Anda di halaman 1dari 48

ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA

1. Nomor ICD : 047.0

2. Diagnosis : PERSALINAN PRETERM

3. Kriteria Diagnosis : Batasan :

• Berat badan lahir kurang dari 2500 gram, atau

• Bayi yang lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

Kriteria Diagnosis:

1) Subyektif : Pasien mengeluh adanya kontraksi uterus


seperti mau melahirkan sebelum kehamilan aterm.

2) Obyektit :

• Adanya kontraksi uterus minimal 2 kali dalam 10 menit

pembukaan lebih atau sama dengan 2 cm dan penipisan lebih

atau sama dengan 50 % dan ditemukan pembawa tanda (darah

campur lendir), atau

• Adanya pembukaan serviks yang bermakna yaitu : ada

kemajuan pembukaan yang diperiksa oleh pemeriksa yang

sama dalam selang waktu 2 jam.

4. Diagnosis Banding :

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi

6. Konsultasi : Dokter spesialis anak, dokter spesialis anesthesi Diperlukan

7. Perawatan RS :

8. Penatalaksanaan : 1) Tirah baring ke satu sisi

a. Sistitis.

b. Pielonefritis.

c. Bakteriuria asimptomatis.

d. Inkompetensi serviks, dll

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 1


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
2) Monitor kontraksi uterus dan denyut jantung janin.

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan klinis

c. Ultrasonografi (USG)

3) Cari kemungkinan penyebab terjadinya persalinan preterm

4) Tentukan umur kehamilan lebih pasti dengan :

5) Pemberian tokolitik pada prinsipnya diperlukan, tapi

dengan berbagai pertimbangan

a. Tokolitik tidak diberikan pada keadaan-keadaan:

• Adanya infeksi intra-uterin

• Adanya solusio plasenta,

• Adanya lethalfetalmalformation

• Adanya kematian janin dalam rahim (KJDR).

b. Keputusan pemberian tokolitik pada kasus-kasus Diabetus


Militus (DM), Hipertensi dalam kehamilan. Insufisiensi
plasenta dan dugaan adanya pertumbuhan janin terhambat
(PIT) harus dilakukan penilaian kesejahteraan janin terlebih
dahulu.

c. Pemberian Tokolitik dengan memakai:

• MgSO4 (Magnesium Sulfat).

• Nifedipin. Dosis awal 20-30 mg secara oral, lalu dapat


dilanjutkan 10-20 mg tiap 4-6 jam. Maksimal 120 mg
dalam 24 jam.

d. Pemberian Glukokortikoid pada umur kehamilan kurang dari


35 minggu :

• Deksametason 4 dosis 5 mg yang diberikan intra muskular


(IM) setiap 6 jam.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 2


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
KEBIDANA
• Betamethasone 2 dosis 12 mg yang diberikan IM setiap 24
jam

Glukokortikoid tidak boleh diberikan apabila ada tanda-tanda


infeksi. : :

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Prematuritas pada bayi

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi :-

17. Prognosis : Dubia

18. Tindak lanjut :-

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan.

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Standar

Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta, 2006

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 3


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : 048

2. Diagnosis : PERSALINAN POSTERM

3. Kriteria Diagnosis :

1) Diagnosis kehamilan post term ditegakkan apabila


kehamilan sudah berlangsung melebihi 42 minggu (294
hari).

2) Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat


menegakkan diagnosa kehamilan post term antara lain:

a. HPHT jelas.

b. Dirasakan gerakan janinnya pada umur kehamilan (UK)


16-18 minggu.

c. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu


dengan doppler, dan 19-20 minggu dengan fetoskop).il

d. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan


ultrasonografi pada umur kehamilan kurang dari atau
sama dengan 20 minggu e. Test kehamilan (urin) sudah
positip dalam 6 minggu pertama telat haid.

4. Diagnosis Banding :-

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi, NST

6. Konsultasi : Dokter spesialis anak

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 4


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
7. Perawatan RS : Diperlukan

8. Penatalaksanaan : Penatalaksanaan

Pada dasarnya penatalaksanaan kehamilan post term adalah

merencanakan pengakhiran kehamilan.

Cara mengakhiri kehamilan:

Cara pengakhiran kehamilan, tergantung dari hasil

pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian pelvik score

(PS).

1) Bila kesejahteraan janin baik (NST Baik).

a. PS lebih atau sama dengan 5. dilakukan drips oksitosin.

b. PS kurang dari 5, dilakukan pematangan serviks dengan


misoprostol 25mg per vaginam atau 50 ug per oral kemudian
dilanjutkan dengan drips oksitosin. Pematangan

serviks dapat juga dilakukan dengan pemasangan balonfolley


catheter yang dipertahankan selama 24 jam.

2) Bila kesejahteraan janin mencurigakan:

a. PS lebih atau sama dengan 5:

• Dilakukan oksitosin drip dengan pemantauan kardio


tokografi (KTG).

• Bila terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan


diakhiri dengan seksio sesaria (SC).

b. PS kurang dari 5 persalinan diakhiri dengan seksio sesaria

3) Bila kesejahteraan janin jelek, terdapat tanda-tanda


insufisiensi plasenta, dilakukan SC

4) Kehamilan dengan preeklampsia, PJT dan diabetes melitus


gestasi tidak boleh dibiarkan sampai melebihi 40 minggu

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 5


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : -

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Obstetri Dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : Tidak diperlukan

17. Prognosis : Dubia

18. Tindak lanjut :

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar

Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 6


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : 042.9

2. Diagnosis : KETUBAN PECAH DINI

3. Kriteria Diagnosis : Batasan

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban secara


spontan pada saat belum inpartu, bila diikuti satu jam kemudian tidak
timbul tanda-tanda awal persalinan.

Gejala Klinis/Diagnosis

1) Anamnesis:

a. Kapan keluarnya cairan, wama dan bau, apakah ada demam

b. Adakah partikel-partikel di dalam cairan (lanugo dan vernik)

2) Inspeksi : keluar cairan pervaginam

3) Inspekulo : bila falsafa manuver, fundus uteri ditekan atau bagian


terendah digoyangkan, keluar cairan dari ostium uteri intemum (OUI)

4) Pemeriksaan dalam :

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 7


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
a. Ada cairan dalam vagina.

b. Selaput ketuban sudah pecah.

Catatan :

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada KPD adalah :

1) Saat ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis

diketahui pasti kapan ketuban pecah.

2) Kalau anamnesis tidak dapat memastikan kapan ketuban


pecah, maka saat ketuban pecah adalah saat penderita masuk
rumah sakit (MRS)

3) Kalau berdasarkan anamnesis pasti bahwa ketuban sudah


pecah lebih dari 12 jam, dilakukan terminasi kehamilan.

4. Diagnosis Banding : -

5. Pemeriksaan

Penunjang : Pemeriksaan laboratorium :

a. Dengan lakmus, menunjukkan reaksi basa (perubahan


menjadi warna lakmus merah menjadi warna biru).

b. Mikroskopis, tampak lanugo atau vernik kascosa (tidak


selalu dikerjakan).

6. Konsultasi : Kalau ada penyakit penyerta

7. Perawatan RS : Diperlukan

8. Penatalaksanaan :

A. KPD Dengan Kehamilan Aterm.

1) Diberikan antibiotika prafilaksis, Ampisilin 4 x 500 mg


selama 7 hari atau golongan antibiotik bersprektrum luas
lainnya.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 8


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
2) Observasi temperatur tubuh setiap 4 jam, bila ada
kecenderungan meningkat lebih atau sama dengan 37,6° C.
segera dilakukan terminasi

3) Direkomendasikan untuk diterminasi secara pervaginam


atau SC

4) Bila temperatur tidak meningkat, dilakukan observasi


selama 8 jam. Setelah 8 jam bila belum ada tanda-tanda
inpartu dilakukan terminasi.
5) Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan
indikasi obstetrik
6) Bila dilakukan terminasi, lakukan evaluasi PS :

a. Bila PS lebih atau sama dengan 5, dilakukan induksi


dengan oksitosin drip.

b. Bila PS kurang dari 5, dilakukan seksio sesaria

7) Pada pasien yang tidak ingin diterminasi, informconsent


tentang risiko yang akan terjadi seperti korioamnionitis, gawat
janin, dan seksio sesarea

B.KPD Dengan Kehamilan Pre Term.

1) Penanganan Di rawat di RS

2) Diberikan antibiotika : Ampicillin 4 x 500 mg selama


7 hari atau golongan antibiotik bersprektrum luas
lainnya.

3) Untuk merangsang maturasi paru diberikan


kortikosteroid (untuk UK kurang dari 35 minggu):
Deksametason 6 mg 4 dosis setiap 12 jam secara
intramuskular. Atau Betamethasone 12 mg 2 dosis
setiap 24 jam secara intramuskular

4) Observasi di kamar bersalin :

a.Tirah baring selama 3x24 jam,selanjutnyamobilisasi


bertahap.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 9


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
b.Dilakukan observasi temperatur tiap 4 jam pada 24
jam pertama kemudian temperatur diperiksa tiap 6 jam,
bila ada kecenderungan terjadi peningkatan temperatur
lebih atau sama dengan 37,6° C, segera dilakukan
terminasi.

c. Dikerjakan pemeriksaan laboratorium setiap 3 hari.

5) Tata cara perawatan konservatif:

a. Dilakukan sampai janin viable

b. Selama perawatan konservatif, tidak


dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam

C. Dilakukan pemeriksaan USG untuk menilai


air ketuban:

• Bila air ketuban cukup, kehamilan diteruskan.

• Bila air ketuban kurang (oligohidramnion),


dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan.

d. Pada perawatan konservatif, pasien


dipulangkan pada hari ke-7 dengan saran
sebagai berikut :

• tidak boleh koitus. .

• tidak boleh melakukan manipulasi vagina


segera kemMAKASSAR ke RS bila ada keluar
air lagi

e. Bila masih keluar air, perawatan konservatif


dipertimbangkan dengan melihat pemeriksaan
lab. Bila terdapat leukositosis / peningkatan
LED lakukan terminasi

Terminasi Kehamilan:

1) Induksi persalinan dengan drip oksitosin.

2) Seksio sesaria bila prasyarat drip oksitosin tidak terpenuhi


atau bila drip oksitosin gagal.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 10


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : 1) Infeksi intrauterin.

2) Tali Pusat menumbung.

3) Kelahiran prematur.

4) Amniotic Band Sydrome (kelainan bawaan akibat ketuban pecah

sejak hamil muda).

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Dubia

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan alternatifnya,

resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar Pelayanan

Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 11


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : 016

2. Diagnosis : PREEKLAMPSIA RINGAN

3. Kriteria Diagnosis : Batasan:

Timbulnya hipertensi yang disertai protein urine setelah umur


kehamilan 20 minggu.

Gejala Klinis:

1) Hipertensi.

a. Tekanan darah sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg dan
kurang dari 160/110 mmHg.

b. Kenaikan tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 30 mmHg.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 12


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
c. Kenaikan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 15 mmHg
2) Proteinuria 0.3 gr/L dalam 24 jam atau secara kualitatif (+)

4. Diagnosis Banding : Hipertensi dalam kehamilan, Hipertensi kronis, Preeklampsi Berat

5. Pemeriksaan

Penunjang : Pemeriksaan Laboratorium :

- Darah lengkap

- Homosistein

- Fungsi hati ginjal

- Urine lengkap.

• Dilakukan fetalAssessment (USG dan NST)

6. Konsultasi : Kalau ada penyakit penyerta

7. Perawatan RS : Diperlukan

8. Penatalaksanaan :

1) Rawat Jalan (Pada Umur Kehamilan Kurang Dari 37 minggu)

a. Banyak istirahat (berbaring/tidur miring).

b. Diet biasa.

c. Dilakukan pemeriksaan fetalassessment (USG dan NST)


setiap 2 minggu.

d. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, homosistein,


urine lengkap, fungsi ginjal, gula darah acak.

e. Kunjungan ulang setiap 1 minggu.

f. proteinuria dirawat sebagai Jika terdapat peningkatan


preeklamsi berat

2) Rawat Inap :

a. Kriteria untuk rawat inap:

• Hasil fetal assesment meragukan atau jelek dilakukan terminasi

• Kecenderungan menuju gejala pre-eklamsia berat (timbul salah


satu atau lebih gejala pre-eklampsia berat).

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 13


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
• Bila dalam dua kali kunjungan tidak ada perbaikan (2 minggu).

b. Evaluasi/pengobatan selama rawat tinggal.

• Tirah baring total.

3) Evaluasi hasil pengobatan

Pada dasarnya evaluasi pengobatan dilakukan berdasarkan hasil


dari fetal assessment. Bila didapatkan hasil :

a. Jelek, dilakukan terminasi kehamilan.

b. Ragu-ragu, dilakukan evaluasi ulang NST kesejahteraan


janin,1 hari kemudian

c. Baik :

• Penderita dirawat sekurang-kurangnya 4 hari.

• Bila preterm penderita dipulangkan.

• Bila aterm dengan PS baik lebih dari 5 dilakukan terminasi


dengan oksitosin drip

d. Bila didapatkan keluhan subyektif seperti di bawah ini dirawat


sebagai preeklamsia berat :

• Nyeri ulu hati.

• Mata berkunang-kunang

• Irritable

• Sakit Kepala.

e. Bila umur kehamilan aterm (lebih dari 37 minggu) langsung


dilakukan terminasi kehamilan

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : -

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 14


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Tergantung kondisi penderita dan ada tidaknya penyulit

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan alternatifnya,

resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar Pelayanan

Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

1. Nomor ICD : 016

2. Diagnosis : PREEKLAMPSIA BERAT

3. Kriteria Diagnosis : Batasan

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan


timbulnya hipertensi lebih atau sama dengan 160/110
mmHg disertai protein uria pada umur kehamilan 20
minggu atau lebih.

Gejala Klinis:

Bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini :

1) Tekanan darah sistol lebih atau sama dengan 160

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 15


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
mmHg dan diastol lebih atau sama dengan 110
mmHg. Tekanan darah ini tidak turun walaupun ibu
hamil sudah dirawat dan menjalani tirah baring.

2) Proteinuria lebih dari 5 gram dalam 24jam atau


kualitatif +4+1H)

3) Oligouria, jumlah produksi urine kurang dari 500 cc


dalam 24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinin
darah.

4) Adanya keluhan subyektif :

a. Gangguan visus : mata berkunang-kunang

b. Gangguan serebral : kepala pusing

c. Nyeri epigastrium, pada kuadran kanan atas


abdomen

d. Hiper refleks.

5) Adanya sindroma HELLP(Hemolysis,Elevated


Liverenzyme, Low Plateletcount)

6) Sianosis

7) Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)

Diagnosis

1) Umur kehamilan 20 minggu atau lebih.

2) Didapatkan satu atau lebih gejala-gejala pre


eklampsia berat.

4. Diagnosis Banding : Hipertensi dalam kehamilan, Hipertensi kronis,

Preeklamsia Ringan Pemeriksaan Laboratorium

5. Pemeriksaan Penunjang : Darah lengkap Fungsi ginjal dan hati Urine lengkap

Produksi urine 24 jam

6. Konsultasi : Kalau ada penyakit penyerta

7. Perawatan RS : Pada ruang High Care Unit

8. Penatalaksanaan : A.Perawatan Konservatif

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 16


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1) Bila umur kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa
adanya tanda-tanda impending eklampsia atau
keluhan subyektif dengan keadaan janin baik.

2) Pengobatan dilakukan di kamar bersalin (selama 24


jam).

a. Tirah baring.

b. Infus ringer laktat yang mengandung 5% dekstrose,


60-125 cc/jam.

c. Pemberian MgSO4:

• Diberikan bila frekuensi pernafasan lebih dari 16


kali per menit, refleks patela positif, dan volume
urin minimal 30 mL per jam.

• Dosis awal, pemberian 4 - 6 gram intravenus


perlahan-lahan, 15-20 menit. MgSO, 20% 10 mL
diberikan IV perlahan-lahan

• Dosis pemeliharaan, 1-2 gram per jam. Dapat


diberikan Dektrose 500 mL ditambah MgSO: 40%
30 ml dengan tetesen 14 tetes per menit.

• Ingat harus selalu tersedia Calsium glukonas 10%


sebagai antidotum.

d.Diberikan antihipertensi, yang digunakan adalah :

• Bila sistole lebih atau sama dengan 180 mmHg atau


diastole lebih atau sama dengan 110 mmHg
digunakan injeksi satu ampul Clonidin yang
dilarutkan dengan 10 cc larutan. Mula-mula
disuntikkan 5 cc perlahan-lahan selama 5 menit, s
menit kemudian tekanan darah diukur, bila belum ada
penurunan maka diberikan lagi 5 cc iv. dalam 5 menit
sampai tekanan darah diastole normal, dilanjutkan
dengan Nifedipin 3 x 10 mg

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 17


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
• Bila tekanan darah sistole kurang dari 180 mmHg dan
diastole kurang dari 110 mmlig anti hipertensi yang
diberikan adalah Nifedipin 3 x 10 mg.

e. Dilakukan pemeriksaan laboratorium tertentu (fungsi


hati dan ginjal) dan jumlah produksi urine 24 jam

f. Konsultasi dengan bagian lain sesuai dengan indikasi.

3) Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di ruang


bersalin (selama 24 jam di ruang bersalin)

a. Tirah baring

b. Medikamentosa

c. Diet biasa

d. Dilakukan penilaian kesejahteraan janin (USG/NST)

4) Perawatan konservatif dianggap gagal bila:

a. Adanya tanda-tanda impending eklampsia (keluhan


subyektif)

b. Kenaikan progresif dari tekanan darah

c. Adanya sindroma HELLP

d. Adanya kelainan fungsi ginjal

e. Penilaian kesejahteraan janin jelek

5) Penderita boleh pulang bila :

Penderita sudah mencapai perbaikan dengan


tandatanda pre eklamspsia ringan, perawatan
dilanjutkan sekurang-kurangnya selama 3 hari lagi.

6) Bila keadaan penderita tetap.dilakukan pematangan


paru dilanjutkan dengan terminasi

B.Perawatan Aktif

1) Indikasi:

a. Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek

b. Adanya keluhan subyektif

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 18


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
c. Adanya sindroma HELLP.

d. Kehamilan aterm (lebih atau sama dengan 37 mg).

e. Apabila perawatan konservatif gagal.

f. Dalam 24 jam setelah pengobatan konservatif di


kamar bersalin tekanan darah tetap lebih atau sama
dengan 160/110 mmHg.

2) Pengobatan medisinal:

a. Segera rawat inap.

b. Tirah baring miring ke satu sisi.

c. Infus ringer laktat yang mengandung Dekstrose 5%


dengan 60-125 cc jam.

d. Pemberian anti kejang MgSO4 c. Pemberian Anti


Hipertensi Nifedipin 3 x 10 mg.

3) Pengobatan Obstetrik.

a. Terminasi dengan seksio sesaria setelah KU stabil.

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Eklampsia, Stroke, Edema Paru, Gagal ginjal. koma

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Tergantung kondisi penderita dan ada tidaknya penyulit


18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 19


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar

Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

1. Nomor ICD : 016

2. Diagnosis : EKLAMPSIA

3. Kriteria Diagnosis : Batasan

Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat


hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan
timbulnya kejang atau koma, di mana sebelumnya
sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklamsia
(Hipertensi, proteinuria).

Gejala Klinis:

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 20


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1) UKlebih dari 20minggu.

2) Tanda-tanda pre-eklamsia (hipertensi, proteinuria).

3) Kejang-kejang dan atau koma, saat persalinan atau


sampai 10 hari saat nifas

4) Kadang-kadang disertai dengan gangguan fungsi


organ

4. Diagnosis Banding : -

5. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium :

• Protein dalam air seni.

• Fungsi organ hepar, ginjal, jantung.

• Hemostasis.

6. Konsultasi :

7. Perawatan RS : Di Ruang Intensive Care Unit

8. Penatalaksanaan : Penatalaksanaan:

Prinsip pengobatan:

1) Menghentikan kejang-kejang yang terjadi dan


mencegah kejang-kejang ulangan.

2) Mencegah dan mengatasi komplikasi.

3) Memperbaiki keadaan umum ibu maupun anak


seoptimal mungkin.

4) Pengakhiran kehamilan / persalinan


mempertimbangkan keadaan ibu.

A.Obat-obat untuk anti kejang

1) MgSO protokol sama dengan pemberian Moso. pada


Pre Eklampsia berat, diteruskan sampai 24 jam pasca
persalinan atau 6 jam bebas kejang.

2) Syarat :

a. Refleks patela harus positip

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 21


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
b.Tidak ada tanda-tanda depresi pernapasan (respirasi
lebih dari 16 kali menit)

c. Produksi urine tidak kurang dari 30 cc/jam atau


150 cc/6 jam

3) Apabila ada kejang-kejang lagi. diberikan sekali saja


MgSo.. dan bila masih timbul kejang lagi maka
diberikan Pentotal 5 mg/kg berat badan/in.pelan-
pelan 4) Bila ada tanda-tanda keracunan. MgSO,
diberikan antidotum Kalsium Glukonas 10%, 10 cc
iv. pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.

B.Mencegah Komplikasi :

1) Obat-obat anti hipertensi, bila sistole lebih atau sama


dengan 180 mmHg atau diastole lebih atau sama
dengan 110 mmHg digunakan injeksi 1 amp.
Klonidin (lihat pre-eklamsia berat).

2) Diuretika, hanya diberikan atas indikasi :

a. Edema paru-paru

b. Kelainan fungsi ginjal (bila faktor pre-renal


sudahteratasi) diberikan Furosemid inj. 40 mg/im.

3) Kardiotonika, diberikan atas indikasi :

a. Adanya tanda-tanda payah jantung

b. Edema paru : diberikan digitalisasi cepat dengan


cedilanid

4) Antibiotika, diberikan Ampisilin 3 kali I gr iv.

5) Antipiretika, diberikan Xylomidon 2 cc/im dan atau


kompres alkohol.

C.Memperbaiki keadaan umum ibu

1) Infus RL Dextrose 5%

2) 02 4-6 lu mnt

3) Pemberian kalori (Dektrose 10%)

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 22


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
D.Perawatan Penderita dengan Koma:

1) Monitoring kesadaran dan dalamnya koma memakai


Glasgow - Pittsburg - Coma Scale

2) Pada perawatan koma, perlu diperhatikan pencegahan


dekubitus dan makanan penderita.

3) Pada koma yang lama, bila nutrisi tidak mungkin;


cukup diberikan dalam bentuk Naso Gastric Tube
(NGT)

E.Pengobatan Obstetrik:

Sikap terhadap kehamilan:

1) Sikap dasar adalah semua kehamilan dengan eklamsia


harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan
dan keadaan janin.

2) Bilamana diakhiri:

Sikap dasar adalah kehamilan diakhiri bila sudah


terjadi stabilisasi (pemulihan). Stabilisasi
hemodinamik dan metabolisme ibu dicapai dalam 4-
8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan di bawah
ini :

a. Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.

b. Setelah kejang terakhir

c. Setelah pemberian obat-obat antihipertensi


terakhir.

d. Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi).

3) Cara terminasi kehamilan dengan seksio sesaria 4)


Perawatan pasca persalinan:

a. Monitoring tanda-tanda vital dilakukan


sebagaimana lazimnya

b. Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah 24


jam persalinan

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 23


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Sangat tergantung end organ damage yang terlibat

11. Informed Consent

(tertulis) : -

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Prognosis eklampsia ditentukan oleh Kriteria Eden (tahun


1922)

1) Koma yang lama.

2) Nadi diatas 120 per menit.

3) Suhu diatas 103° F.

4) Desakan darah sistolik diatas 200 mmHg.

5) Kejang lebih dari 10 kali.

6) Proteinuria lebih 10 gr/liter, dan

7) Tidak ada edema. Bila didapatkan dua atau lebih

dari gejala tersebut, maka prognosis ibu adalah

buruk.

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar

Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 24


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : 044.1

2. Diagnosis : PLASENTA PREVIA

3. Kriteria Diagnosis : Suatu keadaan dimana insersi plasenta di segmen


bawah uterus (SBR) sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum pada kehamilan 28
minggu atau lebih.

Pembagian (Berdasarkan derajat penutupan OUT)

1) Plasenta previa totalis.

2) Plasenta previa partialis.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 25


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
3) Plasenta previa marginalis.

4) Plasenta letak rendah.

Gejala Klinis:

1) Kehamilan 28 minggu atau lebih dengan perdarahan


pervaginam yang sifatnya tidak nyeri,darah segar

2) Keadaan umum sesuai dengan banyaknya perdarahan


terjadi

3) Sering disertai dengan kelainan letak janin

4) Bagian terendah masih tinggi/tidak masuk pintu atas


panggul (PAP) Diagnosis:

1) Anamnesis :

Hamil 28 minggu atau lebih dengan perdarahan


pervaginam tanpa nyeri, berulang, merah
segar,berulang.

2) Gejala Klinis (lihat gejala klinis).

3) Menentukan letak plasenta.

a.USG, dilakukan dalam keadaan kantung kencing


terisi secukupnya

b.Menentukan asal perdarahan untuk


menyingkirkan kemungkinan yang bukan plasenta
previa (inspikulo). Dilakukan bila perdarahan
sudah berhenti

4. Diagnosis Banding : Solutio placenta, ruptur uteri, vasa previa

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi, darah rutin, faal koagulasi

6. Konsultasi : Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu.

7. Perawatan RS : Maternity ward

8. Penatalaksanaan : Semua penderita yang datang dengan perdarahan

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 26


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
antepartum tidak boleh dilakukan VT di VK kecuali
kemungkinan plasenta previa sudah disingkirkan dan
diagnosis solusio plasenta sudah ditegakkan

A. Penanganan Aktif

1) Tujuannya adalah segera melahirkan anak


(terminasi)

2) Indikasi :

a. Jika perdarahan merembes dan diagnose


sudah ditegakkan Plasenta Previa
langsung seksio sesaria dengan
memperhatikan keadaan umum ibu.
perbaikan keadaan umum dilakukan
dalam waktu relatif cepat.

b. Gawat janin, perdarahan aktif dan banyak


dengan evaluasi bertahap (perdarahan
profuse lebih dari 500 cc dalam 30 menit)

B. Perawatan Konservatif

1) Dilakukan pada bayi prematur (EFW


kurang dari 2500 gr dan atau umur
kehamilan kurang dari 37 minggu)
dengan syarat bayi hidup dengan
perdarahan sedikit/berhenti

2) Cara perawatan konservatif

a. Bedrest di kamar bersalin selama 3 X


24 jam dilanjutkan dengan mobilisasi
bertahap

b. Keadaan umum ibu diperbaiki, berikan


transfusi sampai H1B lebih dari 10gr%

c. Berikan kortikosteroid untuk maturitas


paru janin (menjaga kemungkinan
perawatan konservatif gagal), dengan
PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 27
ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
deksametasone 5 mg, 4 kali tiap 6 jam
bila UK <35 mgg

d. Observasi Hb setiap hari. tensi. nadi


denyut jantung janin, perdarahan
setiap 6 jam.

e. Perawatan konservatif gagal bila terjadi


perdarahan berulang (penanganan
aktif).

f. Penderita dipulangkan bila tidak terjadi


perdarahan ulang setelah dilakukan
mobilisasi.

g. Nasehat waktu pulang:

• Istirahat

• Dilarang koitus/manipulasi vagina.

• MRS bila terjadi perdarahan lagi.

• Periksa ulang (ANC) 1 minggu


kemudian

c. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG


persalinan direncanakan sebagai
berikut :

1) Bila plasenta menutupi oui, tunggu


sampai kehamilan aterm kemudian
USG ulang (dipertimbangkan) bila
hasil tetap, persalinan direncanakan
secara seksio sesaria.

2) Bila plasenta letaknya normal,


ditunggu inpartu, persalinan
diharapkan normal.

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Perdarahan, syok hipovolemic, DIC

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 28


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
11. Informed Consent : Perlu

(tertulis)

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Tergantung kondisi penderita

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia,

Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi,

Jakarta, 2006

1. Nomor ICD : 032.1

2. Diagnosis : PERSALINAN LETAK SUNGSANG

3. Kriteria Diagnosis :

Disebut letak sungsang apabila janin membujur dalam uterus


dengan bokong/kaki pada bagian bawah. Tergantung dari
bagian mana yang terendah, dapat dibedakan menjadi :

1) Presentasi bokong mumi

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 29


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
2) Presentasi bokong kaki

3) Presentasi kaki

Diagnosis:

1) Pemeriksaan Fisik

a. Palpasi

Leopold | : Kepala/ballotement di
fundus. Leopold II : Teraba punggung disatu
sisi dan bagian kecil disisi lain.

Leopold III-IV :Bokong teraba di bagian


bawah uterus.

b. Pemeriksaan dalam.

2) Pemeriksaan Penunjang:

Ultrasonografi, diperlukan untuk :

• Konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik


tidak jelas.

• Menentukan letak plasenta.

• Menentukan kemungkinan cacat bawaan.

4. Diagnosis Banding : -

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi

6. Konsultasi : Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu.

7. Perawatan RS : Labor Delivery Suite

8. Penatalaksanaan :
A. Waktu Hamil (Antenatal)
1) Pada umur kehamilan 28-30 minggu mencari
kausa.
a. USG:
• Plasenta previa.
• Kelainan kongenital.
• Kehamilan ganda.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 30


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
• Kelainan uterus.
b. Ukuran dan evaluasi panggul. Bila tidak
ditemukan kelainan, dilakukan perawatan
konservatif. Dan rencana persalinan lebih
agresif.
2) Bila hasil pemeriksaan USG tidak
menemukan kelainan, maka dilakukan
Knee chest position.
B. Waktu Persalinan

1) Persalinan pervaginam diberi kesempatan


asal tidak ada hambatan pada pembukaan
dilakukan dengan Manual aid

2) Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria


bila:

a. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar


dan berbahaya (disproporsi feto pelvik atau
Skor Zachtuchni Andros kurang dari 3)

Skor Zachtuchni Andros:

Parameter Nilai
D 1 2

Paritas Primi Multi


Pernahletak sungsang Tidak 1 kali 1 kali
PBB > 3650 gr 3629-3176 >3176
Usia kehamilan > 39 mg 38 mgg <37 mgg
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm

Syarat :

• ZA hanya berlaku untuk kehamilan aterm atau


pbb > 2500 gram

• Skor kurang dari 3 : persalinan perabdominal

• Skor 4: perlu evaluasi lebih cermat

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 31


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
• Skor 5 atau lebih : persalinan pervaginam

b. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.

c. Didapatkan distosia d. Umur kehamilan:

• Prematur (EFBW kurang dari 2.000 gr)

• Post date (umur kehamilan lebih dari: 42


minggu)

d. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan).


Riwayat persalinan yang lalu :

• BOH.

• HSVB.

e. Komplikasi kehamilan dan persalinan :

• Hipertensi dalam kehamilan.

• Ketuban Pecah Dini.

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : After Coming Head, Distosia kepala

11. Informed Consent (tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Tergantung kondisi penderita

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia,

Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi.

Jakarta, 2006
PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 32
ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : 045.9

2. Diagnosis : SOLUTIO PLASENTA

3. Kriteria Diagnosis :

Batasan :

Terlepasnya plasenta dari posisinya yang normal pada


uterus, sebelum janin dilahirkan. Difinisi ini berlaku
pada UK diatas 28 minggu atau berat badan janin 1000
gram

Gambaran khusus :

1) Gambaran klasik :

• perdarahan pervaginam,

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 33


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
• nyeri perut,

• kontraksi uterus

• dan perut kaku seperti papan (woodly hard)

2) Ciri perdarahan warna kehitaman.

3) Ciri nyeri perut

• tajam.

• besar dan

• berlangsung tiba-tiba (berbeda dengan his)

4) Keluhan lain mual, gerak menurun sampai hilang

5) Bila kehilangan darah banyak, bisa terjadi shock

6) Pemeriksaan palpasi, sulit teraba bagian-bagian janin

7) Pemeriksaan auskultasi, dij sulit didengar

8) Bisa terjadi gangguan hemostasis (35%)

Diagnosis :

1) Tanda dan gejala yang jelas baru terjadi pada solusio


plasenta yang sedang berat. pada yang ringan
seringkali tidak diketahui ante partum

2) USG tidak sensitif untuk diagnostik solusio plasenta


tetapi mampu menyingkirkan plasenta previa

3) Bila bekuan darah banyak, pada USG akan tampak


daerah hiperekoik dibundingkan dengan daerah
plasenta yang lain

Grading Solutio Placenta

Grade Deskripsi
0 Asimtomatis, ditemukan secara kebetulan,
adanya retro plasental clot yang kecil
1 Terdapat perdarahan pervaginari. Tetani uteri
positif, tidak ada gawat janin, ibu dalam
keadaan baik
2 Terdapat atau tidak perdarahan pervaginam,
tetapi ada tanda-tanda gawat Janin, ibu

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 34


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
masih dalam keadaan baik
3 Terdapat/tidak perdarahan pervaginam,
tetania uteri jelas, ibu syok, gawat janin
sampai mati, kagulopati

4. Diagnosis Banding : Placenta previa, ruptur uteri

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi, darah rutin, faal koagulasi

6. Konsultasi : Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu.

7. Perawatan RS : Maternity Ward

8. Penatalaksanaan : 1) Pada solusio plasenta grade 0-1 persalinan diusahakan

pervaginam dengan monitoring KTG.

2) Pada grade 2-3 persalinan dilakukan dengan SC.

3) Pada KJDR dilakukan amiotomi dilanjutkan dengan drip

oksitosin, persalinan harus terjadi dalam 6 jam.

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Perdarahan, syok hipovolemic

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Tergantung kondisi penderita

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 35


Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 36


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : Q00.9

2. Diagnosis : KEHAMILAN EKTOPIK

3. Kriteria Diagnosis : Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana ovum yang

dibuni berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak

normal; termasuk kehamilan servikal dan kehamilan kornual.

Gejala Klinis

1) Bervariasi.

2) Pada Kehamilan Ektopik yang belum terganggu:

• Terdapat gejala-gejala seperti kehamilan normal


yakni amenore, mual, muntah, riwayat tes
kehamilan positif dan lainnya. Pada pemeriksaaan
fisik didapatkan rahim membesar dan tumor di
daerah adneksa.

• Trias klasik yang sering didapatkan adalah


amenore, perdarahan, dan nyeri abdomen.

3) Kehamilan Ektopik Terganggu.

Disamping gejala-gejala di atas, didapatkan gejala-


gejala akut abdomen akibat pecahnya kehamilan
ektopik

4. Diagnosis Banding : Kista ovarium terpuntir, Appendicitis akut jika ada

keluhan nyeri perut kanan bawah.

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi

6. Konsultasi : Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu.

7. Perawatan RS : Maternity Ward

8. Penatalaksanaan : Lihat pada bagan di bawah

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Syok hipovolemic, syok sepsis

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 37


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

7. Prognosis : Dubia

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan

dan alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia,

Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi,

Jakarta, 2006

Diagnosis dan Penatalaksanaan

KEHAMILAN ΕΚΤΟΡΙΚ

Tidak terganggu Terganggu (Curiga KET)


(Observasi KE)

MRS, USG, Akut (KET) Kronik (Hemato

Obs 24 jam T/N/R/Keluhan/Hb Douglas Punctie cele)


(KP)

GS (+)
5 Intra Uteri

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 38


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
(GS (-) / PPT GS (+)
(-) 5 Intra Uteri

GS (-) / PPT
(+)

Bukan KE
Laparotomi/Proof Lap

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 39


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : N73.9

2. Diagnosis : PENYAKIT RADANG PANGGUL

3. Kriteria Diagnosis : Adalah penyakit peradangan organ genitalia diatas niveu

orifisium uteri internum; termasuk endometritis, miometritis,

pelvik selulitis, salpingitis, salpingo-oovoritis, pelvioperitonitis,

dan abses (abses tubo-ovarial dan abses kavum Douglasi).

Klasifikasi

1) Penyakit Radang Panggul.

2) Infeksi yang berhubungan abortus.

3) Infeksi pada masa nifas.

4) Infeksi pasca operasi.

5) Sekunder dari organ lain.

Gejala Klinik

1) Pemeriksaan Fisik.

a. Suhu meningkat disertai takikardia.

b. Nyeri suprasimfiser biasanya bilateral.

c. Rebound tendernes, dan

d. Dapat disertai menoragia, metroragia, dan ileus


paralitik.

2) Pemeriksaan Ginekologik.

a. Nyeri dan pembengkakan labia sekitar kelenjar

Bartholin

b. Lekore.

c. Perdarahan oleh karena endometritis.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 40


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
d. Nyeri di daerah para rektum.

e. Di daerah adneksa teraba massa bila terbentuk

abses, dan

f. Peradangan akut serviks.

g. Abses pecah memberikan gambaran khas yaitu nyeri


mendadak pada perut bagian bawah, mulai daerah
sekitar abses pecah menjalar ke seluruh dinding perut
yang mengakibatkan peritonitis generalisata, dan

h. Anemia dapat dijumpai pada abses pelvik yang telah


berlangsung beberapa minggu.

4. Diagnosis Banding : 1) Kehamilan Ektopik Terganggu.

2) Abortus septik.

3) Ruptur kista.

4) Apendisitis.

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi, darah rutin, vaginal swab, CT Scan abdomen,


MRI

6. Konsultasi : Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu.

7. Perawatan RS : Maternity ward

8. Penatalaksanaan :

A. Rawat jalan untuk Penyakit Radang Panggul

Derajat I.

1) Antibiotika:

a. Amoksisilin 3 gr x/hari selama 1 hari.

b. Dilanjutkan dengan 4 x 500 mg/hari/per oral


selama 7-10 hari

c. Atau golongan antibiotika berspektrum luas


lainnya

2) Analgetik.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 41


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
B. Rawat Inap untuk Penyakit Radang Panggul
Derajat II dan III.

1) Antibiotika.

• Ampisilin 4 x 1-2 gr/hari iv selama 5-7 hari.

• Gentamisin 5 mg/Kg BB/hari im/iv 2 x /hari


selama 5-7 hari.

• Metronidazole 1 g rektal supp 2 xhari selama 5-


7 hari

• Atau golongan antibiotika berspektrum luas


lainnya 2) Analgetik.

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : 1) Jangka pendek/segera: pembentukan abses,

peritonitis, peri-hepatitis, dan selulitis.

2) Jangka panjang: infeksi berulang, infertilitas,hamil


ektopik, dan nyeri kronis

11. Informed Consent

(tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Tergantung kondisi penderita

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar

Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, 2006

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 42


PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 43
ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
1. Nomor ICD : Q03

2. Diagnosis : ABORTUS

3. Kriteria Diagnosis : Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum viabel,

disertai atau tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Insiden

abortus + 10-15% kehamilan.

Klasifikasi

1) Menurut mekanisme terjadinya:

a. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi

dengan sendirinya, tanpa provokasi dan


intervensi.

b. Abortus provokatus adalah abortus yang


terjadi karena diprovokasi, yang dibedakan
atas: . Abortus provokatus terapeutikus, yaitu
abortus provokatus yang dilakukan atas
indikasi medis dengan alasan bahwa
kehamilan membahayakan ibu dan atau janin.
Abortus provokatus kriminalis, yaitu abortus
provokatus yang dilakukan tanpa indikasi
medis.

2) Menurut klinis:

a. Abortus Iminens.

b. Abortus Insipiens.

c. Abortus Inkomplit.

d. Abortus Komplit.

e. Abortus Habitualis.

f. Abortus Infeksiosus.

g. Missed Abortion

4. Diagnosis Banding :

5. Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi, tes kehamilan

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 44


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
6. Konsultasi : Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu.

7. Perawatan RS : Maternity ward

8. Penatalaksanaan :

A. Abortus Iminens

1) Gejala klinis:

a. Amenore.

b. Tanda-tanda hamil.

c. Perdarahan pervaginam.

d. Nyeri perut bagian bawah derajat ringan, dan

e. Vaginal toucher didapatkan osteum uteri tertutup dan


tinggi fundus uterus sesuai dengan umur kehamilan

2) Penatalaksanaan :

a. Rawat jalan.

b. Banyak istirahat, hindari hubungan seksual.

c. Medikamentosa (kalau perlu):

• Penenang: Luminal, Diazepam. Diazepam 3


kali 2 mg, per oral selama 5 hari atau Luminal
3 kali 30 mg.

• Tokolitik: Papaverin 3 X 1 tablet

• Plasentotrofik: Allylesterenol 10 mg, 3 kali 1


tab.

d. Bila penyebab diketahui maka dilakukan terapi


terhadap penyebab.

e. Pada kasus tertentu seperti abortus habitualis dan


riwayat infertilitas dilakukan rawat inap.

B. Abortus Insipiens

1) Gejala Klinis:

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 45


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
a. Amenore.

b. Tanda-tanda hamil.

c. Perdarahan pervaginam banyak.

d. Nyeri perut bagian bawah derajat sedang berat, dan

e. Vaginal toucher didapatkan osteum uteri terbuka,


ketuban utuh, dan tinggi fundus uterus sesuai
dengan umur kehamilan.

2) Penatalaksanaan:

a. Perbaikan keadaan umum.

b. Umur kehamilan kurang dari 12 minggu dilakukan


kuretasi, lebih dari 12 minggu dilakukan oksitosin
titrasi dan kuretase.

c. Medikamentosa. Metil ergometrin 3 kali 5 mg per


oral selama 5 hari.

• Metilergometrin 3 kali 5 mg per oral selama 5

hari.

• Amoksisilin 3 kali 500 mg per oral selama 5 hari.

C. Abortus inkomplit

1) Gejala Klinis:

a. Amenore.

b. Tanda-tanda hamil.

c. Perdarahan pervaginam banyak.

d. Nyeri perut bagian bawah derajat berat, dan

e. Vaginal toucher didapatkan osteum uteri terbuka


teraba jaringan kehamilan dan tinggi fundus uterus
lebih kecil dari umur kehamilan.

2) Penatalaksanaan:

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 46


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
a. Perbaikan keadaan umum.

b. Kuretase dengan atau tanpa digital plasenta pre


kuretase.

c. Medikamentosa.

• Metilergometrin 3 kali 5 mg per oral selama 5

hari.

• Amoksisilin 3 kali 500 mg per oral selama 5 hari.

D. Missed Abortion

1) Gejala Klinis:

a. Tanda-tanda kehamilan.

b. Perdarahan atau tanpa perdarahan pervaginam, dan

c. Tinggi fundus uterus sesuai/ lebih kecil dari umur


kehamilan.

2) Penatalaksanaan:

a. Persiapan evakuasi poliklinis dan periksa faal


hemostasis.

b. Evakuasi dengan D&C

E. Abortus infeksiosus

1) Gejala Klinis:

a. Amenore.

b. Tanda-tanda hamil.

c. Sering diawali oleh abortus provokatus.

d. Febris.

e. Perdarahan pervaginam.

f. Nyeri supra pubik, dan

g. Tinggi fundus uteri sesuai atau lebih kecil umur


kehamilan, nyeri tekan, osteum uteri terbuka atau
tertutup, dan flour panas dan atau berbau.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 47


ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANA
2) Penatalaksanaan:

a. Perbaikan keadaan umum.

b. Antipiretik injeksi 2 cc im.

c. Ampicilin 3 kalil . Gentamisin 2 kali 80 gr.


Metronidazol supp 3 kali I gr atau golongan
antibiotika berspektrum luas lainnya.

d. Kuretase dilakukan dalam tempo 6 jam bebas panas


atau dalam waktu 12-24 jam apabila panas tidak
turun.

9. Tempat pelayanan : SILOAM HOSPITALS MAKASSAR

10. Penyulit : Perdarahan, syok hipovolemic

11. Informed Consent (tertulis) : Perlu

12. Standar Tenaga : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

13. Lama Perawatan : Sesuai kondisi pasien

14. Masa Pemulihan : Sesuai kondisi pasien

15. Patologi : Tidak Perlu

16. Otopsi : -

17. Prognosis : Dubia

18. Tindak lanjut : -

19. Edukasi : Penjelasan tentang penyakit, rencana penanganan dan

alternatifnya, resiko dan komplikasi tindakan

20. Kepustakaan : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia,

Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi,

Jakarta, 2006.

PPK Siloam Hospitals Makassar 2018 48

Anda mungkin juga menyukai