Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian non

eksperimental dengan menggunakan metode cross sectional. Metode cross

sectional adalah jenis metode penelitian yang menekankan pada waktu

pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali,

pada satu saat. Kelebihan menggunakan metode cross sectional yaitu akan

diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan

dengan penyebab (variabel independen) dengan hanya satu kali penilaian, satu

waktu, tidak ada follow up (Nursalam, 2008). Melalui pendekatan tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan risiko jatuh

pada lansia di RW 7 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

pada responden dilakukan dengan mengambil data satu kali saja menggunakan

kuisioner dan lembar observasi.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Polpulasi adalah wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya yang terdiri atas

subyek atau obyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

(Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di RW 7

32
33

Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yaitu sebanyak

99 orang.

4.2.2 Sampel

Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan metode

probability Sampling (Sampling Probabilitas) dengan teknik simple random

sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, sehinga setiap

subyek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih atau

tidak dipilih sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2013). Dari jumlah

populasi yang ada di RW 7 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang yaitu sebanyak 99 orang, peneliti mengambil 79 orang lansia

sebagai sampel dalam penelitian.

4.2.2.1 Besar Sampel

Penentuan besarnya sampel (Sample Size) dalam penelitian

ini menggunakan rumus perhitungan dari Slovin (Siswanto et al,

2013) :

N
n=
1+N (d)2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

D = Presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 90%)

99
n=
1+ 99 (0,05)2

99
n=
1,2475
34

n = 79,3 = 79

4.2.3 Kriteria sampel

Penentuan kriteria sampel dibutuhkan oleh peneliti dalam upaya

mengendalikan variabel penelitian yang tidak diteliti tetapi mempengaruhi

variabel independen. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek

penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebgai

sampel. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai

sampel.

4.2.3.1 Kriteria inklusi

1 Tinggal di wilayah RW 7 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang

2 Berusia 60-69 tahun

3 Tidak memiliki riwayat hipertensi dan tekanan darah normal

(Sistolik: 121-140 dan Diastolik: 83-90 mmHg)

4 Bersedia untuk menjadi responden dibuktikan dengan

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

4.2.3.2 Kriteria eksklusi

1 Responden tidak dapat ditemui saat penelitian berlangsung


35

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahannya atau yang mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2013).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah lingkungan rumah lansia.

4.3.2 Variabel dependen

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi akibat atau yang

dipengaruhi karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah risiko jatuh pada lansia.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi penelitian

Penelitian bertempat di wilayah RW 07 Kelurahan Tulusrejo

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Jawa Timur.

4.4.2 Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama bulan maret-april 2017

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Lembar Kuisioner Penilaian Risiko Jatuh Lansia

Lembar kuisioner yang digunakan untuk menilai risiko jatuh pada

lansia dalam penelitian ini yaitu Morse Fall Scale (MFS). MFS digunakan

untuk menilai seberapa besar kemungkinan lansia mengalami jatuh.

Penilaian dengan MFS terdiri dari 6 bagian meliputi riwayat jatuh, diagnosis

penyakit, bantuan berjalan, terapi intravena, gaya berjalan dan status


36

mental. Setiap bagian dari item penilaian Morse Fall Scale memiliki skor

yang berbeda. Berdasarkan skoring tersebut jawaban dari responden akan

dijumlahkan dan skor total akan diintepretasikan menjadi Tidak Berisiko (0-

24), Risiko Rendah (25-50), Risiko Tinggi (≥ 51)

4.5.2 Lembar Observasi dan Wawancara Penilaian Lingkungan

Metode observasi dan wawancara penilaian lingkungan yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari metode

penilaian lingkungan Home Safety Checklist dari U S Consumer Product

Safety Commission Office of Information and Public Affairs (2009) yang di

sesuaikan dengan lembar observasi lingkungan dari Achmanagara (2012)

dalam tesis Hubungan faktor internal dan eksternal dengan keseimbangan

lansia. Lembar observasi lingkungan ini terdiri dari 22 pertanyaan yang

jawabannya akan di isi oleh peneliti sesuai hasil observasi dan wawancara

lingkungan lansia yang menjadi responden. Lembar observasi ini

bertujuan untuk melihat kondisi keamanan lingkungan lansia dari resiko

jatuh.
37

4.6 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Tingkat Peluang lansia untuk Tingkat risiko jatuh lansia Kuisioner Morse 1. Tidak Berisiko apabila Ordinal

risiko jatuh mengalami jatuh diukur berdasarkan: Fall Scale diperoleh skor 0-24

pada lansia berdasarkan riwayat jatuh 1. Riwayat jatuh (Morse, 2008) 2. Risiko rendah apabila

sebelumnya, adanya lansia diperoleh skor 25-50

diagnosa penyakit, adanya 2. Diagnosa 3. Risiko Tinggi apabila

penggunaan alat bantu penyakit lansia diperoleh skor ≥ 51

jalan, adanya terapi saat ini

intravena, penilaian gaya 3. Alat bantu jalan

berjalan dan status mental. yang digunakan

4. Adanya terapi

intravena

5. Gaya berjalan

6. Status mental
38

Lingkungan Kondisi lingkungan yang Tingkat keamanan Modifikasi 1. Lingkungan Aman, jika Interval

berpotensi meningkatkan lingkungan diukur Home Safety skor total ≤ 7

atau dapat menurunkan berdasarkan Checklist (U S 2. Lingkungan Berisiko, jika

risiko jatuh lansia yang pencahayaan, licinnya Consumer skor total 8-15

dilihat pada keadaan lantai, dan peletakan Product Safety 3. Lingkungan Tidak Aman,

halaman atau teras, ruang benda benda dari Commission jika skor total 16-22

tamu, kamar tidur, kamar beberapa ruangan Office of Untuk pertanyaan favourable

mandi dan dapur diantaranya: Information and 0 = Ya

1. Luar rumah Public Affairs, 1 = Tidak

(halaman dan 2009) dan Untuk pertanyaan Unfavourable

teras) Lembar 0 = Tidak

2. Ruang tamu observasi 1 = Ya

3. Kamar tidur lingkungan

4. Kamar mandi (Achmanagara,

5. Dapur 2012)
39

4.7 Prosedur Penelitian

Populasi Target
Seluruh lansia di RW 7 Kelurahan Tulusrejo
Kecamatan Kendalsari Kota Malang
Kriteria inklusi

Kriteria eksklusi
Sampel
Lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
Simple
Random
sampling

Penelitian memberi informed consent dan


dilakukan penandatanganan surat persetujuan
untuk bersedia menjadi responden

Pembacaan Lembar
Morse Fall Scale oleh
peneliti

Peneliti melakukan
observasi lingkungan
rumah

Analisa data menggunakan uji


Pearson

Kesimpulan Hasil Penelitian

Gambar 4.1 Prosedur Penelitian


40

4.8 Validitas dan Reliabilitas

4.8.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu tes untuk mengukur sejauh mana alat tes

itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, dan semakin tinggi

validitas alat tes, semakin tepat mengenai sasaran. Pengujian validitas

dilakukan dengan menggunakan teknik komputer SPSS 16 for Windows.

Valid tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dengan cara

membandingkan indeks korelasi product moment pearson, dengan taraf

kepercayaan 95% atau level signifikasi 5% (p=0,05) (Arikunto, 2006)

dengan kriteria apabila probabilitas kurang dari 0,05 maka instrumen

tersebut dinyatakan valid (Arikunto, 2002). Butir pernyataan dinyatakan

valid jika Hasil pengujian validitas untuk masing-masing instrument

dikatakan valid jika R hitung lebih besar dari R table dengan nilai

signifikansi lebih dari alpha 0,05.

Uji Validitas dilakukan kepada 26 responden yaitu lansia dengan usia

60-69 tahun di wilayah RW 06 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang pada tanggal15-17 Februari 2017. Hasil pengujian validitas

untuk lembar observasi lingkungan dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1 Uji Validitas Lembar Observasi Lingkungan

Variable Item Sig

Kondisi Item_1 0,813

Lingkungan Item_2 0,406

Item_3 0,952

Item_4 0,813

Item_5 0,753

Item_6 0,786
41

Item_7 0,785

Item_8 0,572

Item_9 0,792

Item_10 0,952

Item_11 0,747

Item_12 0,642

Item_13 0,378

Item_14 0,808

Item_15 0,704

Item_16 0,475

Item_17 0,952

Item_18 0,952

Item_19 0,720

Item_20 0,431

Item_21 0,808

Item_22 0,597

Item_23 0,786

Item_24 0,230

Berdasarkan table 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa dari 24 butir

pertanyaan didapatkan nilai koefisien korelasi Product Moment (r hitung)

dengan menggunakan ketentuan koefisien lebih besar dari 0,388 dan nilai

signifikasi lebih kecil dari alpha 5% menunjukkan bahwa keputusan

menolak Ho dan disimpulkan bahwa butir pertanyaan lembar observasi

lingkungan tersebut yang tidak valid terdapat pada item 13 dan 24, selain

item nomor tersebut valid, dimana item tersebut digunakan pada proses

analisis selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas

dari instrument 22 pertanyaan tentang lembar observasi lingkungan.


42

4.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach yang dibantu

aplikasi statistik SPSS 16 for windows. Apabila nilai kurang dari 0,6 maka

dianggap memiliki reliabilitas kurang, jika nilai 0,7 dapat diterima dan jika

nilai diatas 0,8 maka dianggap baik. Butir pertanyaan dinyatakan reliabel

jika koefisien reliabilitasnya (r11) lebih dari 0,6 (Siregar, 2014). Hasil

pengujian reliabilitas terhadap semua atau pertanyaan variabel lembar

observasi lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut :

4.2 Uji Reliabilitas Lembar Observasi Lingkungan

Variabel Koefisien Alpha Keterangan

Kondisi Lingkungan 0,960 Reliabel

4.9 Metode Pengumpulan Data

4.9.1 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama,

biasanya dapat melalui wawancara, jejak pendapat dan lain-lain

(Arikunto, 2013). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

kuisioner morse fall scale yang diberikan kepada responden dan

lebar observasi lingkungan rumah yang diisi oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua,

biasanya diperoleh melalui instansi yang bergerak dibidang

pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik dan lain-lain

(Arikunto, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data


43

lansia di RW 7 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota

Malang.

4.9.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Membuat proposal penelitian

2. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan lokasi yang

sesuai dengan kriteria penelitian

3. Pengujian proposal

4. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik Kota Malang

5. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Dinas

Kesehatan Kota Malang

6. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang

7. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Puskesmas

Kendalsari

8. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Kelurahan

Tulusrejo

9. Selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas di

RW 06 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru kota Malang

10. Mengajukan ethical clearance kepada Komisi Etik

11. Setelah proposal lulus pengujian dan etik, peneliti mulai

melakukan penelitian

12. Mengajukan permohonan ijin kepada Puskesmas Kendalsari

13. Mengajukan permohonan ijin kepada Kelurahan Tulusrejo

14. Setelah diijinkan, peneliti melakukan screening untuk melihat

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dengan bantuan


44

posyandu lansia di RW 07 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan

Lowokwaru kota Malang

15. Setelah melakukan screening, peneliti memilih subyek yang telah

memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik random

sampling

16. Peneliti melakukan koordinasi dengan ketua RW 07 dan ketua

RT setempat untuk menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian

serta meminta data berupa alamat rumah responden.

17. Peneliti mengambil data secara door to door ke rumah

responden

18. Setelah itu peneliti memberi penjelasan kepada responden yaitu

lansia dengan rentan usia 60-69 tahun tentang prosedur

penelitian.

19. Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden melalui

lembar informed consent.

20. Jika responden menyetujui dengan dibuktikan tanda tangan atau

cap jari pada lembar informed consent, peneliti akan memulai

penelitian. Jika responden tidak menyetujui maka peneliti harus

menghormati hak responden

21. Setelah responden bersedia, peneliti akan melakukan

pengukuran risiko jatuh lansia dengan menggunakan kuisioner

Morse Fall Scale dengan metode wawancara.

22. Setelah itu peneliti meminta ijin untuk melakukan observasi

lingkungan rumah sesuai dengan lembar observasi yang telah di

modifikasi.

23. Mengolah data yang didapat, kemudian menganalisis data


45

24. Dari hasil analisis data tersebut peneliti dapat mengambil

kesimpulan.

4.9.2.1 Pre Analisis

1. Pengkoreksian (editing)

Pengkoreksian data dilakukan setelah data dikumpulkan

karena kemungkinan data yang masuk atau data yang

terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan dari

pengkoreksian adalah untuk menghilangkan kesalahan-

kesalahan yang ada pada pencatatan dilapangan dan bersifat

koreksi. Pada hal ini peneliti memastikan kuesioner yang

diberikan pada lansia telah terisi tiap pertanyaan sehingga tidak

ada kuesioner yang perlu dibuang karena tidak lengkap dalam

menjawab dan kuesioner yang telah dibagikan kembali semua.

2. Pengkodean (coding)

Pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri atas dasar kode dan artinya dalam satu buku (code

book). Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing

jawaban dengan kode berupa angka, sehingga memudahkan

proses pemasukan data di komputer.

3. Penilaian (scoring)

Scoring adalah pemberian skor terhadap jawaban

responden untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan

4. Entry Data

Dengan memasukkan data ke dalam program

pengolahan data untuk kemudian dilakukan analisis data

dengan menggunakan program statistik dalam komputer yaitu


46

Software SPSS for Windows. Setelah melakukan pengkodean,

peneliti memasukkan data ke dalam program pengolahan data

statistik.

5. Tabulating

Yaitu membuat tabel-tabel data agar mudah dijumlahkan,

disusun untuk disajikan dan di analisa.

4.9.2.1 Analisis Data

1. Analisis univariate

Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan

karakteristik variabel penelitian dimana untuk mengetahui hubungan

kondisi lingkungan dengan risiko jatuh pada lansia yang kemudian

menggambarkan frekuensi dari seluruh variabel yang diteliti tersebut.

Peneliti akan mengolah data tersebut menjadi bentuk proporsi dan

presentasi dalam tabel.

Rumus yang digunakan :

Keterangan :

N : nilai yang didapat

Sp : skor yang didapat

Sm : skor maksimal

2. Analisis bivariat

Dilakukan untuk mencari mengetahui hubungan kondisi

lingkungan dengan risiko jatuh pada lansia, dilakukan uji statistik

menggunakan Pearson. Pengolahan data dan analisis statistik

mengunakan alat bantu komputer SPSS for Windows. Dengan level


47

signifkan α = 0,05 dan untuk mengetahui derajat hubungan atau

kekuatan antar variabel diukur dengan koefisien korelasi dengan

derajad kemaknaan p < 0,05. Bila p > 0,05 maka H0 diterima, berarti

tidak terdapat hubungan kondisi lingkungan dengan risiko jatuh pada

lansia. Jika p <0,05 maka H0 ditolak, berarti terdapat hubungan

kondisi lingkungan dengan risiko jatuh pada lansia.

4.10 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

Lurah Tulusrejo Kota Malang untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian

dilakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika yang meliputi:

1. Respect for Persons

Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for

Persons) merupakan suatu penghormatan terhadap kebebasan bertindak,

dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang

ditentukan sendiri. Sebelumnya peneliti menjelaskan manfaat, tujuan

pengambilan data, prosedur pengambilan data, dan hak hak responden

secara lisan maupun tulisan dari penelitian hubungan kondisi lingkungan

dengan risiko jatuh ini. Bagi yang bersedia menjadi responden penelitian

maka diberikan lembar kesediaan menjadi subjek penelitian (informed

consent). Selanjutnya responden menandatangani lembar inform consent

dan peneliti menyampaikan terima kasih atas partisipasi responden dalam

penelitian.

2. Beneficience

Prinsip kebermanfaatan (Beneficience) merupakan segi positif dari

prinsip nonmaleficience, tetapi kewajiban berbuat baik ini bukan tanpa


48

batas. Penekanan prinsip ini adalah pada manfaat suatu penelitian yang

harus secara nyata lebih besar kadarnya dibanding risiko yang mungkin

akan dialami oleh subjek penelitian, dan harus dilakukan dengan metode

yang benar secara ilmiah serta harus dilaksanakan oleh mereka (peneliti)

yang kompeten di bidangnya. Responden kooperatif pada saat

pengambilan data dan responden mengatakan mendapatkan manfaat dari

dari keikutsertaan penelitiaan ini yaitu menambah pengetahuan tentang

kondisi lingkungan yang dapat menurunkan risiko jatuh.

3. Nonmaleficience

Prinsip Tidak Merugikan (Nonmaleficience) merupakan etika

penelitian dimana peneliti meminimalisasi tindakan yang merugikan

memperburuk keadaan responden. Dalam penelitian ini, peneliti tidak

melakukan intervensi langsung kepada responden, sehingga tidak akan

merugikan responden.

4. Right To Justice

Prinsip Keadilan (Right ToJustice) berupa perlakuan yang sama

untuk orang-orang dalam situasi yang sama artinya menekankan

persamaan dan kebutuhan, bukannya kekayaan, kedudukan sosial dan

politik. Pada penelitian ini responden diperlakukan secara adil sejak

sebelum, selama, hingga sesudah keikutsertaannya dalam penelitian.

Penelitian ini diselenggarakan tanpa adanya diskriminasi, terutama bagi

lansia yang tidak bersedia untuk menjadi responden karena alasan

tertentu.

Anda mungkin juga menyukai