Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Pada pasien dengan Aneurisma Aorta Abdominalis (AAA) Keputusan untuk melakukan operasi
didasarkan atas 3 faktor ,yaitu:
1.Resiko terjadinya rupture Aneurisma
2.Resiko yang berhubungan dengan perbaikannya.
3.Harapan hidup pasien
.
Namun terdapat 1 faktor tambahan lainnya yaitu keinginan pribadi pasien ,dimana hal ini dapat
dipengaruhi informasi2 yang diterima oleh pasien baik dari literur ataupun internet.
Aneurisma terbentuk secara perlahan selama beberapa tahun dan sering tanpa gejala.Penyebab utama
dari AAA adalah Arteriosklerosis,sifilis peradangan dan trauma.
Insiden AAA menunjukkan peningkatan terutama pada usia tua. Beberapa data menunujkkan AAA
mengenai 6-9% populasi diatas usia 65 tahun.

DEFINISI
Aneurisma adalah dilatasi focal setidaknya 50% dari normal diameter arteri. Didunia praktisi AAA
diartikan dengan besar diameter transfer ≥ 3 cm, utk aneurisma pada iliaka komunis diameternya
adalah ≥1.8 cm berdasarkan nilai rata2 orang normal. Diameter aorta secara bertahap turun mulai dari
thorax (28 mm pada pria) s/d infrarenal (20 mm pada pria). Sisanya diameter normal aorta dalah kurang
lebih 2mm lebih besar pada pria dibandingkan wanita dan meningkat sesuai usia dan luas tubuh
Aneurisma terlihat sebagai suatu pembengkakkan dengan bentuk menyerupai kantung ,yang biasanya
terbentuk karena adanya dilatasi dari diniding arteri yang biasanya terlokalisasi

EPIDEMIOLOGY
Di Amerika serikat ,Ruptur dari AAA merupakan penyebab kematian no 15 dari semua dan no 10
penyebab kematian pada pria berusia > 55 tahun.Pada tahun 1991 AAA menyebabkan kematian pada
8500 Rumah sakit di Amerika Serikat dimana 30-50% seluruh pasien dengan rupture AAA meninggal
sbeleum mencapai Rumah sakit. 30-40 % meninggal seblum dilakukan tidakan pembedahan. Terdapat
tren yang meningkat pada perbaikan AAA secara endovascular.

EMBRIOLOGI AORTA
Arkus aota berasal dari askku aortikus yaitu bagia paling distal trunkus arteriosus.Sakua aortikus ikut
membentuk satu cabang untuk setiap arkus baru dan menghasilkan lima pasang arteri,yang diberi
nomor I,II,III,IV dan VI dimana arkus kelima tidak perna terbentuk secra sempurna dan kemudian
mengalami regresi. Sakus aortikus kemudian membentuk kornu kanan dan kiri yang masing2 kemudian
menghasilakn arteri btakiosefalika dan segmen proksimal yaitu arkus aorta
BAB I
ANATOMI AORTA
Dinding arteri terdiri dari 3 lapisan,yakni : Tunika adventisia,media dan intima.Aorta berjalan melintasi
rongga thorax dan abdomen.Aota thoraxica terbagi menjadi aorta thorasika asendens,arkus aorta
transversal,dan aorta torasika desenden.

Aorta adalah pembuluh darah besar (main trunk) dari segenap pembuluh darah cabangnya yang
berfungsi membawa darah teroksigenasi ke berbagai jaringan di tubuh untuk kebutuhan nutrisinya.
Aorta berada sebagai bagian atas dari ventrikel, dimana diameternya sekitar 3 cm, dan setelah naik
(ascending) untuk jarak yang pendek, ia melengkung (arch) kebelakang dan ke sisi kiri, tepat pada
pangkal paru kiri, kemudian turun (descending) dalam thorax pada sisi kiri kolumna vertebralis, masuk
rongga abdomen lewat hiatus diafragmatikus, dan berakhir, dimana diameternya mulai berkurang (1,75
cm), setingkat dengan vertebra lumbalis ke IV, ia bercabang menjadi arteri iliaca comunis dekstra dan
sinistra.

Dari uraian diatas maka aorta dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian: aorta ascenden, arcus aorta,
dan aorta descenden yang dibagi lagi menjadi aorta thoracica dan aorta abdominalis.
Aorta Ascendens panjangnya sekitar 5 cm, menyusun bagian atas dari basis ventrikel kiri, setinggi batas
bawah kartilago kosta ke III dibelakang kiri pertengahan sternum; ia melintas keatas secara oblik,
kedepan, dan kekanan, searah aksis jantung, setinggi batas atas dari kartilago kosta ke II. Pada pangkal
asalnya, berlawanan dengan segmen valvula aortikus, terdapat tiga dilatasi kecil disebut sinus aortikus.
Saat pertemuan aorta ascenden dengan arcus aorta caliber pembuluh darah meingkat, karena bulging
dinding kanannya. Segmen dilatasi ini disebut bulbus aortikus, dan pada potongan transversal
menunjukkan bentuk yang oval. Aorta ascenden terdapat dalam pericardium.
Batas-batas—aorta ascenden dilindungi oleh trunkus arteria pulmonalis dan aurikula dekstra, dan, lebih
tinggi lagi, terpisah dari sternum oleh pericardium, pleura kanan, margo anterior dari pulmo dekstra,
jaringan ikat longgar, dan sisa dari jaringan timus; di posterior ia bersandar pada atrium sinistra dan
arteri pulmonary dekstra. Pada sisi kanan, ia berdekatan dengan vena cava superior dan atrium dekstra;
pada sisi kiri dengan arteri pulmonary.

Cabang-cabang—satu-satunya cabang dari aorta ascenden adalah arteria coronaria yang mensuplai
jantung; muncul dekat commencement aorta tepat diatas pangkal valvula semilunaris.
Arcus Aortadimulai setinggi batas atas artikulasi sternokostalis ke II pada sisi kanannya, dan berjalan
keatas, kebelakang, dank e kiri di depan trachea; kemudian mengarah ke belakang pada sisi kiri trachea
dan akhirnya turun lewat sisi kiri tubuh pada setinggi vertebra thoracic ke IV, pada batas bawahnya dan
kemudian berlanjut menjadi aorta descenden. Sehingga terbentuk dua kurvatura: satu dimana ia
melengkung keatas, yang kedua dimana ia melengkung kedepan dan kekiri. Batas atasnya kira-kira 2,5
cm dibawah batas superior manubrium sterni.

Batas-batas—arcus aorta dilindungi oleh pleura di anterior dan margo anterior dari pulmo; dan dengan
sisa dari timus. Saat pembuluh melinta ke belakang sisi kirinya bersentuhan dengan pulmo sinistra dan
pleura. Melintas ke bawah pada sisi kiri bagian tersebut pada arcus terdapat 4 nervus: nervus phrenicus
sinistra, cardiacus superior cabang nervus vagus sinistra, cabang nervus cardiacus superior dari trunkus
simpatikus sinistra, dan trunkus vagus sinistra. Saat nervus terakhir tadi melintasi arcus ia memberikan
cabang recurrent, yang melingkar dibawah pembuluh dan melintas keatas pada sisi kanan. Vena
intercostalis melintas oblik keatas dan kedepan pada sisi kiri arcus, diantara nervus phrenicus dan vagus.
Pada sisi kanan terdapat plexus cardiacus profunda, nervus recurrent sinistra, esophagus, dan ductus
thoracicus; trachea berada dibelakang kanan dari pembuluh. Diatas adalah arteri innominata, carotis
comunis sinistra, dan arteri subclavia sinistra, yang mncul dari lengkungan arcus dan bersilangan
berdekatan di pangkalnya dengan vena innominata sinistra. Dibawah adalah bifurkasio arteri
pulmonalis, bronchus sinistra, ligamentum arteriosum, bagian superfisial dari pleksus cardiacus, dan
nervus recurrent sinistra. Ligamentum arteriosum menghubungkan arteri pulmonary sinistra dengan
arcus.aorta.

Diantara awal arteri subclavia dan perlekatan ductus arteriosus, lumen aorta bayi sedikit menyempit,
membentuk bangunan yang disebut sebagai isthmus aorticus, yang pada saat diatas ductus arteriosus
pembuluh membentuk dilatasi yang disebut aorticspindle.

Cabang-cabang arcus aorta mempercabangkan 3 buah pembuluh darah: arteri innominata, carotis
comunis sinistra, dan subclavia sinistra. Aorta desenden—dibagi menjadi dua bagian, thoracica dan
abdominalis saat melewati dua rongga besar tubuh.

Aorta thoracalis terdapat dalam cavum mediatinum posterior. Dimulai pada batas bawah dari vertebra
thoracic ke IV dimana ia merupakan lanjutan dari arcus aorta, dan berakhir di depan batas bawah dari
vertebra thoracic ke XII pada hiatus aorticus diafragma. Dalam perjalanannya ia terdapat di sisi kiri
kolumna vertebralis; ia mendekati garis tengah saat turun; dan, saat terminasinya berada tepat didepan
kolumna veterbralis.

Batas-batas—anterior, dari atas kebawah, berbatasan dengan pangkal pulmo sinistra, pericardium,
esophagus, dan diafragma; posterior, dengan kolumna vertebralis dan vena hemiazigos; sisi kanan,
dengan vena azigos dan ductus thoracicus; sisi kiri, dengan pleurae dan pulmo sinistra.

Cabang pericardial (rami pericardiaci)—terdiri dari beberapa pembuluh kecil yang terdistribusi pada
permukaan posterior pericardium.

Arteri brochialis (aa. bronchiales)—bervariasi jumlah, ukuran, dan asalnya. Terdapat aturan baku bahwa
hanya satu arteri bronchialis dekstra yang berasal dari aorta intercostalis pertama, atau dari arteri
bronchialis sinistra superior. Arteri bronchialis sinistra terdapat dua buah, dan berasal dari aorta
thoracalis. Bagian superior arteri bronchialis sinistra muncul berlawanan dengan vertebra thoracic ke V,
bagian inferior terdapat tepat dibawah bronchus sinistra. Tiap-tiap pembuluh berjalan di bagian
belakang masing-masing bronchus, bercabang disepanjang tube bronchus, memvaskularisasinya. Juga
pada jaringan jaringan longgar pulmo, limfonodi bronchialis, dan esophagus.

Arteri esophageal (aa. æsophageæ)—terdapat empat atau lima jumlahnya, berasal dari bagian depan
aorta, dan turun oblik kebawah menuju esophagus, membentuk rantai anastomosis disepanjang tube,
beranastomosis juga dibagian atas dengan cabang esophageal dari arteri thyroidea inferior dan dibagian
bawah dengan arteri phrenica inferior sinistra dan arteri gastrica inferior.

Cabang mediastinal (rami mediastinales)—adalah sejumlah pembuluh kecil yang mensuplai kelenjar
limfe dan jaringan ikat longgar pada mediatinumk posterior.
Arteri intercostalis (aa. intercostales)—terdapat sembilan pasang arteri intercostalis aorta. Mereka
berasal dari bagian belakang aorta, arteri intercostalis dekstra lebih panjang dibanding yang sinistra
sesuai dengan posisi aorta yang disebelah kiri vertebra. Tiap arteri dibagi menjadi ramus anterior dan
posterior.
Ramus anterior—tiap pembuluhnya ditemani dengan vena dan nervus, yang pertama terdapat diatas
dan yang terakhir terdapat di bawah arteri. Kecuali pada bagian atas dimana nervus terdapat diatas
arteri. Arteri intercostalis aorta yang pertama beranastomosis dengan cabang intercostal dari truncus
costocervicalis. Dua arteri intercostalis bagian bawah berlanjut ke anterior dari spatium intercostalis ke
dinding abdomen, serta beranastomosis dengan arteri subcostalis, epigastrica superior, dan lumbalis.

