Disusun oleh :
030.14.100
Pembimbing :
JOURNAL READING
Oleh :
030.14.100
Kepanitraan Klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala & Leher
Kota Tegal
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Heri Puryanto, MSc,Sp.THT-KL dr. Fahmi Novel, Sp.THT- KL, MSi. Med
i
Prevalensi Rhinitis Alergi pada Pasien dengan Rhinosinusitis Kronis
1
2 1 3
Mehdi Bakhshaee , Farahzad Jabari , Mohammad Mehdi Ghassemi , Shiva Hourzad , Russell
4 5
Deutscher , Kianoosh Nahid
1 Sinus
and Surgical Endoscopic Research Center, Ghaem Hospital, Faculty of Medicine, Mashhad University of Medical Sciences,
Mashhad, Iran.
2 Allergy Research Center, School of Medicine, Mashhad University of Medical Sciences, Mashhad, Iran.
3
Medical Student, Faculty of Medicine, Mashhad University of Medical Sciences, Mashhad, Iran.
ABSTRAK
Pengantar:
Bahan dan metode: Seratus pasien dengan tanda dan gejala CRS yang memenuhi
kriteria diagnostik endoskopi dan radiologis rinosinusitis kronik dipilih. Mereka
mengisi kuesioner dan menjalani skin test untuk alergen inhalan umum. Rinitis
alergik didiagnosis berdasarkan riwayat dan skin test positif.
Hasil: Usia rata-rata pasien adalah 34 tahun. Laki-laki sedikit lebih terlibat (54%).
Prevalensi polypoid dan rinosinusitis non-polypoid adalah 54% dan 46% masing-
masing. Gejala pasien yang paling umum adalah Rhinorhea (95%), penyumbatan
(94%), gangguan penciuman (63%), batuk (45%), halitosis (41%), kelesuan
(37%), dan telinga terasa penuh (36 %). Alergi terhadap setidaknya satu alergen
tercatat pada 64% pasien CRS yang lebih tinggi daripada populasi umum di
Masyhad, Iran dengan rinitis alergi (22,4%). Salsola adalah alergen yang paling
umum. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam reaksi alergi antara pasien
polypoid dan non-polypoid CRS.
Kesimpulan: Reaksi alergi ditemukan pada pasien CRS Iran dengan atau tanpa
poliposis jauh lebih tinggi daripada populasi umum di Masyhad dengan rinitis
alergi saja.
2
PENDAHULUAN
3
Bahan dan metode
Hasil
Seratus pasien, 54% pria dan 46% wanita, dengan rinosinusitis kronis
dimasukkan dalam penelitian ini. Subyek yang berusia 14 hingga 65 tahun,
dengan usia rata-rata 34,06 ± 12,32 tahun. Poliposis hidung terlihat pada 54% pria
dan 35% wanita didiagnosis dengan CRS.
4
gejala berikut: rhinorrhea (95%), sumbatan hidung (94%), gangguan penciuman
(63%), batuk (45%), halitosis (41%), kelesuan (37%) dan kepenuhan aural (36%).
Tabel 2. Polipoid prevalensi vs tidak ada polipoid CRS dan tingkat keparahannya.
Tipe CRS Frekunsi Persen
Non polypoid 46 46%
Polypoid total 54 54%
Parah 39 72,2%
Moderat 9 16,6%
Ringan 6 11,1%
Prevalensi alergi di antara subyek kami adalah 64% secara total, 67%
dan 60% pada pasien dengan atau tanpa poliposis masing-masing. Perbedaan ini
tidak signifikan secara statistik (P> 0,5). Juga tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam respon alergi antara pria dan wanita (P> 0,5) dan di antara kelompok usia
yang berbeda (P> 0,5). Alergen yang paling umum ditemukan adalah Salsola
(Tabel 3).
Tabel 3. Alergen yang paling umum di antara pasien dengan rinosinusitis kronis
Alergen Frekunsi
Pohon. mix 30%
Salsala 43%
Rumput 28%
Dermatophagoides. Ptronyssinus 14%
Dermatophagoides. Farinae 14%
Kecoa 10%
Aspergillus. mix 6%
Bulu. mix 3%
Altenaria 10%
Cat 4%
5
Asma adalah penyebab paling umum dari komorbiditas namun, 75%
dari kasus tidak menunjukkan adanya morbiditas. Komorbiditas lebih tinggi di
antara subjek yang didiagnosis dengan CRS polypoid dibandingkan dengan CRS
non-polypoid (masing-masing 37% dan 11%) (P <0,05). Polyposis lebih sering
terjadi pada perokok (P <0,05).
Diskusi
6
poliposis, seperti yang ditemukan oleh penelitian yang dilakukan di Italia.
Diyakini bahwa asma pada pasien CRS berat terkait dengan eosinofilia dari cairan
hidung. Ada hubungan yang kuat antara tingkat keparahan CRS dan prevalensi
asma. Polyposis juga secara signifikan lebih umum di kalangan perokok dalam
penelitian ini. Hasil yang sama dilaporkan oleh penelitian yang dilakukan di AS.
Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
8
allergy and inflammation markers.Medicina (Kaunas). 2008;44(4):257-65
12. Wytske Fokkens, Valerie Lund, Joaquim Mullol, on behalf of the European
Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps group. 2007
14. Fereidouni M, Hossini RF, Azad FJ, Assarehzadegan MA, Varasteh A. Skin
prick test reactivity to common aeroallergens among allergic rhinitis patients in
Iran. Allergol Immunopathol (Madr). 2009 Mar-Apr;37(2):73-9. Erratum in:
Allergol Immunopathol (Madr). 2009 Jul-Aug; 37(4):222
17. Houser SM, Keen KJ. The role of allergy and smoking in chronic
rhinosinusitis and polyposis. Laryngoscope. 2008 Sep; 118(9):1521-7.