Anda di halaman 1dari 32

KONSEP KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

Labels: Catatan Materi

Kelompok khusus

Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan


fisik, mental maupun social budaya dan ekonominya perlu
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan
dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri.

Perawatan kelompok khusus

Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang


ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan
kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah
tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat
kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang
ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada
kelompok – kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh
tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah
melalui proses keperawatan.

Tujuan
Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok


untuk dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak
terlalu tergantung kepada pihak lain.

Tujuan khusus

Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan


mereka dalam hal:

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan


kelompok khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe
kelompok.

2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan


yang mereka hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat
pada kelompok.

3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang


mereka hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun
bersama.

4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam


memelihara kesehatan mereka sendiri.

5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak


lain dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.

6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih


banyak berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri
mereka sendiri.

7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan


keperawatan dalam menunjang fungsi puskesmas dalam
rangka pengembangan pelayanan kesehatan mayarakat.

Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi –
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap kelompok khusus dan pelayanan kelompok khusus
dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui
melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan
anak balita atau terhadap kelompok – kelompok khusus
dengan cirri khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok
penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.

Pelayanan kelompok khusus di institusi

Pelayanan terhadap lembaga – lembaga social


kemasyarakatan yang menyelenggarakan pemeliharaan dan
pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu,
diantaranya:
*Panti wreda

*Panti asuhan

*Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, social)

*Penitipan balita

Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok


khusus di institusi meliputi:

Penghuni panti

Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan


terhadap masalah kesehatan dan umumnya merekalah yang
bermasalah baik secara individu maupun kelompok. Dalam
mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi
kesehatan lain maupun dengan petugas – petugas terkait.

Petugas panti

Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan


pelayanan penghuni panti dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi dan merekalah yang paling mengetahui.
Lingkungan panti

Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat

Dilakukan melalui kelompok – kelompok yang terorganisir


dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut
yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh
puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok khusus
masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap
kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita serta kelompok
lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

Klasifikasi
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan
permasalahan dan kebutuhan yang mereka hadapi,
diantaranya:
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang
memerlukan pengawasan akibat pertumbuhan dan
perkembangannya misal:

Kelp. Ibu hamil

Kelp. Ibu bersalin.


Kelp. Ibu nifas.

Kelp. Bayi dan anak balita.

Kelp. Anak usia sekolah.

Kelp. Usia lanjut.

Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan


pengawasan dan bimbingan,
diantaranya:

Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny.


Kelamin)

Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)

Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental,


social)

Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit


(WTS, penyalahgunaan obat &
narkotika, pekerja tertentu).

Ruang lingkup kegiatan.

Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya –


upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan
resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan yang terorganisasi
sebagai berikut:

*Pelayanan kesehatan dan keperawatan.


*Penyuluhan kesehatan.

*Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota


kelompok, kader kesehatan dan petugas panti.

*Penemuan kasus secara dini.

*Melakukan rujukan medic dan kesehatan

.
*Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat,
kader dan petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi
kelompok khusus.

*Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan


kepada petugas panti, kader kesehatan.

Prinsip dasar

Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok


khusus adalah:
*Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok
khusus dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

*Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan


tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.

*Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses


keperawatan secara konsisten dan berkesinambungan.
*Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan
dan kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan.

*Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap
kelompok khusus yang mempunyai masalah yang sama.
*Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti,petugas
panti, lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat
yang mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.

Tahap – tahap perawatan kelompok khusus

Tahap persiapan

*Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada


dimasyarakat dan jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi
yang ada disuatu wilayah binaan.

*Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal


pembinaan kelompok khusus terhdap institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok
khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat.

*Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di


panti /institusi melalui pengumpulan data.

*Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan


diinstitusi
*Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan institusi.

*Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data,


perumusan masalah dan prioritas masalah
kesehatan/keperawatan kelompok khusus melibatkan kader
kesehatan dan petugas panti
Tahap perencanaan

Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan


/keperawatan bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi)
dan kader kesehatan (yang dimasyarakat). Yang manyangkut:
Ø Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya,
kriteria hasil).
Ø Jadwal kunjungan
.
Ø Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan

Ø Dsb.

Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah


disepakati bersama, yang disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
Ø Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
.
Ø Pelayanan kesehatan dan keperawatan
.
Ø Penyuluhan kesehatan.

Ø Imunisasi.

Ø Penemuan khasus dini


.
Ø Rujukan bila dianggap perlu.

Ø Pencatatan dan pelaporan kegiatan


.
Tahap penilaian.

Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas criteria


yang telah disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan
berlangsung dan setelah kegiatan dilaksanakan secara
keseluruhan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS


Oleh : Joko Tri Haryanto, SKep.,Ns

DEFINISI
Kelompok khusus
Adalah sekelompok masyarakat atau individu o/k keadaan fisik, mental , social, budaya dan
ekonomi perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pely kes dan asuhan keperawatan,
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri.

Perawatan Kelompok Khusus


Adalah suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara
terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat
kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada
kelompok – kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan
pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

Tujuan Umum
Adalah untuk meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat
menolong diri mereka sendiri ( self care ) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai dengan
macam, jenis dan tipe kelompok
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan / kesehatan yg mereka hadapi
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam pemeliharaan kesehatan mereka
sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam pemeliharaan dan
perawatan diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan

Sasaran
1. Institusi – institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
2. Pelayanan kelompok khusus yang ada dimasyarakat

Pelayanan Kelompok Khusus di Institusi


1. Pelayanan terhadap lembaga – lembaga social kemasyarakata yang menyelenggarakan
pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu :
· Panti wreda
· Panti asuhan
· Pusat Rehabilitasi Anak cacat
· Penitipan Balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi adalah
meliputi :
· Penghuni panti
· Petugas panti
· Lingkungan panti

2. Pelayanan Kelompok Khusus di masyarakat


Dilakukan melalui kelompok – kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta
aktif masyarakat

Klasifikasi
Akibat pertumbuhan dan perkembangannya
· Kelompok ibu hamil
· Kelompok ibu bersalin
· Kelompok ibu nifas
· Kelompok bayi dan anak balita
· Kelompok anak usia sekolah
· Kelompok usia lanjut

Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
diantaranya adalah :
1. Penderita penyakit menular
· Kelompok penderita penyakit kusta
· Kelompok penderita penyakit TBC
· Kelompok penderita Aids
· Kelompok penderita Penyakit kelamin ( GO, Sypilis )

2. Penderita penyakit tidak menular


· Kelompok Penderita Penyakit DM
· Kelompok Penderita penyakit Jantung
· Kelompok penderita penyakit stroke

3. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi


· Kelompok cacat fisik
· Kelompok cacat mental
· Kelompok cacat sosial

4. Kelompok khusus yang mempunyai resiko terserang penyakit


· Kelompok wanita tuna susila
· Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
· Kelompok kelompok pekerja tertentu.

Ruang Lingkup Kegiatan


Mencakup upaya – upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif, melalui
kegiatan – kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut :
· Pelayanan kesehatan dan keperawatan
· Penyuluhan kesehatan
· Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan dan
petugas panti
· Penemuan kasus secara dini
· Melakukan rujukan medik dan kesehatan
· Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat.
· Alih teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas panti, kader
kesehatan.
Prinsip Dasar
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus
2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten dan
berkesinambungan.
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai
subjek maupun objek pelayanan.
5. Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kelompok
khusus
6. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti, lingkungan panti
bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama ke arah perilaku
sehat.

Tahap – tahap perawatan kelompok khusus


1. Tahap persiapan
· Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada di masyarakat dan jumlah panti atau
pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan.
· Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok khusus dan
khusus yang ada di masyarakat.
· Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti / institusi melalui
pengumpulan data.
· Menganalisa data kelompok khusus di masayarakat dan di institusi.
· Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan kelompok
khusus di masyarakat dan diinstitusi
· Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan masalah dan prioritas
masalah kesehatan / keperawatan kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan
petugas panti.

2. Tahap perencanaan
Menyangkut :
· Jadwal kegiatan
· Jadwal kunjungan
· Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan

3. Tahap Pelaksanaan
· Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
· Pelayanan kesehatan dan keperawatan
· Penyuluhan kesehatan
· Imunisasi
· Penemuan kasus dini
· Rujukan bila dianggap perlu
· Pencatatan dan pelaporan

4. Penilaian

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. A. Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu
sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok
sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan
dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat
mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut
(Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan


masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan
obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat
mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak,
2005).

1. B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan


serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)
untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi
keperawatan (Riyadi, 2007).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan


komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran
serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus
pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi
komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).

1. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

1. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

1. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

1. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.
Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien


2. Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
3. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

1. Masyarakat sebagai klien


Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang
bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan


kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang


berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan
kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak,
2005).

1. Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien
termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan
kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang
relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat
dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).

1. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
(Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat


digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).

1. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat


agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas
dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.
1. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

1. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.

1. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat
wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.

1. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

1. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)


Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka
menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang
perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang
telah didapat (Mubarak, 2005).

1. Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

1. Sebagai pembela (Client Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed
Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak,
2005).

1. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.

1. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim
kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya
membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang
akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

1. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)


Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu
instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang
sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

1. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

1. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua
anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).

1. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang
membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji
motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,
membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan


menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan
perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

1. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And


Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan
pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

1. KONSEP MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS


A. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme tersebut (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimal pula (Efendi, 1998).

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program


Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi.
Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008.

Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan
sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:

1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.


2. Mencuci tangan pakai sabun.
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4. Mengelola sampah dengan benar.
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah),
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang
lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Penyehatan air dan udara


2. Pengamanan limbah padat atau sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
1. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan
sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan,
2010), yaitu:

1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar


2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan
individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja
berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).
1. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. 1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan
pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).

Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:

1. Sanders Interactional Framework


Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal sebagai
model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:

1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)

2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)

3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

1. Kliens interactional framework


1) Masyarakat sebagai system social

a) Pola komunikasi

b) Pengambilan keputusan

c) Hubungan dengan system lain

d) Batas wilayah

2) Penduduk dan lingkungannya

a) Karakter penduduk (demografi)

b) Faktor lingkungan, biologi dan social

c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

1. Community assessment wheel (community as client model)


Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari
masyarakat itu sendiri (community core)
1) Community core (data inti)

Aspek yang dikaji:

a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas

b) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan

c) Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan

d) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama

2) Phisical environment pada komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode
winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas

3) Pelayanan kesehatan dan social

Pelayanan kesehatan :

a) Hospital

b) Praktik swasta

c) Puskesmas

d) Rumah perawatan

e) Pelayanan kesehatan khusus

f) Perawatan di rumah

g) Counseling support services

h) Pelayanan khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:

a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)

b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)

c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)

d) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan

e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan


4) Ekonomi

Aspek/komponen yang perlu dikaji:

a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT

@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga

% pendapatan kelas bawah

% keluarga mendapat bantuan social

% keluarga dengan kepala keluarga wanita

@rata-2 pendapatan perorangan

b) Karakteristik pekerjaan

@ status ketergantungan

JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th)

% yg menganggur

% yg bekerja

% yg menganggur terselubung

Jumlah kelompok khusus

@ kategori yang bekerja, jml dan %

5) Keamanan transportasi

a) Keamanan

- Protection service

- Kwalitas udara, air bersih

b) Transportasi (milik pribadi/umum)

6) Politik & Government

- Jenjang pemerintahan

- Kebijakan Dep.Kes

7) Komunikasi
- Formal

- In formal

8) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)

b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

9) Recreation

Menyangkut tempat rekreasi

Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)


Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang
pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan
pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara
perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan
masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka,
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga
pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,


perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan
adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya
membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi
dan Palpasi (Mubarak, 2005).

1. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai
berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

1. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).

1. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)

1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

6) Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

1) Sesuai dengan peran perawat komunitas

2) Jumlah yang beresiko

3) Besarnya resiko

4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5) Minat masyarakat

6) Kemungkinan untuk diatasi

7) Sesuai dengan program pemerintah

8) Sumber daya tempat

9) Sumber daya waktu

10) Sumber daya dana

11) Sumber daya peralatan

12) Sumber daya manusia

1. 2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian
diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).

1. 3. Rencana Asuhan Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi
perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain


sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
1. 4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum
digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:

1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan
diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada
iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)

1. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan
(Mubarak, 2009).

1. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan
pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun
(Mubarak, 2009).

1. Mampu dan mandiri


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).
1. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak
dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam
melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).

1. 5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
menurut Nasrul Effendi, 1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah


ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap

Konsep Keperawatan Komunitas


A. Pengertian
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

B. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA


(American Nurses Association)
1. Asumsi
Sistem pemeliharaan yang kompleks.
a. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
b. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek
penelitian.
c. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.
d. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.
2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif
berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
C. Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua
orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagaiconsumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.
D. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
E. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner,
cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita

Anda mungkin juga menyukai