Cabang intercostalis collaterale—berasal dari arteri intercostalis dengan sudut costae, dan turun ke
batas atas costae dibawahnya. Ia juga beranastomosis dengan cabang intercostal dari arteri mammaria
interna.
Cabang muscularis—memvaskularisasi m. Intercostalis, Pectoralis, dan Serratus anterior.

Cabang cutaneus lateralis—menemani cabang cutaneus lateralis dari nervus thoracicus.


Ramus posterior—berjalan kebelakang pada ruangan yang dibatasi bagian atas dan bawah oleh leher
dan costae, medial oleh corpus vertebrae, lateral oleh ligtamentum costotransversalis anterior. Ia
memberi cabang spinalis yang ,masuk kedalam canalis vertebralis lewat foramen intervertebralis dan
mensuplai medulla spinalis beserta membrannya dan vertebra. Kemudian perjalanannya berlanjut
melewati processus transversus bersama dengan divisi posterior nervus thoracicus mensuplai otot
punggung dan cabang cutaneus mensuplai kulit punggung.

Arteri subcostalis—diberi nama demikian karena ia berada dibawah costae terakhir. Menyusun
pasangan terbawah cabang yang berasal dari aorta thoracica serta susunan terakhir dari arteri
intercostalis. Masing-masingnya melintasi batas bawah dari costae ke XII dibelakang ginjal dan didepan
m. Quadratus lumborum, ditemani dengan nervus thoracicus ke XII, kemudian bergabung dengan
aponeurosis posterior dari m. Transversus abdominis, dan melintas didepan otot tersebut dan m.
Obliquus internus, beranastomosis dengan arteri epigastrica superior, intercostalis inferior, dan
lumbalis. Tiap arteri subcostalis memberi cabang posterior yang mirip distribusinya dengan ramus
posterior arteri intercostalis.

Cabang phrenicus superior—merupakan pembuluh kecil yang berasal dari bagian bawah aorta thoracica;
terdistribusi ke bagian posterior dari permukaan atas diafragma, dan beranastomosis dengan arteri
musculophrenicus dan pericardiophrenicus.
Aorta abdominalis dimulai pada hiatus aortikus diafragma, didepan batas bawah dari korpus vertebrae
thoracic terakhir, dan, turun didepan kolumna vertebralis, berakhir pada korpus vertebra lumbalis ke IV,
sedikit kekiri dari garis tengah tubuh, kemudian terbagi menjadi dua arteri iliaca comunis. Aorta semakin
berkurang ukurannya dengan semakin banyak ia mempercabangkan pembuluh darah.

Batas-batas—aorta abdominalis dibatasi, anterior, oleh omentum minus dan gaster, dibelakang cabang
dari arteri celiaca dan plexus celiaca; dibawah vena lienalis, pankreas, vena ranalis sinistra, bagian
inferior dari duodenum, pleksus mesenterium dan pleksus aortikus. Posterior, dipisahkan dari vertebrae
lumbalis dan fibrokartilago intervertebrae oleh ligamentum longitudinalis anterior dan vena lumbalis
sinistra. Pada sisi kanan terdapat vena azygos, cisterna chyli, ductus thoraksikus, crus dekstra diafragma
yang memisahkan aorta dari bagian atas vena cava inferior dan dari ganglion celiaca dekstra; vena cava
inferior bersentuhan dengan aorta dibawahnya. Pada sisi kiri adalah crus sinistra diafragma, ganglion
celiaca sinistra,bagian ascending dari duodenumdan sedikit bagian intestinum.

Dari cabang viseral, arteri celiaca dan arteri mesenterika superior dan inferior tidak berpasangan,
sementara arteri suprarenalis, renalis, spermatica interna, dan ovarian adalah berpasangan. Dari cabang
parietal, arteri phrenica inferior dan lumbalis adalah berpasangan; arteri sacralis media tidak
berpasangan. Cabang terminal berpasangan.
Arteri celiaca (a. cæliaca; celiac axis)—mempercabangkan tiga cabang besar, arteri gastrica sinistra,
hepatica, dan splenica, juga terkadang arteri phrenica inferior.

Arteri mesenterika superior—mempercabangkan arteri pancreaticoduodenalis inferior, intestinalis,


ileocolica, colica dekstra.

Arteri mesenterika inferior—mempercabangkan arteri colica sinistra, sigmoidea, dan hemorrhoidalis


superior.

Arteri suprarenalis media (aa. suprarenales media; middle capsular arteries; suprarenal arteries)—
adalah dua pembuluh darah kecil yang muncul dari kedua sisi aorta, berlawanan dengan arteri
mesenterika superior. Melewati bagian lateral dan sedikit keatas, melintasi crura diafragmatika, ke
glandula suprarenalis, dimana kemudian beranastomosis dengan cabang suprarenal dari arteri phrenica
inferior dan arteri renalis.

Arteri renalis (aa. renales)—adalah dua pembuluh besar, yang muncul dari tiap sisi aorta, tepat dibawah
arteri mesenterika superior. Tiap-tiapnya melintasi crus diafragma, sehinga membentuk sudut hampir
tegak lurus dengan aorta. Sisi kanan lebih panjang daripada sisi kiri; sisi kiri lebih tinggi daripada sisi
kanan. Sebelum mencapai hilus renalis, tiap arteri bercabang menjadi empat atau lima cabang kecil. Tiap
arteri juga mempercabangkan suprarenalis superior.
Arteri spermatica internus (aa. Spermaticæ internæ; spermatic arteries)—terdistribusi ke testis. Adalah
dua arteri yang panjang berasal dari aorta bagian depan sedikit dibawah arteri renalis. Tiap-tiapnya
melintas turun oblik dan lateral dibelakang peritoneum, bersandar pada m. Psoas major. Tiap-tiapnya
menyilang oblik diatas ureter dan bagian bawah arteri iliaca eksternus untuk mencapai anulus inguinalis,
kemudian melewatinya dan merupakan salah satu penyusun corda spermatica disepanjang canalis
inguinalis menuju skrotum. Ia memvaskularisasi ductus deferens, epididimys, bagian belakang tunica
albuginea, testis, ureter, dan m. Cremaster.
Arteri ovaria (aa. Ovaricæ)—adalah arteri pada wanita yang serupa dengan arteri spermatica internus
pada pria, memvaskularisasi ovarium. Asal dan jalurnya sama dengan arteri spermatica interna.

Arteri phrenica inferior (aa. Phrenicæ inferiores)—adalah dua pembuluh darah kecil yang
memvaskularisasi diafragma. Ia dapat berasal terpisah dari bagian depan aorta, terkadang salah satunya
berasal dari aorta dan yang lain dari arteri renalis; tetapi jarang muncul terpisah dari aorta. Mendekati
bagian belakang tendo central diafragma tiap pembuluh terbagi menjadi cabang medial dan lateral.
Cabang medial melintas kedepan dan beranastomosis dengan sesamanya disisi yang berlawanan, dan
dengan arteri musculophrenicus dan pericardiophrenicus. Cabang lateral melintas pada sisi thorax, dan
beranastomosis dengan arteri intercostalis bawah, dan dengan arteri musculophrenicus, ia juga
memberi cabang ke vena cava inferior dan esophagus. Tiap-tiap pembuluh subcostal memberi cabang
suprarenalis superior menuju kelenjar suprarenal. Spleen dan liver juga menerima beberapa cabangnya.
Arteri lumbalis (aa. Lumbales)—merupakan satu seri denga arteri intercostalsi. Mereka biasanya
berjumlah empat pada tiap sisi, dan berasaldari bagian belakang aorta, berlawanan dengan vertebra
lumbalis ke IV. Kadang juga terdapa tpasangan ke V yang berukuran kecil yang berasal dari arteri sacralis
media. Mereka beranastomosis dengan arteri intercostalis inferior, subcostalis, iliolumbalis, iliaca
circumflexi profunda, dan epigastrica inferior.

Cabang-cabang—pada sela antara processus transversus tiap arteri lumbalis mepercabangkan ramus
posterior yang terdistribusi ke otot dan kulit punggung, ia kemudian menjadi cabang spinal yang
memasuki canalis vertebralis dan terdistribusi sama dengan cabang spinal ramus posterior arteri
intercostalis. Cabang muscular dibentuk dari tiap arteri lumbalis dan dari ramus posterior dari otot
tetangganya.
Arteri sacralis media (a. Sacralis media)—adalah pembuluh kecil, yang muncul dari belakang aorta,
sedikit diatas bifurcatio. Ia turun pada garis tengah didepan vertebra lumbalis ke IV dan V, sacrum dan
coccyx, dan berakhir pada glomus coccygeum (coccygeal gland). Dari situ ia melintas ke permukaan
belakang rectum.
BAB II
KLASIFIKASI ANEURISMA

Ada 4 macam klasifikasi aneurisma :

1.True False Aneurysms


True aneurisma melibatkan k3e 3 lapisan dari dinding arteri,tan pa memeprhatikan Penyebab
patologinya.

False aneurisma apabila terdapat aliran darah diluar lapisan dinding arteri.
Pada dasarnya,pseudoaneurisma merupakan lubang dalam arteri dimana terjadi ekstravasasi darah
kedalam suatu rongga diluar dari arteri,dia berpulsasi karena terdapat gerakan darah menuju dank e
kantung aneurismaDinding dari naerisma palsu terdiri dari tekanan terhadap jaringan sekitar, bukan
pada dinding arteri.dimana mula timbulnya lesi

2.Berdasarkan anatomi

Ectasia berarti stadium pelebaran intermediate saat artery melebar kurang dari 50% dimana
Arteriomegali bial terjadi penyebaran yang berkesinambungan dari bagian arteri yang melebar lebih
dari 50 % ukuran normal.
Aneurismosis untuk menggambarkan kombinasi annerisma dengan arteriomegali.
Aneurisma fusiform merupakan tipe dimana terdapat pelebaran keseluruhan dari bagian tertentu
pembuluh darah dengan keseluruhan lapisan arteri ikut terlibat.
Aneurisma saculer terjadi apabila terdapat kelemahan local dari bagian dinding pembuluh darah
dengan hasil benjolan yang asimetrik dari pembuluh darah.Morfologi jenis ini sering pada aneurisma
yang berkembang didistal ke arteri subkalivia kiri setelah trauma thorax.
Fusiform Aneurism Saccular Aneurism

3.Berdasarkan etiologi
a.Degeneratif
Aterosklerosis merupakan penyebab timbulnya lesi ini.
Didapatkan terdapat peningkatan metalloproteinase.
b.Peradangan
c.Post Diseksi
d.Traumatic
e.Perkembangan anomaly
f.Infeksi
g.Kongenital

4.Berdasarkan Lokasi
Aneurisma dapat terjadi pada aorta,iliaka,femoral,popliteal,visceral, pembuluh darah otak ,extremitas
atas.
TEMUAN KLINIS DAN DIAGNOSIS

Walaupun AAA sering dijumpai pada pasien dengan usia tua,namun penyakit ini dapat juga menyerang
pasien yang berusia lebih muda dari 50 tahun,pada pasien muda biasanya simptomatik,keturunan dan
berkisar 1 cm lebih besar daripada pasien usia tua. Pasien usia muda biasanya lebih sering kena AAA
pada lokasi yang lebih proximal,46% setinggi juxtarenal .Dan sering terkena pada pasien dengan
marfans syndrome.

AAA YANG TIDAK RUPTUR

Kebanyakan jenis ini tidak bergejala dan ditemukan saat foto abdomen yang tidak bertujuan untuk
mencari AAA.Biasanya pasien dapat merasakan adanya pulsasi pada abdomennya atau dapat meraba
danya massa yang berpulsasi.AAA yang besar menimbulkan gejala apabila menekan ke organ sekitar
dapat berupa mual sampai dengan muntah apabila menekan duodenum, gangguan urin apabila
menekan ureter sehingga menimbulkan hidronefrosis

AAA YANG RUPTUR

Biasanya dapat terlihat melalui pemeriksaan CT Scan. Tingginya mortalitas pada jenis ini biasanya
disebabkan oleh persiapan pre operatif yang tidak optimal,perencanaan kasus yang tidak
baik,pengendalian penyakit ko morbid yang tidak baik

PEMERIKSAAN FISIK

Walaupun mempunyai potensi untuk mudah diraba melalui pemeriksaan fisik rutin, namun semunya itu
tergantung dari ukuran sari AAA, Pasiennya obes atu tidak,kemampuan pemeriksa dan focus
pemeriksaan.Dengan ukuran 3-3.9 cm 29% AAA dapat ditegakkan, 4-4.9 cm 50% dan 75% bila ukuran
AAA > 5cm . Pasien-pasien dengan hpertensi, tekanan pulsasi yang luas atau aorta yang terpuntir dapat
menghasilkan pulsasi yang sama seperti AAA

MANAGEMEN AAA

Managemen medis pada pasien AAA adalah mengurangi komplikasi kardiovaskuler

MEROKOK
Faktor resiko yang memicu terjadinya pelebaran dan rupture dari AAA adalah merokok. Pada pria yang
merokok resiko terjadinya anuerisma aorta adalah 2.5x lebih besar dibanding yang tidak merokok.

AKTIFITAS
Therapi latihan biabya menguntungkan buat oasien dengan aneurisma yang kecil. Semakin banyak
aktifitas yang dilakukan maka resiko terjadinya rupture aorta semakin menurun
OBAT2AN

BETA BLOCKER dapat menurunkan expansi AAA. Beta blocker mempunyai pengaruh yang jelas pada
perioperative dan mortalitas jangka panjang.

ACE INHIBITOR penggunaan obat ini dapat mengurani terjadinya rupture aneurisma.

DOKSISIKLIN membatu memperlambat perluasan dari AAA

STATIN mengurangi perluasan dari AAA. Membantu memperlambat MMP-9 dalam dinding arteri

DIAGNOSA

CT-SCAN
Dapat mengidentifikasi penemuan penting,termasuk anomaly pada vena seperti vena cava yang ganda
dan vena renalis kiri yang letaknya retroaortic serta abnormalitas pada ginjal misalnya horseshoe atau
pelvic kidney.CT juga sensitive untk mengidentfikasi aneurisma aora yang mengalami peradangan.

CT ANGIOGRAFI
Dengan gambaran 3 dimensi dapat mengukur secara akurat diameter lumen orthogonal sapai
sepanjaneg axis aneurysm.Merupakan peranggkat utama untuk perencanaan EVAR dan keuntungan
pada pasien apabila dilaksanakan pembedahan terbuka.
Informasi mengenai dinding diperlukan untuk penempatan klem,terutama yang mempunyai
tujuanuntuk menghindari terjadinya pengrusakkan athero embolism .

