Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI KESEHATAN

Dosen Pembimbing:
DR. Thinni Nurul Rochmah., Dra (Ec)., M.Kes.

SUPPLY MAXIMUM UNIT RAWAT JALAN,


PENUNJANG MEDIS, DAN RAWAT INAP
RS WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

Oleh:
Edwin Nugroho Njoto
Ika Sari Rahmatina
Miftahul Khoiriyah
Hera Prasetia

MINAT STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT akhirnya kami

dapat menyelesaikan tugas Survei Supply Maximum Instalasi Rawat Jalan,

Penunjang Medis, dan Rawat Inap RS Wijaya Kusuma Lumajang ini. Tugas ini

disusun sebagai tugas mengikuti mata kuliah Ekonomi Kesehatan S2 Minat Studi

Magister Administrasi Rumah Sakit Program Studi Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Dalam makalah ini diuraikan tentang latar belakang masalah, tujuan survei,

tinjauan pustaka, perhitungan Supply Maximum Instalasi Rawat Jalan, Penunjang

Medis, dan Rawat Inap RS Wijaya Kusuma Lumajang serta pembahasannya.

Kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna karena keterbatasan

kami, untuk itu demi kesempurnaan makalah ini kami terbuka untuk memerima

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhirnya kepada dosen pembimbing dan kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan kami ucapkan terima kasih.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i

Kata Pengantar.......................................................................................................

iiDaftar Isi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................

2.1 Pengertian Supply ...........................................................................................

2.2. Bentuk Kurva Supply / Penawaran ................................................................

2.3. Elastisitas Supply ...........................................................................................

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Supply dan Elastisitas Supply Pelayanan

Kesehatan.......................................................................................................

2.5. Supply Maximum ..........................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Perhitungan Supply Maximum pada Rawat Inap...........................................

3.2. Perhitungan Supply Maximum pada Rawat Jalan .........................................

3.3. Perhitungan Supply Maximum pada Poli Spesialis Anak..............................

3.4 Perhitungan Supply Maximum pada Poli Gigi................................................

3.5. Perhitungan Supply Maximum pada Penunjang Medis Radiologi.................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi di semua

negara. Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara,

masing-masing negara menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan

ideologi negara yang bersangkutan. Masalah ekonomi selalu menjadi dasar

kerangka besar penyebab suatu permasalahan di suatu negara ataupun wilayah

tertentu. Itulah yang mendasari pentingnya pengetahuan mengenai ilmu ekonomi.

Banyak masalah ekonomi yang didasari oleh kelangkaan sumber daya dengan

dibandingkan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia akan

suatu barang, yang sering disebut dengan permintaan, merupakan wujud dari

ketidakterbatasan tersebut. Sedangkan jumlah hasil produksi barang ekonomi

yang dibutuhkan manusia sering disebut penawaran merupakan wujud dari suatu

ketersediaan dan kemampuan produksi yang terbatas. Ketidakseimbangan dua hal

ini akan banyak menyebabkan masalah ekonomi pada suatu wilayah, yang

tentunya berdampak sistemis pada bidang-bidang lainnya.

Ekonomi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari supply dan demand

sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan

terhadap populasi. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari karena terdapat hubungan

antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi dan

sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Dalam pemikiran rasional, semua

orang ingin menjadi sehat.

1
Kesehatan merupakan modal untuk bekerja dan hidup untuk

mengembangkan keturunan, sehingga timbul keinginan yang bersumber dari

kebutuhan hidup manusia. Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan

pelayanan ekonomi lainnya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat

heterogen terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan

memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seseorang.

Supply pelayanan kesehatan berbeda dengan supply produk secara umum.

Adanya costomer ignorance menyebabkan provider kesehatan memiliki peran

yang lebih. Service yang diberikan oleh provider bukan karena permintaan pasien

tetapi provider sendiri yang menentukan pelayanan atau tindakan apa yang

diberikan sesuai dengan penyakitnya. Besarnya service yang dapat diberikan

pelayanan kesehatan sangat tergantung pada besarnya resources yang dimilikinya,

seperti kemampuan tenaga medis dan non medis, besarnya cost atau biaya yang

dikeluarkan oleh industri kesehatan untuk gaji pegawai, pembelian peralatan, dan

pemeliharaan lainnya.

