Skripsi PDF
Skripsi PDF
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Diajukan Oleh:
Kepada
i
MICROHYDRO POWER PLANT USING PELTON TURBINE
By :
For
ii
iii
iv
v
vi
INTISARI
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik Mesin,
Tugas Akhir ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
1. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan
2. Ir. PK. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin.
5. Para dosen dan laboran Program Studi Teknik Mesin, serta para karyawan
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
banyak memberikan dukungan dan perhatian baik secara langsung atau tidak
langsung.
ix
Akhir kata, “tak ada gading yang tak retak”, karena menurut penulis,
Tugas Akhir ini tentu ada kekurangannya. Untuk lebih menyempurnakan Tugas
Akhir ini dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran dari para
pembaca. Dengan segala kerendahan hati, apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan di hati para pembaca, penulis mohon maaf dan sekali lagi penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
TITLE PAGE...................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv
INTISARI............................................................................................................ vii
ABSTRAK.......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR........................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
xi
2.3.2 Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Head dan Kapasitasnya.. 88
2.6 Kavitasi…………………..………………………………………... 13
4.2 Pembahasan.................................................................................... 54
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 64
5.2 Saran................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 66
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik hubungan daya dengan putaran generator pada turbin
bersudu 16……………………………………………………… 54
xiii
Gambar 4.2 Grafik hubungan efisiensi dengan putaran generator pada
turbin bersudu 16………………………………………………. 55
Gambar 4.3 Grafik hubungan daya dengan putaran generator pada turbin
bersudu 15……………………………………………………... 57
.
Gambar 4.4 Grafik hubungan efisiensi dengan putaran generator pada 58
turbin bersudu 15……………………………………………….
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 16 menggunakan
diameter nosel ½ inchi………………………………………… 41
Tabel 4.3 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 16 menggunakan
diameter nosel ¾ inchi............................................................... 42
Tabel 4.4 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 15 menggunakan
diameter nosel ½ inchi................................................................. 43
Tabel 4.5 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 15 menggunakan
diameter nosel ¾ inchi................................................................. 44
Tabel 4.6 Data perhitungan untuk turbin dengan sudu 16 dan diameter
nosel ½ inchi............................................................................... 48
Tabel 4.7 Data perhitungan untuk turbin dengan jumlah sudu 16 dan nosel
¾ inchi........................................................................................ 50
Tabel 4.8 Data perhitungan untuk turbin dengan sudu 15 dan diameter
nosel ¾ inchi.................................................................................. 51
Tabel 4.9 Data perhitungan untuk turbin dengan sudu 15 dan nosel ½
inchi............................................................................................. 53
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
maju dan berkembang. Kita ketahui bahwa energi sangat fital kebutuhannya bagi
banyak negara ada yang sudah mengekspor energi untuk kepentingan negara lain.
Energi listrik adalah energi alternatif yang tidak banyak menimbulkan polusi dan
mendapatkan energi listrik sangat banyak yaitu antara lain menggunakan air, batu
bara, panas bumi, matahari dan lain sebagainya. Di Indonesia kekayaan akan
energi tersebut begitu banyak tetapi seberapa jauh energi yang tersimpan itu sudah
diolah, masih jauh dari target yang diharapkan disamping kendala teknologi dan
biaya. Untuk menunjang energi yang diperlukan kita bisa menggunakan sumber-
sumber tenaga air yang tidak terlalu besar kapasitasnya dengan tujuan ikut
memberikan nilai tambah bagi sebagian penduduk yang belum dapat mendapatkan
kecil dapat dimungkinkan dibuat oleh tenaga kita sendiri, bahan-bahan sendiri dan
biaya yang tida relative mahal. Dengan demikian besarnya kebutuhan listrik maka
penulis mengambil tugas merancang turbin air tipe pelton satu nozzle, yang
1
2
Pada penelitian ini turbin pelton yang akan dibuat dirancang untuk
memanfaatkan tenaga air dengan head ( H ) 15 meter dan debit air 6 l/s. Sudu dari
turbin tersebut menggunakan bahan resin dan dengan jumlah sudu 15 buah.
Turbin tersebut akan diteliti unjuk kerjanya dengan variasi diameter nosel yaitu ½
1.3.1. Tujuan
b. Mengetahui daya dan efisiensi dari turbin pelton yang telah dibuat.
1.3.2. Manfaat
mikrohidro.
listrik.
pengetahuan masyarakat.
BAB II
DASAR TEORI
memutar roda turbin. Karena pusat-pusat tenaga air dibangun di sungai-sungai dan
pegunungan. Dimana pusat air tersebut dapat dibedakan dalam dua (2) golongan
yaitu:
Gambar 2.1 menunjukkan bagan pusat tenaga air tekanan tinggi, dari sini dapat
3
4
Dengan menggunakan pipa, air tersebut dialirkan ke rumah pusat tenaga, yang
dibangun di bawah bendungan. Di dalam rumah tersebut telah dipasang dua buah
nozzle turbin pelton. Lewat nozzle itulah air akan menyemprot keluar dan
memutar roda turbin baru kemudian air dibuang ke sungai. Dari selisih tinggi
permukaan air atas dan permukaan air bawah terdapat tinggi air jatuh H.
(aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi
terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari segi
serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi,
cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah
terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan
dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.
5
a. Turbin Pelton
Turbin pelton dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar. Aliran air dalam
pipa akan keluar dengan kecepatan tinggi. Tinggi jatuh air H dihitung dari
sama dengan turbin tekanan lebih dimana H dihitung sampai tinggi permukaan air
bawah. Di bagian bawah roda turbin terdapat suatu tempat yang dinamakan
sebagai ruang bebas. Ruang bebas tersebut harus sekecil mungkin, sedemikian
Bentuk sudu turbin terdiri dari 2 bagian yang simetris. Maksudnya adalah
supaya bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari
gaya-gaya samping. Tidak semua sudu menerima pancaran air hanya sebagian-
sebagian saja secara bergantian tergantung posisi sudu tersebut, jumlah nozzlenya
b. Turbin Francis
Turbin Francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja di dalam
sudu pengarah diubah sebagai kecepatan arus masuk. Sisa energi tinggi jatuh
mungkin. Pada sisi sebelah keluar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang
6
dari 1 atm) dan kecepatan aliran air yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan
aliran akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik, sehingga air bisa
dialirkan keluar lewat saluran air bawah dengan tekanan seperti keadaan
sekitarnya. Jalannya tekanan dan kecepatan air ketika melewati dan berproses di
dalam turbin secara informative. Pipa isap pada turbin ini mempunyai tugas yang
mirip dengan sudu hantar yang terdapat pada pompa sentrifugal, yaitu sama-sama
dalam air. Air yang masuk ke dalam turbin bisa dialirkan melalui pengisian air
dari atas (turbin schacht) atau melalui suatu rumah yang berbentuk spiral (tumah
keong). Roda jalan semuanya selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin bisa
diatur dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu pengarah, dengan demikian
kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil.
c. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan adalah turbin tekanan lebih yang special. Sudu jalan turbin
kemurniannya sangat kecil dan pada saluran sudu jalan belokannya hanya sedikit.
Pada waktu bekerja sudu jalan turbin bisa diatur posisinya, disesuaikan dengan
perubahan tinggi air jatuh. Jadi turbin ini cocok untuk pusat tenaga air yang
dibangun di sungai.
Turbin Kaplan dipakai di pusat listrik tenaga sungai dengan tinggi air jatuh
sampai 80 meter. Daya yang dihasilkan turbin bisa lebih dari 100.000 kilowatt.
7
Karena sudu pengarah dan sudu jalan bisa diatur maka Turbin Kaplan pada
perubahan tinggi jatuh dan kapasitas air yang besar rendemennya juga tinggi.
dipakai satu tenaga listrik yang besar yang terdiri dari beberapa buah turbin dan
a. Turbin Impuls
Air keluar melalui nozzle mula-mula diubah menjadi energi kinetik, dan
pancaran air yang tinggi akan diterima oleh sudu. Maka energi akan dipindah dari
air ke bucket sehingga runner berputar. Yang termasuk turbin impuls adalah
turbin pelton.
b. Turbin Reaksi
Pada turbin ini dipakai kondisi air dengan head medium dan discharge
medium, arah masuknya air pada runner dinamakan mixed radial, air mengalir
kearah luar dengan arah axial dinamakan mixed flow. Tekanan air yang
atmosfir, sebab air sebagai penggerak Turbin Francis mulai dari head race sampai
ke tail race yang tidak berhubungan dengan udara luar. Yang termasuk turbin
a. Turbin dengan head rendah dan debit besar menggunakan turbin jenis
(Sumber : http://en.Wikipedia.com)
(Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)
10
b. Turbin dengan head medium dan debit medium jenis turbin yang
c. Turbin dengan head yang tinggi dan debit yang rendah memakai Turbin
Air masuk ke turbin dalam arah tangensial terhadap runner seperti Turbin
Pelton.
Air masuk ke turbin dalam arah radial ditinjau dari arah aliran air masuk
turbin dibagi 2:
1. In Ward Flow: turbin arah aliran air masuk keliling luar runner tegak lurus
2. Out Ward Flow: arah aliran air masuk keliling keluar runner searah poros
Air masuk ke runner dalam arah radial terhadap sumber poros dan
meninggalkan turbin dalam arah axial terhadap sumber poros, seperti turbin
Francis.
serta untuk mencegah terjadinya biasanya tinggi air jatuh yang diperbolehkan
harus dibatasi. Misalnya dengan deviasi beberapa persen saja dari tinggi air jatuh
yang direncanakan, sesuai dengan jenis turbin yang dipergunakan. Oleh karena itu
pula hendaknya dapat diketahui terlebih dahulu variasi tinggi air jatuh sepanjang
tahun periode operasi turbin. Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan curah
hujan selama setahun atau pengaturan tinggi air jatuh yang dapat dilaksanakan.
Variasi tinggi air jatuh yang diperbolehkan agar turbin dapat bekerja dalam daerah
efisiensi yang tinggi dan untuk mencegah terjadinya kavitasi yang berlebihan,
harus diusahakan ada dalam batas-batas H yang minimum dan maksimum seperti
Turbin propeller dengan posisi daun sudu yang dapat diatur boleh dapat
luas. Hal ini disebabkan oleh karena daun sudu dapat disesuaikan dengan
Yaitu perbandingan antara jumlah air yang menumbuk runner dengan jumlah
air yang masuk turbin. Perbedaan kapasitas air disebabkan air slip secara langsung
sehingga air jalan ke dalam tail race tanpa menumbuk runner terlebih dahulu.
Ada kemungkinan pada waktu turbin bekerja, karena sesuatu dan lain hal
beban terpaksa dihentikan dengan tiba-tiba. Dalam hal tersebut ada kemungkinan
roda turbin berputar dengan sangat cepat, yaitu apabila karena sesuatu hal
governor tidak bekerja baik atau dalam keadaan rusak. Kecepatan ini dinamakan
kecepatan liar (Run Away Speed). Oleh karena itu kekuatan turbin harus
13
Francis 200
Pelton ≡ 200
pula kecepatan liar sangat tergantung kepada pembukaan pintu air atau katup air,
tetapi kecepatan liar yang maksimum tidak selalu terjadi pada pembukaan pintu
2.6 Kavitasi
baling-baling kapal, turbin air dan pompa sentrifugal akan berkurang apabila
uap di dalam air yang mengalir apabila tekanan ditempat tersebut sama dengan
kikisan pada permukaan dinding saluran atau bagian-bagian turbin. Misalnya pada
14
permukaan sudu-sudu, rumah turbin dan dinding bagian atas dari saluran isap.
