Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam pengembangan sumber daya

manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju.

Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya manusia

dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga kependidikan guru dan nonguru .

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan, ”komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat

sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola

satuan pendidikan . Tenaga gurulah yang mendapatkan perhatian lebih banyak di

antara komponen-komponen sistem pendidikan. Besarnya perhatian terhadap guru

antara lain dapat dilihat dari banyaknya kebijakan khusus seperti kenaikan

tunjangan fungsional guru dan sertifikasi guru.

Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak

dilakukan. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang

baik dalam melaksanakan tugasnya. “Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan (1)

guru sering mengeluh kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan

kurikulum yang syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara

mengajar guru yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas

pendidikan sebagai mana mestinya” (Imron, 2000:5).

SMP Negeri 3 Tanjungsari merupakan sekolah Negeri yang berdiri pada

tahun 2015 dan merupakan alih fungsi dari SMP Gotong Royong Kemiri,

Tanjungsari,Gunungkidul dan saat ini masih menggunakan Kurikulum 2006.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 1


Sebaian guru - guru SMP Negeri 3 Tanjungsari, merupakan Guru Tidak

Tetap (GTT) yang berlatar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pelajaran

yang di ampunya . Berdasarkan kenyataan dan kompleksnya tugas serta peran

guru teresbut diatas , perlu diadakan supervisi atau pembinaan terhadap guru secara

berkelanjutan untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja guru perlu ditingkatkan

agar usaha membimbing siswa lebih optimal.

”Proses pengembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan

belajar mengajar di tempat mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh

hasil pembinaan dan supervisi kepala sekolah” (Pidarta, 1992:3). Pada pelaksanaan

KTSP menuntut kemampuan baru pada guru untuk dapat mengelola proses

pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam

memberikan pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna ( peserta didik,

masyarakat ) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat langsung

dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung

jawab individual dan kelompok.

Direktorat Pembinaan SMP (2008:3) menyatakan ”kualitas pendidikan


sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses
pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang
terjadi di kelas, mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan
konsekuensinya, adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan )
segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan
efektif”.

Hal ini berarti bahwa guru sebagai fasilitator yang mengelola proses

pembelajaran di kelas mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan.

Konsekuensinya adalah guru harus mempersiapkan ( merencanakan) segala sesuatu

agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 2


Perencanaan pembelajaran merupakan langkah yang sangat penting sebelum

pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang matang diperlukan supaya

pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif. Perencanaan pembelajaran

dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau beberapa istilah lain

seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran memuat kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai, materi yang

akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran,

sumber belajar serta penilaian.

Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor

(pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor

yang dominan karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai.

Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya. Seorang guru dikatakan

profesional apabila (1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2) bangga dengan

tugas profesinya, (3) selalu menjaga dan berupaya meningkatkan kompetensinya,

(4) bekerja dengan sungguh tanpa harus diawasi, (5) menjaga nama baik

profesinya, (6) bersyukur atas imbalan yang diperoleh dari profesinya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan menyatakan standar proses merupakan salah satu Standar Nasional

Pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: 1)

Perencanaan proses pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran, 3)

Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 3


Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan oleh guru

pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 3 Tanjungsari,Gunungkidul masih

ditemukan adanya guru yang belum bisa memperlihatkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang

sudah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran masih ditemukan adanya guru

yang belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor

dan kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya masih

dangkal. Soal, skor, dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Pada komponen penilaian ( penskoran dan kunci jawaban) sebagian

besar guru tidak lengkap membuatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di kepala.

Sedangkan pada komponen tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan sumber belajar sebagian besar guru sudah membuatnya.

Masalah yang lain yaitu sebagian besar guru di SMP Negeri 3

Tanjungsari,Gunungkidul belum mendapatkan pelatihan pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

Dengan keadaan demikian, peneliti sebagai kepala sekolah berusaha untuk

memberi bimbingan berkelanjutan pada guru dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap sesuai dengan tuntutan pada standar

proses dan standar penilaian yang merupakan bagian dari standar nasional

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 4


pendidikan. Hal itu juga sesuai dengan tugas peneliti sebagai kepala sekolah

berdasarkan Permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang lima standar kompetensi

kepala sekolah yang salah satunya adalah supervisi akademik yaitu menindak

lanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat agar kegiatan

pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, biasanya pembelajaran menjadi tidak terarah.

Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun RPP dengan lengkap berdasarkan

silabus yang disusunnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sangat penting bagi

seorang guru karena merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul

dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Masih ada guru yang belum paham dan termotivasi dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap.

2. Sebagian besar guru belum mendapatkan pelatihan pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Ada guru yang tidak bisa memperlihatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang dibuatnya dengan berbagai alasan.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru komponennya belum

lengkap/ tajam khususnya pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan

penilaian.

5. Guru banyak yang mengadopsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran orang lain.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 5


Dari lima masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi menjadi:

1. Guru belum paham dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru belum lengkap.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas,

diajukan rumusan masalah sebagai berikut.

