Anda di halaman 1dari 15

BABI

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di kalangan masyarakat lokal ataupun mancanegara, Arsitektur merupakan
ilmu dan seni merancang bangunan. Seorang arsitek tentunya harus memahami
unsur serta komponen bagian dalam maupun luar bangunan dengan
memperhatikan fungsi serta kelayakan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan
juga dalam suatu perancangan adalah sistem utilitas pada bangunan tersebut yang
nantinya akan menunjang kenyamanan dan kemudahan para civitas.
Sistem utilitas merupakan kelengkapan fasilitas pada bangunan demi
terciptanya kenyamanan, keamanan, mempermudah pergerakan, dan
mempengaruhi kesehatan para civitas yang nantinya akan mendiami hunian
tersebut. Sistem utilitas pada bangunan nantinya akan mendukung aktivitas para
civitas, sehingga fungsi bangunan nantinya akan berjalan dengan baik.
Salah satu unsur dalam dan luar serta buatan dan alami pada bangunan ialah
sampah. Sampah adalah hal penting dalam menciptakan suatu hunian dan
kawasan yang ekologis. Hunian tidak dapat dikatakan ekologis apabila
pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi
kita semua untuk mengetahui sistem sampah yang ada pada bangunan, cara
pengelolaannya, serta dampak yang diakibatkan oleh sampah-sampah yang ada
pada bangunan. Sehingga nantinya, tercipta bangunan dengan lingkungan yang
bersih, sehat, dan tercipta kenyamanan tersendiri pada bangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENGELOLAAN SAMPAH

Utilitas bangunan merupakan suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang


digunakan untuk menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
kemudahan komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Dalam desain bangunan
harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan
desain yang lain seperti desain arsitektur, struktur, interior dan desain lain.

Sistem utilitas pada bangunan gedung terdiri atas sistem plambing dan sanitasi,
pencegahan kebakaran,pengudaraan/penghawaan, penerangan/pencahayaan, telepon,
CCTV dan sekuriti, penangkal petir, tata suara, transportasi dalam bangunan,
landasan helikopter, pembuangan sampah dan sistem alat pembersih bangunan.
Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan,
Pendaul-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah.
Pengolahan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Limbah sampah
merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang digunakan
untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran dan supermarket.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :
a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan
bagi lingkungan hidup.
B. SISTEM SAMPAH
Sistem sampah merupakan bagian dari bagian dari sistem utilitas bangunan.
Menurut Dwi Tangoro (Utilitas Bangunan, ( (UI Press) 2010), limbah sampah
merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang digunakan
untuk kegiatan-kegiatan tertentu, spserti pabrik, hotel restoran, super market, dan
perumahan. Dengan hasil buangan yang berupa limbah sampah yang kering maupun
yang basah, maka perlu diberikan tempat khusus yang merupakan gudang sampah
yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang dari bangunan
tersebut.

1. Sistem sampah yang diterapkan pada Perumahan

Berikut sistem sampah yang di terapkan pada Perumahan


a. Pewadahan
Pada pewadahan sampah pada tiap rumah pada Perumahan New Jimbaran
Residence, di kumpulkan dari bak-bak sampah kecil yang akan di
kumpulkan menjadi satu pada bak sampah utama, yang dimana nantinya
pada bak sampah utama akan di kumpulkan pada tps yang di sediakan
oleh perumahan.
b. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah pada Perumahan, pada bak-bak sampah
utama yang berada di setiap rumah akan diangkut menggunakan motor
sampah menuju kontainer sampah yang rencananya akan di letakan pada
lahan kosong yang berada pada utara perumahan.
c. Pengangkutan
Berikutnya pengangkutan sampah dari kontainer sampah yang ada di
angkut menggunakan truck sampah yang beroperasi pada sore hari,
mengangkut sampah yang telah di kumpulkan pada kontainer sampah, lalu
diangkut menuju TPA Suwung
d. Pengolahan dan Pembuangan Akhir
Selanjutnya pengolahan sampah pada TPA Suwung yang di kutip dari
Ngakan ( (hariharibaru.wordpress.com)pada tanggal 15 november 2015 ).
Sampah-sampah yang masuk pada TPA Suwung diolah dengan beberapa
metode, yaitu incenerate, open dumping, dan senetary landfill.

2. Komponen Sistem Sampah

Nama Jenis Bahan Panjang Lebar Tinggi Kapasitas


Kontainer Kontainer Sampah Alumunium300cm 180 120 6480 liter
Tong Sampah Tong Sampah Ruangan Plastik 30cm 30cm 35cm 31,5 liter
Tong Sampah Utama Plastik 55cm 57cm 108cm 338,5 liter
3. Contoh Layout Sistem Sampah
Perencanaan tata letak Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) berada
pada utara perumahan, yang mana merupakan tempat dekat dengan pintu
masuk perumahan. Peletakan TPS pada area tersebut dikarenakan agar truk
pengangkut sampah lebih mudah mengangkut sampah dan cepat dalam
pengangkutan sampah keseluruhan dari area perumahan. Berikut ini adalah
layout keseluruhan dan tata letak TPS pada perumahan:
4. Kapasitas
Berikut adalah kapasitas tampung tong sampah dan kontainer yang di gunakan
untuk menampung sampah sehari-hariya, menurut Ernst Neufert (Data Arsitek Jl.1
Edisi 33) ukuran kapasitas yang harusnya di gunakan untuk ruangan memiliki
panjang 30cm, lebar 30cm, dan tinggi 35cm yang memiliki kapasitas 31,5 liter.
Sedangkan untuk tong sampah umum memiliki dimensi, panjang 55cm, lebar 57cm,

dengan tinggi 108cm, yang memiliki kapasitas 338,5 liter

Dan untuk kontainer sampah pada skala perumahan, ukuran kontainer yang
digunakan memiliki dimensi: panjang 33 cm, lebar 180 cm, dan tinggi 120 cm
dengan kapasitas sampah yang dapat dikumpulkan/diwadahkan sebesar 6480 liter.
C. PROSES PERENCANAAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH

Sistem pengelolaan persampahan perlu direncanakan dengan sebaik mungkin


untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Di dalam penyusunan perencanaan,
ini perlu diperhatikan bagaimana kondisi yang ada serta peraturan perundanng-
undangan dan kebijakan bidang persampahan yang terkait.
Tahapan perencanaan persampahan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data, yang terdiri dari data kota dan rencana pengembangan
kota, dan data kondisi pengelolaan persampahan
2. Perumusan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan, yang
mencakup : strategi umum (teknis, kelembagaan, pembiayaan, pengaturan,
dan peran serta masyarakat); tujuan dan target penanganan; kriteria
perencanaan, strategi peningkatan pelayanan, dan strategi pembiayaan.
3. Perumusan Rencana Pengembangan Pengelolaan Sampah, yang terdiri atas
rencana daerah pelayanan; proyeksi kebutuhan pelayanan; rencana
pengembangan secara teknis; rencana pengembangan kelembagaan; rencana
pengembangan peraturan; rencana pendanaan; rencana pengembangan peran
serta masyarakat dan swasta.
4. Perumusan Rencana Tahapan Pelaksanaan, yang meliputi rencana jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang; rencana program; rencana
pembiayaan; dan sosialisasi.

D. PENGOLAHAN SAMPAH PADA BANGUNAN BERLANTAI


Salah satunya ialah dengan menggunakan 'Trash chute', biasanya ditanam di
dinding, tidak di luar dinding. Tetapi di beberapa negara, 'trash chute' ada di luang
dinding, untuk irit biaya : pemasangat dan ketebalan dinding.
Hampir semua hotel disana, baik hotel besar dan hotel kecil, cara pembuangan
sampah adalah dengan menggunakan 'trash chute' atau pipa pembuangan sampah.
Caranya sangat mudah, bahwa petugas kebersihan mengumpulkan sampah yang
sudah dipilah2 dan sudah dikemas dengan kantong sampah hitam, gembolan2
sampah tersebut langsung di 'buang' lewat 'trash chute' dan di paling dasar, akan
ditampung langsung ke tempat penampungan sampah besar dan setiap saat petugas
yang lain akan memindahkan gembolan2 sampah tersebut ke truk sampah untuk di
buang ke tempat penampungan sampah lingkungan.

Tetapi ternyata bukan hanya hotel saja yang mempunyai 'trash chute' saja.
Apartemen pun demikian, apalagi apartemen2 tinggi. Hasil sedikit risetku disana
waktu itu, hampir semua apartemen tinggi membangun 'trash chute'. Dan itu aku
alami ketika aku di dalm tim yang mengawasi pembangunan 2 buah apartemen
kembar, di dalamnya ada konsep pembuangan sampah dengan memakai 'trash
chute'.
'Trash chute' adalah konsep pembuangan sampah di sebuah gedung tinggi (
biasanya di apartemen atau hotel tinggi ) yang langsung di tempatkan ke bak
penampungan sampah. 'Chute' bukan hanya untuk sampah. Kadang2 dihotel
'mengirimkan' laundry ( biasanya untuk handuk ) dari atas langsing ke tempat
penampungan dan pencucian di basement ( biasanya ada di lantai basement ).
Gedung bertingkat merupakan sebuah karya arsitektur yang terbilang
kompleks, terutama pada sistem utilitasnya. Untuk itu, perlu perencanaan yang
matang sekali dalam utilitas gedung bertingkat. Salah satu yang akan dibahas
sekarang adalah utilitas sampah.
Arsitek minimal harus tau konsep utilitasnya dan alur yang akan digunakan
utuk sistem sampah pada bangunan. Sistem sampah merupakan salah satu kunci
untuk operasional bangunan. Jika sistem sampahnya kurang baik dapat merusak
citra bangunan dan menurunkan kualitas maupun harga sewa.
Maksud dan tujuan dari pembuangan disposal adalah untuk menjaga
keberishan dari ruangan. Sampah serta kotoran lainnya kalau dibiarkan akan
bertumpuk. Disamping menjaga dan memerbaiki lingkungan sekitar, juga dari segi
kesehatan serta kenikmatan dari penghuni suatu bangunan. Maka hal itu perlu
mendapat perhatian yang lebih serius untuk perencanaan sistem pembersihan
dalam suatu bangunan berlantai banyak.
Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu dipersiapkan :
 Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak ditempat-tempat
bagian service di setiap lantai, dan
 Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan/gudang dengan
dilengkapi kereta-kereta bak sampah.
Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari
beton/PVC/asbes dengan diameter 10” – 14”. Dinding paling atas diberikan lubang
untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman
sementara kalau terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut.
Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas :
 Kran air untuk pembersihan
 Sprinkler untuk mencegah kebakaran.
 Lampu sebagai penerangan, dan
 Alat pendingin untuk sampah basah supaya tidak terjadi pembusukan.
Sistem pembuangan sampah yang dibedakan berdasarkan jenis cair ataupun
padat, dapat dilakukan melalui 2 macam cara, yaitu :
1. Cara Pertama
Dikumpulkan secara horisontal, kemudian secara vertikal dikumpulkan
melalui lift barang, untuk kemudian dibuang keluar bangunan dengan truk
pengangkut sampah atau juga disimpang lebih dahulu disebuah ruangan
penyimpan tertentu, setelah cukup banyak baru diangkat/diangkut keluar bangunan
(Carry out sistem)
2. Cara Kedua
Disposal ditampung dengan suatu tempat/wadah kemudian dibuang pada
beberapa saluran (shaft) sehingga terkumpul menjadi satu pada wadah atau
ruangan atau boks penampungan dan akhirnya dibuang keluar bangunan dengan
menggunakan kereta-kereta bak penampungan sampah.
TUGAS V

SISTEM UTILITAS SAMPAH

OLEH
AHMAD JUNAEEDI
1221041001
S1/PTB

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018

Anda mungkin juga menyukai