Oleh :
MARIA MAGDALENA LOLON
NIM. 14401 2017 00044 2
Menyetujui
Pembimbing :
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan
TIM Penguji Pada Hari Rabu /Tanggal 25 Juli 2018
dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui :
Mengetahui :
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Maria Magdalena Lolon
2. Tempat / Tanggal Lahir : Kendari, 28 Mei 1979
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Kebangsaan : Flores / Indonesia
6. Alamat : Lr.Pelangi Kel. Tobuuha Kec. Puuwatu
7. No. Telp / Hp : 0852 4167 6579
II. PENDIDIKAN
No. Pendidikan Tahun Ajaran
1. SDK Pelangi Kendari 1985 - 1991
2. SMP Frater Kendari 1991 - 1994
3. SPK DEPKES Kendari 1994 - 1997
4. Politeknik Kesehatan Kendari 2017 - 2018
iv
MOTTO
Siapapun yang berhenti belajar akan menua, entah itu berumur 20 atau 80
Siapapun yang terus belajar akan tetap muda
Lakukanlah sekarang
Terkadang “nanti” bisa jadi “tak pernah”
Karya tulis ini kupersembahkan untuk Agama, Negara, almamaterku dan semua orang
yang mau terus belajar sebagai tanda terima kasihku.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya tulis ilmiah, Sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu,penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lena Atoy, SST, MPH selaku pembimbing
kesabaran dan perhatian dalam membuat karya tulis ilmiah ini.Ucapan terima kasih pula
Kesehatan RI Kendari
3 Bapak Indriono Hadi, S. Kep., Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
vi
4 Ibu/Bapak Staf Dosen Program Studi Keperawatan Kendari Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Kendari yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekal
penulis.
5 Teristimewa kepada ke dua orang tua, suami, anak, cucu dan menantu saya yang
telah memberikan semangat restu yang tak dapat ternilai dengan apapun.
6 Rekan- rekan kelas seangkatan dan seperjuangan keperawatan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan karya
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................................... 25
B. Klasifikasi Data ........................................................................... 34
C. Analisis Data ............................................................................... 35
D. Pathway Kasus ............................................................................ 37
E. Diagnosa Keperawatan................................................................ 38
F. Intervensi Keperawatan ............................................................... 40
G. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................................................................................... 51
B. Diagnosa Keperawatan................................................................ 52
C. Intervensi Keperawatan ............................................................... 54
D. Implementasi Keperawatan ......................................................... 55
E. Evaluasi Keperawatan ................................................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 62
B. Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR SKEMA
Halaman
xi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan orang lain yang saya
akui sebagai atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus
yang disebabkan oleh salmonella thypii. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan,
atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii (Hidayat, 2008,
hal:120). Demam thypoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama
terletak di daerah tropis dan subtropis dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu
kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 600.000 kasus.
Secara keseluruhan, demam tifoid diperkirakan menyebabkan 21,6 juta kasus dengan
216.500 kematian pada tahun 2000. Insidens demam tifoid tinggi (>100 kasus
per100.000 populasi per tahun) dicatat di AsiaTengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan
populasi pertahun) di Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (kecuali
Australia dan Selandia Baru), serta yang termasuk rendah (<10 kasus per100.000
Kejadian demam thypoid didunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia,
Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 200.000. Setiap tahunnya, 7
juta kasus terjadi di Asia Tenggara, dengan angka kematian 600.000 orang. Hingga saat
ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis
termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun, dan
1
2
angka kematian 3,1 sampai 10,4% (WHO, 2004).Sedangkan data World Health
demam thypoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.
Demam thypoid dan demam para thypoid adalah penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan kuman Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit ini
termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan masih
penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan sepanjang tahun. Penyakit
ini tersebar di seluruh wilayah dengan insiden yang tidak berbeda jauh antar daerah.
Serangan penyakit lebih bersifat sporadis dan bukan epidemik. Dalam suatu daerah
terjadi kasus yang berpencar-pencar dan tidak mengelompok. Sangat jarang ditemukan
beberapa kasus pada satu keluarga pada saat yang bersamaan (Widoyono,2011, hal:
144).
Dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 demam thypoid
termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB) dengan attack rate sebesar0,37% yang
menyerang 4 kecamatan dengan jumlah 4 desa dan jumlah penderita 51 jiwa. Pada
tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita demam thypoid sebesar 150 jiwa yang
menyerang 3 kecamatan dan jumlah 3 desa dengan attackrate sebesar 2,69%. Tahun
2010 kasus KLB demam tifoid kembali terjadi dengan attack rate sebesar 1,36% yang
menyerang 1 kecamatan dengan 1 desa dan jumlah penderita 26 jiwa (Dinkes Prop
Jateng, 2010).
3
Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 2008,
demam thypoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap
di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3,15%, urutan
pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan proporsi 7,52%,
urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01%
Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang lazim didapatkan di daerah tropis
dan subtropis dan sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang jelek di suatu masyarakat.
Penularan penyakit ini lebih mudah terjadi di masyarakat yang padat seperti urbanisasi
di negara yang sedang berkembang dimana sarana kebersihan lingkungan dan air
minum bersih belum terpenuhi dan oleh karena itu penyakit demam thypoid mudah
menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui lalat, dan serangga.
Sumber utamanya hanyalah manusia. Penularan terjadi melalui air atau makanan yang
tercemar kuman salmonella secara langsung maupun tidak langsung (dari orang yang
sakit maupun dari ‘’carrier’’) yang erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan
perorangan. Demikian juga cara mencuci bahan makanan (segala macam makanan)
dengan air yang tercemar akan mempermudah penularan demam tifoid apabila tidak
Komplikasi yang dapat muncul akibat demam thypoid tidak segera ditangani
adalah dapat terjadi perdarahan dan perforasi usus, yaitu sebanyak 0,5 – 3% yang terjadi
setelah minggu pertama sakit. Komplikasi tersebut dapat ditengarai apabila suhu badan
dan tekanan darah mendadak turun dan kecepatan nadi meningkat. Perforasi dapat
ditunjukkan lokasinya dengan jelas, yaitu di daerah distal ileum disertai dengan nyeri
perut, tumpah-tumpah dan adanya gejala peritonitis. Selanjutnya gejala sepsis sering
4
kali timbul. Sekitar 10% pneumonia dan bronchitis ditemukan pada anak-anak dan
komplikasi yang lebih berat dengan akibat fatal adalah apabila mengenai jantung
Sulawesi Tenggara yakni 4.641 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSU
Bahteramas pada tahun 2017 ditemukan 410 kasus thypoid , sebanyak 175 kasus adalah
menyerang anak-anak. Dari bulan Januari sampai dengan Mei 2018 didapatkan kasus
demam thypoid sebanyak 75 anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus demam
thypoid masih sangat tinggi. Berdasarkan keterangan data diatas, maka penulis tertarik
untuk menggali permasalahan tentang penyakit demam thypoid dan membuat karya
B. Tujuan
1. Umum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Demam Thypoid pada Anak” adalah agar penulis dapat memahami
dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan demam
2. Khusus
Tujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis mampu:
Tenggara.
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat pada klien dengan
Sulawesi Tenggara.
Sulawesi Tenggara.
Tenggara.
C. Manfaat
2. Bagi Penulis
demam thypoid.
Sebagai referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan agar
5. Bagi Pasien
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau pedoman untuk menangani kasus
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang
terutama disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid merupakan jenis
terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam
paratifoid yang disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri (semula S.
Paratyphi B), dan S. Hirschfeldii (semula S. Paratyphi C). Demam tifoid
memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam enterik yang lain
(Widagdo, 2011, hal: 197). Menurut Ngastiyah (2005, hal: 236) Tifus
abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan,dan gangguan kesadaran.
Menurut Soedarto (2009, hal: 128) Penyakit infeksi usus yang disebut
juga sebagai Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman
Salmonella typhiatauSalmonella paratyphi A, B, dan C. Demam tifoid
merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah-
daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit demam
tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang
menyerang manusia khususnya pada saluran pencernaan yaitu pada usus halus
yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk melalui makanan
atau minuman yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan
lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan lebih
diperburuk dengan gangguan penurunan kesadaran.
B. Etiologi
Menurut Widagdo (2011, hal: 197) Etiologi dari demam Thypoid
adalah Salmonella typhi, termasuk genus Salmonella yang tergolong dalam
famili Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat bergerak, berbentuk spora,
tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan
7
8
beberapa hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan
kering, bahan farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1
jam atau 60º C dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O (somatik)
adalah komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan
antigen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi,
juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat antigen Vi yaitu polisakarida
kapsul.
C. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan
dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus
halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang usus halus.
Kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ lainnya.Proses ini
terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal
melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia
untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ
tubuh terutama limpa, usus, dan kandung empedu (Suriadi &Yuliani, 2006,
hal: 254).
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi
pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada
minggu ketiga terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu keempat terjadi
penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat
menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar,
kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan
oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus halus (Suriadi &Yuliani, 2006, hal: 254).
D. Manifestasi Klinik
Menurut Ngastiyah (2005, hal: 237) Gambaran klinik demam tifoid
pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa
tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi
9
mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang.
Gambaran klinik yang biasa ditemukan menurut Ngastiyah (2005, hal: 237)
adalah:
1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu
tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu kedua,
pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu
berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-
pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung
dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat
ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi
tetapi juga dapat terjadi diare atau normal
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis
sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah kecuali
penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping
gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan
anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan
karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama yaitu demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi
dan epitaksis pada anak dewasa
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis,
akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu
kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.
10
4. Pathway Teori
Skema 2.1
Pathway Teori
Salmonella typhi
Saluran pencernaan
Usus halus
Jaringan limfoid
Lamina frofia
Aliran darah
5. Implementasi Keperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya
adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons
klien. Hal ini dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila
dilakukan saat intervensi masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang
diobservasi dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009).
Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan.
Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini,
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien
terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan
apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung proses
evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang
ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa
keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan (Yura dan Walsh, 1988
dalam Deswani, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
Jam : 12.30
No.RM : 48 05 36
Identitas Pasien
Nama : An. S
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Jam : 7.45
Nama : Ny. L
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
24
25
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Ibu
A. Pengkajian
Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari
sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum
dibawa ke RS dan tidak minum obat apapun, kemudian klien dibawa ke RSU
b. Keluhan utama
Pasien demam
Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti
e. Genogram:
46 45
17 15 12
Keterangan Genogram
= Laki-laki
= perempuan
= Tinggal serumah
= Hubungan keluarga
f. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan
lalu di bawa ke RSU Baheteramas , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat
dan inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat
h. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Sakit/nyeri :
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
S :nyeri skala 5
3. Pendengaran
Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telinga kiri dan kanan baik,tidak
4. Penglihatan
Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,
konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada
5. Pengecapan
6. Penghidu
Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan
penghidu
7. Peraba
sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan
8. Sistem Pernafasan
pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.
pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,
menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba
simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,
9. Sistem Kardiovaskuler
Nadi : 90 x/m
Suhu : 38,04C
Irama : teratur
Kekuatan : kuat
Akral : hangat
Kesadaran :Composmetis
GCS :15 E3 M6 V5
Bicara : normal
Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat
Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali
orang-orang di sekelilingnya.
Mukosa : sianosis
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Lain : -
a. BCG: tuntas
b. DPT: tuntas
31
c. Polio: tuntas
d. Campak: tuntas
a. Pertumbuhan Fisik
- berjalan 1 Tahun
- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakan lupa
i. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 3.1
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Tabel 3.2
Terapi
Terapi Yang Jam Pemberian
Diberikan
IVFD Ringer
Lactat 12 Tpm
Inj.ceftriaxone 08.00
1 x 1000 mg
Inj.ranitidhin 08.00 20.00
2 x 50 mg
Inj.Hexilon 3 x 08.00 16.00 24.00
20 mg
Sukralfat 3x 1 08.00 16.00 20.00
cth
Parasetamol 3 08.00 16.00 20.00
x 500 mg
Curcuma 3 x 08.00 16.00 20.00
200 mg
BAB III
TINJAUAN KASUS
Jam : 12.30
No.RM : 48 05 36
Identitas Pasien
Nama : An. S
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Jam : 7.45
Nama : Ny. L
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
34
35
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Ibu
B. Pengkajian
Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari
sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum
dibawa ke RS dan tidak minum obat apapun, kemudian klien dibawa ke RSU
l. Keluhan utama
Pasien demam
Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti
o. Genogram:
46 45
17 15 12
Keterangan Genogram
= Laki-laki
= perempuan
= Tinggal serumah
= Hubungan keluarga
p. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan
lalu di bawa ke RSU Baheteramas , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat
dan inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat
r. Pemeriksaan Fisik
Sakit/nyeri :
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
S :nyeri skala 5
18. Pendengaran
Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telinga kiri dan kanan baik,tidak
19. Penglihatan
Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,
konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada
20. Pengecapan
21. Penghidu
Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan
penghidu
22. Peraba
sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan
pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.
pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,
menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba
simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,
Nadi : 90 x/m
Suhu : 38,04C
Irama : teratur
Kekuatan : kuat
Akral : hangat
Kesadaran :Composmetis
GCS :15 E3 M6 V5
Bicara : normal
Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat
Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali
orang-orang di sekelilingnya.
Mukosa : sianosis
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Lain : -
f. BCG: tuntas
g. DPT: tuntas
41
h. Polio: tuntas
i. Campak: tuntas
c. Pertumbuhan Fisik
- berjalan 1 Tahun
- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakan lupa
s. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 3.1
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Tabel 3.2
Terapi
Terapi Yang Jam Pemberian
Diberikan
IVFD Ringer
Lactat 12 Tpm
Inj.ceftriaxone 08.00
1 x 1000 mg
Inj.ranitidhin 08.00 20.00
2 x 50 mg
Inj.Hexilon 3 x 08.00 16.00 24.00
20 mg
Sukralfat 3x 1 08.00 16.00 20.00
cth
Parasetamol 3 08.00 16.00 20.00
x 500 mg
Curcuma 3 x 08.00 16.00 20.00
200 mg
44
Tabei 3.3
Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
1. Klien mengatakan nyeri di perut kanan 1. Kesadaran Composmetis
bagian atas. GCS:14 E3 M6 V5
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2. wajah tampak menahan sakit
2 hari sebelum masuk rumah sakit. 3. Klien tampak lemas, pucat, tidak
R : perut bagian kanan atas kuadran 1 nafsu makan.
S : nyeri skala 5 4. klien tampak gelisah
T : nyeri terus-menerus 5. Akral hangat
2. Klien mengatakan lemas 6. Membran mukosa kering
3. Klien mengatakan lidah terasa pahit, 7. BAK 70-80cc, 2-3x/hari
nafsu makan berkurang 8. klien tampak lemah
9. TD :110/70 mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik
BB sebelum masuk 41 kg
BB Sesudah masuk 40 kg
THYPI POST 1/400
IMT 17,9kg/m2
Hb L11,5 g/dL
Limfosit 36%
10. Diit BK, habis ¼ porsi 250cc,
minum 1 gelas 300cc
45
B. Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
DS : bakteri masuk ke aliran darah Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri di ↓
perut kanan bagian atas inflamasi hati & limfa
P : Klien merasakan nyeri ↓
perut sejak 2 hari sebelum Mengaktifkan mediator kimia
masuk rumah sakit. (Histamin dan bradikinin)
R : perut bagian kanan atas ↓
kuadran 1 Menstimulasi pelepasan
S : nyeri skala 5 prostaglandin di hipotalamus
T : nyeri terus-menerus ↓
DO : Nyeri dipersepsikan(nyeri
- Composmetis (GCS:14 E3 M6 kolik)
V5) ↓
- wajah tampak menahan sakit Nyeri Akut
- TD :110/70 mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST 1/400
DS : Bakteri masuk kedalam aliran Hipertermia
- Klien mengatakan lemas darah
DO: ↓
- klien tampak gelisah Bakteri mengeluarkan
- Akral hangat endotoksin
- Membran mukosa kering ↓
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari Hipotalamus
- TD :110/70 mmHg ↓
RR : 15x/menit Hipertermi
N :88x/menit
S : 38 oC
DS: Bakteri salmonella thypi Nutrisi kurang
- Klien mengatakan lidah terasa ↓ dari kebutuhan
46
Skema 3.1
Pathway Kasus
Salmonella Typhi
Saluran Pencernaan
Usus Halus
Aliran darah
Imflamasi
Nyeri dipersepsikan(nyeri
kolik)
Nyeri Akut
48
Tabel 3.5
Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)
Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode
12/7/2018 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera 00132
biologis (imflamsi hati) ditandai dengan:
DS :
- Klien mengatakan nyeri di perut kanan
bagian atas
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit.
R : perut bagian kanan atas kuadran 1
S : nyeri skala 5
T : nyeri terus-menerus
DO :
- Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5)
- wajah tampak menahan sakit
- TD :110/70 mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST 1/400
12/7/2018 2 Hippertermia berhubungan proses infeksi 00007
DS :
- Klien mengatakan lemes
DO:
- klien tampak gelisah
- Akral hangat
- Membran mukosa kering
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari
- TD :110/70 mmHg
RR : 15x/menit
N :88x/menit
S : 38 oC
12/7/2018 3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 00002
berhubungan dengan penurunan napsu makan
DS:
- Klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu
makan berkurang
49
Tabel 3.6
Intevensi Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
Kamis Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera NOC: NIC:
12/7/2018 biologis (imflamsi hati) ditandai dengan: Manajemen Nyeri
DS : Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri
- Klien mengatakan nyeri di perut kanan secara komperhensif
bagian atas 1. Klien melaporkan nyeri termasuk lokasi,
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 berkurang karakteristik, durasi
hari sebelum masuk rumah sakit. 2. Klien dapat mengenal frekuensi, kualitas dan
R : perut bagian kanan atas kuadran 1 lamanya (onset) nyeri factor presipitasi.
S : nyeri skala 5 3. Klien dapat 2. Observasi adanya petunjuk
T : nyeri terus-menerus menggambarkan faktor nonverbal mengenai
DO : penyebab ketidaknyamanan
- Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5) 4. Klien dapat 3. Kendalikan faktor
- wajah tampak menahan sakit menggunakan teknik lingkungan yang dapat
- TD :110/70 mmHg non farmakologis mempengaruhi respon
RR : 15 x/menit 5. Klien menggunakan pasien terhadap
N : 88x/menit analgesic sesuai ketidaknyamanan (misalnya,
o
S : 38 C suhu ruangan, pencahayaan,
50
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
CRT: < 2 detik instruksi suara bising)
lab THYPI POST 1/400 4. Ajarkan tentang teknik non
Pain Level farmakologi (teknik relaksasi
nafas dalam)
1. Klien melaporkan nyeri 5. Dukung istirahat/tidur yang
berkurang adekuat untuk membantu
2. Klien tidak tampak penurunan nyeri
mengeluh dan
menangis Pemberian analgesik
3. Ekspresi wajah klien 6. Cek adanya riwayat alergi
tidak menunjukkan obat.
nyeri 7. Cek perintah pengobatan
4. Klien tidak gelisah meliputi obat, dosis, dan
frekuensi
1.
Monitor tanda-tanda vital
Monitor tekanan darah, nadi,
suhu dan status pernapasan
dengan tepat
Kamis Hippertermia berhubungan proses infeksi NOC : NIC:
12/7/2018 (penyakit) Thermoregulation Perawatan Demam
DS : Kriteria Hasil : 1. Pantau suhu dan tanda-
- Klien mengatakan lemes 1.Suhu tubuh dalam rentang tanda vital lainnya (tekanan
DO: normal darah, nadi dan
- klien tampak gelisah 2.Nadi dan RR dalam rentang pernapasan)
51
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
- Akral hangat normal 2. Monitor warna dan suhu
- Membran mukosa kering 3.Tidak ada perubahan warna kulit
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari kulit dan tidak ada keluhan 3. Tutup pasien dengan
- TD :110/70 mmHg pusing selimut atau pakaian ringan
RR : 15x/menit tergantung pada fase
N :88x/menit demam
S : 38 oC 4. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian
terapi antipiretik, antibiotik
atau agen anti menggigil
Kamis Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC :
12/7/2018 berhubungan penurunan napsu makan Nutritional Status : food and Nutrition Monitoring
DS: Fluid Intake 1. Monitor adanya penurunan
- Klien mengatakan lidah terasa pahit, Kriteria Hasil berat badan
nafsu makan berkurang 1. Tidak ada tanda-tanda 2. Monitor interaksi anak atau
DO: malnutrisi orangtua selama makan
- klien tampak lemah 2. Menunjukkan peningkatan 3. Monitor turgor kulit
- Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu fungsi pengecapan dan 4. Monitor kekeringan,
makan. menelan rambut kusam, dan mudah
- BB sebelum masuk 41 kg 3. Tidak terjadi penurunan patah
BB Sesudah masuk 40 kg berat badan yang berarti 5. Monitor mual dan muntah
- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc, minum 1 4. Mampu mengidentifikasi 6. Monitor kadar albumin,
kebutuhan nutrisi total protein, Hb, dan kadar
52
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
gelas 300cc Ht
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5 g/dL
- Limfosit 36%
Tabel 3.7
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Kamis, Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30)
12/7/2018
09.00 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1 S:
Hasil : & 00002 Klien mengatakan perutnya masih
Tekanan darah: 110/80 mmHg sakit
Nadi : 89 x/menit O:
Suhu : 38,0 oC Tekanan darah: 100/80 mmHg
53
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Pernapasan : 23 x/menit Skala nyeri 5
Klien nampak meringis dan
09.06 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 merintih
komperhensif termasuk lokasi, A:
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas Masalah nyeri belum teratasi
dan faktor presipitasi. P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : Lakukan pengkajian nyeri secara
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian komperhensif termasuk lokasi,
uluhati. Dengan skala nyeri 6 dan nyerila karakteristik, durasi frekuensi,
hilang timbul kualitas dan factor presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal dari
09.10 3. Observasi reaksi nonverbal dari 00132 ketidak nyamanan
ketidaknyamanan. Observasi tanda-tanda vital.
Hasil : Klien nampak meringis dan Kontrol lingkungan yang dapat
merintih. mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
09.30 4. Memonitor adanya penurunan berat 00002 kebisingan berulang).
badan Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Hasil : BB saat ini 40 dan BB sebelumnya menentukan intervensi.
41 kg Ajarkan tentang teknik non
farmakologi (teknik relaksasi
09.35 5. Mengajarkan tentang teknik non 00132 nafas dalam)
farmakologi (Teknik nafas dalam)
Berikan analgetik untuk
Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang
mengurangi nyeri
diajarkan (teknik relaksasi nafas dalam )
54
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
6. Memonitor mual dan muntah Tingkatkan istirahat
09.37 Hasil : klien mengatakan masih mual 00002
tetapi tidak muntah 2
S:
7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan Ibu pasien mengatan badan
09.38 istirahat. 00132, 00007 anaknya masih hangat
Hasil : klien nampak mengerti dengan & 00002 O:
o
apa yang dianjurkan dan akan Suhu : 37,0 c
melakukannya. Kulit teraba hangat
A:
8. Mengompres pasien pada lipat paha dan Masalah hipertermi belum
09.45 aksila 00007 teratasi
Hasil : mengompres lipatan paha dan P : Intervensi tetap dilanjutkan
perut dengan handuk hangat Pantau suhu dan tanda-tanda
9. Mengontrol lingkungan yang dapat vital lainnya (tekanan darah,
09.45 mempengaruhi nyeri seperti suhu 00132 & nadi dan pernapasan)
ruangan, pencahayaan dan kebisingan 00007 Monitor warna dan suhu kulit
berulang) Kompres pasien pada lipat paha
Hasil : Membatasi pengunjung dan dan aksila
mengontrol kebisingan Berikan cairan intravena
Kolaborasi pemberian terapi
10. Memonitor interaksi anak atau orangtua antipiretik, antibiotik atau agen
12.10 selama makan 00002 anti menggigil
Hasil : anak nampak malas makan 3
S:
11. Memonitor mual dan muntah
55
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Hasil : klien mengatakan masih mual 00002 Klien mengatakan malas makan
tetapi tidak muntah O:
Klien nampak malas makan
Porsi makan tidak dihabiskan
BB : 40 kg
A:
Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Jum’at, Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200)
13/07/201
8 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1 S:
07.30 Hasil : & 00002 Klien mengatakan perutnya masih
Tekanan darah: 100/80 mmHg sakit
Nadi : 92 x/menit O:
Suhu : 37,0 oC Tekanan darah: 110/80 mmHg
Pernapasan : 23 x/menit Skala nyeri 4
56
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Klian nampak merintih
2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 A:
07.36 komperhensif termasuk lokasi, Masalah nyeri belum teratasi
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas P : Intervensi dilanjutkan
dan faktor presipitasi. Lakukan pengkajian nyeri secara
Hasil : komperhensif termasuk lokasi,
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian karakteristik, durasi frekuensi,
uluhati. Dengan skala nyeri 4 dan nyerila kualitas dan factor presipitasi.
hilang timbul Observasi reaksi nonverbal dari
ketidak nyamanan
3. Observasi reaksi nonverbal dari 00132 Observasi tanda-tanda vital.
07.36 ketidaknyamanan. Kontrol lingkungan yang dapat
Hasil : Klien nampak merintih mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
4. Menganjurkan untuk melakukan teknik 00132 kebisingan berulang).
07.45 non farmakologi (Teknik nafas dalam dan Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
distraksi) menentukan intervensi.
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan Ajarkan tentang teknik non
yang telah diajarkan perawat. farmakologi (teknik relaksasi
5. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007 nafas dalam)
istirahat. & 00002 Berikan analgetik untuk
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk mengurangi nyeri
tidur
Tingkatkan istirahat
6. Mengompres pasien pada lipat paha dan 00007
08.48 aksila 2
57
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Hasil : mengompres lipatan paha dan S:
perut dengan handuk hangat Ibu pasien mengatan badan
anaknya masih hangat
7. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132 & O:
10.45 mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007 o
Suhu : 37,0 c
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kulit teraba hangat
berulang)
A:
Hasil : Membatasi pengunjung dan
Masalah hipertermi belum
mengontrol kebisingan.
teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
8. Menyambung cairan 00132, 00007
Pantau suhu dan tanda-tanda
11.10 Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) & 00002
vital lainnya (tekanan darah,
nadi dan pernapasan)
9. Memonitor interaksi anak atau orangtua 00002
Monitor warna dan suhu kulit
11.20 selama makan
Kompres pasien pada lipat paha
Hasil : anak nampak malas makan
dan aksila
10. Memonitor mual dan muntah Berikan cairan intravena
Hasil : klien mengatakan masih mual Kolaborasi pemberian terapi
tetapi tidak muntah antipiretik, antibiotik atau agen
3 anti menggigil
S:
Klien mengatakan malas makan
O:
Klien nampak malas makan
58
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Porsi makan tidak dihabiskan
BB : 40 kg
A:
Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
59
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
07.20 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1. S:
Hasil : & 00002 Klien mengatakan perutnya
07.25 Tekanan darah: 110/80 mmHg masih sakit tapi makin
Nadi : 90 x/menit berkurang
Suhu : 37,0 oC
Pernapasan : 24 x/menit O:
Tekanan darah: 110/70 mmHg
07.25 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 Skala nyeri 2
komperhensif termasuk lokasi, A:
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas Masalah nyeri belum teratasi
dan faktor presipitasi. P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : Lakukan pengkajian nyeri secara
Klien mengatakan perutnya masih sakit, komperhensif termasuk lokasi,
skala nyeri 3 dan nyeri hilang timbul karakteristik, durasi frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi.
07.40 3. Menganjurkan untuk melakukan teknik 00132 Observasi tanda-tanda vital.
non farmakologi (Teknik nafas dalam dan
Kontrol lingkungan yang dapat
distraksi)
mempengaruhi nyeri seperti
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan
suhu ruangan, pencahayaan dan
yang telah diajarkan perawat.
kebisingan berulang).
Ajarkan tentang teknik non
07.41 4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007
farmakologi (teknik relaksasi
istirahat. & 00002
nafas dalam)
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk
Berikan analgetik untuk
tidur
mengurangi nyeri
10.15 5. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132 &
60
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007 Tingkatkan istirahat
ruangan, pencahayaan dan kebisingan 2
berulang) S:
Hasil : Membatasi pengunjung dan Ibu pasien mengatan badan
mengontrol kebisingan. anaknya tidak sehangat seperti
kemarin-kemarin
11.20 6. Menyambung cairan 00132, 00007 O:
o
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) & 00002 Suhu : 36,9 c
Kulit teraba hangat
12.25 7. Memonitor interaksi anak atau orangtua 00002 A:
selama makan Masalah hipertermi teratasi
14.10 Hasil : anak nampak malas makan P : Intervensi dihentikan
61
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
62
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
timbul Intervensi dihentikan
63
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
tetapi tidak muntah
64
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
verifikasi dan komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini
mencakup dua langkah yaitu data dari sumber primer (klien), dan sumber sekunder
(keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa
thypoid adalah perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang
bersemangat serta nafsu makan berkurang (terutama selama masa inkubasi). Pada
kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan
suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
naik tiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
dan malam hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam.
Pada minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu ketiga.
sampai samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya
mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak terdapat
reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang
65
66
Hasil pengkajian yang penulis lakukan pada An. S mengatakan nyeri di perut
kanan bagian atas, lemas, lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang. Kesadaran
pucat, tidak nafsu makan, klien tampak gelisah, akral hangat, membran mukosa
pemeriksaat LAB :THYPI POST 1/400, IMT 17,9kg/m2, Hb 11,5 g/dL, Limfosit
36%.
teori dan kasus dimana pada teori nyeri yang dirasakan adanya nyeri kepala
sedangkan pada kasus nyeri yang dirasakan adalah nyeri di perut. Kemudian
perbedaan juga terdapat pada tinggat kesadaran dimana menurut teori mumnya
kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu apatis sampai samnolen.
Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan
adalah composmentis.
B. Diagnosis Keperawatan
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai lisensi dan
intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (Potter &
Perry, 2005).
67
Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada kasus pasien
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi hati) ditandai
dengan klien mengatakan nyeri di perut kanan bagian atas (P : Klien merasakan
nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit., R : perut bagian kanan
kering, Suhu : 38 oC
makan ditandai dengan klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu makan
berkurang, klien tampak lemah, pucat, tidak nafsu makan, BB sebelum masuk
41 kg, BB Sesudah masuk 40 kg, diit BK, habis ¼ porsi 250cc, minum 1 gelas
300cc
keperawatan antara teoritis dan kasus. Dari 5 diagnosa keperawatan yang ada pada
yaitu : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
C. Intervensi Keperawatan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien
keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang dipekirakan
dan di intervensi kepeawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter &
Perry, 2005).
yang signifikan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana intervensi
keperawatan yang ada pada teori juga ada dalam intervensi keperawatan yang ada
pada kasus.
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana pada tinjauan teori intervensi
tubuh juga tidak ada perbedaan antara intervensi keperawatan teori dan kasus.
69
D. Implementasi Keperawatan
mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini
dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi masih
segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang dilakukan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
therapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori
1. Nyeri akut
vital (Hasil : Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu : 38,0 oC,
(Hasil : Klien mengeluh nyeri pada perut bagian uluhati. Dengan skala nyeri 6
70
(Hasil : Klien nampak meringis dan merintih). Mengajarkan tentang teknik non
farmakologi (Teknik nafas dalam) (Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang
(Hasil : Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Suhu : 37,0 oC,
(Hasil :Klien mengeluh nyeri pada perut bagian uluhati. Dengan skala nyeri 4
mengontrol kebisingan).
(Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37,0 oC,
(Hasil :Klien mengatakan perutnya masih sakit, skala nyeri 3 dan nyeri hilang
(Hasil : Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,7 oC,
(Hasil :Klien mengatakan sakit perutnya sangat berkurang , skala nyeri 2 dan
kebisingan)
2. Hippertermia
vital (Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu : 38,0 oC,
72
(Hasil : klien nampak mengerti dengan apa yang dianjurkan dan akan
kebisingan)
(Hasil : Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Suhu : 37,0 oC,
(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Mengompres pasien pada lipat
paha dan aksila (Hasil : mengompres lipatan paha dan perut dengan handuk
Pada hari ketiga yaitu Monitor tanda-tanda vital (Hasil :Tekanan darah:
vital (Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu : 38,0 oC,
saat ini 40 dan BB sebelumnya 41 kg). Memonitor mual dan muntah (Hasil :
klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah). Menganjurkan klien untuk
(Hasil :Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Suhu : 37,0 oC,
(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Memonitor interaksi anak atau
orangtua selama makan (Hasil : anak nampak malas makan). Memonitor mual
dan muntah (Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah)
(Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37,0 oC,
(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Memonitor interaksi anak atau
orangtua selama makan (Hasil : anak nampak malas makan). Memonitor mual
dan muntah (Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah)
(Hasil :Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,7 oC,
74
(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan (Hasil : anak nampak malas makan). Memonitor mual
dan muntah (Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah).
Pada hari ke lima semua masalah keperawatan telah teratasi dan intervensi
keperawatan dihentikan.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat
dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada
penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994
1. Nyeri Akut
Pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) klien mengatakan perutnya
masih sakit, tekanan darah: 100/80 mmHg, skala nyeri 5, klien nampak meringis
dan merintih. Hari Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200) klien mengatakan perutnya
masih sakit, tekanan darah: 110/80 mmHg, skala nyeri 4, klien nampak merintih.
Minggu, 15 Juli (jam 08.00) klien mengatakan perutnya masih sakit tapi makin
berkurang, tekanan darah: 110/70 mmHg, skala nyeri 2. Kemudian pada hari
Senin, 16 Juli 2018 (jam 07.45) klien mengatakan perutnya masih sakit namun
tidak mengganggu, tekanan darah: 100/70 mmHg, Skala nyeri 2, masalah nyeri
2. Hippertermia
Pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) Ibu pasien mengatan badan
anaknya masih hangat, suhu : 37,0 oc, kulit teraba hangat. Hari Sabtu, 14 Juli
2018 (jam 07.200) Ibu pasien mengatan badan anaknya masih hangat, suhu :
37,0 oc, kulit teraba hangat. Minggu, 15 Juli (jam 08.00) Ibu pasien mengatan
badan anaknya tidak sehangat seperti kemarin-kemarin, suhu : 36,9 oc, sulit
Pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) klien mengatakan malas
makan, klien nampak malas makan, porsi makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg.
Hari Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200) klien mengatakan malas makan, klien
Juli (jam 08.00) klien mengatakan masih malas makan, klien nampak malas
makan, porsi makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg. Senin, 16 Juli 2018 (jam
07.45) klien mengatakan masih malas makan, klien nampak malas makan, porsi
makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg. Pada hari Selasa, 17 Juli 2018 (jam 10.00)
klien mengatakan mulai enak makan karena sudah tidak mual, porsi makan
mulai sisa sedikit, BB : 40 kg, masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
dengan demam thypoid diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan
manifestasi klinis dari penyakit demam thypoid yaitu nyeri pada daerah perut
kanan bagian atas, lemas, lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang, tidak
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa keperawatan pada An.S dengan demam thypoid yang sesuai dengan
teori yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi
3. Rencana Keperawatan
76
77
kesenjangan rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa
yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
relaksasi napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan menganjurkan klien
selalu mengkonsumsi air yang cukup dan menganjurkan keluarga untuk selalu
instruksi.
78
B. Saran
2. Bagi perawat
kerja sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh
pembuatan asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit demam thypoid
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien
5. Bagi Mahasiswa
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta. Salemba Medika
Maharani, Sabrina, 2012, Hingga Pertengahan Februari 485 Warga Jepara Terkena
Demam Tifoid, Diakses pada Tanggal 23 Februari 2015,
http://rlisafmjepara.com/2015/02.html.
Nurarif. A.H. & Kusuma. H. 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Jilid 1, 2 dan 3.
Yogyakarta. Media Action.
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Ranuh, IG.N. Gde, 2013, Beberapa Catatan Kesehatan Anak, Jakarta: CV Sagung Seto
RSU Bahteramas. 2018. Profil RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018. Kendari (Tidak dibublikasikan).
Suriadi & Yuliani, R., 2006, Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta: PT. Percetakan
Penebar Swadaya,
Widagdo, 2011, Masalah & TataLaksana Penyakit Infeksi Pada Anak, Jakarta: CV
Sagung Seto