4
ISSN 2354-614X
Mursid
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan ekspansi kuantitatif sekolah dasar ternyata masih
mengandung banyak masalah pelik yang memerlukan pemecahan secara
mendasar dan secepat mungkin, misalnya masalah rendahnya hasil belajar
IPA, seperti yang dinyatakan oleh Djauzak Ahmad (1993:5) bahwa: “dalam
110
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
111
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
112
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
113
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
114
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
115
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
116
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata- rata 85%
siswa telah tuntas secara individu.
117
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
118
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
119
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
dengan daya serap klasikal 57,09 % dan tuntas klasikal 61,29 %. Itu
artinya proses pembelajaran dengan menerapkan metode kerja kelompok
sudah mengalami peningkatan dari sebelumnya meskipun belum mencapai
ketuntasan maksimal.
f. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dan
hasil tes tindakan Siklus I dan hasil lembar kerja siswa , maka dilakukan
evaluasi Siklus I, digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan
lebih efektif untuk memperoleh hasil prestasi belajar yang lebih baik pada
siklus berikutnya. Adapun kekurangan yang didapatkan pada Siklus I
berdasarkan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Guru harus lebih terampil dalam mengelola pembelajaran dengan
memperhatikan alokasi waktu dan tahap-tahap kegiatan pembelajaran
2. Motivasi siswa untuk aktif di dalam pembelajaran masih kurang,
karena sebagian besar siswa masih bingung dengan aturan dalam kerja
kelompok
3. Sebagian siswa belum memahami sepenuhnya tentang konsep yang
dipelajari.
4. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam pemecahan suatu masalah,
karena sebagian siswa kurang memahami aturan dalam kerja
kelompok.
5. Guru kurang memberi waktu yang cukup pada siswa untuk bertanya
6. Siswa mampu menjawab tugas dalam kerja kelompok hanya
berdasarkan pada buku bukan hasil analisis sendiri
7. Siswa belum mampu menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan
tujuan pelajaran
8. Dari hasil analisis Siklus I diperoleh persentase ketuntasan klasikal
61,29% dan daya serap klasikal adalah 57,09%.
3. Hasil Tindakan Siklus II
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
120
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
121
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
122
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
b. Pembahasan
Penerapan kerja kelompok dalam proses belajar mengajar
merupakan cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 4
Parigi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan mulai tanggal 1
Nopember 2012 sampai tanggal 23 Nopember 2012. Berdasarkan hasil
observasi siswa dan guru dan hasil analisis tes formatif pada Siklus I dan II
terjadi peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan kerja kelompok cukup efektif diterapkan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan daya nalar siswa karena
pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi aktif berdiskusi, lebih
berani mengajukan pertanyaan baik dari pertanyaan guru maupun
pertanyaan dari temannya, sehingga hasil tes formatifnya meningkat. Hal
ini dapat dibuktikan melalui perolehan tingkat hasil belajar siswa yang
sudah mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa Siklus I diperoleh
persentase nilai rata-rata (NR): 60 % ini menunjukkan bahwa aktivitas
siswa pada pertemuan I dalam kategori kurang. Pada Pertemuan II
diperoleh persentase 68,57%, Ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa
dalam kategori cukup karena hanya mengalami sedikit peningkatan dari
pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan proses pembelajaran
sudah didominasi oleh siswa. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa
dalam belajar masih kurang, di mana sebagian siswa belum memahami
model pembelajaran kerja kelompok sehingga para siswa masih bingung
dengan tugas yang akan dikerjakan, meskipun model pembelajaran ini
bukan hal baru bagi mereka. Sebagian siswa belum berani untuk
mengajukan pertanyaan dan belum terlalu memahami dalam membuat
kesimpulan berdasarkan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran.
Pada Siklus II Pertemuan I diperoleh presentase nilai rata-rata
aktivitas siswa 88,57% dalam kategori baik dan Pertemuan II presentase
nilai rata-rata 97,14% dalam kategori sangat baik. Pada pembelajaran
Siklus II aktivitas siswa meningkat. Hal ini disebabkan karena siswa sudah
123
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
lebih termotivasi. Siswa sudah aktif dalam proses diskusi dan kerja
kelompok Proses pembelajaran dapat dilihat dari cara menjawab
pertanyaan dari guru,temannya, serta pertanyaan-pertanyaan dalam LKS
sudah mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi peningkatan aktivitas guru pada siklus
I Pertemuan I diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) sebesar 70% dan
pertemuan 2 adalah 82%. Ini menunjukkan aktivitas guru dalam
pembelajaran menunjukkan setiap pertemuan mengalami peningkatan.
Pada Siklus II pertemuan I diperoleh presentase nilai rata-rata aktivitas
guru 90% dengan kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh presentase rata-
rata 98% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan setiap
pertemuan terjadi kenaikan aktivitas guru. Aktivitas guru pada Siklus I dan
Siklus II menunjukkan kenaikan yang signifikan. Karena guru terus
berusaha untuk meningkatkan motivasi dan bimbingan siswa dengan
berbagai perlakuan agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain
itu juga, guru memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami, sehingga siswa dapat
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Peningkatan
aktivitas guru dapat menyebabkan siswa yang sebelumnya tidak aktif
menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pada hasil analisis tes formatif pra tindakan diperoleh persentase
daya serap klasikal 45,66 % dan tuntas klasikal diperoleh 30 %. Pada
siklus I diperoleh presentase daya serap klasikal sebesar 57,09%, dan
presentase ketuntasan belajar klasikal 61,29% dimana siswa yang tuntas
19 orang dan yang belum tuntas 10 orang dari 31 siswa namun ada 2 orang
siswa yang tidak hadir. Pada Siklus II diperoleh presentase daya serap
klasikal mencapai 90,64%, dan presentase ketuntasan belajar klasikal
93,54% dengan siswa yang tuntas 30 dari 31 siswa. Terlihat jelas ada 1
orang siswa yang tidak hadir presentase daya serap klasikal Siklus I ke
Siklus II mengalami peningkatan. Pada Siklus I motivasi siswa masih
kurang sehingga pemahaman siswa terhadap materi masih belum
124
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
125
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
126