Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh
yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan
terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang.
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah
mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ
yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap
tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan
mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui
dan kadang - kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium
lanjut sehingga sulit diobati.

B. Tujuan

Memberikan informasi lebih jelas kepada seluruh masyarakat tentang kankes serviks,
mengetahui penyebab, pengobatan, dan lain-lainnya.

1
BAB II

ISI

A. Pengertian

Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga
kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks.

Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa sel berubah dari normal menjadi
sel-sel pra-kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi
kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka dapat
ditemukan dengan tes Pap Smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker.

Untuk dapat memahami kanker serviks, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu anatomi
rahim wanita.

1. Anatomi Rahim wanita

Leher rahim (serviks) adalah bagian bawah uterus (rahim). Rahim memiliki 2 bagian. Bagian
atas, disebut tubuh rahim, adalah tempat di mana bayi tumbuh. Leher rahim, di bagian bawah,
menghubungkan tubuh rahim ke vagina, atau disebut juga jalan lahir.

Gambar organ reproduksi wanita:

2
Ada 2 jenis utama kanker serviks. Sekitar 8-9 dari 10 jenis yang ada adalah karsinoma sel
skuamosa. Di bawah mikroskop, kanker jenis ini terbentuk dari sel-sel seperti sel-sel skuamosa
yang menutupi permukaan serviks. Sebagian besar sisanya adalah adenokarsinoma. Kanker ini
dimulai pada sel-sel kelenjar yang membuat lendir. Jarang terjadi, kanker serviks memiliki kedua
jenis fitur diatas dan disebut karsinoma campuran. Jenis lainnya (seperti melanoma, sarkoma,
dan limfoma) yang paling sering terjadi di bagian lain dari tubuh. Jika Anda memiliki kanker
serviks, mintalah dokter Anda untuk menjelaskan jenis kanker apa yang Anda miliki.

2. Berapa Banyak Wanita Terkena Kanker Serviks ?

Jumlah prevalensi wanita pengidap kanker serviks di Indonesia terbilang cukup besar. Setiap
hari, ditemukan 40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Sementara
jumlah wanita yang berisiko mengidapnya mencapai 48 juta orang. Dokter Laila Nuranna
SpOG(K), Kepala Divisi Onkologi Ginekologi Obstetri Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, mengatakan bahwa sebagian besar kasus kanker serviks yang terdeteksi di rumah
sakit sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati. "Jika kanker ditemukan lebih dini,
penanganannya akan lebih mudah dan tingkat harapan hidup lebih besar," katanya saat Diskusi
Kampanye dan Upaya Penanganan Kanker Serviks di Hotel Lumire Jakarta, Senin 12 April
2010.

Beberapa peneliti berpikir bahwa kanker serviks non-invasif (yang hanya terjadi di leher rahim
ketika ditemukan) adalah sekitar 4 kali lebih umum daripada jenis kanker serviks yang invasif.
Ketika ditemukan dan diobati secara dini, kanker serviks seringkali dapat disembuhkan.

Kanker serviks cenderung terjadi pada wanita paruh baya. Kebanyakan kasus ditemukan pada
wanita yang dibawah 50 tahun. Ini jarang terjadi pada wanita muda (usia 20 tahunan). Banyak
wanita tidak tahu bahwa ketika menjadi tua, mereka masih beresiko terkena kanker serviks.
Itulah sebabnya penting bagi wanita lebih tua untuk tetap menjalani tes Pap Smear secara teratur

B. Faktor Resiko Kanker Serviks

Faktor-faktor resiko dibawah ini dapat meningkatkan peluang seorang wanita terkena kanker
serviks:

a. infeksi virus human papilloma (HPV)

Pada kanker serviks, faktor risiko yang terpenting adalah infeksi HPV (human papilloma virus).

HPV adalah sekelompok lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat menginfeksi sel-sel
pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau oral seks.

3
Virus HPV berisiko rendah dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin) yang dapat
sembuh dengan sendirinya dengan kekebalan tubuh. Namun pada Virus HPV berisiko tinggi tipe
(tipe 16, 18, 31, 33 and 45), virus ini dapat mengubah permukaan sel-sel vagina. Bila tidak
segera terdeteksi dan diobati, infeksi Virus HPV ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan
terbentuknya sel-sel pra kanker serviks.

Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada usia muda atau memiliki banyak pasangan
seks, memungkinkan terjadinya infeksi HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV
menyerang wanita muda (usia 15-24 tahun). Infeksi Virus HPV dapat terjadi dalam 2-3 tahun
pertama mereka aktif secara seksual.

Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan
penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka
saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi Virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi
tinggi menyebabkan kanker serviks.

Saat ini sudah ada beberapa vaksin yang mencegah terjadinya infeksi dari beberapa jenis HPV.

b. Faktor Resiko Lainnya

1) Merokok: Wanita yang merokok berada dua kali lebih mungkin mendapat kanker serviks
dibandingkan mereka yang tidak. Rokok mengandung banyak zat racun/kimia yang dapat
menyebabkan kanker paru. Zat-zat berbahaya ini dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh
tubuh ke organ lain juga. Produk sampingan (by-products) rokok seringkali ditemukan pada
mukosa serviks dari para wanita perokok.

2) Infeksi HIV: HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyebabkan
penyakit AIDS- tidak sama dengan HPV. Ini dapat juga menjadi faktor resiko kanker serviks.
Memiliki HIV agaknya membuat sistem kekebalan tubuh seorang wanita kurang dapat
memerangi baik infeksi HPV maupun kanker-kanker pada stadium awal.

3) Infeksi Klamidia : Ini adalah bakteri yang umum menyerang organ wanita, tersebar melalui
hubungan seksual. Seorang wanita mungkin tidak tahu bahwa ia terinfeksi kecuali dilakukan
tes untuk klamidia selama pemeriksaan panggul. Beberapa riset menemukan bahwa wanita
yang memiliki sejarah atau infeksi saat ini berada dalam resiko kanker serviks lebih tinggi.
Infeksi dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan masalah serius lainnya.

4) Diet : Apa yang Anda makan juga dapat berperan. Diet rendah sayuran dan buah-buahan
dapat dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker seviks. Juga, wanita yang obes/gemuk
berada pada tingkat resiko lebih tinggi.

4
5) Pil KB: Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker serviks. Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat sejalan dengan
semakin lama wanita tersebut menggunakan pil kontrasepsi tersebut dan cenderung menurun
pada saat pil di-stop. Anda harus membicarakan dengan dokter Anda tentang pro kontra
penggunaan pil KB dalam kasus Anda.

6) Memiliki Banyak Kehamilan: Wanita yang menjalani 3 atau lebih kehamilan utuh
memiliki peningkatan resiko kanker serviks. Tidak ada yang tahu mengapa ini dapat terjadi.

7) Hamil pertama di usia muda: Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun
hampir selalu 2x lebih mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya, daripada wanita yang
menunda kehamilan hingga usia 25 tahun atau lebih tua

8) Penghasilan rendah: Wanita miskin berada pada tingkat resiko kanker serviks yang lebih
tinggi. Ini mungkin karena mereka tidak mampu untuk memperoleh perawatan kesehatan
yang memadai, seperti tes Pap Smear secara rutin.

9) DES (diethylstilbestrol): DES adalah obat hormon yang pernah digunakan antara tahun
1940-1971 untuk beberapa wanita yang berada dalam bahaya keguguran. Anak-anak wanita
dari para wanita yang menggunakan obat ini, ketika mereka hamil berada dalam resiko
terkena kanker serviks dan vagina sedikit lebih tinggi.

10) Riwayat Keluarga: Kanker serviks dapat berjalan dalam beberapa keluarga. Bila Ibu atau
kakak perempuan Anda memiliki kanker serviks, resiko Anda terkena kanker ini bisa 2 atau
3x lipat dari orang lain yang bukan. Ini mungkin karena wanita-wanita ini kurang dapat
memerangi infeksi HPV daripada wanita lain pada umumnya.

C. Pencegahan Kanker Serviks

Kebanyakan kanker serviks dapat dicegah. Ada 2 cara untuk mencegah penyakit ini. Cara
pertama adalah menemukan dan mengobati pra-kanker sebelum menjadi kanker serviks, dan
yang kedua adalah mencegah terjadinya pra-kanker serviks.

1. Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr. George Papanicolaou (1883-
1962) dari Yunani. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel
abnormal dalam serviks (leher rahim).

Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium
terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak
menimbulkan rasa sakit.

5
Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk
hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.

Gambar 1: dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang vagina untuk menahan
dinding vagina tetap terbuka.
Gambar 2: Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan (alat) spatula.

Gambar 3: Usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass Gambar 4: sample siap
dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa.

Jenis-Jenis Test Pap Smear:

Test Pap smear konvensional Seperti gambar diatas.

1. Thin prep Pap.

Biasanya dilakukan bila hasil test Pap smear konvensional kurang baik/kabur. Sample
lendir diambil dengan alat khusus (cervix brush), bukan dengan spatula kayu dan
hasilnya tidak disapukan ke object-glass, melainkan disemprot cairan khusus untuk
memisahkan kontaminan, seperti darah dan lendir sehingga hasil pemeriksaan lebih
akurat.

2. Thin prep plus test HPV DNA

Dilakukan bila hasil test Pap smear kurang baik. Sampel diperiksa apakah mengandung
DNA virus HPV.

6
2. Pedoman deteksi dini kanker serviks:

1. Para wanita harus mulai melakukan tes Pap smear sekitar 3 tahun setelah mereka mulai
melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih tua dari usia 21 tahun.

2. Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap smear biasa digunakan, atau setiap 2
tahun sekali jika Pap smear berbasis cairan digunakan.

3. Dimulai pada usia 30 tahun, para wanita yang mempunyai hasil tes NORMAL sebanyak 3x
berturut-turut mungkin dapat menjalani tes Pap smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pilihan
lainnya untuk wanita di atas 30an adalah menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali plus
tes HPV DNA.

4. Wanita yang memiliki faktor resiko tertentu (seperti infeksi HIV atau punya imunitas lemah)
harus mendapatkan tes Pap smear setiap tahun.

5. Wanita usia 70 tahun atau lebih tua dengan hasil tes Pap NORMAL selama 3 tahun berturut-
turut (dan tidak mempunyai hasil tes ABNORMAL dalam 10 tahun terakhir) dapat memilih
untuk berhenti melakukan tes Pap smear ini. Tapi wanita yang telah menderita kanker serviks
atau yang memiliki faktor risiko lain (seperti yang disebutkan di atas) harus terus melalukan
tes ini selama mereka berada dalam kesehatan yang baik.

6. Wanita yang pernah menjalani total histerektomi juga dapat memilih untuk berhenti
melakukan tes Pap kecuali telah menjalani pembedahan untuk mengobati kanker serviks atau
pra-kanker. Wanita yang pernah menjalani histerektomi sederhana (leher rahim tidak dihapus)
harus tetap mengikuti pedoman di atas.

Beberapa wanita percaya bahwa mereka bisa berhenti melakukan tes Pap smear setelah mereka
berhenti mempunyai anak. Ini tidak benar. Mereka harus terus mengikuti pedoman diatas.

3. Pemeriksaan Panggul vs Tes Pap Smear

Banyak orang sering rancu antara pemeriksaan panggul vs tes Pap smear, mungkin karena kedua
hal ini sering dilakukan pada saat bersamaan. Pemeriksaan panggul adalah bagian dari perawatan
kesehatan rutin seorang wanita. Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin melihat dan merasakan
organ reproduksi. Beberapa wanita berpikir bahwa mereka tidak perlu pemeriksaan panggul
setelah mereka berhenti memiliki anak. Hal ini tidak benar.

Pemeriksaan panggul dapat membantu menemukan penyakit pada organ kewanitaan. Tapi hal itu
tidak akan menemukan kanker serviks pada stadium awal. Untuk itu, tes Pap smear diperlukan.
Tes Pap smear sering dilakukan sesaat sebelum pemeriksaan panggul.

7
4. Alternatif lain Tes Pap Smear : Metode IVA

Untuk deteksi dini kanker serviks, selain test Pap Smear, metoda lain yang dapat menjadi pilihan
adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

IVA digunakan untuk mendeteksi abnormalitas sel serviks Anda setelah mengoleskan larutan
asam asetat (asam cuka3-5%) pada leher rahim. Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-
kanker dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite change). Hasilnya dapat diketahui
saat itu juga atau dalam waktu 15 menit.

Metode IVA mengandung kelebihan dibanding test Pap smear, karena sangat sederhana (dapat
dilakukan di Puskesmas), hasilnya cukup sensitif dan harganya amat terjangkau (mulai Rp.
5000).

Berbeda dengan test Pap smear, pemeriksaan dengan metode IVA juga dapat dilakukan kapan
saja, termasuk saat menstruasi, saat asuhan nifas atau paska keguguran. Bila hasilnya bagus,
kunjungan ulang untuk tes IVA adalah setiap 5 tahun.

Gambar:Berbagai hasil test IVA

D. Bagaimana Kanker Serviks Ditemukan

8
Pada tahap awal pra-kanker atau kanker serviks, biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala.
Itulah mengapa penting bagi wanita untuk menjalani tes Pap Smear secara teratur. Gejala sering
tidak dimulai hingga kanker telah berkembang lebih jauh dan telah menyebar ke daerah di
dekatnya. Anda harus segera konsultasi ke dokter, bila menemukan gejala dibawah ini:

 Pendarahan vagina yang bersifat abnormal, seperti perdarahan setelah bersenggama,


pendarahan setelah menopause, perdarahan dan bercak darah antar periode menstruasi,
dan periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya. Pendarahan
setelah douching, atau setelah pemeriksaan panggul merupakan gejala umum kanker
serviks tetapi bukan pra-kanker.
 Keputihan yang tidak normal dari vagina, dengan ciri diantaranya: kental, warna
kuning/kecoklatan, dapat berbau busuk dan/atau gatal

 Rasa sakit saat bersenggama

Tentu saja, gejala ini tidak berarti bahwa Anda terkena kanker. Hal ini dapat juga disebabkan
oleh sesuatu yang lain. Tapi Anda tetap harus memeriksa dengan dokter untuk mengetahui
penyebabnya.

Cara terbaik adalah tidak menunggu sampai gejala muncul. Lakukan tes Pap Smear dan
pemeriksaan panggul secara teratur.

1. Tes-Tes yang dilakukan pada Kanker Serviks

a. Catatan medis dan pemeriksaan fisik

Dokter akan meminta informasi tentang kesehatan Anda, faktor-faktor risiko terkait, dan tentang
kesehatan anggota keluarga Anda. Pemeriksaan fisik lengkap akan dilakukan, termasuk mencari
kemungkinan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening ataupun organ terdekat.

Pemeriksaan lainnya, antara lain:

 Colposcopy, yaitu teropong leher rahim.


 Cone Biopsi, merupakan pengambilan sedikit jaringan serviks untuk diteliti oleh ahli
patologi.
 Tes penanda tumor SCC melalui pengambilan sample darah

Cystoscopy, Proktoskopi, dan pemeriksaan di bawah anestesi

Ini adalah prosedur yang paling sering dilakukan pada wanita yang memiliki tumor besar.
Prosedur ini tidak diperlukan jika kanker tersebut diketahui pada tahap dini.

9
Cystoscopy: tabung tipis berlensa cahaya dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra
untuk mengetahui apakah kanker telah berkembang ke daerah ini. Sample biopsy juga bisa
diambil sekaligus. Cystoscopy memerlukan anestesi bius total.

Proktoskopi: tabung tipis terang digunakan untuk memeriksa penyebaran kanker serviks ke area
anus Anda.

Pemeriksaan panggul:Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan panggul (di bawah anestesi)
untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar melampaui daerah leher rahim.

b. Sesudah tes: penentuan stadium kanker serviks

Dokter akan menggunakan hasil pemeriksaan diatas untuk mengetahui ukuran tumor, seberapa
dalam tumor telah serta kemungkinan penyebaran kanker serviks ke kelenjar getah bening atau
organ yang jauh (metastasis).

Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum seberapa jauh kanker telah
menyebar. Ada 2 sistem yang digunakan pada umumnya untuk memetakan stadium kanker
serviks, yaitu sistem FIGO (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri) dan sistem TNM
Kanker, keduanya sangat mirip. Kedua pemetaan ini mengelompokkan kanker serviks
berdasarkan 3 faktor: ukuran/besar tumor (T), apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah
bening (N) dan apakah telah menyebar ke tempat jauh (M).

Dalam sistem AJCC, stadium menggunakan angka Romawi 0 s/d IV (0-4). Secara umum, angka
yang lebih rendah menunjukkan semakin kecil kemungkinan kanker telah menyebar. Angka yang
lebih tinggi, seperti stadium IV (4) menunjukkan kanker yang lebih serius.

 Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya ditemukan di lapisan


terdalam leher rahim
 Stadium I: kanker ditemukan pada leher rahim saja.

 Stadium II: kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke dinding panggul
atau sepertiga bagian bawah vagina.

 Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin
telah menyebar ke dinding panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi

 Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain
dari tubuh (paru-paru, tulang, liver, dll)

10
Cancer Stages

E. Pengobatan Kanker Serviks

Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan
kemoterapi.

Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin
memiliki anak, metode

LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.

Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:

 Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa kemo
 Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi,
ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi

Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis
cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan
kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

11
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau
menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk
mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.

Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia
Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak
untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari
penyakit Anda.

F. Pembedahan untuk Kanker Serviks

Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa melibatkan pengangkatan rahim
(histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi yang paling umum untuk
kanker serviks.

a) Cryosurgery

Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan
pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan mereka.
Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ad adi dalam leher
rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.

b) Bedah Laser

Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil dari
jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan
untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

c) Konisasi

Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan
oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dapat digunakan untuk
menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini jarang digunakan
sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini
yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat
untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu mengandung kanker
atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa
seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

12
d) Histerektomi

Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di
dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat
diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah
operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan untuk
mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan untuk stadium
pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.

Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: pada operasi ini, dokter
bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang
berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah
panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan
perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa
menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul
adalah pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan lebih jarang
juga digunakan pada beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.

Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi, seorang wanita masih dapat
merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk mencapai
orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa sakit atau perdarahan, meskipun demikian,
operasi sebenarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual seorang wanita dengan cara
menghentikan gejala-gejala ini.

e) Trachelektomi

Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda tertentu
dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode
ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan
berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim.

13
Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui vagina
ataupun perut.

Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan
melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat
kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi daripada
wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini
cukup rendah.

f) Ekstenterasi Panggul

Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis operasi ini:
kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini
digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.

Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan membuang air
kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih
baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah tabung kecil (disebut kateter)
ke dalam lubang kecil di perut tersebut (disebut: urostomi). Atau urin bisa mengalir ke
kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.

Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati
kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang
pembukaan di perut dimana kotoran dapat dikeluarkan. Atau ahli bedah mungkin dapat
menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung di luar tubuh yang diperlukan.
Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat
dibuat/direkonstruksi.

Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini. Beberapa
mengatakan butuh waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar benar menyesuaikan diri dengan
perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat
menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan kesabaran, mereka juga
dapat memiliki gairah seksual, kesenangan, dan orgasme.

g) Radioterapi untuk Kanker Serviks

Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk
membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan,
biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah Anda menderita

14
Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami perdarahan pada umumnya menderita
Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.

Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi (external
maupun internal). Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir ini,
dokter seringkali melakukan kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati
kanker serviks yang berada antara stadium IB hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran
tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan telah menyebar ke jaringan
lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau usus besar.

Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal. Radioterapi
eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui sebuah mesin
besar. Sedangkan radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam
rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah
satu metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.

h) Brachytherapy untuk Kanker Serviks

Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini.
Pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik
radium dan cesium telah digunakan sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi
internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai diperkenalkan sistem HDR (high
dose rate) brachytherapy.

HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah komplikasi
potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR brachytherapy diberikan dalam
beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks, standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu
dimana aplikator berada di saluran kewanitaan (vagina, leher rahim dan/atau rahim) untuk
setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium yang menerima
brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total
2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.

Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan, ekonomis,
dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup
memegang peranan penting bagi kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang
menangani.

15
Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari radioterapi, yaitu:

 Kelelahan
 Sakit maag

 Sering ke belakang (diare)

 Mual

 Muntah

 Perubahan warna kulit (seperti terbakar)

 Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan

 Menopause dini

 Masalah dengan buang air kecil

 Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang

 Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)

 Rendahnya jumlah sel darah putih

 Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

Diskusikan dengan dokter atau perawat Anda tentang efek samping yang mungkin Anda alami.

16
Seringkali ada pengobatan atau metode lain yang akan membantu. Karena merokok
meningkatkan efek samping radioterapi, jika Anda merokok maka Anda harus segera berhenti.

