ibu dan janin

5. Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta

Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali retensio placenta dan memberikan pertolongan
pertama termasuk plasenta manual dan penangan perdarahan sesuai dengan kebutuhan

6. Standar 21 : Penangan Perdarahan Postpartum Primer

Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 pertama setelah
persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk
mengendalikan perdarahan.
7. Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder

Pernyataan standar: Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan
postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu dan atau
merujuknya.

8. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Pernyataan standar: Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta
melakukan pertolongan pertama atau merujuknya

9. Standar 24 : Penanganan Asiexsia Neonatorum

Pernyaan standar : Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfeksia, serta
melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan
perawatan lanjutan.

C. Hubungan Standar Praktek Kebidanan Dengan Hukum dan Perundang-undangan

Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi.Standar
profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang
izin dan penyelenggaraan praktik bidan.

1. Lingkup Praktek KebidananLingkup prakek kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri/
otonomi pada anak-anak perem, remaja putri dan wanita desa sebelum, selama kehamilan dan
selanjutnya.

Hal ini berarti bidan memberikan pengawasan yang diperlukan asuhan serta nasehat bagi wanita selama
masa hamil, bersalin dan nifas.

1. Standar Praktek Kebidanan

· Standar I : Metode asuhan.

Metode asuhan Meliputi :Pengumpulan data, penentuan diagnosa perencanan, pelaksanaan, evaluasi
dan dokumentasi.
· Standar II : Pengkajian Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan.

· Standar III : Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang
telah dikumpulkan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar praktek bidan dibagi atas :

· Standar I : Metode Asuhan

· Standar II : Pengkajian

· Standar III : Diagnosa Kebidanan

· Standar IV : Rencana Asuhan

· Standar V : Tindakan

· Standar VI : Partisipasi Klien

· Standar VII : Pengawasan

· Standar VIII : Evaluasi

· Standar IX : Dokumentasi

B. Saran

Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktek bidan.
Bagi Petugas – petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan
health education dalam perawatan pada klien sesuai dengan standar praktek bidan.

DAFTAR PUSTAKA

http://nurannisa2865.wordpress.com/2013/08/21/standar-praktik-kebidanan/

Anda mungkin juga menyukai