1.2. Tujuan

Perhitungan supply maximum ini bertujuan untuk:


a. Mengetahui hubungan antara output yang berupa pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan sumber daya (resources) yang digunakan untuk

memproduksinya.
b. Mengetahui resources yang berperan dominan dalam memberikan pelayanan

yang berkualitas kepada pasien.


c. Mengetahui output / penawaran / supply maximum di unit rawat jalan,

penunjang medis, dan rawat inap RS Wijaya Kusuma Lumajang.

2
d. Mengetahui apakah terdapat perbedaan supply maximum yang seharusnya

dengan target yang selama ini ditentukan oleh RS Wijaya Kusuma Lumajang

di unit rawat jalan, penunjang medis, dan rawat inap RS Wijaya Kusuma

Lumajang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1. Pengertian Supply

Supply diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi penawaran. Para

ahli ekonomi mempunyai definisi yang sangat spesifik terhadap istilah tersebut.

Penawaran adalah jumlah total dari suatu barang atau jasa yang mampu dijual

oleh produsen pada satu alternatif harga tertentu pada satu periode waktu

(Schiller, 2008). Sebagai alternatif, supply juga didefinisikan sebagai kuantitas

dari sebuah barang atau jasa yang mau dan mampu dijual oleh produsen pada

setiap tingkatan harga yang diinginkan (Wonderling et al, 2005). Samuelson dan

Nordhaus (1998) menyebutkan bahwa penawaran biasanya termasuk dalam istilah

produksi dan menjual hasil produknya. Penawaran menghubungkan jumlah

barang yang ditawarkan dengan harga pasarnya, dengan menganggap hal-hal lain

seperti biaya produksi, harga barang yang berkaitan dan organisasi pasar, tetap

tidak berubah (ceteris paribus). Beberapa hal yang patut menjadi bahan kajian dan

catatan dari definisi - definisi diatas antara lain:

1. Kuantitas atau jumlah barang/jasa yang ditawarkan


2. Harga barang/jasa
3. Dalam satu periode waktu
Sedangkan Supply dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan

kesehatan yang disampaikan kepada individu oleh kombinasi tenaga pelayanan

kesehatan (seperti dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas

(seperti rumah sakit, klinik rawat jalan, dan laboratorium klinis). Fungsi supply

(produksi) menggambarkan hubungan antara output yang berupa pelayanan

kesehatan yang berkualitas dan sumber daya (resources) yang digunakan untuk

memproduksinya.

4
Pengertian penawaran menunjuk pada hubungan fungsional antara jumlah

yang dijual dan harga per satuan. Jumlah barang yang ditawarkan atau yang akan

dijual dipengaruhi oleh harga barang yang bersangkutan. Pada ilmu ekonomi,

penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual pada berbagai

tingkat harga, atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk

menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Berdasarkan pendapat para ahli,

dapat disimpulkan bahwa penawaran adalah jumlah suatu produk yang dijual oleh

produsen atau perusahaan dengan harga tertentu selama jangka waktu tertentu

(ceteris paribus).

Dalam hukum penawaran tersirat keinginan para penjual untuk menawarkan

produknya apabila harga sedang tinggi dan bagaimana pula keinginan penjual

tersebut untuk menawarkan produknya apabila harganya rendah. Dinyatakan

bahwa “makin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin banyak barang yang

akan ditawarkan oleh penjual”. Atau dengan bahasa matematis penawaran dapat

digambarkan sebagai fungsi, yaitu

Qsx = f(px)

dimana Qsx = jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan px = harga dari barang

itu sendiri.

2.2 Bentuk Kurva Supply / Penawaran

5
Gambar Kurva Penawaran (Slater, 1999)

Seperti halnya kurva permintaan (demand), kurva penawaran juga dapat

bergeser atau berpindah. Kurva penawaran akan bergeser ketika faktor determinan

yang mendasari dari penawaran tersebut juga berubah. Dalam hal ini kita perlu

membedakan, antara pergeseran (shifts in) pada kurva yang dapat disebabkan

karena adanya perubahan harga pasar, dengan perpindahan kurva (shifts of) yang

lebih disebabkan karena adanya perubahan pada teknologi, faktor ongkos

produksi, jumlah produsen atau regulasi pasar. (slater, 1999). Ceteris paribus

sekali lagi sebagai faktor penentu. Ketika harga adalah satu-satunya variable yang

berubah, maka kita dapat melacak perubahan kuantitas barang/jasa yang

ditawarkan pada kurva yang sama (tetap), akan tetapi bila kondisi ceteris

paribusterganggu karena teknologi, ongkos produksi dan lain sebagainya, maka

akan terjadi perpindahan kurva baik itu ke kanan atau ke kiri kurva sebelumnya.

Apabila dalam kondisi ceteris paribus, maka perubahan harga akan

menyebabkan pergeseran jumlah penawaran akan tetapi masih dalam kurva S.

Sedangkan apabila kondisi ceteris paribus sudah terganggu, maka kurva akan

bergeser ke kiri (S1) seperti contohnya kenaikan tarif dasar listrik. Karena listrik

sangat diperlukan dalam proses produksi keping jagung, maka biaya produksi

untuk keping jagung juga akan naik. Karena biaya produksi naik, maka penjual

6
akan mengurangi produksi keping jagung, dan itu artinya jumlah penawaran

mengalami penurunan. Dengan demikian, kurva penawaran akan bergeser ke kiri.

Pada kondisi sebaliknya, kurva dapat bergeser ke kanan (S2). Misalkan pada

pemberian subsidi oleh pemerintah,maka ongkos produksi akan turun sehingga

harga barang/jasa akan ikut turun, pada sisi lain keuntungan produsen akan

meningkat. Hal ini akan menyebabkan produsen akan berusaha meningkatkan

jumlahbarang/jasa yang ia hasilkan.

2.3 Elatisitas supply

Elastisitas didefinisikan sebagai kepekaan dari sebuah variabel dependen

(contohnya output, atau permintaan) pada perubahan pada satu variabel yang

menjadi faktor penentunya (contohnya input, harga), ceteris paribus. (culyer,

2005). Dalam pengukurannya digunakan persentase agar perbedaan satuan

barang dapat dihilangkan. Simbol elastisitas menggunakan tanda huruf Romawi η

atau eta. Dalam makalah ini elastisitas ditulis dengan huruf E. Jadi, elastisitas

pada supply adalah kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap

perubahan harga. Kita tahu bahwa fungsi penawaran menggambarkan hubungan

antara harga (P) dan jumlah barang yang ditawarkan (Q). Jika harga pasar tinggi,

maka produsen akan bersedia menjual lebih banyak barang/jasa daripada ketika

harga rendah. Tetapi tidak setiap barang dapat segera ditambah jumlahnya. Untuk

mengetahui menggambarkan kondisi produsen tersebut, maka dibuatlah kurva

elastisitas supply. Secara matematis, elastisitas supply dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Es = % perubahan jumlah barang yang ditawarkan


% perubahan harga

7
Elastisitas penawaran mempunyai arti penting untuk konsumen (seperti

elastisitas permintaan penting bagi produsen). Kalau penawaran inelastis,

pertambahan dalam permintaan masyarakat hanya akan dapat dilayani dengan

harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika penawaran elastis, ini berarti bahwa

produksi segera dapat ditambah sehingga pertambahan permintaan masyarakat

tidak akan menaikkan harga barang.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Supply dan Elastisitas Supply Pelayanan

Kesehatan

Faktor yang mempengaruhi penawaran dan paling sering ditemukan adalah

harga barang itu sendiri, harga barang lain yang berkaitan, harga barang input dan

tahap perkembangan teknologi. Disamping itu penawaran juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor lain diantaranya organisasi pasar, tujuan perusahaan, ekspektasi

produsen akan harga suatu produk pada masa mendatang dan kebijakan

pemerintah. Dalam menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kurva

penawaran, poin fundamental yang harus dipegang adalah bahwa produsen

melakukan penawaran barang/jasa hanya untuk mendapatkan keuntungan, dan

tidak hanya sekedar sumbangan sukarela atau senang-senang (fun).

Salah satu elemen mayor yang menjadi penentu kurva penawaran adalah

ongkos / biaya produksi. Ketika ongkos / biaya produksi suatu barang atau jasa

relatif rendah dari harga pasar, maka hal tersebut dapat diambil sebagai sebuah

keuntungan, dan merupakan kesempatan untuk produsen mengambil kesempatan

sebesar-besarnya. Ketika ongkos produksi relatif diatas harga pasar, maka

produksi barang / jasa akan sedikit, beralih ke produk lain, atau bahkan secara

8
mudahnya berhenti berproduksi. Ongkos produksi secara primer ditentukan oleh

harga barang mentah atau setengah jadi (input). Ongkos input yang dimaksud

dalam hal ini antara lain ongkos karyawan, listrik atau energi yang dipakai, atau

mesin. Sebagai contohnya pada saat harga minyak naik pada akhir-akhir ini,

menyebabkan naiknya pula harga ongkos energi yang dipakai oleh produsen,

sehingga ongkos produksi pun ikut naik, yang pada akhirnya membuat produsen

menurunkan jumlah barang yang ia tawarkan. Setiap produsen adalah pelaku

ekonomi yang rasional, yakni dalam melakukan kegiatannya mempunyai tujuan

untuk memperoleh keuntungan. Untuk itu, mereka akan berusaha dapat menekan

biaya produksinya dengan melakukan efisiensi agar keuntungan yang diperoleh

menjadi lebih banyak.

Supply pelayanan kesehatan merupakan derivate (turunan) dari supply pada

umumnya. Dengan demikian supply pelayanan kesehatan juga merupakan fungsi

produksi dimana yang mempengaruhi supply adalah faktor internal organisasi.

Faktor yang mempengaruhi supply dalam pelayanan kesehatan antara lain 6M, 2T,

1I yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Man : dokter, dokter spesialis, bidan, perawat, skm, farmasis, tenaga

administrasi, dan lain sebagainya.


b. Money : biaya operasional, biaya investasi dan biaya lain-lain.
c. Material : berhubungan dengan logistik pelayanan kesehatan, misalnya obat,

suntik, bahan makanan, dan lain sebagainya.


d. Methods : SOP rumah sakit, Standart Pelayanan Minimal (SPM), dll.
e. Machine : peralatan laboratorium, peralatan unit penunjang, incenerator, dll
f. Market : wilayah kerja pelayanan kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat

sasaran yang dibidik berdasarkan proses STP (segmenting, targeting dan

posisioning)

9
g. Teknologi : kecanggihan dan kemutakhiran teknologi yang digunakan

misalnya finger print, dan lain sebagainya.


h. Time : waktu yang digunakan untuk pelayanan, unit pelayanan.
i. Informasi : melalui internet, pamflet dan leaflet.

Dari seluruh faktor produksi yang mempengaruhi supply dalam pelayanan

kesehatan, tidak semuanya berperan dominan dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas pada pasien.

Faktor lain yang mempengaruhi kurva penawaran antara lain adalah:

a. Organisasi pasar, secara umum persaingan pasar sempurna akan

menghasilkan kemungkinan tingkat output paling tinggi pada setiap tingkat

harga.
b. Tujuan perusahaan, tujuan yang berbeda-beda menimbulkan pengaruh yang

berbeda atas penentuan tingkat produksi. Dengan demikian penawaran suatu

barang akan berbeda sifatnya sesuai dengan perbedaan tujuan dari

perusahaan. Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya

(profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang

besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris

dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah

dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah

untuk menarik minat konsumen.


c. Harapan produsen pada harga produk yang akan datang, yang berarti

ekspektasi produsen bahwa harga suatu produk di masa mendatang akan naik

atau turun, maka akan mempengaruhi kuantitas penawaran produk tersebut

akan naik atau turun juga. Contohnya setiap ada gejolak harga semen, para

produsen dituding telah mengurangi harga semen itu. Kenaikan harga patokan

setempat (HPS) semen pada permulaan tahun 1995, telah menimbulkan

10
gejolak pasar semen karena berkurangnya penawaran (pasokan) semen ke

pasar. Apabila produsen semen itu mempunyai ekspektasi bahwa harga semen

akan naik, adalah logis bahwa ia akan mengurangi atau menunda produksi

sesuai kapasitas produksi yang ada, dan hal ini berakibat pada penawaran

semen berkurang di pasar.


d. Kebijakan pemerintah, hal ini juga punya peran penting dalam menetukan

kurva penawaran. Misalnya penentuan pajak dan upah minimum serta kontrol

harga pada suatu barang.


e. Terakhir, yaitu kondisi – kondisi khusus. Misalkan kondisi cuaca atau iklim

yang menentukan ketersediaan barang – barang di bidang pertanian.

Secara ringkas, maka dapat disimpulkan, bahwa penawaran merupakan sebuah

fungsi matematis, yaitu:

Qsx = f(Px I Py, Pz, Pi, , C, T, G, M, .... ).

dimana Qs = jumlah barang yang ditawarkan,

Px = harga barang yang ditawarkan tersebut,

Py = Pz = barang substitusi,

Pi = harga barang yang dipakai sebagai input,

C = biaya yang dipakai dalam proses produksi,

T = tujuan perusahaan

G = kebijakan pemerintah

M = organisasi pasar

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi elastisitas supply antara lain:

1. Jangka waktu, yaitu seberapa cepat peningkatan ongkos produksi dan

seberapa banyak waktu tersisa sejak kenaikan ongkos produksi tersebut.

Semakin cepat peningkatan ongkos produksi dan semakin sedikit waktu sejak

11
terjadinya perubahan harga, maka supply akan semakin inelastis. Sebaliknya,

makin lama jangka waktu yang tersisa, maka semakin banyak pula

penambahan – penambahan yang mampu dilakukan pada proses produksi,

yang berarti makin elastis pula kurva supply.

2. Ketersediaan dan kemampuan mobilitas faktor produksi, ketika faktor

produksi tersedia dalam jumlah banyak dan secara mudah dipindah dari satu

tempat ke tempat lain, maka supply akan cenderung elastis, begitu pula

sebaliknya.

3. Teknologi, penggunaan metode produksi yang mutakhir akan memperbesar

output dan pada akhirnya akan membuat supply akan semakin elastis.

4. Ongkos produksi, jika ongkos produksi naik dengan cepat, maka tidak akan

banyak keuntungan yang diambil. Maka kecenderungannya supply akan

inelastis dan begitu pula sebaliknya.

5. Jenis dan kondisi pasar, jika produsen menjual produknya pada pasar yang

berbeda, maka supply akan cenderung elastis, karena harga yang jatuh pada

satu pasar akan mendorong produsen untuk menjual lebih di pasar yang lain.

Juga pada produsen yang memproduksi beberapa tipe barang/jasa serta

mampu mengubahnya dengan mudah dari saru bentuk ke bentuk lain, maka

masing-masing produknya akan semakin elastis dalam supply.

6. Kondisi politik, hal ini mampu menggangu proses produksi, sehingga pada

kondisi tersebut supply akan cenderung inelastis.

7. Jumlah produsen, supply akan semakin elastis jika ada beberapa produsen

yang secara bebas menjual produk mereka, dan sebaliknya.

12
8. Harga barang substitusi, produsen dapat menaikkan harga produknya bila

produk substitusi mengalami kenaikan harga.

9. Tujuan produsen, jika produsen sudah puas dengan output yang kecil, maka

supply akan cenderung inelastis, dan sebaliknya.

Dalam pelayanan kesehatan, supply dipengaruhi oleh faktor produksi dari

provider. Faktor dominan yang paling berpengaruh dalam supply pelayanan

kesehatan adalah man dan machine. Contoh di poli gigi, penawaran pelayanan

kesehatan gigi sangat ditentukan oleh faktor produksi seperti dokter gigi dan

dental chair.

Suatu saat harga yang ditawarkan di pelayanan kesehatan di poli gigi naik,

maka kenaikan harga tersebut tidak mempengaruhi kuantitas jumlah pasien yang

dapat diperiksa di poli gigi. Hal ini dikarenakan jumlah man dan machine berupa

dokter gigi dan dental chair terbatas, sehingga meskipun biaya periksa per pasien

naik, maka dokter gigi tetap tidak bisa memaksakan untuk melayani lebih banyak

pasien dari supply maksimumnya. Selain itu, provider pelayanan kesehatan tidak

mungkin menambah jumlah dokter gigi dan dental chair dalam jangka waktu

pendek.

Dari penjelasan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kurva elastisitas

supply pelayanan kesehatan adalah inelastis. Sebab perubahan harga tidak

mempengaruhi perubahan kuantitas pelayanan yang ditawarkan.

2.5 Supply Maximum

Penawaran maximum dalam ilmu ekonomi menunjukkan jumlah

(maksimum) yang ingin dijual pada berbagai tingkat harga, atau harga (minimum)

13
yang masih mendorong penjual untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu

barang. Titik beratnya adalah pada kesediaan produsen untuk menjual produknya,

bukan jumlah barang yang sudah terjual. Perhitungan terhadap banyaknya barang

yang akan ditawarkan didasarkan padakemampuan organisasi dalam mengelola

resources untuk melakukan proses produksi.

Produsen harus dapat mengkaitkan antara input, process dan

menjadikannya sebuah produk (output). Proses produksi dapat diartikan sebagai

cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu

barang/ jasa dengan menggunakan sumber daya (resources).

Resources yang digunakan sebagai input dari sebuah proses produksi terdiri

dariman, money, methods, material, market, machine, time, technique, dan

information atau sering dikenal dengan singkatan 6M, 2T, 1I. Sejumlah resources

tersebut digunakan dalam sebuah proses produksi (process) sehingga menjadi

barang hasil atau produk yang dikehendaki (output).

Secara skematis sederhana sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut:

INPUT (6 M, 2 T, 1I) PROCESS (Proses Produksi) OUTPUT (Produk)

Bagan Sistem Produksi

Beberapa karakteristik proses yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem

produksi adalah kapasitas, yaitu tingkat output (barang yang akan ditawarkan)

maksimal dari suatu proses.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh produsen dalam menentukan

penawaran maksimal, diantaranya adalah:

a. Identifikasi resources (6M, 2T, 1I).


b. Menentukan resources yang paling dominan, dengan asumsi resources lain

terpenuhi.

14
c. Menentukan jumlah waktu yang tersedia dalam satu periode produksi.
d. Identifikasi kebutuhan waktu untuk satu kali proses produksi.

Menghitung penawaran maksimal yaitu dengan cara jumlah waktu yang tersedia

dalam satu periode dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam satu

kali produksi dikalikan dengan resources dominan dibagi dengan waktu yang

dibutuhkan untuk satu kali produksi.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Perhitungan Supply Maximum pada Rawat Inap


A. Sumber Daya
Sumber daya paling dominan pada rawat inap adalah material

(tempat tidur). Material disini adalah sarana dan prasarana yang berhubungan

dengan tempat tidur di rumah sakit. Material yang dimaksud adalah bed,

bantal, sarung bantal, guling, sarung guling dan sprei. Untuk

15
sumber daya yang lain (5M 2T 1I), diasumsikan sebagai faktor penunjang

dan terpenuhi.
B. Supply Maximum

Perhitungan supply maximum u n t u k p e l a y a n a n r a w a t i n a p d i R S

Wijaya Kusuma Lumajang dengan jumlah tempat tidur sebanyak 65

TT adalah sebagai berikut :

1. Σ pasien yg dirawat = 365 hari x 1 hari x jumlah TT__


Rata-rata hari pasien yang dirawat

Rata-rata hari pasien yang dirawat adalah 3.26 hari maka :

Σ pasien yg dirawat = 365 x 1 x 65 = 18.980 = 6.327 pasien.


3.75 3.75

Jadi jumlah pasien maximum yang dirawat untuk 65 TT dalam waktu

satu tahun dengan rata-rata lama perawatan 3.75 hari adalah 6.327

pasien.

2. Σ hari rawat = 365 hari x jumlah TT x 24 jam


24 jam

Σ hari rawat = 365 hari x 65 x 24 jam = 24.820 hari


24 jam

Jadi jumlah hari rawat maximum untuk 65 TT dalam satu tahun adalah

24.820 hari.

Target Ruang rawat inap RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun 2014

adalah 5.500 pasien. Hal ini masih dibawah supply maximum yang seharusnya

(6.327 pasien). Sehingga pada tahun yang akan datang target harus ditingkatkan

agar mendapatkan hasil yang maksimal.

3.2. Perhitungan Supply Maximum pada Rawat Jalan


A. Sumber Daya

16
Sumber daya yang paling dominan pada rawat jalan adalah Man (Dokter),

maka untuk sumber daya yang lain (5M 2T 1I), diasumsikan sebagai faktor

penunjang dan terpenuhi.


a. Dokter Poli Umum : 1 orang
Pelayanan Kesehatan untuk 1 pasien berupa :
1. Anamnesa : 2 menit
2. Pameriksaan fisik : 3 menit
3. Penentuan diagnosa: 1 menit
4. Pemberian resep : 2 menit
5. Pemberian Edukasi : 2 menit
6. Pergantian pasien : 2 menit
Total : 12 menit
b. Jam pelayanan 07.30 – 14.00
 Waktu pelayanan
Jam kerja pukul : 07.30 – 14.00 dan istirahat sholat dan makan pada

pukul 11.30-12.00
Jadi, dalam 1 hari dokter memiliki jam pelayanan selama 6 jam = 360

menit.
 Hari pelayanan.
Hari pelayanan yaitu Senin - Sabtu
Jadi, dalam 1 minggu dokter memiliki hari pelayanan selama 6 hari
B. Supply Maximum dalam 1 bulan
a. Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan = 30 hari – 4 hari = 26 hari
b. Pasien yang dapat dilayani dalam 1 bulan
= jumlah waktu pelayanan x jumlah hari x jumlah dokter
waktu pelayanan untuk 1 pasien
= 360 x 26 x 5

12

= 780 pasien / bulan


Jadi jumlah pasien maximum yang dapat dilayani di rawat jalan adalah 780

pasien / bulan.
Target pasien rawat jalan RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun 2014

adalah 400 pasien / bulan. Hal ini masih dibawah supply maximum yang

seharusnya (780 pasien / bulan). Sehingga pada tahun yang akan datang target

harus ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

3.3. Perhitungan Supply Maximum pada Poli Spesialis Anak


A. Sumber Daya

17
Sumber daya yang paling dominan pada poli spesialis penyakit dalam adalah

Man (Dokter Spesialis Penyakit Dalam), maka untuk 5M 2T 1I, diasumsikan

sebagai faktor penunjang dan terpenuhi.


a. Dokter Spesialis Anak : 1 orang
Pelayanan Kesehatan untuk 1 pasien berupa :
1. Anamnesa : 5 menit
2 .Pameriksaan fisik : 5 menit
3. Penentuan diagnose: 2 menit
4. Pemberian resep : 3 menit
5. Pemberian Edukasi : 5 menit
6. Pergantian Pasien : 2 menit
Total : 22 menit
b. Jam pelayanan 09.00 – 11.00
 Waktu pelayanan
Jam kerja pukul : 09.00 – 11.00
Jadi, dalam 1 hari dokter memiliki jam pelayanan selama 2 jam = 120

menit.
 Hari pelayanan.
Hari pelayanan yaitu Senin - Kamis
Jadi, dalam 1 minggu dokter memiliki hari pelayanan selama 4 (empat)

hari
B. Supply Maximum dalam 1 bulan
a. Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan
4 x 4 minggu =16 hari
b. Pasien yang dapat dilayani dalam 1 bulan
= jumlah waktu pelayanan x jumlah hari x jumlah dokter
waktu pelayanan untuk 1 pasien
= 120 x 16 x 1 = 87 pasien / bulan
22

Jadi jumlah pasien maximum yang dapat dilayani di Poli Spesialis Anak

adalah 87 pasien / bulan.

Target pasien poli Spesialis Anak RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun

2014 adalah 100 pasien / bulan. Hal ini melebihi supply maximum yang

seharusnya ( 87 pasien / bulan). Target yang lebih tinggi dari supply maximum

dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas pelayanan dikarenakan Dokter yang

harus bekerja melebihi kemampuan maksimalnya, sehingga pada tahun depan

18
diharapkan ada penambahan dokter Spesialis Anak atau penambahan jam

pelayanan untuk mengantisipasi hal tersebut.

3.4. Perhitungan Supply Maximum pada Poli Gigi


A. Sumber Daya
Sumber daya yang paling dominan pada poli gigi adalah Man (Dokter Gigi)

dan dental chair, maka untuk 4M 2T 1I, diasumsikan sebagai faktor

penunjang dan terpenuhi.


1. Dokter : 1 orang
2. Dental Chair : 1 set
Pelayanan Kesehatan untuk 1 pasien berupa :
1. Anamnesa 5 menit
2. Penentuan diagnose 1 menit
3. Tindakan 30 menit
4. Pemberian resep 2 menit
5. Pemberian Edukasi 2 menit
6. Pergantian pasien 2 menit
Total 42 menit
Jam pelayanan Senin – Jumat : 08.00 – 13.00
1. Waktu pelayanan
Jam kerja pukul : 08.00 – 13.00 dan istirahat sholat dan makan pada pukul

11.30 – 12.00
Jadi, dalam 1 hari dokter gigi memiliki jam pelayanan selama 4.5 jam =

270 menit.
2. Hari pelayanan.
Hari pelayanan yaitu Senin – Jumat
Jadi, dalam 1 minggu dokter gigi memiliki hari pelayanan selama 22.5 jam
B. Supply Maximum dalam 1 bulan
a. Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan
30 hari – 8 hari = 24 hari
b. Pasien yang dapat dilayani dalam 1 bulan
= jumlah waktu pelayanan x jumlah hari x jumlah dokter
waktu pelayanan untuk 1 pasien
= 270 x 24 x 1
42
= 154 pasien / bulan
Jadi jumlah pasien maximum yang dapat dilayani di Poli Gigi adalah

154 pasien / bulan.

19
Target poli gigi RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun 2014 adalah 100

pasien/bulan. Hal ini masih dibawah supply maximum yang seharusnya (154

pasien/bulan). Sehingga pada tahun yang akan datang target harus ditingkatkan

agar mendapatkan hasil yang maksimal.

3.5. Perhitungan Supply Maximum pada Penunjang Medis Laboratorium


A. Sumber Daya
Sumber daya yang paling dominan pada Penunjang Medis Laboratorium

adalah Man (Analis Medis) dan yang lainnya sebagai berikut :

1. Man : 4 petugas Lab per hari


2. Material : jas lab lengan panjang, sarung tangan, sampel darah,

sampel urin, sampel feses, dsb


3. Machine : satu unit laborat equipment, Sentrifuse, Mixer untuk

menghomogenkan sampel darah lengkap, Sysmex, Mikroskop, Mind ray

untuk kimia klinik, Coadata untuk faal hemostasis dan Biolite 200 untuk

elektrolit, Vortex untuk menghomogenkan campuran reagen dan serum.


4. Market : masyarakat umum
5. Teknologi : Mesin PRP (Platelet Rich Plasma)
6. Time : 24 jam per hari dalam 1 bulan.
7. Information : poster, SPO, waktu pelayanan dan jam buka

laboratorium

B. Supply Maximum dalam 1 bulan


a. Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan = 30 hari
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 30 menit per pasien
b. Pasien yang dapat dilayani dalam 1 bulan
= jumlah waktu pelayanan x jumlah hari x jumlah petugas laboratorium
waktu pelayanan untuk 1 pasien
= 1.440 x 30 x 4 = 5.760 pasien / bulan
30

Jadi jumlah pasien maximum yang dapat dilayani di Penunjang Medis

Laboratorium adalah 4.750 pasien / bulan.

20
Target Penunjang Medis Laboratorium RS Wijaya Kusuma pada tahun 2014

adalah 4.750 pasien / bulan. Hal ini masih jauh dibawah supply maximum yang

seharusnya (5.760 pasien / bulan). Sehingga pada tahun yang akan datang target

harus ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Target Ruang rawat inap RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun 2014

masih dibawah supply maximum yang seharusnya. Sehingga pada tahun yang

akan datang target harus ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

21
2. Target pasien rawat jalan RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun 2014

masih dibawah supply maximum yang seharusnya. Sehingga pada tahun yang

akan datang target harus ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Target pasien poli Spesialis Anak RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun

2014 melebihi supply maximum yang seharusnya. Sehingga pada tahun depan

diharapkan ada penambahan dokter Spesialis Anak atau penambahan jam

pelayanan untuk mengantisipasi hal tersebut.


4. Target poli gigi RS Wijaya Kusuma Lumajang pada tahun 2014 masih

dibawah supply maximum yang seharusnya. Sehingga pada tahun yang akan

datang target harus ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.


5. Target Penunjang Medis Laboratorium RS Wijaya Kusuma Lumajang pada

tahun 2014 masih jauh dibawah supply maximum yang seharusnya. Sehingga

pada tahun yang akan datang target harus ditingkatkan agar mendapatkan hasil

yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Culyer, Anthony J. 2005. The Dictionary of Health Economics. Massachusetts :

Edward Elgar Publishing Ltd.

Samuelson, Paul A, Nordhaus, William D. 1998. Economics. 16th Ed. Beijing :

The McGraw-Hill

22
Schiller, Bardley R. 2008. The Micro Economy Today. 11th Ed. Boston : the

McGraw-Hill

Irwin Slater, Alan Earl. 1999. Dictionary of Health Economics. Oxon : Radcliffe

Medical Press Ltd.

Whinston, Andreu Mas-Collel Michael, Green, Jerry R. 1995. Microeconomy

Today. New York: Oxford University Press

Wonderling, David, Gruen, Reinhold, Black, Nick. 2005. Introduction to Health

Economics. New York : McGraw-Hill

23

Anda mungkin juga menyukai