Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

Pengaruh lemak dan Karbohidrat pada metabolisme energy


Michael Waas
Progam Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
472016024
Outline :

A.Pendahuluan

 Apa itu metabolisme ?


 Peran Metabolisme di dalam tubuh

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana reaksi metabolisme Karbohidrat ?


 Bagaimana reaksi metabolisme Lemak ?
 Bagaimana Keterkaitan metabolisme karbohidrat dan lemak ?

B. Tujuan

 Mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat dan lemak pada metabolisme energy ?

C. Kajian Pustaka

 Metabolisme Energi pada saat puasa


 Perubahan kadar glukosa pada tikus

D. Kesimpulan

 proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di hepar/hati berfungsi: untuk


mempertahankan kadar gula darah. Sedangkan di otot bertujuan: kepentingan otot sendiri
dalam membutuhkan energi.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

Pengaruh lemak dan Karbohidrat pada metabolisme energy


Michael Waas
Progam Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
472016024

A. Pendahuluan

Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas
melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh
organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang
diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi
tersebut meliputi reaksi penyusunan energi ( anabolisme ) dan reaksi penggunaan energi
( katabolisme ). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang
lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat ( ATP ) diubah menjadi
energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain.

Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino, dan
asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti: sumber
energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara
membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari
protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. Hasil metabolisme tersebut
kemudian dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi,
menggangti jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb. Metabolisme adalah seluruh reaksi
biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam proses yaitu anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian).
Anabolisme adalah sintesis makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat dari
bahan- bahan yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat berlangsung tanpa adanya
masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP merupakan sumber energi
bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar
1
prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang
diperlukan oleh tubuh.

1 Hutagalung, Halomoan. 2004.Metabolisme Energi.Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

B. Kajian Pustaka
Seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar
oleh jaringan. Penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hati berespon
terhadap hal ini dengan memulai degradasi simpanan oksigen dan melepaskan glukosa dalam
darah. Pada awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok glukosa ke dalam darah
(glikogenolysis), tetapi simpanan ini terbatas. Walaupun kadar glikogen hati dapat meningkat
sampai 200-300 g setelah makan, hanya sekitar 80 g yang masih tersisia setelah puasa 1 malam.
Hati memiliki mekanisme lain untuk menghasilkan glukosa darah. Proses ini yang dikenal
sebagai glukoneogenesis yang menggunakan sumber-sumber karbon berupa laktat (glikolisis di
dalam sle darah merah), gliserol (lipolisis triasilgliserol adiposa), dan asam amino (pemecahan
protein otot). Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon untuk glukoneogenesis. Dari
simpanan energi makanan triasilgliserol jaringan adiposa yang berjumlah besar, hanya sebagian
kecil terutama gugus gliserol yang dapat digunakan untuk menghasilkan glukosa dalam darah.
Setelah beberapa jam puasa glukoneogenesis mulai menambah glukosa yang dihasilkan
glikogenolisis di hati. Bila puasa berlanjut, glukoneogenesis menjadi lebih penting sebagai
sumber glukosa darah. Setelah sekitar 30 jam berpuasa, simpanan glikogen hati habis dan
glukoneogenesis menjadi satu-satunya sumber glukosa darah. Pasokan minimal glukosa mungkin
diperlukan dalam jaringan ekstra hepatik untuk mempertahankan konsentrasi oksaloasetat dan
bentukan siklus asam sitrat. Disamping itu, glukosa merupakan sumber utama gliserol 3 fosfat
dalam jaringan yang tidak mempunyai energi gliserol kinase seperti jaringan adiposa.
Selama percobaan, tikus mengalami laju perubahan kadar glukosa darah berbeda-beda
menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan kadar glukosa darah
pada perlakuan awal, 18, 42, 66 dan 72 jam perlakuan (direcovery).Sehingga Uji lanjut
menunjukkan bahwa adanya perubahan kadar glukosa darah pada semua perlakuan, namun
demikian tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan penurunan kadar glukosa darah pada tikus kontrol dan tikus puasa makan pada 42,
66 jam perlakuan. Sedangkan pada tikus puasa minum terjadi penurunan kadar glukosa darah
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

pada 42 jam perlakuan. Pada 72 jam perlakuan (direcovery) terjadi peningkatan kadar
glukosa untuk semua perlakuan bahkan peningkatannya lebih tinggi dari perlakuan awal. Hal ini
disebabkan pada saat direcovery tikus telah di beri makan sehingga kebutuhan glukosa didapat
kembali dari pakan tersebut. Kadar glukosa darah tikus diamati pada perlakuan awal, 18, 42, 66
jam perlakuan dan 72 jam perlakuan (direcovery), sehingga dalam pengamatan didapat lima nilai
kadar glukosa untuk masing- masing kelompok tikus. Pengamatan dimaksudkan selain untuk
mendapatkan titik pengamatan yang memadai juga diharapkan kadar glukosa tikus turun sampai
sembuh yaitu nilai di bawah 200 mg/dl, kadar glukosa darah tikus didapatkan dengan cara
mengukur darah yang diambil dari ujung ekor tikus dengan alat glukometer. Kadar glukosa darah
yang sudah tercatat pada alat glukometer kemudian di tabulasi. 2

2 Herman,M.A,Peroni, O.D, Viloria,j,Schon M.R, Abumrad, N.A., Bluher, M.etal. 2012 may 19. A chrebp isoform in
adipose tissue regulates systemic glukosa metabolisme .
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

C. Pembahasan

3
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan .Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu.

Proses metabolisme karbohidrat yaitu sebagai berikut:

 Glikolisis

Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom C)
menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H),
sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan senyawa
berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses glikolisis,
setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP
(Rochimah, 2009). Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara
aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP
pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul
yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui
10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi.

3Chokkalingam K, Jewell K, Norton L, Littlewood J, van Loon LJ, MansellP,MacdonaldIA,TsintzasK2007High-fat/low-


carbohy- drate diet reduces insulin-stimulated carbohydrate oxidation but stimulates nonoxidative glucose disposal
in humans: an important role for skeletal muscle pyruvate dehydrogenase kinase 4. J Clin Endocrinol
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari skema tahapan glikolisis menunjukkan
bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu,
energy 4yang dihasilkan pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan
demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH (Rochimah, 2009).
Proses pembentukan ATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada tahapan glikolisis tersebut, enzim
mentransfer gugus fosfat dari substrat (molekul organic dalam glikolisis) ke ADP sehingga
prosesnya disebut fosforilasi tingkat substrat .

Karbohidrat, lemak dan protein bertemu dalam proses metabolisme yaitu di dalam siklus
Kreb. Sebagaian besar pertemuannya berlangsung melalui pintuu gerbang utama siklus Krebs
yang koenzim A. akibatnya, ketiga zat tersebut dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk
semua zat tersebut. Karbohidrat dapat disintesis dari lemak dan protein. Lemak dapat disintesis
dari karbohidrat dan protein. Protein dapat disintesis dari lemak dan karbohidrat. Sintesis lemak
dari karbohidraat berupa glukosa diuraikan menjadi asam piruvat. Asam pirufat akan diubah
menjadi gliserol. Selain diubah menjadi asetil koenzim A. asetil koenzim A akan menjadi asam
lemak. Gliserol dan asam lemak akan menjadi lemak

Hal ini dikarenakan adanya hubungan atau keterkaitan antara metabolisme ketiga zat
makanan, yaitu karbohiodrat, lemak dan protein. Dalam keadaan kenyang yang paling berperan
sebagai sumber energi adalah karbohidrat, asam lemak dan gliserol lebih banyak diubah menjadi
lemak untuk disimpan sebagai cadangan energi, asam amino lebih banyak diubah menjadi
protein yang digunakan sebagai senyawa penyusun struktur tubuh sel. Dalam keadaan lapar yang
paling berperan sebagai sumber energi adalah lemak, lemak lebih banyak diubah menjadi asam
lemak dan gliserol untuk pemenuhan kebutuhan energi, protein hanya sedikit diubah menjadi

4 PetersSJ,HarrisRA,WuP,PehlemanTL,HeigenhauserGJ,Spriet LL 2001 Human skeletal muscle PDH kinase activity


and isoform expression during a 3-day high-fat/low-carbohydrate diet. Am J Physiol Endocrinol
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

asam amino untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Pada lapar yang berkepanjangan protein
lebih banyak diubah untuk pemenuhan kebutuhan energi, hal ini dikarenakan cadangan lemaknya
sudah menipis.

Hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika
sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.
Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energy dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi,
baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses
pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi
beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan
badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis.
Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan
asidosis metabolic5

5 SugdenMC,BulmerK,HolnessMJ2001Fuel-sensingmechanisms integrating lipid and carbohydrate utilization.


Biochem Soc Trans 29:272–278
SamecS,SeydouxJ,DullooAG1998Interorgansignalingbetween adipose tissue metabolism and skeletal muscle
uncoupling protein homologs: is there a role for circulating free fatty acids? Diabetes 47:1693–1698
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail : fkik@adm.uksw.edu

D. Kesimpulan

Proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di hepar/hati berfungsi: untuk


mempertahankan kadar gula darah. Sedangkan di otot bertujuan: kepentingan otot sendiri dalam
membutuhkan energi. Glikogenolisis yaitu: proses perubahan glikogen menjadi glukosa. Atau
kebalikan dari glikogenesis. Glukoneogenesis: senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat,
gliserol, asam amino glukogenik) menjadi glukosa

Anda mungkin juga menyukai