Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN SOAL

SISTEM MANAJEMEN IRIGASI

DOSEN PENGAMPU : NURFAIJAH S.TP.,M.Si

OLEH :
RIKI PRANINTA BANGUN
J1B116076
TEP-R001

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
1. Jenis jenis tanah dan pengellompokkan nya??
Jawab :

Tanah terbentuk dari pecahan-pecahan batuan induk yang berlangsung secara terus-
menerus akibat faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan ini, yaitu iklim,
organisme, topografi, dan waktu. Pecahan dari batuan induk itu berlangsung akibat
pelapukan dan penghancuran yang terjadi melalui proses-proses biologi, fisika dan
kimia.

Interaksi antara faktor-faktor pembentukan tanah akan menghasilkan tanah dengan


memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat
tanah inilah beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda.

Dalam tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survey dan pemetaan
tanah di indonesia, yakni tingkat kategori jenis (Great Soil Group). Klasifikasi jenis-
jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di
indonesia.

Ada banyak sistem klasifikasi di dunia, tetapi ada dua sistem yang terkenal,
yaitu sistem klasifikasi tanah USDA Soil Taxonomy (1975) dan sistem klasifikasi
tanah FAO/UNSECO (1970). Sistem klasifikasi tanah nasional yang dikembangkan di
indonesia semula dikembangkan oleh R. Dudal dan M. Soepraptohardjo (1957) yang
secara resmi dikeluarkan oleh lembaga penelitian tanah (LPT-Puspetan). Dalam
perkembangannya mengalami beberapa kali modifikasi (penyempurnaan sampai yang
terakhir yaitu dengan diterbitkannya Terms of Reference Tipe, pemetaan tanah 1980).
Kategori yang digunakan ada enam, berturut-turut dari kategori tertinggi hingga
terendah, yaitu; (1) golongan, (2) kumpulan, (3) jensi, (4) macam, (5) rupa, dan (6)
seri.
Pengklasifikasian jenis tanah :

1. Tanah Organosol (Tanah Gambut)

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai
ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena
adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa
sumatra, kalimantan dan papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan
karena derajat keasaman tinggi.

2. Tanah Aluvial

Jenis tanah ini masih terbilang muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya
berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu tanah
jenis ini banyak terdapat di daerah yang datar sepanjang aliran sungai.

3. Tanah Regosol

Untuk jenis tanah ini merupakan endapan dari abu vulkanik baru yang mempunyai butir
yang kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini terdapat di
daerah sumatra bagian timur dan barat, jawa, bali dan nusa tenggara.

4. Tanah Litosol

Untuk jenis tanah litosol ini merupakan jenis tanah yang berbatu-batu dengan lapisan
tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan yang beku yang belum
mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan
dilereng gunung dan pegunungan di seluruh indonesia.

5. Tanah Latosol

Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan
ketinggian tempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung
api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.

6. Tanah Grumusol

Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid
atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.

7. Tanah Podsolik

Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan
kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan
rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.
8. Tanah Podsol

Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah,
topografi pegunungan, misalnya di daerah kalimantan tengah, sumatra utara, dan papua
barat. Kesuburan tanah rendah.

9. Tanah Andosol

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkanik. Penyebaran di daerah beriklim
sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya
dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkanik pada ketinggian di atas 800 meter.
Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.

10. Tanah Mediteran Merah Kuning

Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah
beriklim subhunmid, topografi karst dan lereng vulkanik dengan ketinggian di bawah
400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di
daerah topografi karst disebut "Terra Rossa".

11. Tanah Hidromorf Kelabu

Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu
topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan
warna kelabu hingga kekuningan.

Anda mungkin juga menyukai