Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kemala Putri Kartika

NIM : 21703022
Kelas : Reguler A

KOMPONEN PENYAKIT DBD

A. PENYEBAB DBD
Virus dengue termasuk grup B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) merupakan virus
RNA untai tunggal, genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4.
Termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali yaitu 35-45 m. Struktur
antigen ke- 4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap
masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Variasi
genetik yang berbeda pada ke- 4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe,
tetapi juga di dalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya.
Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 2,6-11,0%
pada tingkat nukleotida dan 1,3-7,7% untuk tingkat protein. Perbedaan urutan nukleotida
ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologik dan antigenitasnya.

Virus dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein
struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E),
protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein,
sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-
1 sampai dengan NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein
struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM
dan C. Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1.

DHF sinonim dengan penyakit DBD. Sesuai dengan penyebabnya adalah virus
dengue dan sampai saat ini terdapat 4 jenis (tipe) yang diistilahkan D1, D2, D3 dan D4
(Yatim F, 2004). Selain itu virus dengue termasuk dalam group B Arthropod Borne
Viruses (Arbovirosis), keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia dan bersifat termolabil yang disimpan lama dalam keadaan beku sampai -70°C.
Darah penderita yang disimpan lama pada suhu 50°C masih mempunyai peluang untuk
menular dalam beberapa hari. Penelitian di Indonesia menunjukkan dengue tipe 3
merupakan serotipe virus yang dominan yang menyebabkan kasus yang berat.

B. SUMBER PENULARAN
Virus dengue mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, binatang seperti
monyet, simpanse, kelinci, marmut, mencit, tikus dan juga hamster serta serangga
khususnya nyamuk. Binatang primata merupakan hospes alami virus. Viremia yang
timbul biasanya lebih rendah dan lebih pendek masanya, pada manusia masa viremia 2-
12 hari. Virus berkembang biak pada nyamuk dari genus Aedes. A. aegypti dan Aedes
albopictus merupakan dua genus yang paling penting karena luasnya penyebaran nyamuk
dan efisiensinya sebagai vektor. DBD merupakan penyakit tropis dan virus penyebabnya
bertahan dalam suatu siklus yang melibatkan manusia dan A. aegypti. A. aegypti adalah
sejenis nyamuk rumah yang lebih senang menggigit manusia di siang hari. Dengue
ditularkan oleh nyamuk A. aegypti betina, yang lebih menyukai untuk menyimpan
telurnya di dalam wadah yang berisi air bersih dan terletak di sekitar habitat manusia.

C. CARA PENULARAN
Ketika nyamuk sudah ‘bunting’ dan siap bertelur, mereka akan mencari tempat yang
terdapat air, seperti bak mandi, dispenser, dan tempat-tempat lainnya yang berair. Kita
harus tahu kalau ternyata nyamuk aedes aegypti lebih suka berada di dalam rumah.

Nyamuk aedes aegypti saat bertelur tidak hanya menetap pada satu tempat,
melainkan ia berpindah-pindah pada setiap tempat yang berari. Kemudian telur itu akan
menetas menjadi jentik, dan nyamuk mengalami 4 kali ganti kulit jentik. Ketika nyamuk
sudah dewasa, sebenarnya nyamuk tidak akan langsung terbang, melainkan beristirahat
terlebih dahulu selama 17 jam. Biasanya, nyamuk akan mengincar tempat-tempat gelap
atau gantungan baju sebagai area istirahat. Maka dari itu, rumah kita harus bersih,
ventilasi harus bagus agar nyamuk bisa keluar. Setelah sayap nyamuk sudah kuat, dia
akan terbang untuk mengisap darah orang, Saat nyamuk mengisap darah orang melalui
gigitan, saat itu juga nyamuk menularkan virus DBD. Terlebih apabila sebelumnya
nyamuk telah mengisap orang yang terserang virus DBD. Kalau mengisap darah orang
pertama adalah orang yang sehat, maka tidak masalah, mengisap darah orang kedua bisa
saja selamat. Namun, kalau mengisap orang pertama yang sudah memiliki virus DBD,
maka sambil mengisap darah, nyamuk juga menyedot virus tersebut yang kemudian bisa
ditularkan pada orang lain.

Selain itu, penyebaran penyakit DBD juga bisa melalui transovarial, yaitu ditularkan
dari induk ke keturunannya. Dengan demikian, ketika nyamuk sudah dewasa, maka dia
sudah memiliki virus DBD.

Anda mungkin juga menyukai