Apakah dengan bimbingan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kompetensi guru

dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui

bimbingan berkelanjutan di SMP Negeri 3 Tanjungsari ,Kabupaten Gunungkidul.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat

1. Manfaat bagi peneliti

a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan

penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

b. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menyusun serta menulis

laporan dan artikel ilmiah.

c. Sebagai motivasi bagi peneliti dalam membuat karya tulis ilmiah.

d. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti sebagai syarat untuk

kenaikan golongan yang lebih tinggi .

e. Dengan adanya pengalaman menulis, dapat memberikan bimbingan

kepada teman-teman guru yang akan menulis.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 6


f. Hasil penelitian ini digunakan peneliti sebagai evaluasi terhadap guru

dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang selanjutnya

akan digunakan sebagai bahan pembinaan kepada guru .

2. Manfaat bagi sekolah

a. Akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru pada Kegiatan

Belajar Mengajar yang lebih lengkap.

b. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan karena Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar sudah tersampaikan.

3. Manfaat bagi guru

a. Dapat meningkatkan kompetensi dalam membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dengan lengkap serta menciptakan kesadaran guru tentang

tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugasnya.

b. Sebagai panduan dan arahan dalam mengajar sehingga apa yang

diinginkan dalam standar isi dapat tersampaikan.

4. Manfaat bagi siswa

a. Adanya kesiapan belajar, keseriusan, keingintahuan, dan semangaat belajar

tinggi terhadap pelajaran.

b. Siswa lebih percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga

tercapai target kompetensinya.

E. Pemecahan Masalah/Tindakan

1. Peneliti mencoba untuk mengambil tindakan dengan memberi penjelasan dan

bimbingan berkelanjutan serta arahan kepada guru tentang pentingnya

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 7


seorang guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap.

Dengan bimbingan berkelanjutan diharapkan guru termotivasi dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap dan dapat

digunakan sebagai acuan atau panduan dalam mengajar, agar Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam standar isi dapat

tersampaikan semua karena sudah ada dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

siklus pertama.

2. Peneliti mencoba untuk melihat proses peningkatan kemampuan guru dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui instrumen proses yang

telah dirancang yaitu berupa lembar observasi/pengamatan komponen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat sebelas komponen yaitu:

1) identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4)

indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7)

alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9) kegiatan pembelajaran, 10) sumber

belajar dan 11) penilaian hasil belajar (soal, skor dan kunci jawaban), untuk

melihat apakah guru sudah membuat RPP dengan lengkap. Hal itu nanti akan

dibuktikan dengan melihat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat

oleh guru. Terjadi peningkatan atau tidak pada siklus ke-2

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 8


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Guru

Dalam Kmus Besar bahasa Inndonesia disebutkan bahwa guru adalah orang

yang pekerjaanya mengajar. Secara etimolologi, istilah ”Guru” berasal dari bahasa

India yang artinya ” orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara”

Shambuan, Kemudian Rabindranath Tagore (dalam Suparlan 2005:11)

menggunakan istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru

mengamalkan tugas mulianya membangun spiritualitas anak-anak bangsa di India

Pengertian guru kemudian menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas dalam

kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan

kecerdasan intelektual (intellectual intelligence), tetapi juga menyangkut

kecerdasan kinestetik jasmaniah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olah

raga, guru senam dan guru musik. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai

orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam

semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek

lainnya.

Poerwadarminta (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan, “guru adalah

orang yang kerjanya mengajar.” Dengan definisi ini, guru disamakan dengan

pengajar. Pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar,

tidak termasuk pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya Zakiyah

Daradjat (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan,” guru adalah pendidik profesional

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 9


karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik

anak-anak.”

Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. ”Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”.

Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem

pendidikan nasional menyatakan, ”pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”

PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan,

”pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga

pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

2. Standar Kompetensi Guru

1. Pengertian Standar Kompetensi Guru

Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir

dan bertindak”. “Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 10


kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang

harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas

pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang

disandangnya” (Nana Sudjana 2009:1).

Nurhadi (2004:15) menyatakan, “kompetensi merupakan pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir

dan bertindak”. Selanjutnya menurut para ahli pendidikan McAshan (dalam

Nurhadi 2004:16) menyatakan, ”kompetensi diartikan Sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku koqnitif,

afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.”

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Dalam

Suparlan). Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam

pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah

sebagai suatu kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat

pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan

suatu pekerjaan.

Undang-Undang Guru dan Dosan No.14 Tahun 2005 Pasal 8

menyatakan, ” guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dari rumusan di atas jelas

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 11


disebutkan pemilikan kompetensi oleh setiap guru merupakan syarat yang

mutlak harus dipenuhi oleh guru. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki

oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.

Selanjutnya Pasal 10 menyebutkan empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh guru yakni (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi

kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.

Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan, maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai

guru.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan standar

Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan,

ditetapkan dalam bentuk penguasaan perangkat kemampuan yang meliputi

pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan bagi seorang tenaga kependidikan

sehingga layak disebut kompeten. Standar kompetensi guru dipilah ke dalam

tiga komponen yang kait- mengait, yakni: 1) pengelolaan pembelajaran, 2)

pengembangan profesi, dan 3) penguasaan akademik. Komponen pertama

terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua memiliki satu kompetensi, dan

komponen ketiga memiliki dua kompetensi. Dengan demikian, ketiga

komponen tersebut secara keseluruhan meliputi tujuh kompetensi dasar, yaitu:

1) penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi belajar

mengajar, 3) penilaian prestasi belajar peserta didik, 4) pelaksanaan tindak

lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, 5) pengembangan profesi,

6) pemahaman wawasan kependidikan, dan 7) penguasaan bahan kajian

akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 12


3. Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi Guru

Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah

sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga

yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina

secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan

terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.

Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai acuan

pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun

acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk

melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga

kependidikan.

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Silabus merupakan sebagian sub-sistem

pembelajaran yang terdiri dari atau yang satu sama yang lain saling

berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Hal penting yang berkaitan

dengan pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang disusun berdasarkan

indikator yang ditetapkan.

Philip Combs (dalam Kurniawati, 2009:66) menyatakan bahwa

perencanaan program pembelajaran merupakan suatu penetapan yang memuat

komponen-komponen pembelajaran secara sistematis. Analisis sistematis

merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai tujuan

pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis, rasional, sesuai

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 13


dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah (masyarakat). Perencanaan

program pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa keputusan yang akan

dilaksanakan . Selanjutnya Oemar Hakim (dalam Kurniawati 2009:74)

menyatakan, ”bahwa perencanaan program pembelajaran pada hakekatnya

merupakan perencanaan program jangka pendek untuk memperkirakan suatu

proyeksi tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran”.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan, “Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran adalah suatu upaya menyusun perencanaan pembelajaran yang

akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan

daerah.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru bersama warga

sekolah berupaya menyusun kurikulum dan perencanaan program

pembelajaran, meliputi: program tahunan, program semester, silabus, dan

rencana peleksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik

dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

merupakan acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk setiap

Kompetensi Dasar.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 14


Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas

pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu KD.

2. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Permendiknas No. 41Tahun 2007, komponen Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran terdiri dari a). identitas mata pelajaran, (b) standar

kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) indikator pencapaian kompetensi, (e)

tujuan pembelajaran, (f) materi ajar, (g) alokasi waktu, (h) metode

pembelajaran, (i) kegiatan pembelajaran meliputi: pendahuluan, inti, penutup.

(j) sumber belajar, (k) penilaian hasil belajar meliputi: soal, skor dan kunci

jawaban.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 (2005 pasal 20)

menyatakan bahwa, ”RPP minimal memuat sekurang-kurangnya lima

komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode

pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.”

4. Prinsip-Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan dalam menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut: a) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, b)

mendorong partisipasi aktif peserta didik, c) mengembangkan budaya

membaca dan menulis, d) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, e)

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 15


keterkaitan dan keterpaduan, f) menerapkan teknologi informasi dan

komunikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .

5. Langkah- langkah Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

adalah a) mengisi kolom identitas, b) Menentukan alokasi waktu yang

dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang akan digunakan yang

terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan pembelajaran

berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah

ditentukan, e) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi

pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi ajar merupakan uraian

dari materi pokok/pembelajaran, f) menentukan metode pembelajaran yang

akan digunakan, g) merumuskan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan

awal, inti dan akhir. h) menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan,

i) menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik

penskoran dan kunci jawaban

6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran perlu

memperhatikan hal sebagai berikut: (a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

disusun untuk setiap Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu

kali pertemuan atau lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan

hasil belajar yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 16


dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu

tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan

pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan

pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila

dalam satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat 3 kali pertemuan,

maka dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut terdapat 3 langkah

pembelajaran, e). Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang

sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap

pertemuannya.

B. Bimbingan Berkelanjutan

Pengertian Bimbingan dan berkelanjutan


Frank Parson. 1951 (dalam RM Fatihah http://eko13.wordpress.com)

menyatakan, “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk

dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat

kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Chiskon 1959 (dalam RM Fatihah

http://eko13.wordpress.com) menyatakan, “bimbingan membantu individu untuk

lebih mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”

Berikutnya Bernard dan Fullmer 1969 (dalam RM Fatihah

http://eko13.wordpress.com) menyatakan, ”bahwa bimbingan dilakukan untuk

meningkatkan perwujudan diri individu.” Dapat dipahami bahwa bimbingan

membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya. Menurut

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”bimbingan adalah petunjuk

penjelasan cara mengerjakan sesuatu, tuntutan.”

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 17


Dari beberapa pengertian bimbingan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan

dan sistematis yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus

untuk itu,dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya,

serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk

dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya

dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Kedua, ”berkelanjutan adalah berlangsung terus menerus,

berkesinambungan.”

Berdasarkan pengertian bimbingan dan berkelanjutan dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa " bimbingan berkelanjutan adalah pemberian bantuan yang

diberikan seorang ahli kepada seseorang atau individu secara berkelanjutan

berlangsung secara terus menerus untuk dapat mengembangkan potensi dirinya

secara optimal dan mendapat kemajuan dalam bekerja."

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 18


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian ,

jadwal penelitian, dan siklus PTS sebagai berikut

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tanjungsari

Kabupaten Gunungkidul, sekolah ini merupakan sekolah baru yang sebagian

besar gurunya juga guru baru yang belum mendapatkan pelatihan penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pengalamannya sangat minim.

Pemilihan sekolah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

lengkap.

2. Waktu Penelitian

PTS ini dilaksanakan pada semester satu tahun 2016 selama kurang lebih

tiga bulan mulai Agustus sampai dengan Oktober 2016.

3. Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat

peningkatan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 19


B. Persiapan Penelitian Tindakan Sekolah

Sebelum PTS dilaksanakan, dibuat berbagai input instrument yang digunakan

untuk mendapatkan data dan informasi.

C. Subjek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah guru guru

SMP Negeri 3 Tanjungsari, baik yang PNS maupun yang GTT Gunungkidul yang

berjumlah 13 orang.

D. Sumber Data

Sumber data dalam PTS ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah

disusun guru.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi,

dan diskusi.

a. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang

pemahaman guru terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .

b. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui

kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dengan lengkap.

c. Diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 20


2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam PTS ini sebagai berikut.

a. Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui

kemampuan awal yang dimiliki guru tentang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

b. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui komponen

RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru .

b. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk sharing pendapat antara peneliti

dengan guru.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action

Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan

guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari

siklus ke siklus. ”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1985:63).

Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan

melalui komunikasi langsung atau wawancara, observasi/pengamatan, dan

diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 21


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang

dialami oleh guru dalam menyusun RPP. Selanjutnya peneliti memberikan

alternatif atau usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan

Sekolah, menurut Sudarsono, F.X, (1999:2) yakni:

1. Rencana : Tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun RPP secara lengkap. Solusinya

yaitu dengan melakukan : a) wawancara dengan guru dengan

menyiapkan lembar wawancara, b) Diskusi dalam suasana yang

menyenangkan dan c) memberikan bimbingan dalam menyusun

RPP secara lengkap.

2. Pelaksanaan: Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang lengkap yaitu dengan memberikan

bimbingan berkelanjutan pada guru sekolah binaan .

3. Observasi: Peneliti melakukan pengamatan terhadap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah dibuat untuk memotret seberapa jauh

kemampuan guru dalam menyusun RPP dengan lengkap, hasil

atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru

dalam mencapai sasaran.

Selain itu juga peneliti mencatat hal-hal yang terjadi dalam

pertemuan dan wawancara. Rekaman dari pertemuan dan

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 22


wawancara akan digunakan untuk analisis dan komentar

kemudian.

4. Refleksi: Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil

dari refleksi ini, peneliti bersama guru melaksanakan revisi atau

perbaikan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah disusun agar sesuai dengan rencana awal yang mungkin

saja masih bisa sesuai dengan yang peneliti inginkan.

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal

sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk.

Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara

urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian

yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan

sampai tujuan penelitian dapat tercapai.”

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 23


Alur PTS dapat dilihat pada Gambar berikut :

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan I
Permasalahan
tindakan I

Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I

Permasalahan baru
hasil refleksi Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II tindakan II

Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data II

Apabila Dilanjutkan ke siklus


permasalahan belum berikutnya
terselesaikan

Gambar Alur Penelitian Tindakan Sekolah

G. Rencana Pelaksanaan

Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:

1. Siklus Pertama (Siklus I )

a) Peneliti merencanakan tindakan pada siklus I (membuat format/instrumen

wawancara, penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , rekapitulasi

hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b) Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan

atau hambatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

c) Peneliti menjelaskan kepada guru tentang pentingnya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dibuat secara lengkap.

d) Peneliti memberikan bimbingan dalam pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 24


e) Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah dibuat guru.

f) Peneliti melakukan revisi atau perbaikan penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang lengkap.

g) Peneliti dan guru melakukan refleksi.

2. Siklus Kedua (Siklus II)

a) Peneiti merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada

revisi/perbaikan pada siklus I, seperti menugasi guru menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang kedua, mengumpulkan, dan melakukan

pembimbingan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b) Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada siklus II.

c) Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah dibuat guru.

d) Peneliti melakukan perbaikan atau revisi penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajara.

e) Peneliti dan guru melakukan refleksi.

H. Indikator Pencapaian Hasil

Peneliti mengharapkan secara rinci indikator pencapaian hasil paling rendah 78 %

guru membuat kesebelas komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai

berikut :

1. Komponen identitas mata pelajaran diharapkan ketercapaiannya 100%.

2. Komponen standar kompetensi diharapkan ketercapaiannya 85%.

3. Komponen kompetensi dasar diharapkan ketercapaiannya 85%.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 25


4. Komponen indikator pencapaian kompetensi diharapkan ketercapaiannya 75%.

5. Komponen tujuan pembelajaran diharapkan ketercapaiannya 75%.

6. Komponen materi pembelajaran diharapkan kecercapaian 75%.

7. Komponen alokasi waktu diharapkan ketercapaiannya 75%.

8. Komponen metode pembelajaran diharapkan kecercapaiannya 75%.

9. Komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran diharapkan

ketercapaiannya 70%.

10. Komponen sumber belajar diharapkan ketercapaiannya 70%.

11.Komponen penilaian (soal, pedoman penskoran, kunci jawaban) diharapkan

ketercapaiannya 75%.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 26


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara terhadap tiga belas orang guru, peneliti memperoleh

informasi bahwa semua guru (tiga belas orang) belum tahu kerangka penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hanya sekolah yang memiliki dokumen

standar proses (satu buah), hanya dua orang guru yang pernah mengikuti pelatihan

pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran umumnya guru mengadopsi

dan mengadaptasi RPP, kebanyakan guru tidak tahu dan tidak paham menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap, mereka setuju bahwa guru

harus menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam melaksanakan

proses pembelajaran yang dapat dijadikan acuan/pedoman dalam proses

pembelajaran. Selain itu, kebanyakan guru belum tahu dengan komponen-

komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap tiga belas Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru (khusus pada siklus I), diperoleh

informasi/data bahwa masih ada guru yang tidak melengkapi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dengan komponen dan sub-subkomponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran tertentu, misalnya komponen indikator dan penilaian hasil belajar

(pedoman penskoran dan kunci jawaban). Rumusan kegiatan siswa pada komponen

langkah-langkah kegiatan pembelajaran masih kurang tajam, interaktif, inspiratif,

menantang, dan sistematis.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 27


Dilihat dari segi kompetensi guru, terjadi peningkatan dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari siklus ke siklus . Hal itu dapat dilihat pada

lampiran Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP dari Siklus ke Siklus (Lampiran 4).

Siklus I (Pertama)

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.

1. Perencanaan ( Planning )

a. Membuat lembar wawancara

b. Membuat format/instrumen penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

c. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran siklus I dan II

d. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dari siklus ke siklus

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap komponen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum sesuai dengan harapan peneliti. Hal

itu dibuktikan dengan masih adanya komponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang belum dibuat oleh guru. Sebelas komponen Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yakni: 1) identitas mata pelajaran, 2) standar

kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan

pembelajaran, 6) materi ajar, 7) alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9)

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, 10) sumber belajar, 11) penilaiaan hasil

belajar ( soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban). Hasil observasi pada

siklus kesatu dapat dideskripsikan berikut ini:

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 28


Observasi dilaksanakan Agustus 2016, terhadap tiga belas orang guru.

Semuanya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tapi masih ada guru

yang belum melengkapi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran baik dengan

komponen maupun sub-sub komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

tertentu. Satu orang tidak melengkapi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dengan komponen indikator pencapaian kompetensi. Untuk komponen

penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik dan bentuk instrumen.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik, bentuk instumen, soal,

pedoman penskoran, dan kunci jawaban.

- Dua orang tidak melengkapinya dengan teknik, pedoman penskoran, dan

kunci jawaban.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan soal, pedoman penskoran, dan kunci

jawaban.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan pedoman penskoran dan kunci

jawaban.

Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.

Siklus II (Kedua)

Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

(3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat

dideskripsikan berikut ini:

Observasi dilaksanakan Selasa, 13 September 2010, terhadap tiga belas orang guru.

Semuanya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tapi masih ada guru yang

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 29


belum tepat dalam menentukan kegiatan siswa dalam langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dan metode pembelajaran, serta tidak memilah/ menguraikan materi

pembelajaran dalam sub-sub materi. Untuk komponen penilaian hasil belajar,

dapat dikemukakan sebagai berikut.

- Satu orang keliru dalam menentukan teknik dan bentuk instrumennya.

- Satu orang keliru dalam menentukan bentuk instrumen berdasarkan teknik

penilaian yang dipilih.

- Dua orang kurang jelas dalam menentukan pedoman penskoran.

- Satu orang tidak menuliskan rumus perolehan nilai siswa.

Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.

B. Pembahasan

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tanjungsari,

Gunungkidul yang merupakan sekolah tempat bertugas peneliti, terdiri atas tiga

belas guru, dan dilaksanakan dalam dua siklus. Ketiga belas guru tersebut

menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap. Hal ini peneliti ketahui dari hasil

pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran .

Selanjutnya dilihat dari kompetensi guru dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran , terjadi peningkatan dari siklus satu ke siklus dua.

1. Komponen Identitas Mata Pelajaran

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan identitas

mata pelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 30


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan identitas mata pelajaran). Jika

dipersentasekan, 84%. Lima orang guru mendapat skor 3 (baik) dan tiga orang

mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua ketiga belas guru tersebut

mencantumkan identitas mata pelajaran dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Semuanya mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan,

100%, terjadi peningkatan 16% dari siklus I.

