Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MODUL 3

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Oleh : Nur Anisa (16160918010021)

Disusun Dalam Rangka Pemenuhan Tugas Akhir Modul 3 tentang Aplikasi Teori
Belajar dan Pembelajaran

PPG DALJAB TAHAP 3 UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memori atau ingatan adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga bisa
digunakan lagi pada masa yang akan datang. Para psikolog pendidikan mempelajari
bagaimana informasi disimpan dalam memori, bagaimana ia dipertahankan atau disimpan
dan bagaimana ia ditemukan atau diungkapkan kembali untuk tujuan tertentu di kemudian
hari. Memori membuat kita terasa berkesinambungan, tanpa adanya memori kita tidak
mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang sedang kita alami
sekarang.

Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Triliunan sel otak memiliki
fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh aspek fisik dan psikis
manusia, baik secara sadar maupun tak sadar. Kapasitas penyimpanan memori di dalam
otak jauh melebihi hardisk komputer terbesar sekalipun. Tapi sayangnya manusia tidak
mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak memungkinkan
menyimpan semua jejak ingatan dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan
menghilang.

Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak mampu mengingat apapun
mengenai pengalaman kita, maka kita tidak akan dapat belajar apa-apa. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadinya atau tidak

1
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada
di lingkungan sekitar.

Teori pemrosesan informasi didasari oleh informasi bahwa pembelajaran merupakan


faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi
kemudian diolah sehingga menciptakan suasana yang terencana, dan suasana
pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016). Teori kognitif juga berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Oleh karena itu, perlu menerapkan
model pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam
otak melalui beberapa indera.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.2.1 Bagaimanakah pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?

1.2.2 Bagaimanakah model pembelajaran pengolah informasi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar dapat memahami :

1.3.1 Pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia

1.3.2 Model pembelajaran pengolah informasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia

Informasi terus memasuki pikiran melalui indera kita. Sebagian ada yang tersimpan
dalam ingatan dan sebagian lagi ada yang menghilang dalam jangka waktu tertentu.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan kemampuan
kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Informasi yang telah diterima oleh otak manusia
akan disimpan menjadi ingatan. Ingatan setiap manusia berbeda-beda, ada yang hanya bisa
mengingat jangka pendek ada juga yang bisa mengingat untuk waktu yang sangat lama.
Pemrosesan iinformasi di dalam pikiran akan berlangsung terus menerus selama ada
informasi baru yang masuk dalam pikiran.

Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,


bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah :

a. Sensory Memory (SM)

Sensory Memory (SM) merupakan sel pertama kali informasi diterima dari luar yang
berlangsung dalam waktu yang pendek. Informasi yang diperoleh melalui panca indera
hanya mampu bertahan selama 1 atau 2 detik. Misalnya ketika anda melihat sesuatu
ketika berjalan, meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera
terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak
yang ditangkap indera penglihatan.

b. Working Memory (WM)

Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian
oleh individu. Karakteristik Working Memory adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi
hanya bertahan 15 detik tanpa pengulangan).

c. Short Term Memory (STM)

Adalah suatu memori berkapasitas terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30


detik. Jika informasi tidak diulang lagi dalam kurun waktu 30 detik, maka informasi pada
ingatan jangka pendek akan menghilang. Misalnya mengingat nomor telepon seseorang
atau kerabat.

3
d. Long Term Memory (LTM)

Adalah suatu proses informasi yang relatif permanen dan biasanya menetap dalam
ingatan individu tersebut. Misalnya dalam kasus ingatan selama bersekolah dulu, memori
mengenai pertemuan reuni dengan teman sekolah dan lainnya.

Stimulus yang masuk melalui pancaindera diterima oleh Sensory Memory. Sensory
Memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, sentuhan)
untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui
perhatian yang selektif informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memory jangka
pendek, sedangkan informasi yang tidak lolos perhatian dilupakan. Selanjutnya informasi
dicatat dan diberi kode untuk disimpan dalam memori jangka panjang.

Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor
telepon ditangkap oleh pancaindera (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atau
melalui mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindera
disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal terus menerus
dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali maka nomor tersebut akan disimpang dalam
memori jangka panjang (long term memory).

Penelitian pengolahan informasi menitikberatkan pada pelacakan dan pemberian urutan


operasi pikiran dan hasilnya yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif
tertentu (Anderson, 1980). Istilah pengolahan informasi mengandung pengertian adanya
pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang
mempersepsi, mengorganisasi dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
setiap hari dari lingkungan sekeliling.

Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung secara terus menerus selama


adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Begitu diterima, informasi diolah dalam
pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi.
Persepsi mengenai rangsangan bukanlah sesederhana penerimaan rangsangan, sebaliknya
hal itu melibatkan penafsiran pikiran dan dipengaruhi oleh pikiran kita, masa lalu,
pengetahuan, motivasi dan faktor lain.

4
2.2 Model Pembelajaran Pengolah Informasi

Teori pengolah informasi berbeda dengan belajar yang khas dalam tiga hal :

1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau duatu rancangan penelitian tertentu.

2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif

3. Derajat penekanannya pada soal belajar

Teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang pengetahuan tidak diterjemahkan


secara langsung untuk keperluan pelaksanaan kurikulum. Penerapannya dikelas cenderung
menggunakan suatu konstruk tertentu, konsep asas atau kaidah dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Soal-soal pelajaran di kelas oleh teori pengolah informasi ialah yang ada kaitannya
secara langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolan belajar di kelas, menurut teori ini
harus dicari tahu perbedaan antar individu. Kesiapan peserta didik untuk belajar dan
motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan
perspektif baru dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang
efektif.

Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berasal dari asumsi bahwa
memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpannya untuk dipelajari.
Hal yang esensial dari pembelajaran yang dapat dilakukan adalah:

a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus

Sistem memori manusia dpat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang
akan diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dpat dilakukan berkaitan dengan
memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara
lain:

1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih

2) mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu

b. Memperlancar mengkode

Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapkan emosi baru untuk
disimpan ke dalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki transformasi
informasi menjadi kode ringan untuk memudahkan mengingat kembali di waktu
kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean

5
yaitu dengan memberikan pengisyarat, elaborasi dan cara titian ingatan sebagai
pembantu untuk menyusun sandi, rancangan ini disebut bantuan berbasis
pembelajaran. Rancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi
terjadinya elaborasi yang dihasilkan peserta didik, rancangan ini disebut bantuan
berbasis peserta didik.

c. Memperlancar penyimpanan dan retrival

Siasat pengkodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat


kembali kelak. Irama bunyi, kata-kata pokok, citra visual dan semuanya memberikan
pengisyaratan untuk maksud retrival peserta didik dalam belajar. Proses pemunculan
kembali apa yang telah disimpan dlam ingatan dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Norman dan Bobrow (dalam Degeng,1989) mengemukakan dua tahap
dalam melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama adalah untuk menetapkan
informasi yang diinginkan (yang ingin dimunculkan dari ingatan). Tahapan kedua
adalah untuk penelusuran yang sebenarnya yaitu mencakup tindakan peninjauan
kembali struktur ingatan informasi-informasi yang terkait di dalamnya sampi
informaasi yang diinginkan didapatkan.

Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah


sebagai berikut :

a. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang sangat
besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar
dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik
yang mengikuti performa pembelajar

b. secara keseleruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama


pembelajaran berfungsi mendukung terjadinya pembelajaran.

6
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa pengolahan informasi


mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang
bersangkutan. Di dalam otak terdapat sistem memori atau sistem akal manusia yang
tersimpan yang disebut dengan ingatan. Dengan ingatan yang dimiliki, manusia dapat
menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi pengetahuan yang ada di dalam
memori yang berada di dalam otak.

Stimulus yang masuk melalui pancaindera diterima oleh Sensory Memory. Sensory
Memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, sentuhan)
untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui
perhatian yang selektif informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memory jangka
pendek, sedangkan informasi yang tidak lolos perhatian dilupakan. Selanjutnya informasi
dicatat dan diberi kode untuk disimpan dalam memori jangka panjang.

Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang


menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai