GEOLOGI SEJARAH
5.1.1. Permokarbon
Sejarah geologi daerah pemetaan dimulai pada Zaman Karbon, dimana pada
saat itu daerah pemetaan merupakan lingkungan laut dangkal yang mengendapkan
Permian Awal.
pengendapan batuan sehingga pada zaman ini tidak ada batuan yang terbentuk.
terendapkan pada zaman Karbon terkhusus Grup Tapanuli pada zaman Middel
Permian ini mengalami deformasi yang intensif (Cameron et al. 1980). Pada
zaman ini juga terjadi peristiwa Orogenesa, yaitu pergerakan lempeng tektonis
yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa
biasanya disertai proses pelengkungan (warping) dan lipatan (folding) yang terjadi
Tektonik Orogenesa pada saat itu juga disertai oleh Metamorfisme Regional,
oleh sebab itu Batugamping dan Batupasir yang terbentuk pada Zaman Karbon
termetakan menjadi Metagamping dan Metabatupasir (Meta Arenit Sandstone),
yang mana kedua batuan ini menjadi basement dari daerah pemetaan.
5.1.2. Tersier
Kemudian pada Eosen – Oligosen terjadi rift phase. Pada kala ini terjadi
deformasi akibat rifting dengan arah Timur Laut, diikuti oleh reaktifisasi struktur-
struktur tua. Akibat tumbukan lempeng samudra Hindia terhadap lempeng benua
hasil erosian.
Pada Miosen Awal - Miosen Tengah terjadi Transgresi atau Sea Level Up,
yang mana pada kala ini Formasi Sihapas diendapkan secara tidak selaras,
material-material sedimen yang berasal dari bukit barisan pada zona fluvial
5.1.3. Kwarter
Pada Kala Kuarter tepatnya terjadi pada Masa Plistosen Akhir hingga Holosen
terjadi letusan gunung api Sibualbuali yang memiliki tipe Strato, dimana terjadi
letusan secara bergantian antara effusif dan eksplosif. Material letusan gunung
Sibualbuali berupa aliran basal, serta abu vulkanik tersebut dibawa melalui media
angin yang di endapkan pada hampir seluruh wilayah pemetaan, hasil endapan
material Vulkanik tersebut membentuk satuan Tufa Sibualbuali. Pada saat Gunung
Sibualbuali meletus disisi lain juga terjadi pergerakan sesar mendatar yang
geologi pada daerah pemetaan masih berlanjut hingga sekarang. Hal itu dapat
tektonik juga masih berlanjut, hal ini mengakibatkan struktur geologi skunder
(sesudah batuan terbentuk) yaitu kekar pada satuan batuan pada daerah pemetaan.