Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bontang merupakan sebuah kota yang terletak di Pulau Kalimantan,

tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar

120 kilometer dari Kota Samarinda, berbatasan langsung dengan Kabupaten

Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di selatan dan Selat

Makassar di timur. Bontang merupakan suatu daerah yang menjadi hulu dari

beberapa sungai sehingga daerah tersebut terbentuk dari endapan tanah lumpur

yang kemudian membentuk delta, dengan jenis tanah berupa pasir laut dan very

soft organic clay.

Kota Bontang merupakan kota yang berbasis pada bidang industri dan

jasa serta perdagangan. Di kota ini berdiri beberapa perusahaan industri besar,

salah satunya adalah PT. Pupuk Kaltim. Untuk menunjang kegiatan perindustrian

PT. Pupuk Kaltim yang semakin berkembang, maka pihak PT. Pupuk Kaltim

merasa perlu mengadakan perluasan lahan.

Dalam proses perluasan lahan diketahui bahwa tanah memiliki kondisi

kurang baik untuk didirikan konstruksi bangunan diatasnya, karena daya dukung

tanah rendah serta adanya penurunan yang besar dalam jangka waktu tertentu

bila dibangun konstruksi diatasnya. Sedangkan menurut Muni Budhu (2007),

pada prinsipnya tanah yang dibebani akan mengalami penurunan yang

menyebabkan penurunan dari struktur yang didirikan diatasnya. Jika penurunan


2

tanah melebihi batas toleransi yang ada, maka fungsi bangunan dapat melemah

dan umur rencana struktur dapat berkurang.

Oleh karena itu harus dilakukan usaha perbaikan tanah agar tidak terjadi

penurunan konsolidasi kembali saat konstruksi bangunan mulai dibangun bahkan

setelah selesai dibangun diatasnya, sehingga resiko kerusakan struktur bangunan

karena penurunan tanah yang terlalu besar dapat dihindari. Usaha perbaikan

tanah dilakukan untuk meningkatkan kuat geser tanah, mengurangi

compressibility tanah dan mengurangi permeabilitas tanah. (Stapelfeldt, 2006)

Menurut Bergado et al. (1996) usaha perbaikan tanah dapat dibagi

menjadi dua cara. Cara pertama meliputi teknik-teknik yang menggunakan

bahan-bahan lain dan utilization of reinforcements untuk memperbaiki tanah

seperti menggunakan granular fill, mencampur tanah dengan kapur maupun

dengan bahan kimia. Sedangkan cara kedua dengan menggunakan metode

dewatering, yaitu teknik preloading yang sering dikombinasikan dengan vertical

drain. Proyek Perbaikan Tanah PT. Pupuk Kaltim menggunakan teknik

preloading dengan vertical drains.

Preloading adalah penambahan beban sementara di atas lahan (umumnya

tanah lunak) yang akan dibangun struktur permanen, sampai penurunan

primernya terjadi. Dengan adanya preloading maka tanah akan tertekan sehingga

tegangan air pori berlebih dari tanah akan keluar lebih cepat yang menyebabkan

memendeknya waktu terjadinya penurunan.

Tanah lunak memiliki permeabilitas yang rendah sehingga diperlukan

waktu yang sangat lama untuk konsolidasi sekalipun beban preloading yang ada

sangat besar. Oleh karena itu, untuk mempercepat proses konsolidasi salah
3

satunya adalah dengan mengkombinasikan teknik preloading dengan bantuan

vertical drains, sehingga diharapkan penurunan dapat berjalan selaras dengan

jadwal rencana proyek yang telah ditetapkan.

Vertical drains berperan penting dalam mempercepat proses konsolidasi

area tanah lunak tersebut. Vertical drains merupakan saluran drainase buatan

yang berfungsi sebagai saluran tempat tegangan air pori berlebih mengalir.

Vertical drains dipasang vertikal di dalam lapisan tanah pada area tanah lunak

tersebut, dimana dengan adanya vertical drains maka jarak saluran drainase bagi

tegangan air pori berlebih tersebut menjadi lebih pendek karena tegangan air pori

berlebih dapat mengalir ke arah horisontal (radial) selain ke arah vertikal,

sehingga tegangan air pori berlebih dapat dikeluarkan lebih cepat. Vertical

Drains yang umum digunakan adalah berupa Sand Drains dan Prefabricated

Vertical Drains (PVD).

Permasalahan yang sering timbul dalam perbaikan tanah dengan

menggunakan teknik preloading dengan Vertical Drains adalah pada kegagalan

desain. Kegagalan desain kerap kali timbul karena kesalahan dalam menentukan

parameter-parameter desain tanah yang akan digunakan, akibatnya waktu

konsolidasi berjalan tidak sesuai dengan rencana. Parameter-parameter tanah

yang penting untuk diperhatikan, karena berpengaruh besar pada desain,

diantaranya adalah nilai koefisien konsolidasi vertikal (Cv) maupun nilai

koefisien konsolidasi horizontal (Ch), karena kedua parameter ini berpengaruh

pada nilai derajat konsolidasi baik vertikal (Uv) maupun horizontal (Uh).

Nilai-nilai parameter yang dipergunakan dalam proses desain umumnya

diambil dari nilai parameter yang diperoleh dari uji laboratorium, namun sering
1

kali kesalahan dalam proses pengambilan sampel membuat data parameter tanah

kurang akurat. Selain itu harga Ch yang diambil bukan dari hasil pengetesan

melainkan dari harga asumsi (Ch = 2-5 Cv). Oleh sebab itu, perlu diadakan

penelitian lebih lanjut untuk memperoleh nilai parameter-parameter yang lebih

akurat (nilai parameter yang sesuai kondisi lapangan) yaitu salah satunya dengan

menganalisa balik parameter-parameter desain tanah yang digunakan

berdasarkan kondisi penurunan yang telah terjadi di lapangan (back analysis

method).

Hal inilah yang akan dilakukan agar diperoleh parameter-parameter tanah

yang lebih akurat untuk dapat digunakan sebagai referensi dalam proses

perluasan lahan selanjutnya, di PT. Pupuk Kaltim. Selain itu dapat pula diketahui

apakah masih ada kemungkinan terjadi penurunan yang akan datang agar dapat

dijadikan pedoman dalam pengerjaan proyek selanjutnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang bahwa salah satu cara

untuk memperoleh nilai parameter yang lebih akurat salah satunya adalah dengan

mengevaluasi parameter-parameter desain tanah yang digunakan berdasarkan

kondisi penurunan yang telah terjadi di lapangan (back analysis method).

Nilai-nilai parameter yang dipergunakan dalam proses desain biasanya

diambil dari nilai parameter yang diperoleh dari uji laboratorium, namun sering

kali kesalahan dalam proses pengambilan sampel, membuat data parameter tanah

kurang akurat. Disamping itu proses pembentukan lahan, dalam arti terjadinya
1

tanah endapan membuat tanah sering kali mempunyai permeabilitas dalam arah

horizontal yang lebih besar beberapa kali lipat terhadap permeabilitas dalam arah

vertikal. Hal ini tidak dapat terdeteksi melalui uji konsolidasi.

Karena itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh nilai

parameter-parameter yang lebih akurat yaitu salah satunya dengan mengevaluasi

parameter-parameter desain tanah yang digunakan berdasarkan kondisi

penurunan yang telah terjadi di lapangan. Teknik dalam penelitian ini memiliki

artian, melakukan analisa ulang dan hitung balik dari penurunan yang telah

terjadi untuk mendapatkan parameter-parameter yang tepat. Teknik ini dikenal

dengan nama Metoda Analisa Balik (Back Analysis Method).

Analisa balik terhadap parameter-parameter desain tanah yang digunakan

harus dilakukan agar prediksi penurunan yang akan datang lebih akurat dan hasil

desain lebih baik/optimal.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai evaluasi parameter-parameter

desain tanah dari pekerjaan perbaikan tanah dengan metode preloading dan

vertical drain yang telah dilakukan, agar didapatkan nilai parameter-parameter

tanah yang dapat digunakan sebagai referensi dalam memprediksi penurunan

yang akan datang sehingga lebih baik dan akurat.

Parameter-parameter tanah yang lebih akurat dapat digunakan sebagai

referensi dalam proses desain untuk perluasan lahan selanjutnya, di PT. Pupuk

Kaltim.
1.4. Lingkup Penelitian

Berikut merupakan batasan-batasan masalah dan asumsi yang dipakai

dalam penelitian ini:

• Penelitian mengambil kasus perbaikan tanah yang telah dilaksanakan yaitu

Proyek Perluasan Lahan Area II PT. Pupuk Kaltim, Bontang.

• Data yang digunakan adalah data sekunder dari sampai dengan akhir Mei

2009.

• Metode perbaikan tanah yang digunakan adalah conventional preloading,

yaitu menggunakan embankment, yang dikombinasikan dengan vertical

drains.

• Penelitian hanya meninjau penurunan konsolidasi, untuk penurunan seketika

dan penurunan sekunder diabaikan.

• Penelitian tidak meninjau stabilitas embankment.

• Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui nilai perbandingan koefisien

konsolidasi vertikal dan koefisien konsolidasi horizontal dari Proyek

Perluasan Lahan Area II PT. Pupuk Kaltim-Bontang, untuk kemudian

didapatkan nilai permeabilitas vertikal dan horizontalnya dan dianalisa juga

dengan program Plaxis.

• Penelitian juga akan meninjau apakah efek tahanan alir (drain resistance)

dan efek gangguan pemasangan (smear) ikut menentukan kesuksesan teknik

vertical drains di proyek ini.


1

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mencakup beberapa hal yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, lingkup penelitian, serta sistematika penulisan dalam

penyusunan laporan penelitian.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Gambaran umum obyek penelitian dan landasan teori yang menjadi dasar dalam

penyusunan laporan penelitian, yakni mengenai jenis-jenis penurunan, metoda

uji konsolidasi di laboratorium, metoda perhitungan penurunan konsolidasi,

metode perbaikan tanah untuk mempercepat penurunan konsolidasi, teori dan

perencanaan vertical drains, analisa balik dan faktor jarak drain (Fn), faktor efek

smear (Fs), dan faktor tahanan alir (Fr) akan dijelaskan pada Bab 2.

BAB 3 METODOLOGI

Hubungan teori telah dijabarkan di bab sebelumnya oleh sebab itu pada Bab 3

teori-teori tersebut akan dikaitkan dengan kasus yang ada, berikut dengan

penjelasan rinci dari bagan alir penelitian sehubungan dengan penelitian yang

dilakukan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengolahan data parameter-parameter tanah, hasil perhitungan ulang

settlement, evaluasi parameter-parameter desain tanah (termasuk di dalamnya

koefisien konsolidasi vertikal dan koefisien konsolidasi horizontal), dan

perbandingan hasil manual dengan hasil dari PLAXIS, beserta pembahasannya

akan dijelaskan pada Bab 4.


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 merupakan bab terakhir yang berisi mengenai kesimpulan dan saran

berdasarkan hasil yang didapat.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan telaah dan kajian

dalam penyusunan laporan penelitian.

LAMPIRAN

Berisi tentang data lengkap yang digunakan dalam penelitian, informasi dan

dokumen yang perlu disampaikan sebagai bagian dari laporan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai