HOME
PEMBELAJARAN
INFO PENTING
UJIAN NASIONAL
B.INDO
Search for:
Sekolah/Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester : XI/4
A. Kompetensi Inti
Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi yang terdiri atas (1)
kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3) kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4)
kompetensi keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
KI 2 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama Mengidentifikasi isi dan kebahasaan drama
yang dibaca atau ditonton. yang dibaca atau ditonton.
4.19 Mendemonstrasikan sebuah naskah Merancang pementasan dan
drama dengan memerhatikan isi dan mendemonstrasikan drama sebagai seni
kebahasaan. pertunjukan dengan memperhatikan tata
panggung, kostum, tata musik, dan
sebagainya.
Memberikan tanggapan terhadap
pementasan drama kelompok lain.
C. Materi Pembelajaran
Drama:
Alur dalam drama
Drama:
Pementasan drama
Pendahuluan: 4 X 10 menit
(Membangun Konteks)
(Menelaah Model)
(Mengkontruksi Terbimbimbing)
10. Peserta didik menyimpulkan struktur teks drama.
11. Peserta didik menyimpulkan ciri kebahasaan teks drama.
12. Peserta didik menyimpulkan isi pokok dari 2 atau teks drama.
13. Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatan tentang
struktur, ciri bahasa, dan isi pokok dari 2 atau 3 teks drama.
14. Peserta didik mengerjakan latihan dan tugas yang diberikan guru untuk
mengembangkan kompetensi (seperti latihan kata, kalimat, dan paragraf)
yang sesuai dengan jenis teks drama:
a. latihan kosa kata teknis, sinonim
b. latihan penulisan unsur serapan
c. latihan pengembangan teks drama
d. latihan pengembangan kekohesian
15. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku atau berpasangan untuk
menentukan topik dan menyusun kerangka karangan. Latihan
pengembangan topik dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba
(spider-web) atau teknik lain yang dapat digunakan.
(Mengkontruksi Mandiri)
16. Peserta didik menentukan topik teks drama dengan peta pikiran
(mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web).
17. Peserta didik menyusun kerangka teks drama.
18. Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang
telah dipilih.
19. Peserta didik menyusun teks drama berdasarkan kerangka yang telah
disusun dengan memperhatikan struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI.
20. Peserta didik mempresentasikan teks drama yang telah disusun.
21. Peserta didik menanggapi teks drama.
22. Peserta didik merevisi teks drama berdasarkan masukan dari teman.
23. Peserta didik memasukkan lembar coretan kerja dan semua draf hingga
draf final ke bendel portofolio masing-masing.
Penutup: 4 X 20 menit
1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Peserta didik melaksanakan penilaian pembelajaran yang diberikan
pendidik.
3. Peserta didik saling memberikan umpan
balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam
E. Penilaian
KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang tercakup dalam
penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
(c) bukti catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dengan melalui
observasi dengan mengisi jurnal.
Tahun pelajaran :
Kelas/Semester :
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
Soal Aspek yang Dinilai Skor
1 a. Peserta didik menuliskan alur teks drama dengan sangat tepat 4
b. Peserta didik menuliskan alur teks drama dengan tepat 3
c. Peserta didik menuliskan alur teks drama dengan kurang tepat 2
d. Peserta didik menuliskan alur teks drama dengan tidak tepat 1
Keterangan
2. Bahan ajar otentik teks drama (hasil penelitian atau media massa).
5. Internet.
Mengetahui, ....................., .........
............. ..............
LAMPIRAN
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak 4.18 Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama
demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton secara lisan
yang dibaca atau ditonton
3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.19 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan
drama yang dibaca atau ditonton memerhatikan isi dan kebahasaan
BABAK PERTAMA
SEGALANYA HITAM DI PANGGUNG ITU. LANTAI HITAM, LAYAR HITAM, SEGALANYA HITAM –
BAHKAN JUGA MEJA DAN KURSI. SEGALANYA MEMANG HITAM, TAPI DUA SOROT LAMPU
PUTIH MASING-MASING MENERANGI BAPAK DAN IBU. MEREKA SUDAH BERUSIA PARUH BAYA,
SEKITAR 50 AN. BAPAK MENGENAKAN KAOS OBLONG PUTIH DAN SARUNG. IBU MENGENAKAN
KAIN DAN KEBAYA SUMATERA.
BAPAK BERSANDAL KULIT SILANG, IBU BERSELOP TUTUP. BAPAK MENONTON TV. IBU
MEMBACA BUKU. BAPAK MEMENCET REMOTE KONTROL. BERDECAK-DECAK SEBAL, LANTAS
MEMATIKANNYA. SUASANA SEPI.
MUSIK BLUES FADE IN. LAMPU MEREDUP. BAPAK MELAMUN. IBU MASIH MEMBACA. MUSIK
BLUES FADE OUT. LAMPU TERANG.
BAPAK :Bu….
IBU :Ya….
IBU :(Sambil membaca sampulnya) Oh, ini buku baru: Cara Melawan Teror
IBU :Baru juga mulai baca. Belum tahu isinya. Habis diajak ngomong terus sih!
IBU : (Melihat sampul belakang) Apa ya katanya?(Membaca) Buku ini perlu dibaca penduduk Negara-negara yang akan
hancur, karena dalam masyarakat seperti itu kendali hukum sangat mengendor, tatanan nilai kabur, sehingga
melahirkan anarki. Setiap orang berbuat seenak perutnya sendiri dan memaksakan kehendaknya dengan teror .
itulah gunanya buku ini: Cara Melawan Teror. Perlu dibaca oleh mahasiswa, aktifis, wartawan, penasehat hukum
dan berbagai profesi yang rawan terror. Buku ini juga berguna bagi siapa saja yang merasa perlu lebih siap
melawan teror.
BAPAK :Apa?
IBU :Keterlaluan
IBU :Apa?
IBU :Wah, aku nggak mau jadi analis politik amatiran. Bapak saja yang ngomong.
BAPAK :Apa?
IBU :Kalau bapak lupa, artinya sengaja melupakannya. Itu juga berarti bapak ikut berdosa.
BAPAK :Waduh, menyangkut dosa lagi! Gawat sekali rupanya. Aku paling malas berdosa.
BAPAK :Iya.
IBU :Kayaknya bapak selalu lupa deh dengan dosa-dosa bapak yang terbesar. Toh semua itu aku bisa maafkan. Tapi
tidak untuk yang satu ini.
BAPAK :Aneh. Aku bisa lupa dosa-dosaku. Tapi yang satu ini tidak boleh lupa. Kalau lupa, itulah dosa yang terbesar.
BAPAK :Aduh! Manusia itu kan pelupa Bu! Masa aku tidak boleh lupa!?
IBU :Yah, manusia pelupa, manusia cepat lupa, apalagi yang menyangkut dosa.
IBU :Oalah pak, pak. Kita memang tidak pernah membicarakannya selama ini. Tapi itu tidak berarti kita boleh
melupakannya.
BAPAK :Wah, apa ya? Kamu bilang tadi, ada hubungannya dengan cara melawan teror
IBU :Gawat.
IBU :Ya.
BAPAK :Tidak mikul dhuwur mendem jero? Melupakan yang buruk mengingat yang baik?
IBU :Kenapa?
BAPAK :Terror!
BAPAK :Te-ror….
BAPAK :Aku belum ingat apa yang ada hubungannya dengan kita. Tapi kalau mendengar kata itu, aku jadi ingat apa yang
terjadi pada zaman geger-gegeran dulu itu.
IBU :Itu dia. Dosa orang lain dicatat besar-besaran. Dosa sendiri menguap entah kemana.
Sebetulnya tidak. Semuanya jelas. Siapa yang bisa melupakannya? Aku masih kecil waktu itu. Malam-malam
semua orang berkumpul. Mereka membawa golok, clurit, pentungan dan entah apa lagi. Mereka mengepung
rumah itu selepas tengah malam. Mereka berteriak-teriak, karena yang dicarinya naik ke atas genteng. Orang itu
lari dari atap satu keatap lainnya seperti musang. Kadang-kadang dia jatuh, merosot. Orang-orang mengejarnya
juga seperti nengejar musang. Aku masih inget suara gedebugan di atas genteng itu. Orang-orang mengejar dari
gang ke gang, suaranya juga gedebukan. Mereka berteriak-teriak sambil mengacungkan parang. Orang itu lari.
Terpeleset, hamper jatuh ke bawah, merayap lagi. Sampai semua tempat terkepung. Orang itu terkurung….
IBU :Aku tidak bisa lupa. Bukan hanya karena kejadian yang dialami orang itu, tapi apa yang dialami keluarganya. Dia
punya anak, punya istri, punya ibu. Semua melihat dia dikejar seperti musang. Melihat dengan mata kepala sendiri
orang itu merosot dari atas genteng ketika terpeleset dan tidak ada lagi yang bisa dipegang. Orang-orang di bawah
menunggunya dengan parang.
BAPAK :Bu!
IBU :Orang-orang itu menghabisinya seperti menghabisi seekor musang. Orang itu digorok seperti binatang. Ibu
menutupi mataku. Tapi aku tidak bisa melupakan sinar matanya yang ketakutan. Aku masih ingat sinar mata
orang-orang yang mengayunkan linggisnya dengan hati riang. Kok bisa? Kok bisa terjadi semua itu. Bagaimana
perasaan anaknya mendengar jeritan bapaknya? Bagaimana perasaan istri mendengar jeritan suaminya?
Bagaimana perasaan ibu mendengar jeritan anaknya? Apa bapak yakin setelah tiga puluh tahun lebih mereka bisa
melupakannya? Mereka mungkin ingin lupa. Tapi apa bisa? Politik itu apa sih, kok pakai menyembelih orang
segala?
IBU :Itulah pertanyaanku juga. Untuk apa? Tapi aku tidak sengaja mengingat-ingat. Aku ingat begitu saja. Kenangan itu
menempel seperti lintah. Dia lewat seperti kenangan.
BAPAK :Kenangan buruk.
BAPAK :Sejarah
IBU :Itulah dia pak. Sejarah. Sejarah itu ada. Hidup terus sampai hari ini.
BAPAK :Waktu
IBU :Waktu itu aku tidak tahu kalau sekolah libur. Aku berangkat ke sekolah. Ketika sampai di kelas, aku Cuma mencium
bau amis darah. Darah orang-orang yang disiksa menyiprat di tembok, papan tulis dan bangku-bangku. Di mana-
mana orang bergerombol, berteriak-teriak, mencari orang-orang yang diburu.
BAPAK :Waktu
IBU :Begitu buruk. Begitu mengerikan. Tapi mengapa kita sekarang mengulanginya?
BAPAK :Satria!
IBU :Itulah. Bapak ini belum begitu tua kok sudah berusaha pikun. Tidak baik begitu pak. Kalau kita melupakan
kekejaman, kita akan mengulanginya.
BAPAK :Aku Cuma ingat bagaimana orang-orang menjauh ketika semua itu menimpa kita. Orang yang malang malah
dijauhi. Ada yang bilang. “Sorri aku baru menelpon sekarang, ini pun dari telepon umum, karena aku takut
teleponku disadap, aku harap semuanya baik-baik saja. Sorry, aku takut, aku punya anak kecil soalnya” hmmmh.
Saudara-saudara menjauhi semuanya. Takut, seperti kita ini punya penyakit sampar.
IBU Habis begitu memang begitu caranya menilai. Pikiran kok dianggap menyatu dengan darah.
BU :Begitu berkuasanya sehingga merasa berhak menguasai pikiran, dan sangat tersinggung kalau orang berpikir lain.
IBU :Kerdil.
BAPAK :Kerdil.
BAPAK :Hallo! Ya? Salah! Salah sambung! Ini Cikini, bukan Jurang Mangu. Tidak apa-apa. Selamat malam.
IBU :Terror lagi?
BAPAK :Ya, aku tahu. Aku juga sering diteror, dikira Satria.
LAMPU MEREDUP
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah yang
melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Di samping itu
drama dapat didefinisikan sebagai seni yang menggarap lakon-lakon mulai sejak penulisannya
hingga pementasannya yang membutuhkan ruang, waktu, dan khalayak. Pengertian drama juga
dapat dibedakan menjadi dua.Pertama, drama sebagai text play atau naskah karya sastra milik
pribadi, yaitu naskah bacaan milik penulis drama yang masih membutuhkan pembaca
dan perlu digarap yang baik dan teliti jika ingin dipentaskan. Kedua, drama
sebagai teater atau pementasan adalah seni kolektif atau pertunjukan yang siap dipentaskan
sehingga berfungsi sebagai tontonan pertunjukan.
1. Fungsi
Teks drama berfungsi untuk menghibur. Hal tersebut selaras dengan definisi drama yang pada
akhirnya teks tersebut akan dipentaskan. Salah satu contoh drama yang berfungsi menghibur
adalah Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika. Selain itu drama dapat juga berfungsi untuk
kritik sosial, misalnya mengkritik kebijakan pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dalam
drama berjudul Mengapa Kau Culik Anakku karya Seno Gumira Ajidarma
2. Struktur
3. Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya
disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu. Pada teks drama di atas prolog dapat dilihat pada
kutipan berikut ini.
MUSIK BLUES FADE IN. LAMPU MEREDUP. BAPAK MELAMUN. IBU MASIH MEMBACA. MUSIK
BLUES FADE OUT. LAMPU TERANG.
a. Dialog
Orientasi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para
tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam
bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam
cerita itu. Pada teks drama di atas orientasi dapat dilihat pada dialog
BAPAK :Bu….
IBU :Ya….
IBU :(Sambil membaca sampulnya) Oh, ini buku baru: Cara Melawan Teror
Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku
utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka
kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.
BU :Aku tidak bisa lupa. Bukan hanya karena kejadian yang dialami orang itu, tapi apa yang dialami keluarganya. Dia
punya anak, punya istri, punya ibu. Semua melihat dia dikejar seperti musang. Melihat dengan mata kepala sendiri
orang itu merosot dari atas genteng ketika terpeleset dan tidak ada lagi yang bisa dipegang. Orang-orang di bawah
menunggunya dengan parang.
BAPAK :Bu!
BU :Orang-orang itu menghabisinya seperti menghabisi seekor musang. Orang itu digorok seperti binatang. Ibu menutupi
mataku. Tapi aku tidak bisa melupakan sinar matanya yang ketakutan. Aku masih ingat sinar mata orang-orang
yang mengayunkan linggisnya dengan hati riang. Kok bisa? Kok bisa terjadi semua itu. Bagaimana perasaan
anaknya mendengar jeritan bapaknya? Bagaimana perasaan istri mendengar jeritan suaminya? Bagaimana
perasaan ibu mendengar jeritan anaknya? Apa bapak yakin setelah tiga puluh tahun lebih mereka bisa
melupakannya? Mereka mungkin ingin lupa. Tapi apa bisa? Politik itu apa sih, kok pakai menyembelih orang
segala?
Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa- apa yang telah
mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi,
biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting
mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada
sesuai-tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan.
TELEPON BERDERING. BAPAK MENGANGKAT TELEPON
PAK :Hallo! Ya? Salah! Salah sambung! Ini Cikini, bukan Jurang Mangu. Tidak apa-apa. Selamat malam.
b. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi kesimpulan atapun amanat tentang isi
keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalam atau tokoh tertentu.
4. Kebahasaan
Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Oleh karena
itu, kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan
langsung para tokohnya. Adapun kalimat- kalimat tidak langsung ada pula pada bagian prolog
dan epilognya. Drama pun menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau
epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah
mereka.
Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang
pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada
contoh teks drama di atas bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, kita, Sebagaimana
halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali menggunakan kosakata
percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan kata-kata
yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh:
sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengarapkan, mendambakan, mengalami
4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggabarkan tokoh, tempat, atau
suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
D. Prosedur Pembelajaran
a. Mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada teks drama tersebut. Permasalahan dapat
ditemukan pada kutipan berikut.
IBU :Gawat.
c. Mengidentifikasi klimaks permasalahan (perumitan) yang terdapat pada teks drama tersebut.
BAPAK :Bu!
IBU :Orang-orang itu menghabisinya seperti menghabisi seekor musang. Orang itu digorok seperti binatang. Ibu
menutupi mataku. Tapi aku tidak bisa melupakan sinar matanya yang ketakutan. Aku masih ingat sinar mata
orang-orang yang mengayunkan linggisnya dengan hati riang. Kok bisa? Kok bisa terjadi semua itu. Bagaimana
perasaan anaknya mendengar jeritan bapaknya? Bagaimana perasaan istri mendengar jeritan suaminya?
Bagaimana perasaan ibu mendengar jeritan anaknya? Apa bapak yakin setelah tiga puluh tahun lebih mereka
bisa melupakannya? Mereka mungkin ingin lupa. Tapi apa bisa? Politik itu apa sih, kok pakai menyembelih
orang segala?
Lafal yang diucapkan pada saat memerankan tokoh Ibu harus jelas pada saat
mengucapkan katapikiran dan berpikir sangat penting untuk diperhatiakan karena berkaitan dengan kejelasan
makna suatu kata. Berdasarkan contoh tersebut lafal adalah cara seseorang dalam mengucapkan kata
atau bunyi bahasa.
Intonasi yang digunakan pada kalimat Bego tapi berkuasa.adalah intonasi dengan
maksud kekecewaan. Berdasarkan contoh tersebut Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat.
Kalimat berita, perintah, dan kalimat tanya harus menggunakan intonasi yang berbeda.
Nada/tekanan yang digunakan pada kalimat Cara berpikir apa itu ya? Adalah nada tinggi karena
merupakan kalimat tanya. Berdasarkan contoh tersebut Nada/tekanan adalah kuat lemahnya penurunan
suatu kata dalam kalimat
Ekspresi yang muncul pada kalimat Bego tapi berkuasa adalah ekspresi kekecewaan dan
kekesalan. Ekspresi yang muncul ketika berdialog itulah yang disebut mimik. Berdasarkan
uraian tersebut mimik adalah ekspresi atau raut muka yang menggambarkan suatu emosi: sedih,
gembira, kecewa, takut, dan sebagainya. Mimik berperan dalam memperjelas suatu maksud
tuturan. Gerak-gerik adalah berbagai gerak pada anggota badan atautinggah laku seseorang
dalam menyatakan maksud tertentu. Bentuknya, misalnya, anggukan kepala, menggit jari.
Bercerita tentang apakah drama “Mengapa Kau Culik anakku” karya Seno Gumira
Ajidarma di atas? Jawaban atas pertanyaan tersebut mengarah pada isi atau tema drama
tersebut. Adapun yang dimaksud dengan tema adalah gagasan umum dalam suatu drama yang
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau penonton. Tema juga dapat diartikan
sebagai inti atau ide dasar sebuah drama. Dari ide dasar itulah kemudian drama itu terbangun.
Tema merupakan pangkal tolak pengarang atau sutradara dalam merangkai cerita yang
diciptakannya.
Jika menilik dari penggalan teks drama Mengapa Kau Culik Anakku berikut ini akan
nampak terlihat isi drama tersebut.
IBU : (Melihat sampul belakang) Apa ya katanya?(Membaca) Buku ini perlu dibaca
penduduk negara-negara yang akan hancur, karena dalam masyarakat seperti itu kendali
hukum sangat mengendor, tatanan nilai kabur, sehingga melahirkan anarki. Setiap orang
berbuat seenak perutnya sendiri dan memaksakan kehendaknya dengan teror . itulah gunanya
buku ini: Cara Melawan Teror. Perlu dibaca oleh mahasiswa, aktifis, wartawan, penasehat
hukum dan berbagai profesi yang rawan terror. Buku ini juga berguna bagi siapa saja yang
merasa perlu lebih siap melawan terror.
Berdasarkan penggalan teks drama tersebut terlihat pada kalimat Buku ini perlu dibaca
penduduk negara-negara yang akan hancur, karena dalam masyarakat seperti itu
kendali hukum sangat mengendor, tatanan nilai kabur, sehingga melahirkan
anarki. Dari pernyataan tersebut dapat dianalisis bahwa drama tersebut mengangkat tema
politik. Teks drama tersebut menceritakan keadaan politik dan peristiwa kekerasan yang terjadi
pada tahun 1965 dan seterusnya dimana tidak ada kejelasan sampai saat ini. Dan sampai saat
ini pun politik negara ini masih carut marut.
Untuk lebih jelasnya cermati dan perhatikan penggalan teks drama Mengapa Kau Culik
Anakku berikut in
BAPAK :Bu….
IBU :Ya….
IBU :(Sambil membaca sampulnya) Oh, ini buku baru: Cara Melawan Teror
IBU :Baru juga mulai baca. Belum tahu isinya. Habis diajak ngomong terus sih!
Aspek kebahasaan yang lain dapat dicermati pada penggalan berikut ini
BAPAK :Kita harus membicarakannya?
BAPAK :Tidak mikul dhuwur mendem jero? Melupakan yang buruk mengingat yang baik?
Selain aspek kebahasaan yang telah di sebutkan di atas, masih ada aspek kebahasaan yang lain,
dapat dicermati pada penggalan teks drama berikut ini!
IBU :Waktu itu aku tidak tahu kalau sekolah libur. Aku berangkat ke sekolah. Ketika sampai di kelas, aku Cuma
mencium bau amis darah. Darah orang-orang yang disiksa menyiprat di tembok, papan tulis dan bangku-bangku.
Di mana-mana orang bergerombol, berteriak-teriak, mencari orang-orang yang diburu.
BAPAK :Waktu
IBU :Begitu buruk. Begitu mengerikan. Tapi mengapa kita sekarang mengulanginya?
BAPAK :Satria!
Analisis kebahasaan teks drama yang terdapat pada Mengapa Kau Culik Anakku adalah kalimat tanya, kalimat
percakapan sehari-hari, petunjuk laku, kalimat langsung, kata sapaan,kata ganti, kata kerja mental, kalimat seru,
konjungsi keterangan waktu dan kata sifat.
4. Mendomenstrasikan Drama
Mementaskan drama adalah mengaktualisasikan segala hal yang ada di dalam naskah
drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang dominan dalam memerankan drama
ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan perpindahan letak
pemain.
(Endah Nurshinta)
BACA JUGA
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-proposal-kelas-xi-kd-312-
412.html
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-karya-ilmiah-kelas-xi-
semester.html
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-resensi-kelas-xi-semester-2-
kd.html
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-drama-kelas-xi-semester-2-
kd.html
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-ulasan-buku-fiksi-kelas-xi.html
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
POSTED IN PEMBELAJARAN, RPP ON DESEMBER 25, 2017 BY MUHZUHRI | LEAVE A COMMENT
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
0 komentar:
Posting Komentar
Langganan: Posting Komentar (Atom)
PROPELLER
MENGENAI SAYA
MuhZuhri
Lihat profil lengkapku
PENGIKUT
CATEGORIES
INFO PENTING (62)
KARBANG (2)
KISI-KISI PAT (2)
KISI-KISI SOAL UKK 16/17 (4)
KURIKULUM 2013 REVISI 2017 (17)
KURIKULUM 2018/2019 (9)
MEMBACA NONSASTRA (2)
MEMBACA SASTRA (1)
MENULIS TERBATAS (1)
MENYUNTING (4)
OGN (16)
OGN 2017 SD (2)
OGN 2017 SMP (13)
OGN 2018 SMA/SMK (15)
OGN SMA (3)
OLIMPIADE GURU NASIONAL (OGN) 2017(54)
PEMBELAJARAN (50)
PENGEMBANGAN DIRI/DIKLAT (1)
PKB (20)
PKB GURU PEMBELAJAR (44)
PPDB (5)
PPG (6)
PPG-PLPG (17)
PPG=PLPG (2)
PRAKONDISI PLPG 2017 (19)
PRE-TES PKB 2017 (1)
PROFIL (1)
PUISI (1)
RINGKASAN MATERI KOMPETENSI PEDAGOGIK (39)
RINGKASAN MATERI KOMPETENSI PROFESIONAL (28)
RPP (18)
RPP 2018/2019 (60)
RPP KURIKULUM 2013 REVISI 2017 (9)
RPP SMP (42)
SBMPTN (1)
SERBA-SERBI UTN 2017 (4)
SMA N 2 BOYOLALI (2)
SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK (9)
SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL (8)
SOAL UTN 2017 (31)
UJIAN NASIONAL (46)
UN 2017/2018 SMA/MA (54)
UN 2017/2018 SMK (53)
UN BAHASA INDONESIA (4)
UN SMP (59)
USBN SD (36)
USBN SMA (4)
BLOG ARCHIVE
► 2018 (234)
▼ 2017 (588)
o ▼ Desember (48)
RPP TEKS KRITIK DAN ESAI KELAS XII SEMESTER 2
RPP 2017/2018 BAHASA INDONESIA KELAS XII SEMESTER ...
RPP BAHASA INDONESIA KELAS XII TEKS NOVEL
RPP TEKS DEBAT KELAS X SEMESTER 2
RPP 2017/2018 KELAS X SEMESTER 2 MAPEL BAHASA IND...
RPP BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 2 TEKS NEGOS...
RPP KELAS X SEMESTER 2 TEKS PUISI KD 3.17, 4.17 DA...
RPP TEKS PUISI KELAS X SEMESTER 2 KD 3.16, 4.16
RPP TEKS BIOGRAFI KELAS X SEMESTER 2 DAN MATERI PE...
RPP TEKS DEBAT KELAS X SEMESTER 2 DAN MATERI PEMBE...
RPP TEKS NEGOSIASI KELAS X KD 3.10, 4.10, 3.11, 4....
RPP TEKS ULASAN BUKU FIKSI KELAS XI SEMESTER 2 KD ...
RPP TEKS DRAMA KELAS XI SEMESTER 2 KD 3.18, 4.18, ...
RPP TEKS RESENSI KELAS XI SEMESTER 2 KD 3.16, 4.16...
RPP TEKS KARYA ILMIAH KELAS XI SEMESTER 2
RPP TEKS PROPOSAL KELAS XI KD 3.12, 4.12, 3.13, 4....
RPP ABAD 21
PANDUAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 REVISI 2017 SMP, ...
BUKU SAKU UN 2017/2018
CONTOH PAKTA INTEGRITAS UN 2017/2018
JADWAL UN 2017/2018 SMP, MTs., SMA, MA, SMK, MAK, ...
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UN 2017/2018
KURIKULUM DAN SISTEM PEMBELAJARAN PPG 2018
INFO LENGKAP DAN TERBARU PPG 2018
CONTOH LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI (DIKLAT) UNTUK KE...
PERSIAPAN UN 2017/2018 SMP/MTs. SOAL DAN PEMBAHASA...
ALASAN KETIDAKTEPATAN PENGGUNAAN TANDA BACA
MATERI LENGKAP PERSIAPAN UN 2017/2018 SOAL, PEMBAH...
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL
MENGGUNAKAN EJAAN YANG TEPAT SESUAI PEDOMAN UMUM E...
KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA PADA KALIMAT LANGS...
PENULISAN KATA DEPAN BERDASARKAN PEDOMAN UMUM EJAA...
MEMBEDAKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI
TEKS TAJUK RENCANA/EDITORIAL
PENULISAN UNSUR SERAPAN BERDASARKAN PEDOMAN UMUM E...
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL BERDASARKAN PEDOAMAN UMUM ...
MELENGKAPI TEKS PETUNJUK KERJA ATAU TEKS PROSEDUR
ALASAN PENGGUNAAN KATA YANG SALAH DALAM KALIMAT
TEKS ULASAN FILM
UNGKAPAN DALAM TEKS IKLAN
TANGGAPAN LOGIS TERHADAP ISI TEKS
MELENGKAPI ISTILAH/KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT
KALIMAT SIMPULAN
MENENTUKAN MAKNA KATA PADA TEKS
TANDA BACA DALAM DAFTAR PUSTAKA
CARA CEPAT DAN TEPAT MERINGKAS TEKS
CARA CEPAT DAN TEPAT MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF...
UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA
o ► November (86)
o ► Oktober (71)
o ► September (35)
o ► Agustus (29)
o ► Juli (12)
o ► Juni (33)
o ► Mei (103)
o ► April (141)
o ► Maret (30)
POPULAR POSTS
RPP LENGKAP BAHASA INDONESIA SMA/SMK KELAS X, XI, DAN XII SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
RPP LENGKAP BAHASA INDONESIA SMA/SMK KELAS X, XI, DAN XII SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2018/2019 RPP LENGKAP BAHASA INDONESIA SMA/SM...
RPP BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 TEKS LAPORAN
HASIL OBSERVASI
100 SOAL PERSIAPAN UJIAN SELEKSI PPG TAHUN 2018 KOMPETENSI PEDAGOGIK
SOAL PERSIAPAN UJIAN SELEKSI PPG 2018 Kemendikbud melalui Dirjen GTK telah
mengumumkan terkait PPG 2018 melalui akun SIM PKB. Dirje...
DAFTAR BLOG
.Pemalas Rajin
Naik Perahu di Rawa Pening Lewat Jembatan Biru - Belum lama ini rasa bosan dan kantuk sudah
terobati setelah nekat jalan-jalan. Sebelum cus, biasa selalu ada perencanaan yang sama sekali
tidak matang. Ku...
BERLANGGANAN
Postingan
Komentar
STATISTIK
9496829
PROPELLER
PROPELLER
COPYRIGHT © 2018 ZUHRI INDONESIA | POWERED BY BLOGGER
DESIGN BY THEME WEAVER | BLOGGER THEME
BY LASANTHA - PREMIUMBLOGGERTEMPLATES.COM