Anda di halaman 1dari 23

BAB III

ASUHAN GAWAT DARURAT OBSTETRI dengan ATONIA UTERI

A. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : 21 -04-2017 Jam : 07.30 WIB
1. Biodata
Nama pasien : Ny :N” Nama Suami : Tn “A
Umur : 41 th Umur : 45 th
Pendidikan : SMP Pendidkan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasata
Alamat : Dumpul Pakis
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan baru saja melahirkan 30 menit yang lalu ari ari ( placenta )
lahir lengkap keluar darah terus menerus.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak punya penyakit menular ( Dm, Hipertensi),
menahun ( TBC, jantung ), menular (TBC), dan tidak punya riwayat
kembar
4. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, menahun
ataupun menular
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun
ataupun menahun dan tidak ada riwayat kembar
6. Riwayat haid
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 7 hari
- Lama haid : 28 hari (teratur)
- Banyaknya : 2-3 softex / hari
- Disminorhea : hari 1-2 haid
- HPHT : 20 Februari 2017
- TP : 27 November 2017
7. Riwayat perkawinan
Nikah :1x
Lama nikah : 21 tahun
Umur nikah : 20 tahun
8. Riwayat obstretik ( kehamilan, persalinan, nifas yang lalu)
Suami Keluhan Persalinan Anak
Nifas KB
ke Hamil UK Penyulit Jenis Tmp Penolong BBL Penyulit Sex Umur H/M
1 I 38- - ♀ PKM Bidan 3150 Retplas N ♀ 14 th H Depo
1 II 39 ♀ PKM Bidan 4050 Bayi - ♀ 0 bln
besar

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulanan selama 7 tahun
10. Riwayat kehamilan sekarang
a. Usia kehamilan 39-40 minggu
b. ANC 8x periksa ke PKM
c. Mual-mual umur kehamilan 8-10 minggu
d. Imunisasi TT 2x
e. Ibu mendapatkan obat berwarna merah (Fe) diminum 1x1 tablet
sebelum tidur malam, Kalk, dan vitamin C
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Selama hamil : Makan 3x sehari porsi sedang terdiri dari
nasi, lauk-pauk, sayuran, kadang ditambah buah dan susu.
Di PKM : Makan 1x sehari porsi sedang tidak habis
dan ½ gelas the manis
b. Pola eliminasi
Selama hamil : BAK 5-6x / hari warna kuning jernih
BAB 1x sehari
c. Pola aktivitas
Selama hamil : Tidur malam ± 8 jam , jarang tidur siang
Di PKM : Ibu belum tidur sama sekali karena
kesakitan menahan kontraksi
d. Pola personal hygiene
Selama hamil : Mandi 2x sehari, gosok gigi2x sehari, ganti
celana dalam 2x sehari, cuci rambut 3x seminggu
Di PKM : Ibu belum mandi, gosok gigi
e. Riwayat Psikososial, budaya dan spiritual
1. Psikologi
Ibu mengalami kecemasan dan khawatir akan keadaan
dirinya
2. Social
Hubungan antara ibu dan suami dan anggota keluarganya
sangat baik
3. Budaya
Ibu mengatakan pernah minum jamu-jamuan tapi jarang,
seperti beras kencur,dan kunir asem
4. Spiritual
Ibu melaksanakansholat 5 waktu
12. Pemeriksaan fisik
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam
Mata : Skera tidak ikterus, conjungtiva pucat
Muka : Pucat berkeringat
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga : Tidak ada secret, simetris, tidak adagangguan
pendengaran
Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries
gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroiddan bendungan
vena jugularis
Dada : Simetris, putting susu menonjol, pengeluran
colostrums (-), retraksi dinding dada (-)
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, perut tampak
membesar, linea nigra, kontraksi uterus lembek , TFU setinggi
pusat.
Genetalia : Perdarahan pervaginam > 550 Cc, tali pusat jelujur
Sebagian, lochea berbau amis .
Ekstremitas : oedema , varices.
13. Pemeriksaan penunjang
Hb : 8 gr.
A. Analisa Data

No. Data Fokus Masalah Etiologi

Data subyektif

 Pasien
mengatakan
keluar darah terus
menerus pasca
persalinan

Data obyektif perdarahan aktif


1 Resiko syok hipovolemik
pasca persalinan
 Wajah tampak
lemas
 Hb 8 gr
 Akral dingin
 Td : 90/60 mmHg
 S : 35,6 ˚ C
 N : 100 x/ menit
 RR : 26x/ menit

Data Subjektif: Kekurangan volume Perdarahan


cairan berlebih
2  Pasien mengatakan pervaginam
keluar darah terus
menerus.
Data Objektif:

 Wajah tampak pucat.


 Konjungtiva tampak
pucat.
 Perdarahan ±550cc.
 Uterus teraba lembek.
 Hb 8 gr%

Data Subjektif: Resiko infeksi Perdarahan


berlebih
 Pasien mengatakan pervaginam
perdarahan terus
keluar dan terasa

3 panas dan gatal

Data Objektif:

 Lochea berbau amis

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan aktif pasca persalinan,
berkurangnya jumlah cairan intravaskuler.
2. Kekurangan volume cairan b.d. perdarahan berlebih pervaginam.
3. Resiko infeksi b.d. Perdarahan berlebih pervagina
4.
C. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan
No. Diagnosa Intervensi Rasional
kriteria hasil

1. untuk mengetahui apakah ttv

1. Monitor keadaan dan keadaan umum pasien baik


umum, dan TTV
2. Monitor tanda- 2. Untuk mengetahui secara dini
tanda awal syok.
tidak terjadi syok 3. Monitor tanda
inadekuat Bila terjadi syok hipovolemik
oksigenasi
1. Resiko dengan KH :
jaringan. 3. untuk mengetahui apakah O2
syok 4. Monitor nilai
input dan output
hipovolemik 1. Ttv normal Yang masuk ke jaringan cukup
(balance cairan).
b/d 2. Tidak ada 5. Monitor adanya
tanda-tanda 4. untuk mengetahui input dan
perdarahan tanda – tanda syok hipoksia.
1
aktif pasca 3. Tidak ada 6. Pantau nilai
laborat : Hb. Ht, Output balance cairan
persalinan, tanda – tanda AGD, elektrolit.
berkurangnya hipoksia 7. Pertahankan 5. untuk mengetahui adannya
kepatenan jalan
jumlah cairan 4. Hb. Ht, napas.
Tanda – tanda hipoksia
intravaskuler. AGD, elektrolit 8. Batasi aktivitas /
anjurkan untuk
dalam batas bedrest. 6. untuk mengetahui hb, ht AGD
normal 9. Berikan cairan
parenteral :
5. Jalan nafas dan elektrolit pasien
infuse.
baik 10. Kolaborasi
pemberian obat 7. agar tidak terjadia hipoksia
sesuai advis.
8. untuk mengurangi syok

hipovolemik
9. untuk mencegah terjadinnya

Komplikasi

2 Kekurangan Mencegah 1. Amankan klien. 1. Mencegah terjadinya injuri.


volume disfungsional
2. Lakukan 2. Untuk menentukan intervensi
cairan b.d. bleeding dengan
pemeriksaan AVPU
perdarahan kriteria hasil:
(Alert, Verbal, Pain, selanjutnya.
berlebih
pervagina 1. Tidak terjadi Unrespon).
penurunan
3. Lakukan cek
kesadaran. 3. Mendeteksi adanya syok
sirkulasi (kontrol
2. Tanda-tanda
perdarahan)
vital dalam karena perdarahan.
batas normal:

1) Nadi 60-
80x/menit 4. Tinjau ulang 4. Membantu dalam membuat
catatan kehamilan
2) Pernafasan dan rencana perawatan yang tepat
18-24x/ menit persalinan/kelahiran, untuk mencegah dan membatasi
perhatikan faktor-
3) Tekanan faktor penyebab terjadinya komplikasi.

darah 110/70 – atau pemberat pada


140/90 mmHg. situasi hemoragi

5. Perkiraan kehilangan darah,


4) Suhu 36,5- 5. Kaji dan catat

37,5oC jumlah, tipe dan sisi


arteial versus vena, dan
perdarahan; timbang
dan hitung
adanya bekuan-bekuan membantu
pembalut, simpan
bekuan dan jaringan membuat diagnosa banding
untuk dievaluasi
oleh perawat. dan menentukan kebutuhan

penggantian.

6. Kaji lokasi uterus 6. Derajat kontraktilitas uterus


dan derajat
kontraksilitas uterus. membantu dalam diagnosa
Dengan perlahan
banding. Peningkatan
masase penonjolan
uterus dengan satu
kontraktilitas miometrium dapat
tangan sambil
menempatkan
menurunkan kehilangan darah.
tangan kedua diatas
simpisis pubis. Penempatan satu tangan

diatas simphisis pubis mencegah


selama masase.

3 Resiko Infeksi tidak 1. Catat perubahan 1. Perubahan tanda vital (suhu )


infeksi b.d. terjadi dengan tanda vital.
merupakan indikasi terjadinya
Perdarahan kriteria hasil:
berlebih
infeksi.
pervagina. 1. Infeksi tidak
2. Catat adanya
terjadi. tanda lemas,
kedinginan,
Rubor (-)
anoreksia, kontraksi 2. Tanda-tanda tersebut merupakan
uterus yang lembek, shock yang tidak terdeteksi.
Dolor (-)
dan nyeri panggul.

Fungsiolesa (-)
3. Monitor involusi
uterus dan
Merah (-)
pengeluaran lochea. 3. Infeksi uterus menghambat
Demam (-)
involusi dan terjadi pengeluaran

1. Tanda-tanda
4. Perhatikan lokea yang berkepanjangan.
vital dalam
kemungkinan
batas normal:
infeksi di tempat
1) Nadi 60- lain, misalnya
4. Infeksi di tempat lain dapat
80x/menit infeksi saluran
nafas, mastitis dan memperburuk keadaan.
2) Pernafasan saluran kencing.
18-24x/ menit

3) Tekanan
darah 110/70 – 5. Berikan
140/90 mmHg. perawatan 5. pembalut yang terlalu basah
perineal,dan
4) Suhu 36,5- pertahankan agar menyebabkan kulit
37,5oC pembalut dapat menjadi media untuk
jangan sampai
terlalu basah. pertumbuhan
resiko infeksi.
D. Implementasi

No Waktu/tgl Tindakan Diagnosa Respon

27 feb
2017

1. 09.00 1. melakukan ttv pada 1 ,2,3 Ds : pasien mengatakan bersedia untuk di


pasien
lakukan TTV

Do : TD : 90 mmHg S : 36 N : 100 X/ menit

RR : 26 x/ menit
2. 21.30 2. Mengamankan
1, 2 Ds : pasien mengatakan bersedia
klien

dibaringkan ditempat tidur.

Do : pasien kooperatif

3. Melakukan

3. 21. 35 pemeriksaan AVPU


Ds : pasien mengatakan bersedia untuk
(Alert, Verbal, Pain, 2.
Unrespon). Dilakukan pemeriksaan

Do : pasien kooperatif

4. monitor tanda-
4. 21.50 tanda syok 1,2 Ds : -
Melakukan cek
sirkulasi.Perhatikan Do :
hipotensi atau
takikardi,  Nadi 98x/mnt dan teraba lemah.

perlambatan  Akral dingin, suhu 36ºC

pengisian kapiler  Perdarahan ±550 cc, warna merah


atau sianosis dasar tua.
kuku, membran  Wajah pucat
mukosa dan bibir.

5. kolaborasi
5 21.55 1,2,3
pemberian obat sesuai Ds : -
advis
Do : obat sudah masuk

Ds : -
6. Melakukan
6 22.00 pemasan I.V line 2
Do :I.V line dipasang pada tangan kanan
jalur dan memberikan 1, 2
tranfusi darah Dan kiri sebanyak 2 kolf.

Ds : -
7 22.10 7. Melakukan
pemasangan kateter 1,2
Do : Kateter terpasang.
28 feb Ds : -
2017 8. Memberikan
8 perawatan 3 Do :Perineal dibersihkan dan dipasangkan
06.00 WIb. perineal,dan
pertahankan agar pembalut,

pembalut jangan
sampai terlalu
basah. Ds : -

9. Mengkaji lokasi
9 Do : Tidak ada kontraksi dan uterus teraba
uterus dan derajat
07.00 WIB 2
kontraksilitas
lembek, dan dilakukan masase selama
uterus. Dengan
perlahan masase 10 menit.
penonjolan uterus
dengan satu tangan
sambil
menempatkan
tangan kedua diatas
simpisis pubis.

09.00 WIB 9. Melakukan tirah 1,2 Ds : -


9
baring dengan kaki
ditinggikan 20-30
derajat dan tubuh Do : pasien tampak nyaman
horizontal.

Ds : -
10. 12.00 wib 1,2 ,3
Mengukur Tanda-
Do : Nadi 88x/mnt TD 100/70 mmHg
tanda vital

Suhu 36.5ºC RR 20 x/mnt

Ds : pasien mengatakan bersedia di bersih


11 14.00 3.
WIB 11. Memberikan
Kan perineal nnya dan di ganti
perawatan
perineal,dan Pembalut
pertahankan agar
pembalut jangan Do : pasien kooperatif
sampai terlalu basah.

16.00 WIb Ds : -
12 2
12. Mengkaji dan
men catat jumlah, tipe Do : pasien kooperatif
dan sisi perdarahan;
timbang dan hitung
pembalut, simpan .
bekuan dan jaringan
untuk dievaluasi oleh
perawat.
G. Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Evaluasi Ttd

1 Resiko syok S : Pasien mengatakn tidak Kelompok 3


hipovolemik b/d terjadi perdarahan terus
perdarahan aktif menerus
pasca persalinan,
berkurangnya jumlah O : pasien tampak lebih
cairan intravaskuler. segar nadi : 80 x/ menit s :
36,5 ˚C Td : 100 mmg RR :
20X/ m Hb : 11 gr Tanda
syok berkurang

Perdarahan dapat
terkontrol

2 Kekurangan volume S : Klien mengatakan Kelompok 3


cairan b.d. sudah terasa baikan
perdarahan berlebih
pervagina O:

 Ttv

Nadi 88x/mnt

TD 100/70 mmHg

Suhu 36.5ºC

RR 18x/mnt

Balance cairan dalam batas


normal

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi

3 Resiko infeksi b.d. S :- Kelompok 3


Perdarahan berlebih
pervagina. O : tidak ada tanda infeksi

Ttv, Nadi 88x/mnt

TD 100/70 mmHg

Suhu 36.5ºC

RR 20 x/mnt

Perineal bersih

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis membandingkan antara teori pada bab II dengan
studi kasus pada bab III tentang Asuhan Kegawatdaruratan Obstetri pada pasien
Perdarahan ( Atonia Uteri ) yang di laksanakan selama 2 hari 27 februari sampai
28 februari 2017 Pembahasan meliputi : berikut ini akan diuraikan pelaksanaan
Asuhan keperawatan pada pasien Ny “N” dengan Asuhan Kegawatdaruratan
Obstetri pada pasien Perdarahan ( Atonia Uteri ) sesuai tiap fase dalam proses
keperawatan yang meliputi : pengkajian diagnosa keperawatan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi serta dilengkapi pembahasan dokumentasi keperawatan.

A. Diagnosa keperawatan yang muncul


1. Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan aktif pasca persalinan,
berkurangnya jumlah cairan intravaskuler .
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana
terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada
kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang
tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat
Diagnosa tersebut kami teggakan pada kasus atonia uteri karena
berdasarkan data subyektif Pasien mengatakan keluar darah terus
menerus pasca persalinan Data obyektif Wajah tampak lemas
Hb 8 gr, akral dingin.
2. Kekurangan volume cairan b.d. perdarahan berlebih pervaginam.
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang individu
yang tidak menjalani puasa mengalami atau berisiko mengalami
dehidrasi vaskuler, interstiasial, atau inttravaskuler ( Carpenito,
2007). Diagnosa tersebut kami teggakan pada kasus atonia uteri
karena berdasarkan data subyektif Pasien mengatakan keluar
darah terus menerus Data Objektif: Wajah tampak pucat.,
Konjungtiva tampak pucat, Perdarahan ±550cc, Uterus teraba
lembek, Hb 8 gr%
3. Resiko infeksi b.d. Perdarahan berlebih pervaginam
Resiko infeksi adalah peningkatan resiko masukya organisme
Pathogen Diagnosa tersebut dapat ditegakan jika ada faktor-faktor
resiko yaitu ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia,perubahan peristaltik),
ketidak adekuatan imun buatan, malnutrisi, trauma, kerusakan
jaringan. Alasan diagnose tersebut di angkat karena ditemukan
faktor-faktor r esiko yang mendukung yaitu secara subyektif yaitu
pasien mengatakan vagina terasa panas dan gatal data objektif :
lochea berbau amis
Diagnose tersebut penulis prioritaskan sebagai diagnose ketiga
karena masalah tersebut belum terhadap terjadinya infeksi, masalah
ini dapat diminimalkan dengan perawatan per vagina dengan
membersihkan daerah vagina serta sering mengganti pembalut.

B. Diagnose keperawatan yang tidak mucul namun ada dalam tinjuan teori.

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnnya inkontinuitas jaringan


Nyeri akut adalah keadaan ketika individu mengalami dan melaporkan
adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak
menyenangkan selama enam bulan atau kurang. 39 Diagnosa tersebut
ditegakkan bila ada data mayor yang mendukung yaitu pengungkapan
tentang deskriptor nyeri, dan data minor yaitu ketidakaktifan fisik atau
imobilitas, perubahan pola tidur, dan perubahan kemampuan untuk
melanjutkan aktifitas sebelumnya Diagnosa tersebut tidak di temukan
Pada pengkajian penulis.
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan keadaan dan ancaman
kematian
Ansietas adalah rasa cemas yang berlebih yang di rasakan oleh pasien
karena suatu hal. Diagnosa tersebut terdapat keterbatasan kognitif,
interprestasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan
untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi (
Nanda Nic & Noc, 2007). Pada pengkajian penulis tidak menemukan
data-data pendukung seperti diatas sehingga diagnosa tersebut tidak
ditegakan

C. Implementasi

1. Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan aktif pasca persalinan,


berkurangnya jumlah cairan intravaskuler.
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah .
melakukan ttv pada pasien , Mengamankan klien, monitor tanda- tanda
syok Melakukan cek sirkulasi, memperhatikan hipotensi atau takikardi,
perlambatan pengisian kapiler atau sianosis dasar kuku, membran
mukosa dan bibir, kolaborasi pemberian obat sesuai advis, Melakukan
pemasan I.V line 2 jalur dan memberikan tranfusi darah , Melakukan
pemasangan kateter, Melakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan
20-30 derajat dan tubuh horizontal
2. Kekurangan volume cairan b.d. perdarahan berlebih pervaginam
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah
mengamankan klien melakukan pemeriksaan AVPU (Alert, Verbal,
Pain, Unrespon), melakukan cek sirkulasi (kontrol
perdarahan),meninjau ulang catatan kehamilan dan
persalinan/kelahiran, . Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan;
timbang dan hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk
dievaluasi oleh perawat.
3. Resiko infeksi b.d. Perdarahan berlebih pervaginam
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah
Mencatat perubahan tanda vital, mencatat adanya tanda lemas,
kedinginan, anoreksia, kontraksi uterus yang lembek, dan nyeri
panggul, Monitor involusi uterus dan pengeluaran lochea,memberikan
perawatan perineal,dan pertahankan agar pembalut
jangan sampai terlalu basah.

D. Evaluasi

1. Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan aktif pasca persalinan,


berkurangnya jumlah cairan intravaskuler
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah Ttv normal, Tidak ada
tanda – tanda syok, Tidak ada tanda – tanda hipoksia, Hb. Ht,
AGD, elektrolit dalam batas normal , Jalan nafas baik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien mengatakan tidak
terjadi perdarahan terus menerus, pasien tampak lebih segar nadi :
80 x/ menit s : 36,5 ˚C Td : 100 mmg RR : 20X/ m Hb : 11 gr
Tanda syok berkurang, Perdarahan dapat terkontrol maka untuk
diagnosa pertama teratasi tidak di perlukan untuk melanjutkan
intevensi.
2. Kekurangan volume cairan b.d. perdarahan berlebih pervaginam.
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah Tidak terjadi penurunan
kesadaran, Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mengatakan sudah
terasa baikan Ttv : Nadi 88x/mnt, TD 100/70 mmHg ,Suhu
36.5ºC, RR 18x/mnt, Balance cairan dalam batas normal
Kekurangan volume cairan teatasi sehingga tidak di pelukan untuk
melanjutkan intervensi
3. Resiko infeksi b.d. Perdarahan berlebih pervaginam
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalahmInfeksi tidak terjadi.
Rubor (-),
Dolor (-)Fungsiolesa (-)Merah (-)Demam (-) Tanda-tanda vital
dalam batas normal Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien
mengatakan sudah terasa baikan Ttv : tidak ada tanda infeksi
Nadi 88x/mnt, TD 100/70 mmHg, Suhu 36.5ºC, RR 20 x/mnt ,
Perineal bersih resiko infeksi teratasi sehingga tidak di pelukan
untuk melanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Mochtar, Rustam, Prof.dr. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi dan Obstetri
Patologi. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Norwitz, Errol. R. 2006. At a Glance : Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Alih


Bahasa Diba Arsiyanti E. P. Jakarta : Erlangga.

Nugroho, dr. Taufan. 2012. Obstetri dan Ginekologi : Untuk Kebidanan dan

Keperawatan. Jogjakarta : Nuha Medika.

Oxorn H dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Editor

Dr. Mohammad Hakimi, Ph.D. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika (YEM).


Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Editor Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro,
SpOG. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai