Anda di halaman 1dari 13

Dedi Juanda Novrian,S.

Pd
19110542710295
 Jelaskan makna kemampuan awal peserta didik!
 Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum
mengikuti pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
 Jelaskan cara mendeteksi kemampuan awal peserta didik!
 melalui tes awal, interview atau cara-Cara lain yang cukup sederhana seperti
melontarkan pertanyaan-Pertanyaan secara acak dengan distribusi perwakilan siswa yang
representative
1. Metode tanya jawab
Metode pertanya yang bisa anda lakukan untuk mengukur pengetahuan awal
siswa adalah dengan menerapkan metode tanya jawab. Dengan metode tanya anda
akan dengan mudah mengetahui samapai sejauh mana siswa memiliki
pengetahuan terkait materi yang akan anda ajarkan.

Metode tanya jawab juga bisa mengeksplorasi pemahaman-pemahaman siswa


terkait materi yang diajarkan, serta cukup efektif dalam mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran yang anda bawakan di dalam kelas.
2. Memberikan test tertulis
Selanjutnya pemahaman siswa juga bisa diukur dengan memberikan test kepada
peserta didik di awal pembelajaran, dengan memberikan test terkait materi yang
akan diajarkan anda akan dengan mudah mengetahui sejauh mana tingkat
kedalaman pemahaman siswa terhadapa materi yang akan diajarkan.

Tes tertulis tersebut bisa dalam bentuk soal-soal pertanyaan yang terdiri dari
beberapa nomor, intinya hasil dari tes yang anda berikan bisa merefresentasikan
kemampuan siswa/pemahaman awal siswa terkait materi yang akan dipelajari.

Namun kelemahan/kekurangan dari metode ini adalah anda harus meluangkan


waktu untuk memeriksa final result test (hasil tes siswa) yang bisa jadi jumlahnya
cukup banyak. Namun jika anda memang telah mengalokasikan waktu dalam RPP
anda untuk melakukan tes awal pembelajaran maka hal tersebut bukan lagi jadi
masalah.
3. Mengajak/meminta siswa menceritakan pengalamannya terkait
pengalamannya yang berkaitan dengan materi
Next langkah ampuh untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang
akan anda ajarkan adalah dengan meminta siswa untuk menceritakan
pengalamannya terkait materi anda. Misalnya saja jika materinya "Gotong
royong" maka anda bisa bertanya kepada siswa seperti berikut, "siapa yang
pernah melihat orang begotong royong? atau siapa yang pernah ikut bergotong
royong, coba ceritakan pengalaman anda tentang kegiatan gotong-royong di
depan teman-temannmu
4. Menggunakan metode mind mapping/peta konsep
terakhir cara yang bisa anda lakukan untuk mengetahui atau menganalisis
kemampuan awal siswa anda adalah dengan menggunakan metode mind mapping
(peta konsep). Misalnya saja tema pembelajaran anda adalah "Jenis Benda" maka
anda bisa meminta siswa membuat peta konsep yang berhubungan dengan hal
tersebut. berikut contoh mind mapping/peta konsep.
 Jelaskan hubungan klasifikasi kemampuan pemebelajaran menurut Gagne (1977)
dengan perkembangan peserta didik!
Robert Mills Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan
lingkungan, dan yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang, bersifat
internal bagi setiap individu dan merupakan hasil transformasi rangsangan yang berasal dari
peristiwa eksternal di lingkungan individu tersebut. Gagne mengemukakan ada 8 hierarki belajar,
5 bentuk hasil belajar, dan 8 fase kejadian dalam belajar.
Terdapat 4 tahap yang dilakukan dalam pembelajaran konsep, yaitu menetapkan materi,
menentukan tujuan, memilih contoh non contoh, dan mengurutkan contoh..
Penerapan pembelajaran konsep dalam nilai karakter bangsa adalah dapat menjadikan
siswa yang kreatif. Karena siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya agar mampu
menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kegiatan belajar ataupun
kegiatan sehari-hari

 Jelaskan pengertian perkembangan peserta didik!


 Menurut Kartini Kartono perkembangan didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikid dan fisik pada anak.
 J.P Chaplin dalam Dictionary-nya mengatakan perkembangan adalah tahap - tahap
perubahan yang progresif dan terjadi dalam rentang waktu kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek -aspek yang terdapat dalam organismenya.
 Whale dan Wong (2000) mengemukakan perkembangan menitik beratkan pada
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses naturalisasi dan pembelajaran.
 Marlow (1988) mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan keterampilan dan
kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan terus-menerus.
 Crow and Crow berpendapat bahwa perkembangan bersangkutan erat dengan baik
pertumbuhan maupun potensi-potensi dari tingkah laku yang sensitif terhadap
rangsangan-rangsangan lingkungan.