G. Kemoterapi untuk Kanker Serviks

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-
obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke
aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam
satu waktu.

Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat
yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek
samping bisa termasuki:

A. Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)


B. Kehilangan nafsu makan

C. Kerontokan rambut jangka pendek

D. Sariawan

E. Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)

F. Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)

G. Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)

H. Kelelahan

I. Menopause dini

J. Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan ketidaksuburan) berhenti ketika
pengobatan selesai. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, bicarakan dengan dokter
Anda atau perawat, karena seringkali ada cara untuk membantu. Pemberian kemoterapi pada saat
yang sama seperti radioterapi dapat meningkatkan prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat
memberikan efek samping yang lebih buruk. Tim dokter Anda akan mengawasi efek samping ini
dan dapat memberikan obat-obatan untuk membantu Anda merasa lebih baik.

17
H. Terapi Kanker Serviks

Terapi komplementer untuk kanker serviks :

Bagi Anda yang terkena kanker serviks, juga dapat mengkonsumsi Typhonium Plus® - suatu
ramuan herbal (100% NATURAL) yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh untuk
melawan sel-sel kanker serviks.

Extract Typhonium Flagelliforme (Keladi Tikus) dan bahan alami lainnya membantu detoxifikasi
jaringan darah. Ramuan ini mengandung Ribosome inacting protein(RIP), yang berfungsi
menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan
sekitarnya dan memblokir pertumbuhan sel kanker.

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker serviks adalah
keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau
kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks

Faktor-faktor resiko dibawah ini dapat meningkatkan peluang seorang wanita terkena kanker
serviks, infeksi Virus Human Papilloma (HPV), merokok, infeksi HIV, infeksi Klamidia, diet, Pil
KB, memiliki banyak kehamilan, hamil pertama di usia muda, penghasilan rendah, DES
(diethylstilbestrol), dan riwayat keluarga.

Gejala-gejala kanker serviks antara lain; Pendarahan vagina yang bersifat abnormal, seperti
perdarahan setelah bersenggama, pendarahan setelah menopause, perdarahan dan bercak darah
antar periode menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya.
Pendarahan setelah douching, atau setelah pemeriksaan panggul merupakan gejala umum kanker
serviks tetapi bukan pra-kanker. Keputihan yang tidak normal dari vagina, dengan ciri
diantaranya: kental, warna kuning/kecoklatan, dapat berbau busuk dan/atau gatal dan rasa sakit
saat bersenggama.

Ada tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan
kemoterapi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.cancer.org/

http://dokter.indo.net.id/serviks.html

http://www.suaradokter.com/wp-content/uploads/2009/07/papsmear.jpg

http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/147-pap-smear-thin-prep-
cegah-kanker-serviks.html#Pap-Smear

http://www.vcs.org.au/practices/services/papsmears/thinprep.html

http://www.medic8.com/healthguide/articles/thinprepcervicalsmear.html

http://puskesmaspetanahan.blogspot.com/2009/11/deteksi-dini-kanker-leher-rahim-dengan.html

http://kosmo.vivanews.com/news/read/127204-beda_metode_pap_smear_dan_iva

http://2.bp.blogspot.com/_TnhN8tQeMhA/SvUpSdCVSbI/AAAAAAAAAB8/UOO_HmSfXPM
/s1600-h/iva.png

http://www.cancerhelp.org.uk/type/cervical-cancer/living/your-sex-life-and-cervical-cancer#fears

http://www.f-buzz.com/2008/07/30/penyebab-dan-gejala-kanker-leher-rahim/

http://www.infoanak.com/tag/penyebab-kanker-serviks/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1768033-saatnya-mencegah-kanker-serviks/

http://www.cancerhelp.org.uk/about-cancer/cancer-questions/what-is-the-hpv-virus

http://www.parokihtbspm.org/pdf/buletin-berbuah/kanker-serviks-dan-penyakit-hpv.pdf

http://www.cyberforums.us/forum/showthread.php?t=22780

http://matanews.com/2009/11/23/gardisol-vaksin-atasi-kanker-serviks/

http://www.gardasil.com/Gardasil-facts/index.html#important-information

http://www.americanthinker.com/2009/10/gardasil_shows_why_government.html

http://www.eveningnews.com/blogs/2008/07/08/couricandco/entry4240888.shtml

20

Anda mungkin juga menyukai