Anda di halaman 1dari 3

KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebabnya, obstruksi usus dapat dibagi menjadi mekanik (dynamic) dan non-mekanik
(adynamic). Pada obstruksi mekanik, terdapat obstruksi fisik dari lumen usus yang berkaitan dengan
peningkatan gerakan peristaltik dalam upaya untuk mengatasi penyumbatan. Penyebab obstruksi
mekanik yaitu adhesi, hernia, tumor, volvulus, dan striktur. Meskipun penyebab ini dapat digolongkan
sebagai luminal, di dalam dinding usus atau di luar dinding usus mungkin lebih baik untuk
mempertimbangkan presentasi umum untuk sesuai lokasi obstruksi (usus kecil atau usus besar) sesuai
tabel di bawah ini. Pada obstruksi non-mekanik, terdapat gerakan peristaltik yang berkurang atau tidak
adanya gerakan peristaltik karena gangguan pada transmisi neuromuskuler persarafan parasimpatis ke
usus. Obstruksi non-mekanik dapat diklasifikasikan ke dalam ileus paralitik, yang mempengaruhi usus
kecil dan usus besar dan pseudo-obstruksi kolon. (Griffiths dan Glancy, 2017)
A. Obstruksi Mekanik (dynamic)
Obstruksi Usus Kecil
Adhesi: adhesi umumnya terbentuk setelah operasi abdomen dan merupakan hasil dari proses
penyembuhan luka normal. Adhesi merupakan penyebab utama obstruksi usus kecil di negara maju.
Kecenderungan pembentukan adhesi bervariasi menurut luasnya operasi dan respons pasien secara
individu. Beberapa pasien dapat membentuk adhesi yang sangat padat tetapi tidak berkembang
menjadi komplikasi, sedangkan pasien yang lain mungkin menderita lebih dini dan/atau masalah
serupa secara berulang. Diperkirakan bahwa risiko terjadinya obstruksi usus halus karena adhesi
dapat bervariasi antara 1% dan 10% setelah operasi usus buntu (appendektomi) atau kolesistektomi
terbuka, hingga 25% setelah reseksi kolon mayor. (Griffiths dan Glancy, 2017)
Hernia: hernia inguinalis adalah penyebab obstruksi usus halus terbanyak di negara berkembang, dan
lebih umum dari pada hernia femoralis pada wanita dan pria. Namun, hernia femoralis lebih banyak
ditemukan pada wanita. Diperlukan pemeriksaan yang cermat pada kanalis femoralis untuk secara
aktif mengeksklusi hernia femoralis, karena hernia femoralis biasanya kecil dan jarang terlihat jelas
secara klinis kecuali jika telah terjadi strangulasi. Walaupun hernia, jika ada, sering menjadi penyebab
obstruksi usus, namun belum tentu demikian dan mereka mungkin menjadi gejala karena
mengandung loop usus yang terhambat karena penyebab lain. (Griffiths dan Glancy, 2017)
Obstruksi Usus Besar
Kanker: berbeda dengan usus kecil, di mana tumor epitel lebih jarang (mungkin karena tingkat
apoptosis spontan yang lebih tinggi), adenokarsinoma kolorektal adalah penyebab tersering dari
sumbatan usus besar, yang menyebabkan hingga 60% kasus.
Penyakit divertikular: striktur divertikular (biasanya mempengaruhi kolon sigmoid) adalah penyebab
umum jinak dari obstruksi usus besar.
Volvulus: Volvulus sigmoid biasanya terjadi pada orang tua (lansia) dan terjadi karena gerakan inersia
kolon menyebabkan gerakan sigmoid yang berlebihan sehingga dapat berputar secara aksial pada
mesenteriumnya dan menyebabkan obstruksi. Volvulus caecal lebih jarang dan terlihat lebih sering
pada pasien yang lebih muda, karena biasanya terjadi rotasi midgut yang tidak lengkap, sehingga
usus kanan tidak cukup terfiksasi ke dinding perut posterior. (Griffiths dan Glancy, 2017)
B. Obstruksi Non-mekanik (adynamic)
Ileus paralitik: Ini mempengaruhi seluruh usus dan merupakan akibat normal dari operasi abdomen.
Fungsi usus kecil biasanya membaik terlebih dulu, diikuti oleh lambung dan kemudian aktivitas
kolon. Biasanya ileus paralitik sembuh setelah 3 hari, tetapi dapat bertahan dan diperburuk oleh
gangguan elektrolit, terutama hipokalemia. Sepsis intraabdomen, hematoma, dan penyakit
retroperitoneal (mis. Pankreatitis) juga dapat menyebabkan ileus. (Griffiths dan Glancy, 2017)
Pseudo-obstruksi kolon: Ganguan ini awalnya dijelaskan oleh Ogilvie pada pasien dengan infiltrasi
maligna retroperitoneal. Pasien datang dengan gambaran yang mirip dengan obstruksi usus besar
mekanik, tetapi tidak ditemukan penyebab mekanik pada pencitraan radiologi (kontras enema atau
CT dengan kontras dubur) atau endoskopi evaluasi.
Ada beberapa kondisi yang sangat terkait dengan terjadinya pseudo-obstruksi, yang memiliki
penyebab pencetus dalam 80% kasus. Ini termasuk pasien yang tidak sehat secara medis (infeksi
dada, infark miokard, gagal ginjal), penyakit Parkinson,penggunaan neuroleptik, trauma, pasien yang
baru menjalani operasi ortopedi mayor (tulang belakang, panggul, penggantian pinggul),
pengguanaan opiat dan gangguan metabolisme (mis. Hipokalemia). (Griffiths dan Glancy, 2017)
Tabel Klasifikasi Obstruksi Usus

Sumber:

Griffiths, S. dan Glancy, D. (2017). Intestinal obstruction. Surgery (Oxford), 35(3), hal.157-164.

Anda mungkin juga menyukai