Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM PEMELIHARAAN

TUBUH MANUSIA

Tutor SGD : dr. Febriani

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6

Ketua : Ronel Polin Sihombing (183307010042)

Sekretaris : Gloria Elsi Doloksaribu (183307010033)

Notulen : Unedo Resky Hutahuruk (183307010087)

Anggota :

1. Chanela Febe(183307010114) 6. Febriyanthi M Zebua (183307010105)


2. Alexander S(18330701007) 7. Debora Angelin P(183307010006)
3. Padma Prahasta(183307010051) 8. Asa Gabe R S (183307010015)
4. Joanne Odelia Gani(183307010060) 9. Armita Angelia N (183307010024)
5. Jerry Fidelio Susanto(183307010096) 10. Fitriani Tarigan(183307010069)

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. ........................................................................................................... ...1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... ...2
1.1. Terminologi........................................................................................................... ...3
1.2. Mengidentifikasi Masalah ..................................................................................... ...4
1.3. Analisis masalah ................................................................................................... ...5
1.4. Menentukan Lo ........................................................................................................ 6
Bab II pembahasan LO ................................................................................................... 7
2.1 LO 1 ......................................................................................................................... 7
2.2 LO 2 .......................................................................................................................... 8
2.3 LO 3 ......................................................................................................................... 9
2.4 LO 4 .......................................................................................................................... 9
2.5 LO 5 ........................................................................................................................ 10
2.6 LO 6 M .................................................................................................................... 11
2.7 Bab III Penutup ....................................................................................................... 15
2.8 kesimpulan. ............................................................................................................. 15
2.9. saran ....................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 16

2
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Sistem
Pergerakan Dan Pengaturannya” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pertama
dalam mata kuliah kelas tutorial blok dua II ini. Melalui makalah ini, kami berharap agar kami
dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai ssistem pergerakan dan pengaturannya
dalam menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa fakultas kedokteran.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses
penyusunan makalah ini khususnya kepada tutor kelas tutorial kami, yaitu dr. Febriani . yang
bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan inspirasi bagi
pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik.

Salam,

Tim Penyusun

3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Kutipan Skenario II:

Mahasiswa semester 1 FK-UNPRI melakukan praktikum di laboratorium fisiologi dimana


dilakukam pemeriksaan faal paru dan mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok.kemudian dengan
menggunakan spirometer elektronik,dilakukan manuever forced expiratory normal dan manuever
inspiratory maximal.

MORE INFO:

 Catat FVC(forced vital capacity),FEV1.0(forced expiratory volume in first second) dan


FEF25-75%(forced expiratory flow from 25% VC),dan peak inspiratory dan expiratory
flows.hasil yang di dapatkan sbb:VC DAN FVC>80% dari nilai prediksi FEV1>80% dari
nilai prediksi,Rasio FEV1/FVC>70%.

A. MENENTUKAN TERMINOLOGY

Spirometer Elektronik : adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara
dimana udara dihirup dan dihembuskan menurut waktu.

Faal Paru : adalah pengukuran objektif apahkah fungsi paru


seseorang dalam keadaan normal atau abnormal.

Forced Expiratory Normal : adalah volume ekspirasi maximal setelah inspirasi


maximal yang dilakukan secara paksa dalam waktu 1
detik.

Inspiratory maximal : adalah volume udara yang dapat dikeluarkan secara aktif
dalam paru melalui kontraksi otot expirasi.

Forced Vital Capacity : adalah volume udara maksimum yang dapat


dihembuskan secara paksa dalam waktu 3 detik dan nilai
normalnya 4 liter.

Forced Expiratory flows : adalah aliran laju ekspirasi.

Peak Inspiratory flows : adalah laju puncak aliran inspirasi.

Peak Expiratory flows : adalah laju puncak aliran ekspirasi.

4
B. Mengidentifikasi masalah

 Mahasiswa melakukan praktikum dengan pemeriksaan Faal paru.


 Cara menggunakan spirometer elektronik.
 Faktor –faktor yang mempengaruhi Faal paru.

C. Analisa Masalah

 Mahasiswa harus paham tentang anatomi dan fisiologi pernapasan.


 Mengetahui nilai normal pemeriksaan Faal paru.
 Mahasiswa harus mengetahui cara penggunaan spirometer elektronik.

D. Learning Objective (LO)


1. Anatomi & fisiologi sistem pernafasan.
2. Pertukaran gas dalam paru.
3. Faal paru:

A.Defenisi .

B.fungsi.

C.nilai normal.

D.cara pemeriksaan.

E.tujuan pemeriksaan.

4. Nilai normal kapasitas volume paru.


5. Spirometer:

A.defenisi

B.jenis-jenis spirometer

C.cara pemeriksaan

D.fungsi dan manfaat klinis

E.Indikasi dan kontrakindikasi

6. Jenis-jenis gangguan fungsi paru.

5
BAB II
Pembahasan Learning Objective

LO 1 : Anatomi dan fisiologi sytem pernapasan

Pernapasan atau respirasi merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel-sel
tubuh serta lingkungan.

Pernapasan di bagi menjadi 2 macam,yaitu:

a.pernapasan eksternal(luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.

b.pernapasan internal(dalam)atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan
mitokondria.

Anatomi fungsional saluran pernapasan:

1.Rongga hidung(nasal)

Berbentuk piramid di sertai dengan suatu akar dan dasar.bagian ini tersusun dari kerangka
kerja tulang,kartilago healin,dan jaringan fibroareolar.fungsi dari hidung adalah untuk
penyaringan partikel kecil,penghangatan dan pelembaban udara yang masuk,dan respirasi odor.

2.Faring (tekak)

Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut.
Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai
ruang getar untuk menghasilkan suara.

3. Laring (pangkal tenggorokan)

Laring terdapat di antara faring dan trakea. Dinding laring tersusun dari sembilan buah tulang
rawan. Salah satu tulang rawan tersusun dari dua lempeng kartilago hialin yang menyatu dan
membentuk segitiga. Bagian ini disebut jakun.

Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis merupakan kartilago elastis yang
berbentuk seperti daun. Epiglotis dapat membuka dan menutup. Pada saat menelan makanan,
epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju
kerongkongan. Pita suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan
dapat bergetar menghasilkan suara.

6
4. Trakea (batang tenggorokan)

Bentuk trakea menyerupai cincin yang terdiri dari tulang rawan. Letaknya sendiri berada di
kerongkongan yang berfungsi sebagai saluran makan. Pada bagian dinding trakea terdapat silia
dan lapisan lendir. Lapisan lendir sendiri berfungsi menyaring kotoran yang tidak tertangkap
oleh laring sebelum masuk ke paru-paru. Biasanya tubuh akan merespon dengan cara batuk atau
bersin untuk mengeluarkan kotoran yang masuk melalui saluran pernapasan.

Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada (toraks).
Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis
sel-sel epitel berambut getar (silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju
paru-paru kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus.

5. Pulmo ( Paru-Paru )

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan
oleh sekat, yaitu diafragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri terdiri dari dua
gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang disebut pleura.

Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus bercabang-cabang membentuk bronkiolus.


Selanjutnya, bronkiolus bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang berakhir pada
gelembung paru-paru yang disebut alveolus (jamak = alveoli). Alveoli menyerupai busa atau
sarang tawon. Jumlah alveoli kurang lebih 300 juta. Dinding alveolus sangat tipis dan elastis.
Pada alveolus inilah terjadi difusi atau pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dan karbon
dioksida.

LO 2 : Pertukaran Gas dalam Paru

Pernapasan dapat berarti pengangkutan oksigen ke sel dan pengangkutan CO2 dari sel kembali
ke atmosfer. Proses ini dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu:

a. Pertukaran udara paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara ke dan dari alveoli.
Alveoli yang sudah mengembang tidak dapat mengempis penuh karena masih adanya udara
yang tersisa didalam alveoli yang tidak dapat dikeluarkan walaupun dengan ekspirasi kuat.
Volume udara yang tersisa ini disebut volume residu. Volume ini penting karena
menyediakan O2 dalam alveoli untuk menghasilkan darah.

b. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah.

c. Pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh menuju ke dan

dari sel-sel.

7
d. Regulasi pertukaran udara dan aspek-aspek lain pernapasan.

Pertukaran oksigen dan CO2 menembus kapiler paru dan kapiler sistemik akibat gradien tekanan
parsial. Gradien tekanan parsial adalah perbedaan tekanan parsial (tekanan yang ditimbulkan
secara indipenden oleh tiap-tiap gas dalam suatu campuran gas) antara darah kapiler dan struktur
sekitar.

1. Tekanan parsial O2 alveolus tetap relatif tinggi dan tekanan parsial CO2 alveolus tetap
relatif rendah karena sebagian dari udara alveolus ditukar dengan udara atmosfer baru
setiap kali bernapas.
2. Sebaliknya, darah vena sistemik yang masuk ke paru relatif rendah O2 dan tinggi CO2
karena telah menyerahkan O2 dan menyerap CO2 di tingkat kapiler sistemik.
3. Hal ini menciptakan gradien tekanan parsial antara udara alveolus dan darah kapiler paru
yang memicu difusi pasif O2 ke dalam darah dan CO2 keluar darah sampai tekanan
parsial darah dan alveolus setara.
4. Karena itu, darah yang meninggalkan paru relatif mengandung O2 tinggi dan CO2 rendah.
Darah ini disalurkan ke jaringan dengan kandungan gas darah yang sama dengan ketika
darah tersebut meninggalkan paru.
5. Tekanan Parsial O2relatif rendah dan CO2 relatif tinggi di sel jaringan yang mengonsumsi
O2 dan memroduksi CO2.
6. Akibatnya, gradien tekanan parsial untuk pertukaran gas di tingkat jaringan mendorong
perpindahan pasif O2 keluar darah menuju sel untuk menunjang kebutuhan metabolik sel-
sel tersebut dan juga mendorong pemindahan secara simultan CO2 ke dalam darah
7. Setelah mengalami keseimbangan dengan sel-sel jaringan, darah yang meninggalkan
jaringan relatif mengandung O2 rendah dan CO2 tinggi.
8. Darah ini kemudian kembali ke paru untuk kembali diisi oleh O2 dan dikeluarkan CO2-
nya.

LO 3 : FAAL PARU
A.Defenisi
Adalah pengukuran objektif apahkah fungsi paru seseorang dalam keadan normal atau
abnormal

B.fungsi
Untuk pertukaran udara pernapasan(inspirasi dan ekspirasi).
 Faal difusi:oksigen masuk ke dalam kapilaria paru dan di ikat oleh hb darah menjadi
senyawa oksi-hb sedang karbondioksida lepas dari ikatan karbamino,keluar dari darah
masuk ke dalam hawa pernapasan di alveoli.
 Faal perfusi:oksi-hb dalam darah diedarkan ke seluruh tubuh dan karbondioksida dari
jaringan dibawa ke alveoli paru.

C.Nilai normal
 VC&FVC>80% dan nilai prediksi.

8
 FEV1>80% dan nilai prediksi.
 Rasio FEV1/FVC>70%.

D.Cara pemeriksaan
 Mengukur berapa banyak udara yang dapat masuk di dalam paru.
 Dan seberapa cepat udara dapat keluar dari paru.
 Pada pemeriksaan ini,px bernafas ke sebuah mouthpiece yang terhubung dengan
spirometer.kemudian hasil di print yang disebut spirogram.

E.Tujuan pemeriksaan
 Untuk mengetahui apahkah fungsi paru seseorang berada dalam kondisi normal dan
abnormal.
 Untuk mengetahui fungsi faal paru dengan menilai fungsi ventilasi,difusi gas,perfusi darah
paru dan transfor oksigen dan karbondioksida dalam peredaran darah.

LO 4 : Volume dan kapasitas paru


Menurut Guyton (2007) volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi pada setiap kali pernafasan normal. Besarnya ± 500 ml
pada rata-rata orang dewasa.
2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang
diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.
3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum pada akhir ekspirasi
normal, pada keadaan normal besarnya ± 1100 ml.
4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada
dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume

9
cadangan inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup
seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah
maksimum.
2. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan
inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan
besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.
3. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi +
volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah
udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru
secara maksimal
dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
4. Kapasitas Vital paksa (KVP) atau Forced Vital Capacity (FVC)
adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru
setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa
minimum.
5. Volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1) atau Forced
Expiratory Volume in One Second (FEV1) adalah volume udara
yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum per satuan detik.
6. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya ± 5800ml,
adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi
paksa.Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil daripada pria,
dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh
kecil dan astenis (Guyton,2007).

LO 5 : Spirometri
A.Defenisi
Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi terintegrasi mekanik paru, dinding
dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah volume udara yang dihembuskan dari
kapasitas paru total (TLC) ke volume residu.

B.jenis-jenis
 Whole Body Plethysmograph.
Jenis spirommeter memberikan pengukuran yang lebih akurat untuk komponen volume
paru-paru dibandingkan dengan spirometer konvesional lainnya.seseorang berada
diruangan kecil yang tertutup ketika pengukuran dilakukan.

 Pneumotachometer
Spirometer ini mengukur laju aliran gas dengan mendeteksi perbedaan tekanan di
finemesh,salah satu keuntungan dari spirometer konvensional lainnya.seseorang berada di
ruangan kecil yang tertutup ketika pengukuran dilakukan.

10
 Pully Electronic Spirometer.
Spirometer elektronik telah di kembangkan yang menghitung tingkat aliran udara di
saluran tanpa perlu bagian yang bergerak.
 Insentif Spirometer
Spirometer ini di rancang khusus untuk meningkatkan fungsi paru-paru seseorang.
 Windmilltype spirometer
Di gunakan khusus untuk mengukur kapasitas vital paksa tanpa menggunakan air dan
memiliki pengukuran luas mulai dari 1000 ml-7000 ml hal ini lebih frontabel dan ringan
di bandingkan dengan tradisonal jenis tangki air spirometer.

C. Cara pemeriksaan
Prinsip Kerja Alat Spirometer
Cara kerja spirometer ini cukup mudah, namun memang biasanya hanya digunakan untuk
melakukan pengecekan pada individu atau pasien dengan penyakit jantung dan tentunya paru-
paru. Spirometer ini merupakan alat ‘Gold Standart’ yang digunakan untuk menganalisis
penyakit yang kronis seperti PPOK pada perokok hingga penyakit asma.

Cara menggunakan spirometer ini harus melewati beberapa persiapan yang cukup panjang.
Berikut adalah tahapan persiapan dan cara menggunakannya :

 Hal pertama yang perlu dipersiapkan tentu saja operator dan alat spirometernya. Operator
harus memiliki pengetahuan yang baik dan mampu melakukan instruksi dengan jelas
kepada pasien. Sedangkan alat yang digunakan sendiri, harus selalu dilakukan pengecekan
satu minggu sekali dengan melakukan kalibrasi dalam volume dan arus udaranya.

 Pasien sendiri membutuhkan persiapan yang cukup sebelum melakukan pemeriksaan.


Subjek harus memiliki kenyamanan dan tentu tidak diperbolehkan untuk melakukan
kebiasaan yang mengganggu pengecekan seperti contohnya merokok. Pasien dapat
melakukan uji dengan spirometer dengan posisi berdiri ataupun duduk dengan pakaian
yang tidak terlalu ketat, dan dalam suhu udara yang normal.

Prosedur Penggunaan Spirometer

Cara penggunaan spirometer ini mengacu pada prinsip kerja spirometer yang telah disepakati
oleh para operator yang bertugas, berikut adalah usaha yang dilakukan :

 Manuver KV. Pasien atau subjek menghirup udara agar masuk ke dalam paru-paru, setelah
itu dikeluarkan dalam jumlah sebanyak mungkin tanpa paksaan apapun.
 Manuver KVP. Pasien menghirup udara dan dikeluarkan secara menghentak. Apabila
pasien merasa pusing, maka perhitungan alat atau manuver harus dihentikan.
 Manuver VEP1. Pasien menarik nafas, namun udara yang dikeluarkan pertama kali adalah
yang masuk dalam perhitungan.
 Manuver APE. Pasien menarik nafas maksimal dan dikeluarkan secara maksimal pula
dengan bibir yang dirapatkan.
11
 Manuver MVV. Pasien harus menghirup udara dengan cepat, dalam waktu minimal 10
hingga 15 detik dengan menggunakan spirometer.

Cukup rumit memang prinsip kerja yang diberikan oleh alat spirometer, maka dari itu operator
harus memberikan penjelasan dengan baik. Melalui langkah di atas, nantinya akan keluar hasil
yang terdiri dari prediksi normal atau gangguan paru-paru dari subjek yang telah diteliti. Prediksi
tersebut tentu saja disesuaikan dengan jenis kelami, usia, dan segala data yang dibutuhkan dalam
melakukan diagnosa penyakit. Spirometer merupakan salah satu dari sekian banyak alat – alat
kesehatan yang memiliki peranana penting dalam pendiagnosaan penyakit.

