Anda di halaman 1dari 26

BAB III

PROGRAM KERJA KMM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan KMM

Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) dilaksanakan di Rumah Sakit

Ortopedi (RSO) Prof. DR. R. Soeharso Surakarta pada tanggal 2 Januari 2018

- 31 Januari 2018. Rumah Sakit ini terletak di Jl. Jend. Ahmad Yani Pabelan

Surakarta. KMM dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang terbagi

menjadi beberapa bagian, antara lain: Satelit Farmasi Pusat (Sentral) dan

Satelit Rawat Jalan Eksekutif, Satelit Rawat Jalan Reguler, Satelit Farmasi

Rawat Inap (Bangsal), dan Gudang Medis. KMM dilaksanakan dengan

jadwal sesuai 5 hari kerja, yaitu setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul

07.00 – 15.30 WIB.

3.2 Tinjauan dan Profil Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta

1. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit, RSO Prof.

DR. R. Soeharso Surakarta merupakan rumah sakit khusus kelas A, yaitu

rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau

satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,

organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya. Jumlah bed Rumah Sakit

Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta seluruhnya adalah 150 bed.

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta juga termasuk


rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan

pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan

profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan

tenaga kesehatan lainnya.

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta merupakan

rumah sakit khusus yang didirikan pada tanggal 28 Agustus 1951 yang

dirintis oleh Prof. DR. R. Soeharso. Rumah sakit ini berdiri di atas tanah

seluas 103.000 m2 dengan luas bangunan seluruhnya 21.876.989 m2.

Rumah sakit ini pernah mengalami perubahan nama sesuai kebijakan dari

pemerintah yang berlaku saat itu.

Tahun 1978 dengan SK Menteri Kesehatan No. 139/MenKes/IV/78

tertanggal 28 April 1978, nama Lembaga Orthopaedi dan Prothese (LOP)

diubah menjadi RS Orthopaedi dan Prothese (RSOP). Rumah Sakit

Orthopaedi dan Prothese (RSOP) diresmikan pada tanggal 24 April 1987

dengan nama Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothese (RSOP) Prof. DR.

R. Soeharso. RSOP Prof. DR. R. Soeharso dengan SK Menteri

Kesehatan No. 511/MenKes/SK/VI/94 tanggal 8 Juni 1994 diganti

namanya menjadi Rumah Sakit Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta

dan ditetapkan sebagai pusat rujukan Nasional Pelayanan Ortopedi.

Rumah Sakit Ortopedi yang merupakan bagian dari Rehabilitasi

Centrum (RC) rintisan Prof. DR. R. Soeharso, pada waktu itu sangat

mendunia dan terkenal sampai Asia Tenggara serta mendapat perhatian

dalam dan luar negeri. Hal ini karena Rumah Sakit Ortopedi berhasil
melaksanakan konsep Pelayanan Rehabilitasi terpadu dibawah satu atap

atas pemikiran yang mendalam waktu itu yakni menangani penderita

cacat tubuh akibat perang. Dengan konsep ini mampu menolong

penderita cacat yang awalnya merasa tidak memiliki harapan menjadi

mempunyai masa depan, lebih percaya diri, mandiri dan dapat sederajat

dengan orang normal pada umumnya (sehingga konsep ini menjadi

tumpuan semua penderita cacat tubuh).

Rehabilitasi Centrum (RC) saat itu melaksanakan kegiatan

rehabilitas terpadu yaitu rehabilitas medik, Lembaga Pusat Rehabilitasi

Penderita Cacat Tubuh (LPRPCT) kemudian baru dibuka Lembaga

Orthopaedi dan Prothese (LOP) dan berikutnya diikuti dengan Akademi

maupun lembaga/yayasan dibawah naungan nama Prof. DR. R. Soeharso

yang akhirnya tergabung dalam “Paguyuban Lembaga Rehabilitasi Prof.

DR. R. Soeharso Surakarta” yang berjumlah 10 sebagai berikut :

a. Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD)

melaksanakan fungsi Rehabilitasi Sosial bagi penyandang cacat dari

seluruh Indonesia yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.

b. RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta melaksanakan fungsi

pelayanan kesehatan di bidang Ortopedi dan Rehabilitasi Medik

secara paripurna sesuai konsep yang berpedoman dari WHO.

c. Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) mengkhususkan untuk

pendidikan anak yang menderita cacat tubuh.


d. Yayasan Sheltered Workshop Solo untuk pelatihan keterampilan

persiapan kerja.

e. Pusrehabcat (Dorehabcat) yang memberikan pelayanan bagi

penderita cacat tubuh akibat perang saat itu.

f. Sekolah Perawat Fisioterapi yang akhirnya berubah menjadi

Akademi Fisioterapi, menyiapkan kader-kader pelatih fisik pasien

Ortopedi yang merupakan kesatuan dan pendukung dari Rehabilitasi

Medik Paripurna.

g. Yayasan Paraplegia diperuntukkan bagi pasien dan keluarga yang

menderita paraplegia yang tempat tinggalnya tidak memungkinkan

dilalui kursi roda (misal di pegunungan).

h. Yayasan Koperasi penderita cacat “Harapan” untuk paguyuban dan

usaha untuk meningkatkan kesejahteraan penderita cacat yang telah

mengikuti pelatihan dari Lembaga Pusat Rehabilitasi Penderita cacat

Tubuh (LPRPCT) yang sekarang berubah nama menjadi Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) yang berlokasi di Jebres.

i. Yayasan Pembinaan Olah Raga Penderita cacat diperuntukkan

bagipelatihan dan pembinaan mental lewat pembinaan olah raga,

yangdulu pernah mendunia dengan banyaknya penderita cacat

mengikuti turnamen olahraga dunia.

j. Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Masyarakat (PRSBM) berpusat di

Colomadu difokuskan untuk pelatihan dengan memberikan


kesadaran masyarakat masalah kecacatannya baik di daerah

setempat melalui Lembaga Kesehatan Daerah ataupun PRSBM.

Suroto Reksopranoto pada tahun 1946 pertama kali membuat alat

bantu Ortotik dan Prostetik yang sangat sederhana (dari bamboo) yang

merupakan cikal bakal/perintisan bengkel Protese di Indonesia yang

kemudian berkembang menjadi training center (ada BBRSBD waktu itu

LPRPCT berubah PRPCT).

Dalam perkembangannya lembaga dengan nama Prof. DR. R.

Soeharso ini berkembang secara dinamis terutama dalam hal ini RS

Ortopedi mengalami perkembangan yang cukup berarti setara dengan

perkembangan ilmu kedokteran, terutama menyangkut dalam pelayanan

ortopedi dan Rehabilitasi Medik Paripurna. Prof. DR. R. Soeharso

mengembangkan / mempelopori proses pelayanan Ortopedi dan

Rehabilitasi Medik secara paripurna sesuai dengan perkembangan

kedokteran waktu itu dan konsep WHO.

2. Visi dan Misi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta

a. Visi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta:

Menjadi Rumah Sakit Ortopedi unggulan dengan pelayanan prima

di ASEAN.

b. Misi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta:

1) Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi

terintegrasi pendidikan dan penelitian secara paripurna.


2) Mewujudkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis

yang sehat, efektif, efisien dan akuntabel.

3) Mewujudkan SDM yang professional, inovatif dan kreatif.

4) Mewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan.

3. Struktur Organisasi dan Personalia Rumah Sakit Ortopedi Prof.

DR. R. Soeharso Surakarta

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dipimpin

oleh seorang Direktur Utama yang berada di bawah Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia. Direktur Utama dibantu oleh Direktur

Medik dan Keperawatan, Direktur Umum SDM dan Pendidikan, serta

Direktur Keuangan. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran

nomor 1.

Adapun tugas masing-masing direktur adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama

Direktur Utama mempunyai tugas memimpin, menyusun

kebijakan pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi

pelaksanaan tugas Rumah Sakit dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Direktur Medik dan Keperawatan

Direktur Medik dan Keperawatan mempunyai tugas untuk

mengelola pelayanan medis dan keperawatan serta pelayanan medis

pada instalasi rawat jalan, rawat inap, bedah sentral, gigi mulut,

radiologi, laboratorium, gizi, fisioterapi, ortotik dan prostetik,


okupasi terapi, psikologi serta pekerja sosial medis, Instalasi

Farmasi.

Fungsi dari Direktur Medik dan Keperawatan adalah sebagai

berikut:

1) Menyelenggarakan penyusunan kebutuhan tenaga paramedis dan

non medis, alat, dan atau bahan untuk kebutuhan fasilitas

pelayanan medis dan keperawatan serta pelayanan penunjang

medis.

2) Menyelenggarakan penyusunan penyediaan fasilitas pelayanan

medis dan keperawatan serta pelayanan penunjang medis.

3) Mengkoordinasi pelaksanaan pelayanan medis dan keperawatan

serta pelayanan penunjang medis.

4) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian, penerimaan

pemulangan pasien.

5) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian penggunaan

fasilitas dan kegiatan pelayanan medis dan keperawatan serta

pelayanan fasilitas penunjang medis.

6) Menyelenggarakan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Direktur Medik dan

Keperawatan membawahi Bidang Pelayanan Medik, Bidang

Pelayanan Keperawatan, dan 11 instalasi yaitu Rawat Jalan, Rawat

Inap, Gawat Darurat, Rawat Intensif, Rehabilitasi Medik, Bedah


Sentral, Anestesi dan Renanimasi, Radiologi, Laboratorium, dan

Farmasi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bidang Pelayanan

Medik membawahi :

1) Seksi Pelayanan Rawat Jalan mempunyai tugas melakukan

penyiapan data kebutuhan tenaga keperawatan, paramedis non

keperawatan dan non medis serta melakukan penyiapan

pemantauan dan pengendalian mutu pasien pada semua instalasi

rawat jalan di bidang pelayanan medik.

2) Seksi Pelayanan Rawat Inap mempunyai tugas melakukan

penyiapan data kebutuhan tenaga keperawatan, paramedis non

keperawatan dan non medis serta melakukan penyiapan

pemantauan dan pengendalian mutu serta pengendalian pasien

pada semua instalasi rawat inap di bidang pelayanan medik.

c. Direktur Umum Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan

Direktur Umum, Sumber Daya Manusia (SDM), dan

Pendidikan mempunyai tugas mengelola kegiatan kesekretariatan,

kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan, pemeliharaan sarana rumah sakit, binatu, Kesling

dan K3 serta memberikan pelayanan kesekretariatan.

Fungsi dari Direktur Umum, Sumber Daya Manusia (SDM), dan

Pendidikan adalah :
1) Menyelenggarakan penyusunan program kegiatan umum,

kegiatan sumber daya manusia, kegiatan pendidikan dan

pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta kebutuhan

Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Binatu, Kesling dan

K3.

2) Membimbing pelaksanaan kegiatan umum, kegiatan pendidikan

dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pemeliharaan

sarana rumah sakit, binatu, serta Kesling dan K3.

3) Mengkoordinasikan dan memberikan pelayanan umum.

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan penyediaan seluruh kebutuhan

sumber daya yang diperlukan rumah sakit.

5) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan umum,

kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, pemeliharaan sarana rumah sakit, binatu, dan

Kesling dan K3.

Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

ketatausahaan, dan kerumahtanggaan serta kegiatan perencanaan

dan evaluasi. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut Bagian

Umum membawahi Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

serta sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi.

Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas

melakukan kegiatan surat menyurat, arsip, ekspedisi, dan pengadaan

serta melakukan urusan dalam kebersihan, keamanan, perlengkapan,


dan pergudangan non medis, tata usaha pengadaan barang dan jasa

serta pengelolaan asrama dan rumah dinas. Sub Bagian Perencanaan

dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan pengumpulan

dan pengolahan data, untuk kegiatan penyusunan program dan

evaluasi, koordinasi kegiatan penyusunan program dan melakukan

penyusunan laporan semua satuan kerja di lingkungan rumah sakit.

Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tugas

menyiapkan analisis kebutuhan kepegawaian, kesejahteraan

pegawai, analisis jabatan, analisis dan ketatalaksanaan, penyiapan

pelayanan informasi, publikasi, protokol, hukum, pemasaran sosial

dan perpustakaan. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

membawahi Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Hukum,

Organisasi dan Pemasaran.

Bagian Pendidikan dan Penelitian mempunyai tugas melakukan

bimbingan, melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta

penelitian dan pengembangan, sedangkan fungsinya adalah:

1) Melakukan bimbingan pelaksanaan penyusunan program

kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan.

2) Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan

pelatihan, penelitian dan pengembangan serta publikasi dan

perpustakaan.
3) Melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pendidikan

dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

4) Melakukan urusan ketatanegaraan dan kerumahtanggaan.

Bagian pendidikan dan pelatihan membawahi dua sub Bagian

yaitu Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Kesehatan serta Sub

Bagian Pendidikan dan Penelitian non Kesehatan. Bagian

pendidikan dan pelatihan bertugas menyiapkan bimbingan

pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengembangan yang bertugas

menyiapkan bimbingan pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan.

d. Direktur Keuangan

Direktur keuangan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan anggaran, perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, dan

mobilisasi dana.

Selanjutnya fungsi Kepala Bagian Keuangan adalah :

1) Melakukan penyusunan anggaran

2) Melakukan akuntansi dan verifikasi

3) Melakukan mobilisasi dana

Direktur keuangan membawahi bagian perbendaharaan dan

mobilisasi dana serta bagian akuntansi. Bagian pembendaharaan

dan mobilisasi dana membawahi Sub Bagian Penyusunan Anggaran,

Sub Bagian Perbendaharaan serta Sub Bagian Mobilisasi Dana.


Bagian Akuntansi membawahi Sub Bagian Akuntansi Keuangan

serta Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi.

Berikut ini merupakan uraian jenis pelayanan yang terdapat di

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta:

1) Klinik ortopedi yang melayani pemeriksaan lengkap kasus

tulang, sendi dan otot, pengegipan/ penanganan cidera tanpa

operasi, injeksi nyeri, dan operasi tanpa rawat inap/ mondok.

2) Klinik Ilizarov, merupakan pengembangan dari klinik ortopedi,

mengingat banyaknya pasien yang mengalami penyakit /

kecelakaan / jatuh / kejatuhan memungkinkan luka terbuka,

tulang remuk dengan tulang hilang, infeksi osteomylitis,

congenital sehingga terdapat hilangnya tulang / ada selisih

panjang tulang. Klinik ini memberikan alternatif pelayanan yang

mampu menjawab solusi tersebut, dimana permasalahan

hilangnya tulang (bone loss) yang menyebabkan adanya selisih

panjang tulang dapat dibantu diatasi dengan prosedur

pemasangan alat (ilizarov) untuk pemanjangan tulang.

3) Klinik tulang belakang yang melayani kelainan lengkungan

tulang belakang ke arah samping, penyebabnya tidak diketahui

(Idiopatik), kelainan bawaan (Congenital) dan gangguan otot

dan saraf (Neuromuskular).


4) Klinik neurologi yang melayani kelainan sistem saraf pusat

(kelainan otak, stroke, epilepsi, kelemahan anggota gerak) dan

kelainan sistem saraf tepi.

5) Klinik CTEV (Ortopedi Pediatri) yang merupakan bagian dari

klinik Pediatri-Ortopedi yang dimaksudkan secara khusus

menangani kasus Clubfoot atau kaki pengkor. Metode yang

digunakan adalah metode Ponseti yaitu metode penanganan

clubfoot yang sekaligus merupakan korelasi terhadap modalitas

terapi yang sudah ada, baik metode bedah maupun non-bedah.

6) Klinik onkologi ortopedi menangani tumor di bidang Ortopedi,

dengan berbagai penyebabnya yang luas, meliputi penyakit

kanker tulang primer & kanker tulang sekunder, serta tumor

jaringan lunak, yang memberikan pelayanan rawat jalan

maupun rawat inap. Layanan ini termasuk sub spesialis tersendiri

agar penanganan lebih komprehensif sehingga mampu

memberikan pelayanan terbaiknya.

7) Klinik gigi dan mulut, merupakan fasilitas yang dimiliki untuk

melakukan kegiatan diagnosa, pengobatan, perawatan,

rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan

kesehatan di bidang penyakit gigi dan mulut serta pelayanan

prothese gigi.

8) Klinik akupuntur, melayani pengobatan nyeri, rehabilitasi stroke

dan akupuntur kecantikan.


9) Klinik osteoporosis & geriatri, merupakan layanan terpadu untuk

para lansia yang beresiko mengalami osteoporosis dilengkapi

dengan pemeriksaan penunjang berstandar WHO untuk

memeriksa kepadatan tulang.

10) Klinik penyakit dalam, mengelola pasien baik rawat inap

maupun rawat jalan terutama yang akan dilakukan tindakan

operasi dengan permasalahan penyakit dalam. Jenis penyakit

yang ditangani misalnya hypertensi, diabetes mellitus, hepatitis,

TBC, paru-paru, gangguan kandung kemih, gangguan

pencernaan, dan lain-lain.

11) Klinik permasalahan perkembangan anak, melayani terapi

cerebral palsy, keterlambatan bicara dan perkembangan serta

autisme.

12) Instalasi gizi, merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

penyediaan, pengolahan dan penyaluran makanan, terapi gizi,

dan konsultasi gizi. Dalam memberikan pelayanan gizi atau

catering ini telah diberikan 3 klasifikasi menu, yaitu sederhana,

sedang, dan baik.

13) Instalasi radiologi, merupakan fasilitas untuk melakukan

pelayanan radiologi. Saat ini instalasi radiologi telah

memberikan pelayanan 24 jam.

14) Instalasi laboratorium, merupakan fasilitas untuk melakukan

pelayanan pemeriksaan klinik untuk keperluan diagnosa


penyakit dan kegiatan tranfusi darah. Saat ini instalasi

laboratorium telah memberikan pelayanan 24 jam.

15) Instalasi Rehabilitasi Medik yang terdiri dari:

a) Fisioterapi, merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pengobatan dan perawatan penyakit dengan memberikan

latihan gerak, aliran listrik, panas air, sinar, dan pemijatan.

Instalasi fisioterapi tersebut saat ini melakukan pelayanan

rawat jalan dan rawat inap di bangsal.

b) Okupasi terapi, merupakan terapi untuk membantu individu

yang mempunyai kelainan cacat fisik dan atau mental.

c) Ortotik dan prostetik merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan pelayanan teknis pengukuran, pembuatan,

pemasangan dan pemberian alat bantu pengganti anggota

tubuh.

d) Terapi Wicara, merupakan pelayanan untuk pasien anak

maupun dewasa dengan gangguan bahasa-wicara, gangguan

suara, gangguan irama kelancaran serta gangguan menelan.

16) Instalasi Rawat Intensif (ICU), yang dimaksudkan untuk

observasi perawatan bagi pasien. Difasilitasi dengan 6 bed yang

dilengkapi dengan kasur anti decubitus, central monitor dan

ventilator.

17) Instalasi farmasi, merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

peracikan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan dan bahan


kimia, penyimpanan dan alat kesehatan habis pakai, dan alat

perawatan.

3.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR.

R. Soeharso Surakarta

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R.

Soeharso Surakarta membentuk pelayanan farmasi Rumah Sakit dengan

tujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan bermutu Rumah Sakit Ortopedi

Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dimana farmasi Rumah Sakit bertanggung

jawab terhadap semua perbekalan farmasi yang beredar di Rumah Sakit.

Pelayanan farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang mengharuskan adanya

perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug

oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient

oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).

1. Tugas dan Fungsi IFRS Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta

Tugas pokok IFRS Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta adalah melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal,

profesional dengan memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi yang sesuai dengan standar

pengobatan dan formularium Rumah Sakit. Sedangkan fungsi IFRS Rumah

Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah:


a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

1) Pemilihan

2) Perencanaan

3) Pengadaan

4) Produksi

5) Penerimaan

6) Penyimpanan

7) Pendistribusian

b. Penggunaan obat dan alat kesehatan

1) Mengkaji instruksi penggunaan obat

2) Mengidentifikasi masalah dalam penggunaan obat dan alat

kesehatan

3) Mencegah dan mengatasi masalah dalam penggunaan obat dan

alat kesehatan

4) Memantau efektifitas dan keamanan

5) Memberikan pelayanan informasi obat dan konseling

2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Rumah

Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Struktur organisasi pada instalasi farmasi rumah sakit disusun dengan

tujuan agar tenaga kefarmasian dapat melaksanakan tugas dan fungsi sesuai

dengan tanggung jawab masing–masing sehingga dapat terwujud pelayanan

di bidang kefarmasian sesuai standar atau pedoman dan memenuhi

kebutuhan farmasi di Rumah Sakit.


Struktur organisasi IFRS Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta berada di bawah Direktur Medik dan Keperawatan. Wewenang

teratas (Kepala Instalasi) dipimpin oleh seorang kepala instalasi farmasi

yang diangkat dan dihentikan oleh pimpinan Rumah Sakit. Kepala IFRS

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 4 tenaga ahli di bidang

kesehatan yaitu Penanggung Jawab PMKP dan Akreditasi, Penanggung

Jawab Perbekalan Farmasi, Penanggung Jawab BHP dan Sarana Prasana

serta Penanggung Jawab SDM dan Pelayanan. Struktur organisasi IFRS

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personalia di Rumah

Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta yaitu:

a. Penanggung Jawab PMKP dan Akreditasi

1) Membuat laporan PMKP bulanan, semesteran dan tahunan

beserta data dukung atau data mentah yang dilengkapi

validasi, analisa dan usulan perbaikan

2) Membuat laporan kegiatan terkait akreditasi

3) Menyerahkan laporan-laporan tersebut kepada penanggung

jawab kegiatan paling lambat tanggal 5 tiap bulan berikutnya

b. Penanggung Jawab BHP (Bahan Habis Pakai)

1) Mengelola ketersediaan BHP Medis dan Non Medis


2) Mengelola efisiensi penggunaan BHP, termasuk dalam

mengontrol ketersediaan BHP agar tidak terjadi kekurangan

atau kelebihan, berdasarkan prinsip FIFO

3) Membuat laporan BHP Medis dan Non Medis bulanan,

semesteran dan tahunan

4) Menyiapkan perencanaan kebutuhan BHP Medis dan Non

Medis

5) Mengusulkan draf standar pemakaian BHP tiap tindakan di

masing-masing satuan kerja

c. Penanggung Jawab Sarana Prasarana

1) Menyiapkan data perencanaan kebutuhan, perbaikan, dan

pemeliharaan sarana prasarana

2) Bertanggung jawab atas kehandalan sarana prasarana

3) Membuat laporan dan melakukan monitoring perbaikan sarana

prasarana

4) Membuat laporan inventaris Barang Milik Negara (BMN)

d. Penanggung Jawab SDM dan Pelayanan

1) Mengatur kegiatan SDM secara berkala terkait : pengaturanjaga

atau shift, ijin, cuti

2) Memberi masukan kepada Kepala Instalasi tentang penilaian

kinerja

3) Membuat laporan kegiatan SDM dan menyampaikan ke Bagian

SDM melalui Kepala Satker


4) Monitoring kelancaran pelayanan

5) Mengelola penyelesaian complain

6) Mengelola kuisioner kepuasan pelanggan.

3. Pekerjaan Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi

Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

a. Pemenuhan kebutuhan farmasi untuk unit rawat jalan, rawat inap,

unitgawat darurat, dan kamar operasi.

b. Perencanaan perbekalan farmasi.

Perencanaan perbekalan farmasi meliputi pemilihan jenis, jumlah

dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran untuk menghindari kekosongan obat dengan metode yang

dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah

ditentukan. Pedoman dari perencanaan yaitu Formularium Nasional,

Formularium Rumah Sakit, data catatan medik, anggaran yang tersedia,

penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, rencana

pengembangan, data pemakaian periode yang lalu.

c. Pengadaan Barang Farmasi

Pengadaan barang farmasi merupakan kegiatan untuk

merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui

melalui pembelian, produksi, kerjasama dengan apotek luar atau

pembuatan sediaan farmasi.


d. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,

spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera

dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua

dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.

e. Penyimpanan perbekalan barang farmasi

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi,

bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai yang disusun secara alfabetis dengan menerapkan

prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)

disertai dengan system informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan

Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang

penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)

tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk

mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.

f. Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan / menyerahkan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari

tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan / pasien dengan

tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah dan ketepatan waktu.

g. Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai


Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai bila :

- produk tidak memenuhi persyaratan mutu,

- telah kadaluwarsa

- tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam pelayanan

kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dana tau

- dicabut izin edarnya

Adapun tahapan pemusnahan terdiri dari :

- membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan

- menyiapkan Berita Acara Pemusnahan

- mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada

pihak terkait

- melakukan pemusnahan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan

serta peraturan yang berlaku.

h. Penanganan Resep

Kegiatan penanganan resep meliputi : penerimaan resep, telaah

resep, pengelolaanresep, pemberian obat dan melayani resep pasien

umum dan pasien JKN.

i. Penyediaan informasi

Informasi yang diberikan meliputi informasi tentang aturan

penggunaan obat dan informasi lain yang diperlukan.


3.4 Program Kerja di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. SeoharsoSurakarta

1. Kegiatan KMM dalam Bidang Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi merupakan proses penyediaan

perbekalan farmasi sesuai kebutuhan Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr. R.

Soeharso Surakarta berdasarkan rencana pengadaan yang telah dibuat

dengan meninjau masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat,

mengidentifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis obat, serta

menentukan kriteria pemilihan tiap item obat untuk membentuk suatu

formularium Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr. R. Soeharso Surakarta.

Adapun kegiatan pengadaan yang dilakukan di Instalasi Logistik Medis

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel I. Kegiatan Pengadaan Perbekalan Farmasi

NO. KEGIATAN KETERANGAN


1 Penerimaan Barang Melakukan pemeriksaan pada penerimaan barang
(misalnya: surat perintah kerja, kontrak, surat kiriman
barang, faktur pengantar barang dan surat lainnya). Sebelum
menerima barang dilakukan pengecekan berdasarkan surat
pesanan oleh petugas meliputi pengecekan kebenaran
barang, kemasan barang, jenis dan jumlah barang serta
expired date (ED) barang datang. Barang dengan ED pendek
dapat diterima bila termasuk dalam barang yang fast moving
(perputaran barang cepat). Kemudian barang dicatat dalam
Buku Penerimaan dan Kartu Stok yang sesuai (dapat dilihat
pada lampiran nomor 3) kemudian barang disimpan di
Gudang Farmasi.
2 Penyimpanan a. Perbekalan farmasi yang tidak memerlukan kondisi
Perbekalan Farmasi penyimpanan tertentu disusun secara farmakologi dan
alphabetis, dibedakan berdasarkan jenis obat generik/
paten, dan bentuk sediaan. Untuk alat kesehatan disimpan
pada etalase tersendiri.
b. Obat yang memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu
dingin disimpan dalam lemari es, misalnya : suppositoria
dan ovula serta insulin pen.
c. Penyusunan perbekalan farmasi dibatasi sehingga tidak
akan merusak fisik barang dan dilakukan dengan sistem
kombinasi yakni First In First Out (FIFO) dan First
Expired First Out (FEFO) dengan memprioritaskan obat
dengan Expired Date (ED) mendekati batas akan
dikelompokkan tersendiri.
3 Distribusi perbekalan Distribusi perbekalan farmasi dilakukan pada instalasi di
farmasi lingkungan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso
Surakarta. Instalasi meliputi: Satelit Farmasi Sentral (Pusat),
Satelit Farmasi Reguler, Satelit Farmasi Eksekutif dan
Instalasi Rawat Inap (Bangsal).

2. Kegiatan KMM di Bidang Pelayanan Perbekalan Farmasi

Pelayanan perbekalan farmasi dapat meliputi pelayanan perbekalan

farmasi di Satelit Farmasi Pusat (Sentral), di Satelit Farmasi Reguler,

Satelit Farmasi Eksekutif dan Satelit Farmasi Rawat Inap. KMM dalam

bidang pelayanan perbekalan farmasi dapat dlihat pada tabel II.

Tabel II. Kegiatan Pelayanan Perbekalan Farmasi

Kegiatan Keterangan
Pelayanan 1. Pelayanan Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi Pusat
Perbekalan memberikan pelayanan farmasi bagi pasien IGD dan pasien
Farmasi operasi yang terdiri dari pasien umum dan pasien JKN
(jamkesmas dan askes). Adapun kegiatan yang dilakukan
pada instalasi farmasi pusat adalah sebagai berikut:
a. Menata serta merapikan perbekalan farmasi sesuai
tempatnya setelah dilakukan distribusi perbekalan
farmasi dari Instalasi Logistik Medis.
b. Melakukan perhitungan stok obat
c. Melayani resep yang datang dengan menyiapkan obat
sesuai resep dari IGD dan OK.
d. Menyiapkan perbekalan farmasi yang dibutuhkan depo
lain seperti instalasi rawat jalan atau rawat inap.
e. Menyiapkan dan mengisi kotak anastesi.
f. Mencatat konsumsi BHP pasien pada instalasi bedah
kedalam system komputer
2. Pelayanan Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi Reguler dan
Eksekutif. Satelit Farmasi Reguler memberikan pelayanan
farmasi bagi pasien rawat jalan JKN (jamkesmas dan askes)
serta umum (non-JKN). Sedangkan satelit farmasi rawat jalan
eksekutif memberikan pelayanan farmasi bagi pasien umum
atau non-JKN. Adapun kegiatan yang dilakukan pada intalasi
rawat jalan adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan obat dan alat kesehatan yang diperlukan
b. Membuat etiket obat, melakukan penyerahan obat dan
PIO, membuat copy resep bila diperlukan.
c. Menata dan merapikan perbekalan farmasi sesuai dengan
tempatnya.
d. Melakukan perhitungan stok obat, menulis kartu stok
obat.
e. Melakukan permintaan obat ke instalasi farmasi central
dan gudang medis.
f. Melakukan telaah resep, melakukan entry pembelian
obat untuk membuat nota penjualan.
3. Pelayanan Perbekalan Farmasi di Satelit Rawat Inap. Satelit
farmasi rawat inap memberikan pelayanan pada pasien rawat
inap yang ada di bangsal dan IGD. Pelayanan instalasi rawat
inap terdiri dari tiga kelas yakni bangsal Ceplok Sriwedari
(kelas I), Ceplok Kembang (kelas II), Parang Kusuma dan
Parang Seling (kelas III) serta kelas VIP yakni bangsal Sekar
Jagad. Adapun kegiatan yang dilakukan pada intalasi rawat
inap adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di
rawat inap
b. Melakukan rekonsiliasi obat kepada pasien rawat inap
yang baru masuk
c. Melakukan pengisian kartu catatan obat yang digunakan
pasien
d. Mengisi form status pasien
e. Melakukan UDD obat untuk pasien
f. Mengisi form UDD oral dan injeksi
g. Menyiapkan obat sesuai resep
h. Menyerahkan obat kepada pasien pulang dan
memberikan PIO serta konseling

Anda mungkin juga menyukai