1
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah ....................................................................................... 3
B. Penyebaran ................................................................................ 3
C. Toksonomi .................................................................................. 3
D. Morfologi .................................................................................... 4
E. Siklus Hidup dan Habitat ............................................................. 5
F. Penyebab Penyakit ...................................................................... 7
G. Pencegahan ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok rhizopoda yang
bersifat pathogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba. Diare
seperti ini biasanya disertai dengan darah dan lender akibat
infeksi Entamoeba Histolytica.
3
Dengan mempelajari Entamoeba histolytica diharapkan kita
mampu
menekan terjadinya penularan infeksi Entamoeba histolytica.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah dari protozoa Entamoeba histolytica?
b. Seperti apa penyebaran penyakit dari Entamoeba histolytica?
c. Bagaimana bentuk toksonomi dari Entamoeba histolytica?
d. Bagaimana bentuk morfologi dari Entamoeba histolytica?
e. Di manakah habitat dari Entamoeba histolytica?
f. Seperti apa siklus hidup dari Entamoeba histolytica?
g. Apa penyebab dari penyakit yang di sebabkan oleh Entamoeba
histolytica?
h. Bagaimanakah cara pencegahan penyakit yang disebabkan
olehEntamoeba histolytica?
C. Manfaat
Bagi mahasiswa, makalah ini dapat digunakan
sebagai sumberuntuk belajar dan lebih memahami
mengenai Entamoeba histolytica.
4
BAB II
PEMBAHASAAN
A. SEJARAH
Entamoeba histolytica pertama kali ditemukan oleh Lösch (tahun
1875) dari tinja disentri seorang penderita di Leningrad, Rusia. Pada
autopsi, Lössch menemukan E.histolytica bentuk trofozoit dalam
ulkus usus besar, tetapi ia tidak mengalami
hubungan kausal antar parasit ini dengan kelainan ulkus tersebut.
B. PENYEBARAN
Penyebaran kosmoplolit ( seluruh dunia) tetapi banyak ditemukan
di daerah yang tropis dengan keadaan sanitasi lingkungan yang
kurang baik. Dalam suatu studi perbandingan pada tahun 1969
persentase sampel tinja yang positif untuk tropozoit dan atau kista
Entamoeba histilytica ialah 7% di bangkok, 10 % di Calcuta,India. 50%
di Meddelin (Colombia) dan 72% di San Jose (costa rica).
C. TOKSONOMI
Bentuk toksonomi dari E.histolytica adalah sebagai berikut ;
Kingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Sarcodina
Kelas : Lobosea
5
Ordo : Amoebida
Family : Endamoebidae
Genus : Entomoeba
Species : histolytica
D. MORFOLOGI
Bentuk morfologi dari E.histolytic adalah termasuk dalam kelas
Rhizopoda dalam Protozoa. Ada 2 bentuk dalam perkembangan
hidupnya yaitu, bentuk tropozoit dan bentuk kista.Bentuk tropozoit
Entamoeba histolytica dibagi menjadi 2 yaitu, bentuk histolitika dan
bentuk minuta.
6
– Pada kista muda terdapat kromatid dan vakuola
– Kista immatur: kromosomsausage-lik e
– Kista matang: 4 nukleus
7
bersama-sama tinja untuk membuat siklus hidup baru bila kista
tersebut tertelan oleh manusia.
Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:
8
mengering dapat bertahan sampai 12 hari. Bila air minum atau
makanan terkontaminasi oleh cyste E. histolytica, cyste akan masuk
melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi,
dinding cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus metacystic”
yang langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit muda
disebut “amoebulae”.
F. PENYEBAB PENYAKIT
1. persediaan air yang terpolusi
2. tangan infected food handler yang terkontaminasi
3. kontaminasi oleh lalat dan kecoa
4. penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
5. higiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi
tinggi, seperti asrama, rumah sakit, penjara, dan lingkungan
perumahan.
G. PENCEGAHAN
1. Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi
dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih
dengan air.
2. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
9
5. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin
diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak
yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan
berobat ke rumah sakit.
7. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala
sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang
lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh
bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka
sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.
10
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok rhizopoda yang
bersifat pathogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba.
Diare seperti ini biasanya disertai dengan darah dan lender
akibat infeksi Entamoeba Histolytica.
b. Saran
Agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh cacing ada
beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
2. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
3. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
4. Bila sudah terjadi infeksi cacing tambang maka penderita harus
segera di beri obat cacingan atau segera di bawa ke dokter untuk
tindakan lebih lanjut
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonum,2011, http://yavanava.blogspot.com/2011/01/entamoeba-
histolytica30.html diakses tanggal 19 maret 2019
12