D. Fungsi dan Manfaat klinis


spirometri dibagi dalam 4 manfaat, yaitu:
Indikasi Spirometri
1. Diagnostik : evaluasi individu yang mempunyai gejala, tanda, atau hasil laboratorium yang
abnormal; skrining individu yang mempunyai risiko penyakit paru; mengukur efek fungsi paru
pada individu yang mempunyai penyakit paru; menilai risiko preoperasi; menentukan prognosis
penyakit yang berkaitan dengan respirasi dan menilai status kesehatan sebelum memulai
program latihan.
Setelah standar terpenuhi, tentukan nilai
2. Monitoring : menilai intervensi terapeutik, memantau perkembangan penyakit
yangmempengaruhi fungsi paru, monitoring individu yang terpajan agen berisiko terhadap fungsi
paru dan efek samping obat yang mempunyai toksisitas pada paru.
2. Volume Dinamis
dilakukan secepat dan sekuat mungkin.
3. Kapasitas Vital Lambat/ Slow Vital Capacity
3. Evaluasi kecacatan/kelumpuhan : menentukan pasien yang membutuhkan program
rehabilitasi, kepentingan asuransi dan hukum.
(SVC)
4. Volume gas yang diukur pada ekspirasi lengkap
yang dilakukan secara perlahan setelah atau
4. Kesehatan masyarakat : survei epidemiologis (skrining penyakit obstruktif dan restriktif)
menetapkan standar nilai normal dan penelitian klinis.
Kontraindikasi Spirometri terbagi dalam kontra indikasi absolut dan relatif. Kontraindikasi
absolut meliputi: Peningkatan tekanan intrakranial, space occupying lesion (SOL) pada otak,
ablasio retina, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam kontraindikasi relatif antara lain:
hemoptisis yang tidak diketahui penyebabnya, pneumotoraks, angina pektoris tidak stabil, hernia
skrotalis, hernia inguinalis, hernia umbilikalis, Hernia Nucleous Pulposus (HNP) tergantung
derajat keparahan, dan lain-lain.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan


a. Fungsi Paru Normal
Hasil spirometri normal menunjukkan FEV1 >80% dan FVC >80%.

b. Obstructive Ventilatory Defects (OVD)


Gangguan obstruktif pada paru, dimana terjadi penyempitan saluran napas dan gangguan aliran
udara di dalamnya, akan mempengaruhi kerja pernapasan dalam mengatasi resistensi nonelastik
12
dan akan bermanifestasi pada penurunan volume dinamik. Kelainan ini berupa penurunan rasio
FEV1 :FVC <70%. FEV1 akan selalu berkurang pada OVD dan dapat dalam jumlah yang
besar, sedangkan FVC dapat tidak berkurang. Pada orang sehat dapat ditemukan penurunan rasio
FEV1:FVC, namun nilai FEV1 dan FVC tetap normal. Ketika sudah ditetapkan diagnosis OVD,
maka selanjutnya menilai: beratnya obstruksi, kemungkinan reversibelitas dari obstruksi,
menentukan adanya hiperinflasi, dan air trapping.
PEF: peak expiratory flow; RV:residual volume; TLC:total lung capacity.

Derajat Obstruksi % pred FEV1

Ringan 70–79% pred


Sedang 60–69% pred
Sedang-berat 50–59% pred
Berat 35–49% pred
Sangat berat < 35% pred

c. Restrictive Ventilatory Defects (RVD)


Gangguan restriktif yang menjadi masalah adalah hambatan dalam pengembangan paru dan akan
mempengaruhi kerja pernapasan dalam mengatasi resistensi elastik. Manifestasi spirometrik
yang biasanya timbul akibat gangguan ini adalah penurunan pada volume statik. RVD
menunjukkan reduksi patologik pada TLC (<80%).

LO 6 : Jenis-jenis Gangguan Fungsi Paru


Paru-paru memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh manusia sebagai organ pernapasan
dan sistem peredaran darah. Fungsi utama paru-paru yaitu sebagai organ respirasi, yang mana
sebagai pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen. Proses tersebut disebut dengan pernapasan
eksternal atau bernapas.
Selain itu, paru-paru memiliki fungsi lain, yakni untuk menukar oksigen dari udara dengan
karbon dioksida dari darah serta sebagai lapisan pelindung hati dari guncangan.Perlu diketahui,
jika semua jenis penyakit paru-paru bisa membahayakan kesehatan manusia dan menyerang
organ terpenting pada tubuh. Kira-kira apa saja macam-macam penyakit paru-paru yang bisa
diidap oleh seseorang,berikut informasinya yang perlu diketahui.
ASMA

Salah satu macam penyakit paru-paru yang cukup populer adalah Asma. Penyakit yang satu ini
akan terjadi karena radang paru-paru yang dapat menimbulkan rasa sesak nafas bagi para
pengidapnya. Biasanya serangan sesak nafas ditandai dengan pernafasan yang mengeluarkan
suara secara berulang-ulang. Asma sendiri memiliki beberapa tingkatan mulai dari tingkat rendah
sampai dengan asma yang berada pada tingkat tertinggi.

13
PNEUMONIA
Pneumonia atau yang biasa disebut juga dengan penyakit radang paru-paru, penyakit ini
termasuk dalam kategori yang cukup berbahaya, karena tidak hanya menular, tetapi bila tidak
segera diobati bisa menyebabkan kematian. Penyakit pneumonia bisa menyerang kaum dewasa
maupun anak-anak.

Penyakit pneumonia merupakan salah satu penyakit paru-paru basah yang disebabkan oleh
adanya peradangan di salah satu atau pada kedua bagian paru-paru. Penyebab utama infeksi
bakteri, sering kali dari jenis streptococcus pneumoniae. Gejala utama yang bisa dialami adalah
demam tinggi, batuk dahak berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

LEGIONNARIES
Penyakit legionnaries disebabkan oleh bakteri bernama legionella pneumophilia yang sering
ditemukan pada sebagian sumber air, khususnya pada saluran pipa ledeng dan dimanapun
lokasinya yang ada air yang menggenang. Pertumbuhan bakteri tersebut cukup cepat dan bisa
berkembangbiak di dalam air. Kebanyakan bakteri ini muncul saat musim hujan. Gejala
legionnaries mirip pneumonia atau radang paru-paru khususnya gangguan saluran napas. Namun,
legionnaries juga bisa mengalami diare, nyeri perut, atau ikterus.

PNEUMOTORAKS
Macam penyakit paru-paru lainnya, yakni pneumotoraks yang ada pada selaput paru atau yang
disebut pleura. Penyakit ini disebabkan karena satu atau kedua membran pleura tertembus dan
udara masuk ke dalam rongga pleura sehingga menyebabkan paru-paru mengempis. Penyebab
lain dari pneumotoraks adalah patah tulang rusuk dan luka dada. Biasanya, gejala yang terjadi
yakni dada sesak, nyeri, dan sesak napas.

TUBERKULOSIS
Penyakit paru-paru yang terakhir adalah Tuberkulosis. Penyakit ini termasuk yang cukup banyak
diidap oleh masyarakat, termasuk bisa menyerang anak-anak yang memiliki sistem imun yang
belum stabil. Gejala pada penyakit ini, yakni demam dan batuk terus-menerus, nafsu makan
menurun, dan tubuh yang melemah.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

15
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC

Anna Uyainah ZN2, Zulkifli Amin2, Feisal Thufeilsyah1

1Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

2Divisi Respirologi dan Perawatan Penyakit Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

http://www.respirologi.com/upload/file_1455185923.pdf

Harpreet Ranu, Journal Pulmonary Function Test. Available


:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3229853/) Accessed Agst 2017

Sherwood, Laurance. 2011. Fisiologi dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Miller MR. Standaritation of Spirometry. Available :


http://www.thoracic.org/statements/resources/pfet/PFT2.pdf Accessed Agst 2017

Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati, Ramadani
D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006

PAPDI.2006. Paduan Pelayanan Medik. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Santosa, Slamet. Joko Purwito, JahjaTeguh Widjaja. 2004. “Perbandingan Nilai Arus Ekspirasi
antara Perokok dan Bukan Perokok”. JKM Vol. 3 No.2.

http://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai