Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang pantas kami


ucapkan kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah parasitologi dengan judul
"Entomoeba Histolytica". Untuk memenuhi tugas parasitologi dari
ibu Lesly Latumanuwy,S.Si.,M.Kes

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang


mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan


sumbangsih positif bagi kita semua.

Ambon 19 maret 2019


Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Manfaat ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah ....................................................................................... 3
B. Penyebaran ................................................................................ 3
C. Toksonomi .................................................................................. 3
D. Morfologi .................................................................................... 4
E. Siklus Hidup dan Habitat ............................................................. 5
F. Penyebab Penyakit ...................................................................... 7
G. Pencegahan ................................................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………………9
B. Saran……………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok rhizopoda yang
bersifat pathogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba. Diare
seperti ini biasanya disertai dengan darah dan lender akibat
infeksi Entamoeba Histolytica.

Entamoeba Histolytica, merupakan protozoa parasit anaerob,


bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E.
histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh
dunia. Banyak buku yang menyatakan bahwa 10% dari populasi
dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan
setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba
kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi
transit infeksi, tetapi tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata
untuk terjadinya penularan dari kedua hewan ini.

Entamoeba Histolytica, dapat menyebabkan penyakit infeksi


seperti penyakit usus amuba atau disentri amuba yang di sebabkan
oleh protozoa ini. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa ini
merupakan penyakit disentri parah dimana kontaminasi ini dapat
terjadidikarenakan sistem pembuangan air kotor dan tinja tidak
dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari makanan dan
minuman. Selain itu perilaku tidak mencuci tangan dengan
menggunakan sabun setelah buang air besar dan penanganan
makanan yang belum memenuhi aspek sanitasi makanan
menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa menginfeksi
host (manusia).

Adapun hostpes dari protozoa ini adalah manusia dan nama


penyakit yang disebabkan adalah amebiasis.

3
Dengan mempelajari Entamoeba histolytica diharapkan kita
mampu
menekan terjadinya penularan infeksi Entamoeba histolytica.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah dari protozoa Entamoeba histolytica?
b. Seperti apa penyebaran penyakit dari Entamoeba histolytica?
c. Bagaimana bentuk toksonomi dari Entamoeba histolytica?
d. Bagaimana bentuk morfologi dari Entamoeba histolytica?
e. Di manakah habitat dari Entamoeba histolytica?
f. Seperti apa siklus hidup dari Entamoeba histolytica?
g. Apa penyebab dari penyakit yang di sebabkan oleh Entamoeba
histolytica?
h. Bagaimanakah cara pencegahan penyakit yang disebabkan
olehEntamoeba histolytica?

C. Manfaat
Bagi mahasiswa, makalah ini dapat digunakan
sebagai sumberuntuk belajar dan lebih memahami
mengenai Entamoeba histolytica.

4
BAB II
PEMBAHASAAN

A. SEJARAH
Entamoeba histolytica pertama kali ditemukan oleh Lösch (tahun
1875) dari tinja disentri seorang penderita di Leningrad, Rusia. Pada
autopsi, Lössch menemukan E.histolytica bentuk trofozoit dalam
ulkus usus besar, tetapi ia tidak mengalami
hubungan kausal antar parasit ini dengan kelainan ulkus tersebut.

Pada tahun 1893 Quinche dan Roos


menemukan E.histolytica bentuk kista, sedangkan Schaudin (1903)
memberi nama spesies Entamoeba histolytica dan membedakannya
dengan ameba yang juga hidup dalam usus besar yaitu
Entamoebacoli.

Sepuluh tahun kemudian Walker dan Sellards di Filiphina


membuktikan dengan eksperimen pada sukarelawan bahwa
E.histolytica merupakan penyebab kolitis amebik dan E.coli
merupakan parasit komensal dalam usus besar.

B. PENYEBARAN
Penyebaran kosmoplolit ( seluruh dunia) tetapi banyak ditemukan
di daerah yang tropis dengan keadaan sanitasi lingkungan yang
kurang baik. Dalam suatu studi perbandingan pada tahun 1969
persentase sampel tinja yang positif untuk tropozoit dan atau kista
Entamoeba histilytica ialah 7% di bangkok, 10 % di Calcuta,India. 50%
di Meddelin (Colombia) dan 72% di San Jose (costa rica).

C. TOKSONOMI
Bentuk toksonomi dari E.histolytica adalah sebagai berikut ;
Kingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Sarcodina
Kelas : Lobosea

5
Ordo : Amoebida
Family : Endamoebidae
Genus : Entomoeba
Species : histolytica

D. MORFOLOGI
Bentuk morfologi dari E.histolytic adalah termasuk dalam kelas
Rhizopoda dalam Protozoa. Ada 2 bentuk dalam perkembangan
hidupnya yaitu, bentuk tropozoit dan bentuk kista.Bentuk tropozoit
Entamoeba histolytica dibagi menjadi 2 yaitu, bentuk histolitika dan
bentuk minuta.

 Contoh gambar dari Entamoeba histolytica


a. Bentuk histolitika
– Ukuran 20-40 µm
– Ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat
nyata
– Endoplasma berbutir halus, tidak mengandung
bakteri/sisa gandung sel eritrosit
dan inti enemobia.
– Berkembangbiak dengan pembelahan biner
– Patogen pada usus besar, hati, paru-paru, otak, kulit dan
vagina
b. Bentuk minuta
– Ukuran 10-20 µm
– Ektoplasma tampak berbentuk pseupodium dan tidak
terlihat nyata
– Endoplasma berbutir kasar, mengandung bakteri/sisa
makanan, mengandung inti entamoeba tetapi tidak
mengandung eritrosi
c. Bentuk kista
– Ukuran 10-20 µm
– Bentuk kista dibentuk sebagai bentuk dorman pertahanan
terhadap lingkungan
– Dinding kista dibentuk oleh hialin.

6
– Pada kista muda terdapat kromatid dan vakuola
– Kista immatur: kromosomsausage-lik e
– Kista matang: 4 nukleus

E. SIKLUS HIDUP DAN HABITAT


Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman
yang terkontaminasi oleh parasit tersebut, di lambung parasit
tersebut tercerna, tinggal bentuk kista yang berinti empat (kista
masak) yang tahan terhadap asam lambung masuk ke usus. Disini
karena pengaruh enzym usus yang bersifat netral dan sedikit alkalis,
dinding kista mulai melunak, ketika kista mencapai bagian bawah
ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat amoebulae.

Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan


membuat lesi di usus besar kemudian tumbuh menjadi trophozoit
dan mengadakan multiplikasi disitu, proses ini terutama terjadi di
caecum dan sigmoidorectal yang menjadi tempat habitatnya. Dalam
pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic yang
melisiskan jaringan disekitarnya kemudian jaringan yang mati
tersebut diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh amoeba tersebut.
Amoeba yang menginvasi jaringan menjalar dari jaringan yang mati
ke jaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba dapat memperluas
dan memperdalam lesi yang ditimbulkannya, kemudian menyebar
melalui cara percontinuitatum, hematogen ataupun lymphogen
mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan
amoebiasis di organ-organ tersebut.

Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat hematogen.


Setelah beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan
invasi dari parasit menurun juga dengan meningkatnya pertahanan
dan toleransi dari host maka lesi mulai mengadakan perbaikan.
Untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakan
encystasi, membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah
menjadi dua, akhirnya menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan

7
bersama-sama tinja untuk membuat siklus hidup baru bila kista
tersebut tertelan oleh manusia.

Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:

 Trophozoit — Precyste — Cyste — Metacyste-


Metacyste Trophozoit.

Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate


trophozoit) kadang tinggal di bagian bawah usus halus, tetapi lebih
sering berada di colon dan rectum dari orang atau monyet serta
melekat pada mukosa. Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing
juga dapat terinfeksi. Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um
bersifat monopodial (satu pseudopodia besar).

Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi


vakuola makanan termasuk erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari
hospes dan bakteria. Di dalam usus trophozoit membelah diri secara
asexual. Trophozoit menyusup masuk ke dalam mukosa usus besar di
antara sel epithel sambil mensekresi enzim proteolytik.

Di dalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah


menuju hati, paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling
sering diserang selain usus. Di dalam hati trophozoit memakan sel
parenkim hati sehingga menyebabkan kerusakan hati. Invasi amoeba
selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis sekunder atau ekstra
intestinal. Trophozoit dalam intestinal akan berubah bentuk menjadi
precystic. Bentuknya akan mengecil dan berbentuk spheric dengan
ukuran 3,5-20 um. Bentuk cyste yang matang mengandung
kromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen yang digunakan
sebagai sumber energi. Cyste ini adalah bentuk inaktif yang akan
keluar melalui feses.

Cyste sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu. Cyste dalam


air akan bertahan sampai 1 bulan, sedangkan dalam feses yang

8
mengering dapat bertahan sampai 12 hari. Bila air minum atau
makanan terkontaminasi oleh cyste E. histolytica, cyste akan masuk
melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi,
dinding cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus metacystic”
yang langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit muda
disebut “amoebulae”.

Amoebulae bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan


membelah diri asexual. Multiplikasi (perbanyakan diri) dari spesies
ini terjadi dua kali dalam masa hidupnya yaitu: membelah diri
dengan “binary fission” dalam usus pada fase trophozoit dan
pembelahan nukleus yang diikuti dengan cytokinesis dalam cyste
pada fase metacystic.

F. PENYEBAB PENYAKIT
1. persediaan air yang terpolusi
2. tangan infected food handler yang terkontaminasi
3. kontaminasi oleh lalat dan kecoa
4. penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
5. higiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi
tinggi, seperti asrama, rumah sakit, penjara, dan lingkungan
perumahan.

G. PENCEGAHAN
1. Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi
dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih
dengan air.
2. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.

9
5. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin
diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak
yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan
berobat ke rumah sakit.
7. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala
sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang
lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh
bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka
sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

10
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok rhizopoda yang
bersifat pathogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba.
Diare seperti ini biasanya disertai dengan darah dan lender
akibat infeksi Entamoeba Histolytica.

b. Saran
Agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh cacing ada
beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
2. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
3. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
4. Bila sudah terjadi infeksi cacing tambang maka penderita harus
segera di beri obat cacingan atau segera di bawa ke dokter untuk
tindakan lebih lanjut

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, https://www.msu.edu/course/zol/316/ehistax.htm, diakses


tanggal 19 maret 2019

Dwi,2011, http://dwipoenya.wordpress.com/2011/01/12/324/ diaks


es 19 maret 2019

Anonum,2011, http://yavanava.blogspot.com/2011/01/entamoeba-
histolytica30.html diakses tanggal 19 maret 2019

12

Anda mungkin juga menyukai