Dengan pemeriksaan CT dilaporkan dapat memprediksi terjadinya impending rupture dari aneurisma.
Pada CT didapatkan gambaran bulan sabit,kalsifikasi aorta yang tidak utuh, pembesaran aorta dan
gambaran ireguler dari dinding arteri.
MRA

Kelebihan disbanding dengan CT scan adalah bahwa MRA menunjukkan keakurattan dalam
membedakan ada tidaknya oklusi arteri intra abdomen.

ANGIOGRAFI

Diperlukan untuk merencanakan rekonstruksi pembedahan terbuka aorta. Pada beberapa pasien
agiografi konvensional memainkan pernan penting ssebagai penegakan awal diagnosis bersamaan
dengan tidakan yang akan dilakukan.Sebagai contohnya agioplasti perkutaneus dan penempatan stent
dapat digunakan untuk mengobatai stenosis dan membantu ahli bedah untu tidak mlekaukan
pemasangan klem lebih proksimal
Terapi

Sejauh ini tidak ada terapi konservatif untuk menghambat perkembangan AAA walaupun ada percobaan
yang memberikan beta blocker dan antibiotic khususnya pada Chlamydia. Jika ukuran aneurisma lebih
dari 5 cm tindakan intervensi harus dikerjakan. Walau penanganan AAA dengan tehnik endovascular
meningkat, pembedahan terbuka masih mendominasi dan menghasilkan hasil jangka panjang yang lebih
baik.

Pembedahan Terbuka

Pada pembedahan terbuka graft sintetik dipasang pada kantong aneurisma seringkali di bawah a. renalis
sampai bifurcation aorta. Jika bifurcation sangat kaku akibat kalsifikasi atau a. iiliaca juga mengalami
aneurisma, graft bifurcation digunakan atau graft disambungkan ke a. iiliaka atau a. femoralis.
Tehinik pembedahan terbuka pada AAA

Endovascular Aortic Repair (EVAR)

Gambar 8. EVAR
EVAR dikerjakan melalui a. femoralis dan graft berupa metallic stent difixasi di aorta dan a. illiaka.
Prosedur ini memerlukan kerjasama antara ahli bedah dan ahli radiologi. Berbagai macam jenis graft
saat ini sudah dipakai.

Ruptur dan rekonstruksi

Jika dicurigai terjadi rupture khususnya pada pasien dengan syok hipovolemik, rekonstruksi segera harus
dikerjakan. Langkah awal yaitu mengklem proksimal aorta untuk mengurangi perdarahan. Rekonstuksi
dikerjakan sebagai kasus elektif dan penting untuk mengerjakannya secepat dan sesederhana mungkin.

KOMPLIKASI POST OP

Setelah pembedahan elektif, angka kematian dibawah 30 hari sebesar 5 %, tetapi angkanya meningkat
menjadi 40% jika dikerjakan pada pasien dengan rupture dan syok. Komplikasi yang mungkin terjadi
setelah operasi yaitu:

1. Infark miokard, insufisiensi renal, iskemia colon descendent. Untuk menghindari yang terakhir
arteri iliiaca interna harus diselamatkan atau direvascularisasi.
2. Infeksi graft dan aortoenterik fistula sekunder, dapat dicurigai jika terdapat perdarahan dari
saluran cerna
3. Pseudoaneurisma di lokasi anastomosis
4. Jika terjadi cedera plexus saraf di sebelah aorta bisa terjadi sexual disfungsi sebagian besaar
berupa retrograde ejakulasi

Rekomendasi praktis

AAA dengan diameter > 5cm pada laki-laki dan > 4.5 cm pada wanita harus dirujuk ke ahli bedah
vascular untuk dievaluasi perlu tidaknya intervensi.

AAA antara 4.0 dan 5.0 di follow-up tiap 6 bulan dengan USG dan yang ukurannya lebih kecil di follow-up
tiap tahun.

AAA dengan gejala dan komplikasi harus dievaluasi oleh ahli bedah vascular.

Anda mungkin juga menyukai