Kavitasi yang berlebih-lebihan dapat pula mengurangi daya dan efisiensi turbin.
kerja yang tertentu timbul suara yang gemuruh dan getaran di dalam pipa isap,
randemen turbin turun dengan drastis. Dan bila roda turbin dioperasikan terus
dalam kondisi seperti diatas maka pada sisi keluar roda jalan akan berkorosi,
permukaan roda akan berkorosi, permukaan roda akan terlihat seperti berjamur
Turbin Pelton merupakan turbin impuls, karena turbin pelton terjadi akibat
pembelokan pancaran air pada mangkok ganda runner. Oleh karena itu turbin
pelton disebut juga turbin pancaran bebas. Aliran air yang keluar dari nosel
tekanannya sama dengan tekanan atmosfir di sekitarnya. Energi tinggi tempat dan
tekanan ketika masuk sudu jalan turbin diubah menjadi energi kecepatan.
Prinsip kerja dari turbin pelton adalah mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis. Turbin pelton merupakan suatu alat yang merubah energi
kinetik dan energi potensial dari air menjadi energi gerak rotasi pada poros turbin.
Turbin pelton dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar. Aliran air dalam pipa akan
keluar dengan kecepatan tinggi. Tinggi air jatuh ( H ) dihitung dari permukaan air
di atas sampai ke tengah-tengah pancaran air. Bentuk sudu turbin terdiri dari 2
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Tidak semua sudu
Jumlah noselnya tergantung pada kapasitas air. Air keluar melalui nosel
mula-mula dirubah menjadi energi kinetik, dan pancaran air yang tinggi akan
diterima sudu. Maka energi akan dipindah dari air ke bucket sehingga runner
berputar. Untuk turbin pelton dengan daya yang kecil bisa diatur dengan hanya
tekanan tumbukan yang besar di dalam pipa pesat yang timbul akibat penutupan
nosel dengan tiba-tiba. Tekanan statis dari tinggi air jatuh menghasilkan tekanan
dinamis yang bekerja dialiran air berupa energi kecepatan, bila aliran air ini
dihentikan secara tiba-tiba maka energi kecepatan ini berubah menjadi energi
dengan perlengkapana yang disebut dengan pembelok pancaran. Pada saat beban
turbin berkurang dengan tiba – tiba pembelok pancaran berayun ke muka jarum
nosel lebih dulu, sehingga arah pancaran air dari nosel ke sudu jalan menjadi
Pada dasarnya turbin pelton terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: runner,
nosel, rumah turbin. Turbin ini juga dilengkapi oleh transmisi, bantalan, dan
bagian kelistrikan.
16
Turbin pelton ditentukan oleh PCD (Pitch Circle Diameter), adalah sebuah
diameter tangensial pada roda yang dilewati oleh titik tengah semburan air yang
1. Runner
Runner turbin pelton pada dasarnya terdiri atas piringan dan sejumlah
poros dengan sambungan pasak dan stopper. Gambar runner dapat dilihat pada
Gambar 2.6.
17
Bucket
Bucket pelton atau biasa disebut sudu yang berbentuk dua buah mangkok.
berasal dari pancaran air yang keluar dari nosel, yang dibalikan setelah
momentum, gaya inilah yang disebut gaya impuls. Contoh bucket dapat dilihat
Poros
sabuk, yang kemudian menuju ke poros generator. Contoh poros dapat dilihat
Piringan
Piringan atau biasa di sebut disk, adalah bagian dari runner. Bahan disk
yang baik digunakan adalah bahan yang kuat, dan diusahakan seringan mungkin.
Piringan berfungsi sebagai tempat bucket dipasang. Contoh piringan seperti pada
Gambar 2.9.
2. Nosel
turbin. Kecepatan air meningkat disebabkan oleh nosel. Air yang keluar dari
nosel yang mempunyai kecepatan tinggi akan membentur sudu turbin. Setelah
momentum.
berfungsi membelokan air agar keluar secara teratur. Rumah turbin juga
dan cuaca.
4. Pulley
Pully biasa disebut transmisi sabuk. Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai
penampang trapesium.
5. Bantalan
Bantalan merupakan bagian penting dari turbin, alat ini berfungsi sebagai
penopang dari poros turbin. Putaran dari poros turbin dapat berlangsung secara
halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
6. Kelistrikan
generator listrik. Untuk itu perlu adanya komponen tambahan yang disebut
arus bolak- balik. Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar
rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama
Besarnya arus yang dihasilkan oleh motor induksi tergantung pada besarnya
dengan prinsip yang sama pada generator DC, yakni adanya arus pengumpan
yang disebut arus eksitasi saat terjadi medan magnet disekitar kumparan. Dari
alternator dapat di ukur arus (I) dan tegangan keluaran (V) yang kemudian
22
1. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar yang menjadi satu dengan poros
Pada rotor terdapat bagian yang berfungsi sebagai kutub magnet yang
terletak pada sisi luar dari lilitan. Rotor ditumpu oleh dua buah bearing,
2. Stator
Stator adalah bagian yang statis pada altenator yang berupa inti
besi yang dibungkus dengan kawat tembaga. Bagian ini berupa lilitan yang
3. Dioda
Dua masalah pokok yang ada kaitanya dalam penentuan ukuran utama, sehingga
harus diperhatikan yaitu kecepatan spesifik nq dan batas tinggi jatuh yang
diiginkan Hmaks.
Dari kapasitas air dan tinggi air jatuh dapat diperoleh daya yang dihasilkan
Dengan :
ηT = Randemen turbin
b. Pada turbin tekanan sama (turbin impuls) agar mendapatkan randemen yang
baik harus mempunyai hubungan antara kecepatan pancar air c dan kecepatan
tangensial u.
24
c. Nosel
turbin.
Kecepatan spesifik (nq) untuk satu nosel dapat dicari dengan rumus :
Dengan :
c. Perbandingan D/d
Dari perhitungan diameter roda rata-rata (D) dan diameter pancar air
Dari gambar desain bucket di bawah ini dapat diketahui cara menentukan
p=
e. Perhitungan Poros
berikut:
Pd = fc × P (kW)
BAB III
METODE PENELITIAN
piringan runner terlebih dahulu yang terbuat dari bahan alumunium sesuai
dengan ukuran yang sudah ditentukan. Kedua adalah membuat sudu yang
terbuat dari bahan resin, tapi sebelum membuat sudu, terlebih dahulu
piringan dan sudu selesai lalu sudu tersebut dipasang di sekeliling piringan
dipasang pada poros dan pada poros dikancing dengan sebuah stopper agar
Selanjutnya adalah membuat rumah turbin dan rangka alat yang terbuat
dari besi siku. Rumah turbin dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk
29
30
Efisiensi turbin ( ηT ) = 70 %
Kecepatan tangensial ( u )
31
Kecepatan spesifik ( nq )
32
putar dan kecepatan spesifik. Berdasarkan Tabel 3.1 maka putaran (n)
yang dipilih dalam perhitungan ini adalah 1000 rpm sehingga nq adalah
10,2 rpm.
Perbandingan D/d
syarat.
Dimensi Sudu
= 5,58 cm
= 6,23 cm
33
= 1,97 cm
Perhitungan Poros
Daya rencana :
Menghitung torsi :
parancangan.
35
3. Pengecoran resin
4. Finishing
Disc atau juga biasa disebut dengan cakra, dalam penelitian ini dibuat
dari bahan alumunium. Keuntungan dari bahan ini adalah ringan dan
mengunci bucket.
c) Pembuatan Poros
ini poros dibuat mengunakan poros dari bahan besi yang dibubut
bertingkat.
d) Pembuatan Nosel
pipa. Nosel ini memiliki diameter masuk 1 inci dan diameter keluar 0,75
runner dan nosel berada. Pada rumah turbin ini disambungkan dengan
a. Hydrant
c. Selang
f. Generator listrik
turbin.
Turbin Pelton akan bekerja pada tempat yang memiliki energi potensial
air, seperti pada air terjun atau aliran sungai. Pada penelitian ini energi air
37
diambil dari pompa hydrant. Air dari hydrant ditampung pada bak yang
Bak
Hydrant Penampung
air
Nosel Kran
Turbin
Gambar 3.1. Urutan Kerja Turbin
1. Putaran generator
beban adalah 5W, 10W, 15W, 21W, 26W, 52W, 78W, 104W,
pembebanan diukur.
pembebanan diukur
pembebanan diukur.
pembebanan diukur
c. Menghitung efisiensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari penelitian turbin pelton dengan variasi jumlah
sudu , variasi debit dan juga variasi diameter nosel diperoleh data sebagai
berikut :
½ 90 44,33
¾ 90 36
Tabel 4.2 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 16 menggunakan
diameter nosel ½ inchi
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
1 0 526,03 0 0
2 5 461,07 50,63 0,49
3 10 438,47 47,07 0,92
4 15 422,73 44,50 1,35
5 21 407,20 42,53 1,24
6 26 364,23 37,50 1,59
7 52 308,60 28,97 2,73
8 78 263,50 22,53 3,53
41
42
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
Tabel 4.3 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 16 menggunakan
diameter nosel ¾ inchi
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
1 0 379,27 0 0
2 5 304,73 33,20 0,39
3 10 298,27 31,50 0,75
4 15 277,40 28,53 1,06
5 21 288,80 29,93 1,05
6 26 282,50 28,57 1,36
7 52 220,33 20,03 2,22
8 78 213,33 15,53 3,15
9 104 182,80 13,33 3,52
10 130 122,93 7,40 3,18
43
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
Tabel 4.4 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 15 menggunakan
diameter nosel ½ inchi
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
1 0 465,03 0 0
2 5 419,17 45,87 0,46
3 10 381,77 41,00 0,86
4 15 351,00 36,73 1,22
5 21 354,93 35,90 1,15
6 26 365,13 37,67 1,58
7 52 302,73 28,60 2,72
8 78 270,17 23,47 3,63
44
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
Tabel 4.5 Data penelitian unjuk kerja turbin dengan sudu 15 menggunakan
diameter nosel ¾ inchi
Beban
Putaran Tegangan Arus
NO Lampu
(rpm) (volt) (ampere)
(watt)
debit sebesar:
= 2,5 l/s
debit sebesar:
46
= 2,03 l/s
= 19,05 mm
= ½ x π x (9,53)2
= 142,66 mm2
= 0,014266 dm2
Kec.pancar =
= 175,24 dm/s
= 17,5 m/s
= 63,33 mm2
= 0,0063 dm2
Kec.pancar =
= 322,2 dm/s
= 32,2 m/s
Pin = ρxgxhxQ
= 367,86 watt
Pin = ρxgxhxQ
1000 kg/m3 x 9,81 m/s2 x 15 m x 0,00203 m3/s
=
= 298,72 watt
Pout10 = VxI
= 13,43 x 4,45
= 59,73 watt
= 20,00 %
Secara lengkap perhitungan daya dan efisiensi yang dihasilkan dari turbin
pelton dengan sudu 16, menggunakan diameter nosel ½ inchi dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data perhitungan untuk turbin dengan sudu 16 dan diameter
nosel ½ inchi
NO Beban Putaran Tegangan Arus Pin Pout η
(watt) (rpm) (volt) (ampere) (%)
(watt) (watt)
1 0 526,03 0 0 298,72 0 0
= 6,39 %
50
Tabel 4.7 Data perhitungan untuk turbin dengan jumlah sudu 16 dan nosel
¾ inchi
NO Beban Putaran Tegangan Arus Pin Pout η
(watt) (rpm) (volt) (ampere) (%)
(watt) (watt)
1 0 379,27 0 0 367,86 0 0
= 8,73 x 3,51
= 30,64 watt
= 8,34 %
Tabel 4.8 Data perhitungan untuk turbin dengan sudu 15 dan diameter
nosel ¾ inchi
NO Beban Putaran Tegangan Arus Pin Pout η
(watt) (rpm) (volt) (ampere) (%)
(watt) (watt)
daya sebesar:
Pout10 = VxI
= 14,50 x 4,64
53
= 67,37 watt
= 22,55 %
Tabel 4.9 Data perhitungan untuk turbin dengan sudu 15 dan nosel ½ inchi
4.2 PEMBAHASAN
Dari Tabel 4.6 dan 4.7 dihasilkan grafik hubungan antara daya dengan putaran
yang mampu dihasilkan turbin dengan jumlah sudu 16 seperti pada Gambar 4.1.
55
Dari Gambar 4.1 daya maksimal yang dihasilkan nosel dengan jumlah
sudu 16 diameter ½ inchi adalah sebesar 75 watt pada putaran 309 rpm,
sedangkan daya maksimal yang dihasilkan nosel dengan diameter ¾ inchi adalah
putaran maksimal yang mampu dihasilkan sebesar 379,27 rpm. Dari Gambar 4.1
dapat dilihat bahwa pada turbin dengan jmlah sudu 16 yang mengalami perubahan
diameter nosel yang digunakan dari ½ inchi menjadi ¾ inchi mengakibatkan daya
Dari Tabel 4.6 dan 4.7 dihasilkan grafik hubungan antara efisiensi dengan
putaran yang mampu dihasilkan turbin jumlah sudu 16 dengan nosel berdiameter
Dari Gambar 4.2 pada turbin pelton yang memiliki jumlah sudu 16
daripada menggunakan nosel dengan diameter ¾ inchi. Nilai efisiensi dari turbin
pelton dengan nosel berdiameter ½ inchi adalah sebesar 25,2 %. Sedangkan bila
sebesar 11,7 %, pada turbin dengan jumlah sudu 16. Perubahan diameter nosel
yang digunakan pada turbin pelton dengan jumlah sudu 16, dari nosel berdiameter
sebesar 53,57 %. Hal ini disebabkan karena ketika menggunakan nosel dengan
karena kecepatan pancar air yang menumbuk turbin dari nosel dengan diameter ¾
inchi lebih rendah daripada kecepatan pancar yang dihasilkan nosel dengan
diameter ½ inchi. Dengan kecepatan pancaran lebih tinggi akan dihasilkan putaran
Dari Tabel 4.8 dan 4.9 dihasilkan grafik hubungan antara daya dengan
putaran yang mampu dihasilkan turbin dengan jumlah sudu 15 seperti pada
Gambar 4.3.
Dari Gambar 4.3 daya maksimal yang dihasilkan nosel dengan jumlah
sudu 15 diameter ½ inchi adalah sebesar 72 watt pada putaran 265 rpm,
sedangkan daya maksimal yang dihasilkan nosel dengan diameter ¾ inchi adalah
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pada turbin pelton dengan jumlah
sudu 15 pada nosel dengan diameter ½ inchi daya maksimal yang dihasilkan
diameter ¾ inchi daya maksimal yang dihasilkan menurun menjadi sebesar 33,33
%.
Dari Tabel 4.8 dan 4.9 dihasilkan grafik hubungan antara efisiensi dengan
putaran yang mampu dihasilkan turbin jumlah sudu 15 dengan nosel berdiameter
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa turbin pelton dengan jumlah sudu 15
dan menggunakan nosel dengan ukuran diameter ½ inchi lebih tinggi nilai
Hal ini ditunjukan dengan nilai efisiensi dari turbin pelton dengan nosel ½ inchi
yang mampu mencapai lebih dari 23,5 %, sedangkan bila menggunakan nosel
Perubahan diameter pada nosel dengan jumlah sudu 15 dari nosel dengan ukuran
sebesar 46,81 %.
60
Gambar 4.5 Grafik hubungan daya dengan putaran pada nosel ½ inchi
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa turbin pelton dengan menggunakan
nosel dengan ukuran berdiameter ½ inchi, daya yang dihasilkan turbin pelton
sudu 15. Hal ini ditunjukan dengan daya yang mampu dihasilkan sebesar 75 watt
dengan jumlah sudu 16, sedangkan bila menggunakan turbin dengan jumlah sudu
Gambar 4.6 Grafik hubungan daya dengan putaran pada nosel ¾ inchi
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa turbin pelton dengan menggunakan
nosel dengan ukuran ¾ inchi daya yang dihasilkan lebih tinggi bila menggunakan
sudu 15. Hal ini ditunjukan dengan daya yang mampu dihasilkan sebesar 48 watt
dengan jumlah sudu 15, sedangkan bila menggunakan sudu 16 hanya mampu
menghasilkan daya sebesar 42 watt. Perubahan jumlah sudu yang digunakan pada
nosel dengan ukuran diameter ¾ inchi, dari jumlah sudu 16 menjadi 15,
Gambar 4.7 Grafik hubungan efisiensi dengan putaran pada nosel ½ inchi
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa turbin pelton yang memiliki jumlah
sudu 16 dan dengan menggunakan nosel dengan ukuran ½ inchi efisiensi yang
dimiliki lebih tinggi daripada menggunakan turbin dengan jumlah sudu 15. Hal
ini ditunjukan dengan efisiensi yang dimiliki sebesar 25,2 %. Sedangkan bila
sebesar 23,5 %. Perubahan jumlah sudu yang digunakan pada nosel dengan
Gambar 4.8 Grafik hubungan efisiensi dengan putaran pada nosel ¾ inchi
Dari Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa turbin pelton dengan menggunakan
nosel dengan ukuran diameter ¾ inchi, efisiensi yang dimiliki lebih tinggi bila
dengan jumlah sudu 16. Hal ini ditunjukan dengan efisiensi yang dimiliki sebesar
12,5 % pada turbin dengan jumlah 15. Sedangkan bila menggunakan turbin
Perubahan jumlah sudu yang digunakan pada nosel dengan ukuran diameter ¾
inchi, dari jumlah sudu 16 menjadi 15, mengakibatkan naiknya nilai efisiensi
ternyata lebih kecil daripada daya perhitungan. Pada perancangan turbin ini
mampu menghasilkan daya sebesar 620 watt, tetapi pada penelitian diperoleh daya
yang lebih kecil yaitu hanya mampu menghasilkan daya maksimal sebesar 75
watt. Hal ini terutama disebabkan pengujian turbin tidak dilakukan pada debit
64
sesuai. Selain itu disebabkan karena selama proses pengambilan data terjadi rugi-
porosnya.
65
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
turbin pelton dan mengalami variasi nosel, pembebanan,dan juga variasi jumlah
1. Pada turbin pelton dengan sudu 16 dan menggunakan nosel ½ inchi mampu
menghasilkan daya sebesar 75 watt pada putaran 309 rpm. Turbin ini
2. Pada turbin pelton dengan sudu 16 dan menggunakan nosel ¾ inchi mampu
menghasilkan daya sebesar 42 watt pada putaran 218 rpm. Turbin ini
3. Pada turbin pelton dengan sudu 15 dan menggunakan nosel ½ inchi mampu
menghasilkan daya sebesar 72 watt pada putaran 265 rpm. Turbin ini
4. Pada turbin pelton dengan sudu 15 dan menggunakan nosel ¾ inchi mampu
menghasilkan daya sebesar 48 watt pada putaran 235 rpm. Turbin ini
6,75 %.
64
66
6.2 SARAN
2. Pada pembuatan dan pemasangan pola sudu, hendaknya dibuat lebih presisi
DAFTAR PUSTAKA
Dietzel, Fritz, 1996, Turbin Pompa dan Kompresor, cetakan ke-5, Penerbit,
Erlangga, Jakarta.
Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Cetakan ke-11. Jakarta: PT. Pradnya.