2. Komponen Standar Kompetensi

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan standar

kompetensi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan standar kompetensi). Jika dipersentasekan,

81%. Masing-masing satu orang guru mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik,

cukup baik, dan baik). Lima orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Pada

siklus kedua ketiga belas guru tersebut mencantumkan standar kompetensi

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dua orang mendapat skor 3 (baik)

dan enam orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 94%,

terjadi peningkatan 13% dari siklus I.

3. Komponen Kompetensi Dasar

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan kompetensi

dasar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan kompetensi dasar). Jika dipersentasekan,

81%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik,

cukup baik, dan baik). Lima orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Pada

siklus kedua ketiga belas guru tersebut mencantumkan kompetensi dasar dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dua orang mendapat skor 3 (baik) dan

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 31


enam orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 94%, terjadi

peningkatan 13% dari siklus I.

4. Komponen Indikator Pencapaian Kompetensi

Pada siklus pertama tujuh orang guru mencantumkan indikator pencapaian

kompetensi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan indikator pencapaian kompetensi).

Sedangkan satu orang tidak mencantumkan/melengkapinya. Jika

dipersentasekan, 56%. Dua orang guru masing-masing mendapat skor 1 dan 2

(kurang baik dan cukup baik). Empat orang guru mendapat skor 3 (baik). Pada

siklus kedua ketiga belas guru tersebut mencantumkan indikator pencapaian

kompetensi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tujuh orang mendapat

skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika

dipersentasekan, 78%, terjadi peningkatan 22% dari siklus I.

5. Komponen Tujuan Pembelajaran

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan tujuan

pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan tujuan pembelajaran). Jika dipersentasekan,

63%. Satu orang guru mendapat skor 1 (kurang baik), dua orang mendapat skor

2 (cukup baik), dan lima orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua

ketiga belas guru tersebut mencantumkan tujuan pembelajaran dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Lima orang mendapat skor 3 (baik) dan tiga orang

mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 84%, terjadi peningkatan

21% dari siklus I.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 32


6. Komponen Materi Ajar

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan materi ajar

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dengan materi ajar). Jika dipersentasekan, 66%. Satu orang

guru masing-masing mendapat skor 1 dan 4 (kurang baik dan sangat baik), dua

orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan empat orang mendapat skor 3 (baik).

Pada siklus kedua ketiga belas guru tersebut mencantumkan materi ajar dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . Enam orang mendapat skor 3 (baik) dan

dua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 81%, terjadi

peningkatan 15% dari siklus I.

7. Komponen Alokasi Waktu

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan alokasi

waktu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan alokasi waktu). Semuanya mendapat skor 3

(baik). Jika dipersentasekan, 75%. Pada siklus kedua ketiga belas guru tersebut

mencantumkan alokasi waktu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . Tiga

orang mendapat skor 3 (baik) dan lima orang mendapat skor 4 (sangat baik).

Jika dipersentasekan, 91%, terjadi peningkatan 16% dari siklus I.

8. Komponen Metode Pembelajaran

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan metode

pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode pembelajaran). Jika

dipersentasekan, 72%. Dua orang guru mendapat skor 2 (cukup baik), lima

orang mendapat skor 3 (baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik).

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 33


Pada siklus kedua, ketiga belas guru tersebut mencantumkan metode

pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Satu orang mendapat

skor 2 (cukup baik), enam orang mendapat skor 3 (baik), dan satu orang

mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 75%, terjadi peningkatan

3% dari siklus I.

9. Komponen Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan langkah-

langkah kegiatan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(melengkapi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran). Jika dipersentasekan, 53%. Tujuh orang guru

mendapat skor 2 (cukup baik), sedangkan satu orang mendapat skor 3 (baik).

Pada siklus kedua, ketiga belas guru tersebut mencantumkan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Satu orang

mendapat skor 2 (cukup baik) dan tujuh orang mendapat skor 3 (baik). Jika

dipersentasekan, 72%, terjadi peningkatan 19% dari siklus I.

10. Komponen Sumber Belajar

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan sumber

belajar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (melengkapi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan sumber belajar). Jika dipersentasekan, 66%.

tiga orang guru mendapat skor 2 (cukup baik), sedangkan lima orang

mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua ketiga belas guru tersebut

mencantumkan sumber belajar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 34


Dua orang mendapat skor 2 (cukup baik) dan enam orang mendapat skor 3

(baik). Jika dipersentasekan, 69%, terjadi peningkatan 3% dari siklus I.

11. Komponen Penilaian Hasil Belajar

Pada siklus pertama semua guru (tiga belas orang) mencantumkan penilaian

hasil belajar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran meskipun sub-sub

komponennya (teknik, bentuk instrumen, soal), pedoman penskoran, dan kunci

jawabannya kurang lengkap. Jika dipersentasekan, 56%. Dua orang guru

masing-masing mendapat skor 1 dan 3 (kurang baik dan baik), tiga orang

mendapat skor 2 (cukup baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik).

Pada siklus kedua ketiga belas guru tersebut mencantumkan penilaian hasil

belajar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya meskipun ada guru yang

masih keliru dalam menentukan teknik dan bentuk penilaiannya. Tujuh orang

mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika

dipersentasekan, 78%, terjadi peningkatan 22% dari siklus I.

Berdasarkan pembahasan di atas terjadi peningkatan kompetensi guru dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata

komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 69%, pada siklus II nilai

rata-rata komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 83%, terjadi

peningkatan 14%.

Untuk mengetahui lebih jelas peningkatan setiap komponen Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, dapat dilihat pada lampiran Rekapitulasi Hasil

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari Siklus ke siklus SMP

Negeri 3 Tanjungsari, Gunungkidul (Lampiran 4).

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 35


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap. Guru menunjukkan

keseriusan dalam memahami dan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari peneliti. Informasi ini

peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan

bimbingan pengembangan/penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

kepada para guru.

2. Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil

observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan

kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari

siklus ke siklus. Pada siklus I nilai rata-rata komponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran 69% dan pada siklus II 83%. Jadi, terjadi peningkatan 14% dari

siklus pertama.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 36


B. Saran

Telah terbukti bahwa dengan bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan

motivasi dan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai

berikut.

1. Motivasi yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun hendaknya mencakup

komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan

baik karena Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan acuan/pedoman

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

3. Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hendaknya dibuat minimal

dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan satunya lagi untuk pegangan guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 37


DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.

Dewi, Kurniawati Eni . 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra
Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Peraturan Pemerintah RI No 74 tentang G uru. Jakarta: Depdiknas.

2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:


Depdiknas.

2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:


Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala


sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan


pendidikan oleh Satuan Pendidikan.Depdiknas. Jakarta.

2008. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.

2009. Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah


Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Kepala
sekolah. Jakarta.

Fatihah, RM . 2008. Pengertian konseling (Http://eko13.wordpress.com, diakses 19


Maret 2010).

Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.

Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.

2010. Supervisi Akademik. Jakarta.

Kumaidi. 2008. Sistem Sertifikasi (http://massofa.wordpress.com diakses 10 Agustus


2010).

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 38


Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Pidarta, Made . 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2009. Standar Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta :
Binamitra Publishing.

Suharjono. 2003. Menyusun Usulan Penelitian. Jakarta: Makalah Disajikan pada


Kegiatan Pelatihan Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas.

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 39


LAMPIRAN - LAMPIRAN

Mutu pendidikan amat ditentukan oleh mutu gurunya Mendiknas, Bapak Abdul

Malik Fadjar “ (Republika, 2003). Untuk membangun pendidikan yang bermutu, yang

paling penting bukan membangun gedung sekolah atau sarana dan prasarananya,

melainkan harus dengan upaya peningkatan proses pembelajaran yang menyenangkan,

mengasyikkan, dan mencerdaskan. Kesemuanya itu hanya dapat dilakukan oleh guru

yang bermutu.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 40


LAMPIRAN: 1

Lembar Wawancara kepada Guru

Ada beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru yang berhubungan dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

1. Apakah bapak/Ibu mengetahui kerangka dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran?

2. Apakah bapak/Ibu memiliki dokumen Standar Proses?

3. Apakah bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan/penataran dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran?

4. Apakah bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

5. Jika ada, apakah bapak/ ibu menyusunnya sendiri atau mengadopsi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran atau mengadaptasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang dibuat oleh orang lain?

6. Kalau tidak mengapa? Jelaskan!

7. Bagaimanakah pendapat bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa menggunakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

8. Apakah ada kendala dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

9. Apakah bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran?

10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen yang harus ada pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran?

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 41


Lampiran 2

Lembar Wawancara kepada Guru

Beberapa pertanyaan yang ditanyakan kepada guru yang berhubungan dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut.

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kerangka dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran?

Jawab: Semua guru mengatakan belum mengetahuinya.

2. Apakah Bapak/Ibu memiliki dokumen Standar Proses?

Jawab: Semua guru mengatakan tidak memilikinya. Hanya sebuah sebagai

dokumen sekolah.

3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan/penataran dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

Jawab: Enam dari Tiga belas orang guru menyatakan belum pernah mengikuti

pelatihan pengembangan/penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4. Apakah Bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

Jawab: Semuanya menyatakan telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

tapi tidak tahu apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah mereka

buat, benar/salah, lengkap/belum.

5. Jika ada, apakah Bapak/ Ibu menyusunnya sendiri atau mengadopsi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran atau mengadaptasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang dibuat oleh orang lain?

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 42


Jawab: Sebagian besar menyatakan mengadopsi dan mengadaptasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran orang lain.

6. Kalau tidak mengapa? Jelaskan!

Jawab: -

7. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa menggunakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

Jawab: Mereka mengatakan akan merasa kesulitan dalam melaksanakan

pembelajaran dan berlangsung kurang sistematis karena tidak ada

acuan/pedoman dalam melaksanakannya.

8. Apakah ada kendala dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

Jawab: Sebagian besar menjawab “ada.”

9. Apakah Bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran?

Jawab: Semuanya menyatakan “setuju.”

10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

secara lengkap?

Jawab: Sebagian besar menyatakan belum tahu.

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 43


ANGKET YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI

NAMA GURU :
ASAL SEKOLAH :
ALAMAT SEKOLAH :

1. Guru wajib memiliki Standar proses dan standar penilaian


a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

2. Guru berkewajiban membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

3. Rencana Pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam mengajar


a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

4. Dalam penyusunan RPP paling sedikit memuat lima komponen yaitu tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil
belajar
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan


dicapai oleh peserta didik
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsif dan prosedur yang relevan

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 44


a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

7. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari setiap indikator dan


kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

8. Sumber belajar didasarkan pada SK, KD, Materi ajar, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

9. Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian


a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

10. Komponnen penilaian dilengkapi dengan soal, pedoman penskoran dan kunci
jawaban
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

11. RPP yang sudah dibuat perlu direvisi apabila tidak dapat dilaksanakan di kelas
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju

KETERANGAN :

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 45


Kolom komponen/aspek motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut :
STS = Sangat tidak setuju skor 1
TS = Tidak setuju skor 2
S = Setuju skor 3
ST = Sangat setuju skor 4

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 46


PEDOMAN PENILAIAN RPP

NAMA RESPONDEN : .......................................................................................


NIP/NUPTK : .......................................................................................
BIDANG STUDY : .......................................................................................
KELAS : .......................................................................................
NILAI
No Komponen Keterangan
1 2 3 4
1. Mencantumkan Identitas
2. Mencantumkan Indikator
3. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
4. Mencantumkan Materi Pembelajaran
5. Mencantumkan Metode Pembelajaran
6. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
7. Mencantumkan Sumber Belajar
8. Mencantumkan Penilaian
Jumlah Total =

Catatan :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Saran :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………

Perbaikan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………..

Tanjungsari,…………201…
Kepala Sekolah

........................................

PTS Agustinus Sudaryanto,S.Pd SMP Negeri 3 Tanjungsari,GK 47


Lampiran
REKAPITULASI NILAI MASING-MASING KOMPONEN RPP SIKLUS I

NILAI MASING-MASING KOMPONEN

Pembelajaran

Pembelajaran

Pembelajaran

Pembelajaran
Kompetensi
Indikator
Keteranga

Penilaian
Pencapai

Langkah
Identitas

Sumber
Alokasi

Metode

Jumlah
Belajar
Tujuan

Materi

Waktu
No Nama Responden

Mapel
n

KD
SK

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. A. 1 B C A B A B C B B B B 33 75
2. A. 2 B B A B A B A B B B B 36 82
3. A. 3 A A B A B B A B B A B 38 86
4. A, 4 A A B C B B A A A A B 37 84
5. A. 5 D D A C C A B B B B B 29 66
6. A.6 B A B B B C B B B B C 32 73
7. A. 7 D C B B C C B B B B C 27 61
8. A.8 A A B B B B B B C B B 34 77
9. A. 9 D C D B B B B B C B C 26 59
10. A. 10 B C B A B C B B C B B 31 71
11. A. 11 B D B B B B B B B C C 29 66
12. A. 12 A A C D B B B B C B C 30 68
13. A. 13 D D B B D D D D D D D 13 30
Jumlah 39 38 39 37 37 35 39 38 34 38 32
% 75% 73,1% 75% 71% 71% 67,3% 75% 73% 65,3% 73% 61,5% 70,93
Lampiran
REKAPITULASI NILAI MASING-MASING KOMPONEN RPP SIKLUS II

NILAI MASING-MASING KOMPONEN

Pembelajaran

Pembelajaran

Pembelajaran

Pembelajaran
Kompetensi
Indikator
Keteranga

Penilaian
Pencapai

Langkah
Identitas

Sumber
Metode
Alokasi

Jumlah
Belajar
Tujuan

Materi

Waktu
No Nama Responden

Mapel
n

KD
SK

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. A. 1 A B A A A A B A B A B 40 91
2. A. 2 A A A B A A A A A A A 43 98
3. A. 3 A A A A A A A A A A A 44 100
4. A. 4 A A A A A A A A A A A 44 100
5. A.5 A B A B A A A A B A A 38 86
6. A. 6 A A A A A A A A A A A 44 100
7. A. 7 A A A B B B A A A A B 40 91
8. A. 8 A A A B B A A B B A B 39 89
9. A. 9 A B B B B B A B B A B 36 82
10. A. 10 A A A A B B B B B A A 39 89

A. 11 A A B B B B B B A B B 35 80
11.
12. A. 12 A A B C B A A A B B B 37 84
13. A. 13 D B A B B D D D D D D 17 39
Jumlah 49 48 49 42 43 45 46 46 43 47 43
% 94 92 94 82 82,7 86,5 88,4 88,4 82,7 90,4 82,7 87,6
`

Anda mungkin juga menyukai