 Perkembangan itu adalah perubahan yang terjadi pada aspek psikis setiap individu untuk
menuju kearah yang lebih sempurna dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu untuk
mendapatkan sesuatu hal yang baru sepanjang hayat. Perkembangan tidaklah terbatas
pada semakin sempurna tetapi juga terkandung serangkaian perubahan secara terus
menerus secara pasti, melalui suatu tahap yang sederhana ke tahap berikutnya yang
semakin tinggi dan maju walaupun sulit diukur dengan alat ukur.
 Contohnya: seorang anak kecil dalam usia belum genap 1 tahun hanya bisa
mengucapkan satu kata, dua kata karena mengalami proses perkembangan otak, anak
tersebut mulai bisa mengucapkan lebih dari satu kata dan terus mengalami perubahan
secara terus bertahap dengan pengucapan kata yang lebih sempurna sesuai dengan
perkembangan umurnya. Sehingga dapat memperoleh sesuatu yang baru dari
perkembangan sebelumnya.
 Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.
Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan
sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan
perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan
intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
 Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk
merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan
pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga
mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
 Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20
Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4)
 Siswa dalam KBBI disebutkan merupakan murid (terutama pada tingkat sekolah dasar
dan menengah).
 Pelajar adalah anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan).
 Perkembangan peserta didik adalah bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu
yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang
tengah tumbuh dan berkembang.

 Jelaskan dan sertai contoh perbedaan pertumbuhan dan perkembangan!


1. Petumbuhan
Pertumbuhan adalah proses dimana bertambahnya jumlah sel dalam tubuh sebuah
organisme yang disertai pada pertambahan seperti ukuran, berat, dan tinggi yang sifatnya
irreversible (tidak bisa kembali dalam keadaan awal). Pertumbuhan sifatnya lebih
kuantitatif, dimana organisme yang sebelumnya kecil kemudian berubah lebih besar
seiring pada pertambahan waktu.

Contoh:

 Batang pada tumbuhan yang sebelumnya berukuran 2 cm menjadi 5 cm.


 Bayi yang tadinya memiliki berat 5 kg berubah menjadi 6,5 kg.
 Berat badan ikan yang sebelumnya 0,5 kg menjadi 1 kg.

Ketika kita ingin mengukur pertumbuhan pada tumbuhan ada alat yang dapat
mengukur pertumbuhannya yaitu auksanometer.

2. Perkembangan
Perkembangan adalah sebuah proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri pada
terbentuknya suatu individu baru dengan lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan
sifatnya lebih kualitatif, dimana pada organism yang sebelumnya belum matang pada
sistem reproduksinya (dewasa) kemudian berubah menjadi lebih dewasa dan matang pada
sistem reproduksinya sehingga bisa melakukan suatu perkembangbiakan.

Contoh :

 Pematangan pada sel ovum dan sperma.


 Pematangan hormon-hormon yang ada pada tubuh.
 Pematangan pada pohon yang menghasilkan buah.

Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Perbedaan Pertumbuhan Perkembangan

Cara Mengukur Bersifat kuantitatif sehingga dapat Bersifat kualitatif sehingga


digambarkan dalam bilangan tidak dapat digambarkan dalam
bilangan

Keterlihatan Dapat dilihat secara fisik Tidak dapat dilihat secara fisik,
melainkan secara fisiologis

Keterbatasan Prosesnya terbatas usia Prosesnya tidak terbatas usia

Keterulangan Bersifat irreversible atau tidak Bersifat reversible atau dapat


dapat terulang terulang

Faktor yang Dipengaruhi pembelahan sel Dipengaruhi pengalaman


Mempengaruhi

Proses Berlangsung secara cepat pada Berlangsung di setiap fase


awal usia hingga remaja kehidupan

Contoh Ukuran dan berat badan naik. Berubah menjadi dewasa dan
matang

 Jelaskan faktor-faktor internal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik!


faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus
jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar
seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terha-
dap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada
usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara
lain adalah:
1) menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh
cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk
belajar;
2) Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugat dan sehat;
3) istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil
belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra
yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik
secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar
yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga
secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
b) Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu berbeda.
Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama
dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang
berkemampuan intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang mempunyai daya intelektual
kurang, mereka selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka
menyendiri, tingkat kecerdasan yang lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan
siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
- Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara
yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas
otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ
yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive
control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses
belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi
tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi
individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu,
perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain
sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan
belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki
oleh setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami
tingkat kecerdasan siswanya.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh
orangtua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi
dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada
tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin
lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang
sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman
terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan
merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
- Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap
saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari
sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi
bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif
lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam
motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
1. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas;
2. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
maju;
3. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan
dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-
teman, dan lain sebagainya;
4. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna
bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata
tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari
lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi
lemah.
- Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah,
2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan
dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika
seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau
bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang
guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik
terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa
digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari
semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain
pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari,
melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)
sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat
mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah
baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya.
- Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan
proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,
seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha
mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus
kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan
baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang
dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
- Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai
prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat
juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa
akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.

 Jelaskan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik!


Faktor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungan. faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan sosial
1. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
2. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak,
atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
3. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain
dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk
memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
2) Lingkungan nonsosial.
Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana
yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor
yang dapat memengaruhiaktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olahragd dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
sesuai dengan kondisi siswa.

Faktor eksternal dibagi menjadi 6 macam yaitu :


faktor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious.

a) Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan
keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa
pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.

b) Faktor Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti
iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain,
dsb.

Semua ini jelas membawa dampak masing – masing terhadap perkembangan


anak – anak yang lahir dan dibesarkan disana. Bersosialisasi memerlukan kematangan
fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan
menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.

c) Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi


Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak
pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk
mebeli peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak
dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan
masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang
independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga
anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,
masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan
kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu,
dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi
keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini
dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat
lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

d) Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok
masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan
tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.

e) Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan anak manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses
pengoperasian ilmu yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh
kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.

Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan


kepadapeserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan


dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma
kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya
dibandingkan dengan faktor yang lain

f) Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak
lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih
yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor
penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor
yang sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam
perkembangan peserta didik.

 Jelaskan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik!


prinsip-prinsip yang menjadi pedoman para pengajar dalam memahami perkembangan
peserta didik ialah

1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek.


Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi
menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat
dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan
tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu
perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat
cepat. Jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan
setiap anak tidak selalu sama.

2. Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda.
Seseorang mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan
sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat,
sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya
kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang ketrampilan dan
estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan
sosialnya agak lambat.
3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu. Perkembangan
sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak
sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan
sebagainya.

4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara


normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-
situasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi
kemacetan perkembangan aspek tertentu.

5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang


lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai
dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum, seperti
kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua
tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima
jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang
dengan beberapa jari, dan akhirnnya menggunakan ujung-ujung jarinya. Dalam
perkembangan terjadi proses diferensiasi atau penguraian ke hal yang lebih kecil
dan terjadi pula proses integrasi. Dalam integrasi ini beberapa kemampuan
khusus/kecil itu bergabung membentuk satu kecakapan atau keterampilan.

6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-
faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti
tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat,
sehingga nampak seperti tidak berkembang.

7. Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau


diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor
lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat
menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang
berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat
menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.

8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek


lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan
berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain
sebagainya.

9. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria


berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang
secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan
inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan
estetikanya.

 Jelaskan aspek-aspek perkembangan peserta didik


A. Aspek Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Salah satu tokoh yang penting yang mengkaji dan meneliti perkembangan kognitif
anak adalah Jean Piaget. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya
kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga
berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan individu
serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Dengan
demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih
lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan
kognitif anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan
operasional formal.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut.

B. Aspek Perkembangan Fisik

Secara umum, fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik adalah perkembangan
struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau
mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi
panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu
proporsi bentuk tubuh.
Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi)
antara sel telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Masa
sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem saraf yang paling lengkap. Kelahiran
pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen
biologi telah mampu berfungsi secara mandiri.
Pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan
fungsi dari fisik peserta didik. Setiap bagian fisik seseorang atau individu akan terus
mengalami perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh
akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku anak sehari-sehari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang
anak akan menentukan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan
perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya sendiri
dan bagamana ia memandang orang lain.
Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain faktor
nutrisi yangtelah terasa pengaruhnya sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor
perawatanyang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau
cinta kasih.

C. Aspek Perkembangan Psikomotorik


Perkembangan Psikomotorik dalam kamus besar bahasa Indonesia psikomotor
secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan
proses mental. Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi
dan otot. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan motorik
halus. Kemampuan motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.

D. Aspek Perkembangan Afektif


Perkembangan afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap
peserta didik.
Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik
kegiatan kelenjar dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan
berhubungan dengan kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat.
Keadaan afektif yang dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat
menghadapi suatu situasi tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen, terkejut,
tidak puas, tidak senang dan sebagainya. Keadaan emosi pada setiap anak berbeda,
kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga emosinya tidak tercetus keluar dengan
perubahan atau tanda-tanda fisiknya.

E. Aspek Perkembangan Sosial


Syamsu Yusuf menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan
tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6
bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat
dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum, marah,tidak senang, terkejut, dan kasih sayang

Anda mungkin juga menyukai