Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MODUL 3

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

OLEH:

Nama : Regibertianus Ukal, S.Pd


Nomor Peserta PPG : 19242018010455
JURUSAN : Matematika
KELAS :B
No HP : 082144368081
Email : regiukal@gmail.com

A. PENDAHULUAN

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna dikaruniai fisik yang bagus
juga dikaruniai otak sebagai modal utama dalam proses berpikir dan berperilaku. Manusia
diciptakan begitu sempurna sehingga membuat dirinya sangat jauh berbeda dengan semua
mahluk yang telah diciptakan oleh Tuhan. Pada bagian otak manusia ada yang dinamakan
dengan lobus fontalis terletak yang disebut dengan memori, yang memiliki kemampuan
untuk menyimpan informasi yang tak terbatas jumlahnya. Namun tidak semua manusia
memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang dalam
memori yang tidak terisi secara baik. Oleh sebab itu, untuk mengetahui hakikat dirinya,
manusia selalu memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai
pertanyaan tersebut manusia berusaha untuk menemukan konsep teoritis dari pertanyaan-
pertanyaan itu.

Seperti yang kita ketahui bahwa otak sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dengan adanya otak, kita menggunakan konsep waktu dengan menghubungkan masa
sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk harapan di masa depan.Otak merupakan
pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang dilakukan manusia akan melibatkan
kerja otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian mengenali informasi
yang ada, artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen, 2002). Di
dalam otak tersimpan berbagai macam informasi. Bermacam-macam jenis ingatan juga ada
dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia akan selalu melakukan
proses mengingat.

Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang
lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi
kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang dipelajari
telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang akan
dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi
pada saat seseorang mengingat informasi.

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di
berikan oleh lingkungan di sekitarnya.Oleh karena itu, penting untuk mempelajari teori dan
faktor-faktor ingatan (memori) agar dapat mewariskan memori ini sepanjang zaman,
sehingga perkembangan manusia selalu berkembang.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?

2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?

3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengolahan informasi ?

2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?

3. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

D. PEMBAHASAN

1. Teori Pengolahan Informasi

Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan


mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan
informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.

Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi


kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang
mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan informasi memiliki
suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori
pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama
melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat
kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan informasi memberikan
sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan informasi adalah dua
aspek yang saling melengkapi.

Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, maka
dikembangkanlah model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan
cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan
informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992)disajikan melalui skema yang dikutip
berikut ini.

Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural sistem informasi,
yaitu:

a) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.

b) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan
di sini berlangsung berpikir yang sadar.

c) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.

Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali


atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk
menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan
strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).

2. Sistem Memori Manusia

Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai suatu
struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan. Memori juga
dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan
menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang
rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat
interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di
dalamnya.

Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga (3)
struktur memori yaitu:
a) Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)

Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi ke
sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar
akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di dalam
ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa
disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang
didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’.
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, seperti yang telah
sering dalam proses pembelajaran pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru
dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut
terkategori sebagai pencatatan pengideraan.

b) Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)

Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi
yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang mendapat
perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek. Dengan kata
lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya
perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat
bertahan relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.

c) Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)

Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang


permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu
diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat
permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah
tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang. Selain pengulangan
atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu
pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah:

(a) Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang
tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih
mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah
dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus
1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.

(b) Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa
daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1,
16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah
terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.

(c) Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang
tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan
memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan
mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu
suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi
siswa dan tentunya juga bagi para guru.

3. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori


manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyeleksian, pengorganisasian dan pengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.

Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan
pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas
dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yaitu (a)
membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c) memperlancar
penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus dilakukan secara
berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta didik.

Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik


dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini
pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus
yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada
stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode
tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu
mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat
dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses
pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam
memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian
informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru
untuk di simpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali
informasi tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara
titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan
dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut
bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit
dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang.
Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya elaborasi
(pengubahan) yang dihasilkan peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk melakukan
pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan
kembali.

Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam
proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga
memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi
yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah
tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai
suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalamlong term memory (ingatan
jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan
dimunculkan.

Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan


dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:

(a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan dari
dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu peenyeleksian
terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih sesuai apa yang akan
di munculkan.

(b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di
dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali.asumsi
yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang
terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari informasi yang
paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai pada informasi yang
ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh individu.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa


kesimpulan antaranya:

1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.

2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long
Term Memory)

3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

F. DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and
Critical Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs

Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.

Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.

Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai