Anda di halaman 1dari 9

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini telah dipresentasikan portofolio oleh:


NamaPeserta :dr. Jenefri maharani Tamma
Dengan judul/topik :Seorang Wanita 70 Tahun dengan Katarak Senilis Hipermatur ODS dan DM Tipe II
Nama Pendamping :dr. Judi Dermawan, MM.Kes & dr. Ni Ketut Tini Utami
NamaWahana : RS Bhayangkara

No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Ni Ketut Tini Utami)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


Borang Portofolio

Nama Peserta : dr. Jenefri Maharani Tamma


Nama Wahana : RS Bhayangkara
Topik : Seorang Wanita 58 Tahun dengan Katarak Senilis Hipermatur ODS dan DM Tipe II
Tanggal (kasus) : 3 Juni 2015
Nama Pasien : Ny. SM No. RM : 045544
Tanggal Presentasi : April 2015 Nama Pendamping :dr. Ni Ketut Tini Utami
Tempat Presentasi : RS Bhayangkara
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Pria 58 tahun dengan katarak senilis hipermatur ODS dan DM tipe II

Tujuan: mendiagnosis dan malakukan penatalaksanaan katarak senilis dan DM tipe II serta edukasi pasien.

Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas:
Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Ny. SM NomorRegistrasi: 045544

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 2


Nama klinik: RS Bhayangkara Telp: Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Wanita 70 tahun dengan katarak senilis ODS dan DM tipe II
Wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan pengluhatan kabur dan dapat melihat seperti cahaya atau bayangan saja sejak ±1 tahun
yang lalu. Pasien sudah di anjurkan oleh dokter spesialis mata untuk di lakukan operasi katarak namun, pasien juga menderita penyakit
gula. Sekarang pasien mengaku gula terkontrol dan mengkonsumsi obat gula secara teratur. riw.hipertensi(-), riw.DM(+),
riw.kolesterol(-). Pasien rujukan dari dr.Franky,SpM

2. Riwayat Pengobatan: Pasien mengkonsumsi obat DM

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : (+)
Riwayat keluhan serupa : (+)

4. Riwayat Keluarga:tidak ada keluarga yang mengalami ataupun pernah mengalami keluhan serupa.

5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik: Pasien menggunakan fasilitas BPJS


6. Lain-lain:
Pemeriksaan Fisik
 KU : Cukup, kesadaran compos mentis
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 78 kali/menit
 Nafas : 28 kali/menit
 Suhu : 36,90 C

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 3


 Kepala : Simetris, mesocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik, lensa keruh +/+, refleks cahaya -/- , sekret -/-,visus 1/∞
 Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring hiperemis (-), eksudat (-), plak (-)
 Leher : KGB servikal tidak membesar, JVP tidak meningkat

 Thorak Paru
I : Statis, dinamis simetris kanan dan kiri, retraksi intercosta (-), retraksi suprasternal (-)
P : Stemfremitus kanan = kiri
P : Sonor pada lapangan paru kiri dan kanan
A: Suara dasar vesikuler (+/+) suara nafas tambahan (-/-)

 Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat.
P : Iktus kordis kuat angkat, thrill (-).
P : Batas jantung kesan tidak melebar
A : HR = 78 kali/menit, regular , murmur (-) , gallop (-)

 Abdomen
I : Datar, venektasi (-)
A : Bising usu (+) normal
P : Timpani, pekak sisi (+) N, pekak alih (-)
P : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

 Ekstremitas : Akral Hangat +/+, capillary refill baik, oedem ekstremitas bawah (-/-)

Pemeriksaan Laboratorium
Belum jadi

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 4


Penatalaksanaan di IGD : Advice Konsulen:
 Metformin 2x1 tab  Pro operasi Katarak

Daftar Pustaka:
1. Wijaya N, Lensa (Katarak), Dalam : Ilmu Penyakit Mata, FK UI Jakarta, 1990 : 40-72.
2. The Italian American Cataract Study Group, American journal og Ophtalmology, vol. 118, No. 15:14
3. R i o r d a n - E v a P , W h i c t c h e r J P . V a u g h a n & A s b u r y
Oftalmologi umum. Jakarta : EGC, 2009
4 . Ilyas H.S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. 2010. Jakarta
5 . O c o m p o V V D . C a t a r a c t , S e n i l e . http://www.e-medicine.com

Hasil Pembelajaran:
Faktor Risiko dari Katarak dan DM
Diagnosis Katarak dan DM
Penatalaksanaan dan Edukasi Pasien serta Keluarga dengan Katarak dan DM

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 5


Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :
• Keluhan Utama: mata kabur
• Wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan pengluhatan kabur dan dapat melihat seperti cahaya atau bayangan saja sejak ±1 tahun
yang lalu. Pasien sudah di anjurkan oleh dokter spesialis mata untuk di lakukan operasi katarak namun, pasien juga menderita penyakit
gula. Sekarang pasien mengaku gula terkontrol dan mengkonsumsi obat gula secara teratur. Pasien rujukan dari dr.Franky,SpM
• Riwayat hipertensi(-)
• Riwayat DM(+)
• Riwayat keluhan serupa (+)
2. Objektif :
 KU : cukup, kesadaran compos mentis
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 RR : 28 x/menit
 Ekstremitas : akral hangat (+/+)
 ODS : lensa keruh +/+

3. Assesment :
Pasien wanita 70 tahun datang dengan keluhan penglihatan kabur sejak ±1 tahun terakhir pasien sudah di anjurkan oleh dokter untuk
dilakukan operasi katarak namun tidak dapat dilakukan karena peningkatan gula yang tidak terkontrol. Dan setelah pasien mengkonsumsi
obat gula secara teratur pasien di jadwalkan untuk dilakukan operasi katarak.
Istilah “katarak” berasal dari kata Yunani Kataraso yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular yang berarti
penglihatan seperti air terjun. 4

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 6


Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu
perubahan degenerasi dari lensa atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia
sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang penderita katarak berusia di atas 40 tahun. 1,3 Dalam perlangsungannya katarak
senilis dibagi dalam 4 stadium : stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur.5

1. Stadium insipiens
Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-
bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih. Gambar inilah yang
disebut spokes of a wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan. Pada stadium yang lanjut gambar baji dapat dilihat pula pada pupil yang
normal.
2. Katarak imatur
Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan itu terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus
lensa. Kalau tidak ada kekeruhan dilensa, maka sinar dapat masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan
dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang megenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan,
terlihat dipupil, ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap akibat
bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah
karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris
terdorong kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga menimbulkan glaukoma sebagai penyulit.
3. Katarak Matur
Pada stadium matur terjadi pengeluaran air, sehingga lensa akan berukuran normal kembali. Sudut bilik depan normal kembali.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 7


Pada stadium ini lensa menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sianr yang melalui pupil dipantulkan kembali kepermukaan anterior
lensa. Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Dipupil tampak lensa seperti mutiara. Shadow test membedakan stadium matur dan
imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika, oleh karena pada katarak yang polaris anterior juga terdapat
shadow test yang (-), oleh karena kekeruhan terletak didaerah pupil. Dengan melebarkan pupil akan tampak bahwa kekeruhan hanya
terdapat pada daerah pupil saja.
Kadang-kadang, walupun masih pada stadium imatur (shadow test +), dengan koreksi, visus tetap buruk. Keadaan ini disebut vera
matur.
4. Katarak Hipermatur
Korteks lensa yang konsistensinya sperti bubur yang sudah mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya,
kebawah. Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran dibagian bawah, denga warnah
yang lain, dari pada bagian yang diatasnya yaitu kecoklatan.

Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan
lensa menjai kempis, yang diwahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak morgagni.

Pada pemeriksaan ditemukan iri tremulans dimana COA menjadi dalam sekali dan iris yang membentuk sudut COA, sekarang
tergantung bebas, tak menempel pada lensa, sehingga pada pergerakan bola mata, iris bergetar. Masa lensa yang masuk ke dalam bilik
mata depan menimbulkan penyulit galukoma (proses fakolitik) dan uveitis (proses fakotoksik).

Keluhan-keluhan pada katarak senilis pada umumnya berupa penurunan ketajaman penglihatan (visus yang menurun) yang dapat terjadi
secara cepat ataupun perlahan-lahan. Keluhan lain yang sering ditemukan adalah melihat bintik-bintik hitam pada lapangan pandang, melihat
dua atau lebih bayangan (diplopia atau poliopia).3 Diagnosa katarak senilis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dengan opthalmoskop.6
Penanganan katarak senilis tergantung pada waktu ditegakkan diagnosa berdasarkan stadium. Pada pasien ini juga menderita DM tipe II yang

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 8


adalah menjadi faktor resiko dari katarak, Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua – duanya. Yang ditandai dengan polifagi, polidipsi, poliuri, berat badan menurun,
sering kesemutan jari tangan dan kaki, PENGLIHTAN KABUR, luka sukar sembuh. Oleh karena katarak senilis tidak dapat dicegah
timbulnya dan tidak menurun dengan perbaikan gizi, hygiene dan sanitasi, maka tindakan pembedahan merupakan satu-satunya pertolongan
untuk mencegah kebutaan.1,3 Teknik Pembedahan terbagi atas ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK) dan ekstrasi katarak intra kapsuler
(EKIK).7,8.

4. Plan
a. Diagnosis
 Penegakan diagnosis sudah cukup optimal karena berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
b. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan di IGD : Advice Konsulen:
Lanjutkan obat DM  Pro operasi katarak ODS

c. Edukasi
Edukasi yang diberikan mencakup kondisi pasien, terapi diberikan dan prognosis penyakit pasien.
d. Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi pada dokter umum ataupun dokter spesialis penyakit dalam mengenai katarak
dan diabetes melitus sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 9

Anda mungkin juga menyukai