a. Pengertian
perubahan yang kostan dari usaha kognitif dan tingkah laku untuk
menata tuntunan eksternal dan internal yang dinilai sebagai hal yang
Kemampuan koping dari individu tergantung dari tempermen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang
budaya atau norma dimana
dia dibesarkan.
Coping)
lain.
keinginan objek.
Coping)
tugas, yaitu :
tambahan.
2) Mekanisme Ego
dimaknai sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu
tantangan atau
pertahanan ego.
perilaku dari sisa kesadaran atau identitas orang tersebut. Identifikasi: proses dimana orang orang
mencoba untuk
yang mengganggu.
dapat diterima.
perkembangan awal.
memperkuatnya.
yang dihambat.
pertahanan primitif.
1) Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan
koping antara pria dan wanita hampir sama, tetapi wanita lebih
2) Tingkat pendidikan
lebih tua menggunakan emotional focus coping .hal ini di sebabkan pada orang yang lebih tua memiliki
anggapan bahwa
Adaptif Maladaptif
g) Menerima dukungan
2) Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
secara efektif
b) Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektifPerasaan lemas, takut, marah, iritable, tegang,
gangguan
a. Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas, misalnya main musik,
bekerja keras, menonton televise
b. Akltifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut dalam aktifitas social,
keagamaan
c. Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya olah raga yang kompetitif,
pencapaian akademik / belajar giat.
d. Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang
berarti dalam kehidupan individu, misalnya penyalahgunaan obat.
a. Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut klien penting, tanpa
memperhatikan kondisi dirinya.
b. Identitas negatif yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak wajar akan diterima
masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Macam-macam
mekanisme pertahanan ego antara lain :
— Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan
keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Misal : seseorang tidak pandai matematika, berusaha menonjolkan keahliannya di bidang seni.
— Penyangkalan (denial)
Misal : seseorang yang baru putus dengan pacarnya berusaha menghindari pembicaraan mengenai
pacar.
— Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau lebih
sedikit mengancam dirinya.
Misal : seseorang yang bertengkar dengan temannya, dirumah justru marah-marah terhadap adiknya.
— Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.
Misal : seseorang yang marah-marah dan mengamuk ternyata tidak bisa menjelaskan kembali apa yang
terjadi (karena ia lupa sama sekali)
— Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan
mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
Misal : seseorang mengidolakan Giring Nidji, maka dia akan berusaha menirunya.
— Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.
— Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas
seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Seseorang berusaha mentaati semua norma dan peraturan yang ada di masyarakat sehingga ego tidak
lagi terganggu oleh ancaman dari luar.
Misal : kekecewaan atas kematian orang yg dicintai dialihkan dg cara menyalahkan diri sendiri.
— Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau
berjangka lama.
Misal : seseorang punya masalah, tapi tidak mau memikirkan masalah tersebut.
— Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan
emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
Misal : seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik menuduh bahwa temannya itu
berusaha merayunya.
— Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk
menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
Misal : seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya justru menyalahkan cara
mengajar gurunya.
— Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya
ia rasakan atau ingin lakukan.
Misal : seseorang yang menyukai teman suaminya akan memperlakukan teman suaminya dengan kasar.
— Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang
lebih dini.
Misal : seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi seperti anak kecil kembali.
— Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk; kegagalan
untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri.
Misal : seseorang memandang kelompok A buruk, dan kelompok B baik, selamanya menganggap seperti
itu, padahal tidak selamanya yang buruk tetap buruk dan sebaliknya.
— Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang
mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
Misal : penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat.
— Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog
represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;
kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.
— Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku atau
komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitif.
Misal : seorang ibu yang menyesal telah memukul anaknya beralih memperlakukan anaknya penuh kasih
sayang.
— Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau
bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.
Misal : suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan.
(Keliat, 2004).
pengalaman tertentu.
egonya.
h. Rasionalisasi yaitu memberikan alasan atau penjelasan
lain.
tindakan sebelumnya.
l. Sublimasi yaitu perubahan bentuk ekspresi dorongan
perkembangan sebelumnya.
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang di tujukan untuk penatalaksanaan stress, termasuk upaya
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang di gunakan untuk melindungi diri
(Gail. W. Stuart, 2006)
Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan oleh individu dalam menyelesaiakan masalah,
menyesuaikan diri terhadap perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu ini
dapat berupa kognitif , perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang bertujuan untuk
menyelesaikan stress yang dihadapi. Kemampuan koping diperlukan manusia untuk mampu bertahan
hidup di lingkungannya yang selalu berubah dengan cepat. Koping merupakan pemecahan masalah
dimana seseorang menggunakannya untuk mengelola kondisi stress. Dengan adanya penyebab stress /
stressor maka orang akan sadar dan tidak sadar untuk bereaksi untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam keperawatan konsep koping sangat perlu karena semua pasien mengalami stress, sehingga sangat
perlu kemampuan untuk mengatasinya dan kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stress yang
merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kesejahteraan manusia ( Keliat, 2007)
Mekanisme koping merupakan perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap
peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan seseorang untuk membantu melindungi
terhadap perasaan yang tidak berdaya dan ansietas, kadang mekanisme pertahanan diri menyimpang
dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang seseorang dalam menghadapi stressor. (Patricia &
Anne Griffin, 2005)
Mekanisme pertahanan ego adalah reaksi individu untuk memperlunak kegagalan, menghilangkan
kecemasan, mengurangi perasaan yang menyakitkan karena pengalaman yang tidak enak dan juga untuk
mempertahankan perasaan layak serta harga diri. (W.F.Maramis. 2005)
Koping itu sendiri dimaknai sebagai sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi
yang dinilai sebagai suatu tantangan atau luka atau kehilangan atau ancaman. Jadi koping lebih
mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan – tuntutan yang penuh dengan tekanan
atau yang membangkitkan emosi. Atau dengan kat lain koping adalah bagaimana reaksi orang ketika
mengahadapi stress atau tekanan.(siswanto, 2007)
Koping adalah semua aktivitas kognitif dan motorik yang di lakukan ole orang sakit untuk
mempertahankan integritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi tubuh yang rusak dan membatasi
kerusakan yang tidak bisa di pulihkan.( Z.J.Lpowski. 2011).
2. Penyangkalan: Melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tak menyenangkan, dengan menolak
menghadapi hal itu, sering dengan melarikan diri seperti menjadi sakit atau kesibukan dengan hal-hal
lain.
3. Rasionalisasi: Berusaha membuktikan bahwa perilakunya itu masuk akal dan dapat dibenarkan
sehingga dapat di setujui oleh diri sendiri dan masyarakat.
4. Identifikasi: Menambah rasa harga diri, dengan menyamakan dirinya dengan orang atau institusi
yang mempunyai nama
5. Introyeksi: Menyatukan nilai dan norma luar dengan sturktur egonya sehingga individu tidak
tergantung pada belas kasihan, hal-hal itu yang dirasakn sebagai ancaman luar.
6. Represi: Mencegah pikiran yang menyakitkan atau berbahaya masuk ke alam sadar.
7. Regresi : Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah, dengan respon yang kurang matang
dan biasanya dengan aspirasi yang kurang.
8. Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik.
9. Penyusunan reaksi: Mencegah keinginan yang berbahaya, bila di ekspresikan dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan.
10. Sublimasi: Mencari pemuasan atau menghilangkan keinginan sexual dalam kegiatan non sexual
11. Kompensasi: Menutupi kelemahan, dengan menonjolkan sifat yang dinginkan atau pemuasan secara
berlebihan dalam suatu bidang karena mengalami frustasi dalam bidang lain.
12. Salah pindah: Melepaskan perasaan yang terkekang, biasanya permusuhan, pada obyek yang tidak
begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi itu.
13. Pelepasan: Menebus dan dengan demikian meniadakan keinginan atau tindakan yang tak bermoral.
14. Penyekatan emosional: Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk
melindungi diri sendiri dari kesakitan.
15. Isolasi: memutuskan pelepasan afektif karena keadaan yang menyakitkan atau memisahkan sikap-
sikap yang bertentangan, dengan tembok-tembok yang tahan logika.
16. Simpatisme: berusaha memperoleh simpati dari orang lain dan demikian menyokong rasa harga diri,
meskipu gagal.
17. Pemeranan: Menurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh keinginan yang terlarang, dengan
membiarkan ekspresinya. (W.F.Maramis, 2005)
Pada dasarnya mekanisme pertahanan diri terjadi tanpa disadari dan bersifat membohongi diri sendiri
terhadap realita yang ada, baik realita yang ada diluar (fakta atau kebenaran) maupun realita yang ada di
dalam ( dorongan atau impuls atau nafsu). Mekanisme pertahanan bersifat menyaring realita yang ada
sehingga individu bersangkutan tidak bisa memahami hakekat dari keseluruhan realita yang ada. Ini
membuat sebagian besar ahli menyatakan koping jenis mekanisme pertahanan diri merupakan yang
tidak sehat kecuali sublimasi.
Mekanisme pertahanan tidak dapat disadari, akan dapat disadari melalui refleksi diri yang terus
menerus. Dengan cara begitu individu bisa mengetahui jenis meekanisme pertahanan diri yang biasa
dilakukan dan kemudian menggantikannya dengan koping yang lebih konstruktif.